Bab 03: Operasi Haliintar

1.2K 21 0
                                    

Rencana "Operasi Halilintar" dibagi menjadi empat tahap. Tahap pertama, menyerang dan memilih anggota peserta serta membagi tugas. Tahap kedua, menyamar dan berganti rupa serta turun gunung secara berkelompok. Tahap ketiga, berkumpul dan menunggu perintah, siap tempur. Tahap keempat, barulah operasi total secara resmi.

Apa yang dimulai sekarang baru tahap pertama namun cara berlangsungnya sudah cukup mendebarkan hati orang.

Suasana dalam ruangan besar menjadi tegang, Lau-to-pacu sendiri berbangkit dan buka suara, "Banyak orang di dunia ini sudah lama seharusnya mati tapi tidak ada yang berani mengganggu gugat mereka. Banyak urusan yang sudah lama harus dikerjakan tapi tidak ada orang berani melakukannya. Maka sekarang tujuan kita adalah bertindak terhadap orang-orang itu dan menyelesaikan urusan itu."

Tiba-tiba Siau-hong merasakan pembawaan orang ini memang seorang pemimpin, bukan saja tenang dan dingin, rapi perencanaannya, bahkan seorang ahli pidato. Cukup beberapa patah kata saja sudah menjelaskan keseluruhan tujuan gerakan mereka ini.

"Gerakan kita serupa bunyi guntur dan sambaran kilat maka kita beri nama Operasi Halilintar."
Suasana dalam ruangan besar menjadi sunyi. Setiap orang sama menunggu pembicaraannya lebih lanjut.

Cukup lama Lau-to-pacu berhenti bicara, serupa kesunyian sesaat sebelum tibanya hujan badai, seperti juga agar setiap orang sudah ada persiapan mental untuk mendengarkan bunyi geledek yang menggetar langit dan memecah bumi itu.

"Untuk pertama kali, yang hendak kita hadapi adalah tujuh orang," Lau-to-pacu berhenti lagi sejenak, lalu menguraikan nama ketujuh orang ini. "Ciok Gan dari Bu-tong-pay, Thi-ko Hwesio dari Siau-lim-pay, Ong Cap-te dari Kay-pang, Cui-siang-hui di sungai Yangce, Ko Hing-kong dari Gan-tang-san, Koh-tojin dari Pah-san dan si mata elang dari Cap-ji-lian-goan-bu (gabungan 12 pelabuhan)."

Suasana ruangan yang sangat sunyi kini tambah hening serupa kuburan, sampai suara napas dan denyut jantung semua orang seakan berhenti juga.

Walaupun sebelumnya Siau-hong sudah tahu yang hendak dilakukan Lau-to-pacu adalah suatu pekerjaan besar, tidak urung ia terkejut juga ketika mendengar nama-nama yang disebutnya itu.

Selang agak lama barulah ada orang mulai mengusap keringat, ada yang minum arak, malahan ada satu-dua orang yang menyusup ke kolong meja dan tumpah.

Dengan suara terlebih tenang dan tegas Lau-to-pacu berucap pula, "Bilamana operasi kita ini sukses, selain pasti akan menggemparkan dunia dan disegani siapa pun, terhadap para peserta juga akan besar manfaatnya." Kembali dia berhenti, lalu menyambung lagi, "Sudah kuperhitungkan setiap bagian operasi ini secara mendetail. Seharusnya tidak perlu disangsikan lagi akan suksesnya, cuma, segala apapun sukar terhindar dari hal-hal yang tak terduga, maka gerakan kali ini tentu juga tak terhindar dari bahaya, sebab itulah aku pun tidak memaksa setiap orang harus ikut." Sorot matanya yang tajam menyapu pandang para hadirin dari balik capingnya itu, lalu serunya lagi dengan tegas, "Nah, siapa yang tidak mau ikut boleh silakan berdiri, pasti takkan kupaksa."

Suasana sunyi kembali, perlahan Lau-to-pacu berduduk dan menuang arak lagi.

Tanpa terasa Siau-hong juga pegang cawan araknya. Baru diketahui dirinya juga ikut tegang. Terbukti telapak tangan sendiri juga berkeringat dingin.

Sampai saat ini belum lagi ada seorang pun yang berdiri, tapi ada orang bertanya, "Yang tidak mau ikut apakah selanjutnya masih boleh tinggal di sini?"

"Boleh, terserah padamu ingin tinggal berapa lama di sini. Pasti tidak ada yang keberatan." jawab Lau-to-pacu tegas.

Penanya itu ragu sejenak pula, akhirnya dia berdiri dengan perlahan, segera tertampaklah perutnya yang buncit.

Tiba-tiba Siau-hong teringat siapa orang ini. 20 tahun yang lalu di dunia Kangouw ada empat tokoh ajaib, yang seorang maha gemuk, seorang maha kurus, seorang maha tinggi dan seorang lagi maha pendek.

Serial Pendekar Empat Alis (Gu Long)Where stories live. Discover now