Ijbar [Terbit]

Sedikit tentang IJBAR

Assalamu'alaikum semuanya, jadi di sini elkyeee bakal bahas jawaban dari pertanyaan salah satu pembaca ijbar. Sebelumnya elkyeee mohon ijin bagi yang tadi tanya untuk memperlihatkan pertanyaannya di sini ya.

Memang jika kalian searching di google jawabannya berbeda dengan isi dari makna yang elkyeee bahas di chapter- chapter di atas. Bukan mau menggurui atau apa tapi di sini kita diskusi aja ya, siapa atau yang salah dengan jawaban elkyeee langsung di kritik aja.

******
Jadi secara etimologis kata Ijbar berasal dari "ajbara" yang artinya "memaksakan dan mewajibkan melakukan sesuatu."

Sedangkan secara terminologis Ijbar merupakan suatu hal yang di bolehkan bagi ayah dan kakek (si mempelai) untuk menikahkan anak perempuannya yang masih gadis tanpa ijinnya.

Hak ijbar menurut imam Syafi'i, merupakan hak untuk memaksa menikahkan seseorang sebagai bentuk perlindungan dan tanggung jawab seorang ayah terhadap anaknya.

Walau sebenarnya masih terjadi khilaf, imam Syafii mengklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

1). Bagi anak kecil yang belum dewasa, ayahnya dapat menikahkannya tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu.

2). Bagi anak gadis yang sudah dewasa, yaitu berusia 15 tahun (sudah mengeluarkan darah haid), ayahnya dapat menikahkan tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu, meskipun ada anjuran untuk bermusyawarah, anjuran tersebut sifatnya Amrun ikhtiyarin la fardhin (hanya sebuah pilihan bukan paksaan). 

3). Janda, adapun perkawinan seorang janda harus ada izin secara tegas dari yang bersangkutan.

Selain dari Imam Syafi'i, imam abu Mansur almaturidi juga ikut berpendapat yang mana pendapatnya lebih condong untuk di musyawarahkan dengan sang mempelai, dalam artian jangan ada paksaan.

Walau terjadi pro kontra antara satu pendapat dengan pendapat lain, karena sebagian menganggap hak ijbar wali dalam pandangan imam Syafi'i tidak mencerminkan sebuah keadilan gender, karena merampas kebebasan hak bagi anak perempuan, untuk memilih pasangan hidup sesuai dengan apa yang di kehendakinya.

Tetapi dalam dalam Islam, laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam memilih, meski hak-hak tersebut di atur dalam batasan tertentu sesuai kodratnya masing-masing.

Ada beberapa riwayat juga yang menjelaskan tentang perempuan di bolehkan memilih antara meneruskan pernikahan atau membatalkannya jika di nikahkan oleh orang tuanya dengan cara Ijbar . Di riwayatkan;

عَنْ ابْنِ عَبَّاس أن جارية بكرا أنت النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَت أن أباها زوجها وهي
كارهة فخيّرها النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم

Dari Ibnu Abas, ia berkata: "Sesungguhnya seorang gadis telah mengadukan halnya kepada Rasulullah s.a.w bahwa ia telah dinikahkan oleh ayahnya dan di tidak menyukainya. Maka Nabi memberi kesempatan itu untuk memilih (antara meneruskan ata membatalkan pernikahan itu)" (HR. Ahmad, Abi Daud, Ibnu Majah dan Daruqutni)

*******

Untuk referensi di ambil dari kitab Al umm juga beberapa hasil penelitian mahasiswa UIN, jadi kalau kalian searching di google terus itu isinya beda elkyeee sendiri juga kurang tau Benar tidaknya hal tersebut. Jadi intinya seperti itu, elkyeee membuat cerita ini juga bukan tanpa sebab.

Karena elkyeee dulu sangat menyukai novel, yang mana beberapa dari mereka membahas kisah-kisah nikah tanpa sepengetahuan perempuan, tapi tidak menyertakan penjelasan. Nah dari situ elkyeee penasaran akhirnya tanya ke salah satu ustad yang lumayan akrab.

Dan di jelaskanlah apa itu ijbar, syaratnya apa. Jadi yang ingin elkyeee sampaikan ke kalian, kalo dari kalian ada yang ingin jadi penulis atau malah udah jadi penulis, pastiin sebelum nulis riset dulu ya. Kenapa hal tersebut bisa terjadi dan akibatnya apa.

Jika masih ada yang mau di tanyakan, komentar aja, elkyeee bakalan baca kok. Makasih juga buat yang tanya karena dari pertanyaan kamu elkyeee bisa memperluas wawasan lagi.