Bab 10: Jatuhnya Sang Bandit

1.1K 17 0
                                    

Ajaib, orang yang berdiri di pintu itu tidak lain dan tidak bukan adalah Liok Siau-hong, bukan Liok si Tiga Telur, bukan pula Liok si Babi Kecil, tapi Liok Siau-hong. Bagaimana dia bisa tiba-tiba muncul di sini? Kim Kiu-leng hampir tidak mempercayai matanya sendiri, ini benar-benar tak masuk di akal.

Sedemikian terperanjatnya Kim Kiu-leng sehingga dia mengajukan sebuah pertanyaan yang benar-benar bodoh.

"Seharusnya kau sudah pergi sejauh 400 km dari tempat ini!"

"Seharusnya begitu!" Liok Siau-hong menjawab.

"Aku sudah menerima surat ini dari Lamhai!" Kim Kiu-leng menatap tabung bambu di tangannya.

"Aku tahu."

"Kau tahu?"

"Merpati itu memang dilatih olehmu, dan kaulah yang memberikannya pada Beng Wi. Cap dan kertas di mana surat itu tertulis pun semuanya asli. Tapi kali ini merpatinya bukan dilepaskan oleh Beng Wi!"

Kim Kiu-leng tidak mengerti.

"Apakah surat itu berbunyi: 'Liok telah lewat di sini, menuju ke arah barat'?"

"Bagaimana... bagaimana kau tahu?"

Liok Siau-hong tertawa.

"Tentu saja aku tahu, aku yang menuliskan surat itu!"

Kim Kiu-leng semakin terperanjat.

"Kau yang menulisnya? Kapan kau menulisnya?"

"Dua malam yang lalu." Liok Siau-hong tersenyum dan menjelaskan. "Dua malam yang lalu, aku pergi menemui Beng Wi untuk memintanya menuliskan sebuah surat untukmu, yang memberitahumu untuk bertemu denganku di markas lama Coa-ong. Setidaknya kau tentu tahu hal itu!"

Kim Kiu-leng mengangguk.

"Waktu dia menuliskan surat tersebut malam itu, aku melihat tulisan tangannya. Tulisan itu sama sekali tidak sukar untuk ditiru!"

Karena tulisan tangannya memang terlalu jelek, sebenarnya sukar untuk menirukan tulisan tangan yang bagus, tapi tulisan tangan yang buruk tentu lain ceritanya.

Wajah Kim Kiu-leng tampak membiru.

"Malam itu, aku memberikan burung merpati itu kepada salah seorang temanku di Lamhai dan memintanya untuk melepaskannya sore hari ini."

Ia tersenyum penuh kemenangan dan menerangkan. "Karena aku tahu bahwa setelah kau bertemu denganku, kau tentu akan mencari-cari alasan untuk membuatku pergi sehingga kau akan mendapatkan kesempatan untuk membunuh Kongsun-toanio."

"Kau tahu bahwa aku akan menyuruh Beng Wi untuk menunggu dan memberikan informasi padaku tentang keberadaanmu?" Kim Kiu-leng bertanya.

"Aku memang sempat pergi ke Lamhai dan Beng Wi adalah Kepala Ular di sana, apalagi kau merupakan orang yang selalu amat teliti dan berhati-hati. Jika aku tidak pergi, bagaimana mungkin kau memulai aksimu?"

"Tapi tempat ini...."

"Tempat ini memang cukup rahasia dan terpencil." Liok Siau-hong memotong. "Aku sendiri sukar untuk menemukannya."

"Jadi siapa yang membawamu ke sini?"

"Merpati itu."

Kim Kiu-leng tak sanggup bicara lagi.

"Di angkasa, tabung bambu itu akan mengeluarkan suara siulan. Sejak tengah hari, aku telah menunggu di atas atap rumah. Aku tahu kalau burung merpati itu tentu akan dapat menemukanmu. Untunglah, ilmu meringankan tubuhku tidak terlalu jelek."

Wajah Kim Kiu-leng berubah-ubah warna dari biru ke hijau. Ia melirik pada Kongsun-toanio, lalu pada Liok Siau-hong.

"Kalian berdua yang merencanakan ini?"

Serial Pendekar Empat Alis (Gu Long)Where stories live. Discover now