chapter 25

12.4K 651 11
                                    

HAPPY READING YEOROBUN 💞
----------

"Assalamu'alaikum" salam Aza begitu memasuki kamar. Khanza dan Ganeth tampak asik membahas tentang ide cerita untuk Novel. Lala dan Zayin sedang duduk di pojokan, ghibah. "Mau kue gak Lo pada" ucap Aza menaruh kue tersebut di keranjang jajan yang kosong.

Ganeth dan Lala langsung berlari mengambil kue, di susul Khanza dan Zayin. Duduk di samping Aza yang tengah kipasan dengan selembar buku tulis, entah punya siapa.

"Lo yang bikin Za?"

"Ho'oh kalo gak enak nikmatin aja, jarang-jarang gue buat kue" ucap Aza sambil bersandar di badan kasur.

"Yee, dasar. Tapi lumayan lah, kalo gue yang buat pasti rasanya lebih pekat lagi."

"Maksudnya?" sahut Zayin.

"Bakalan gosong" ujar Ganeth menyengir lebar.

"Mingkem, kering tuh gigi Lo" cemooh Aza pada Ganeth yang masih menyengir.

"Uang gue cukup kok, kalo cuma buat beli Pepsodent."

"Hi-ilih."

Aza pindah tiduran di lantai kamar, kelelahan. Mengeluarkan pulpen juga uang pemberian Gus Altha. "Gue abis beli pulpen baru, namain Sono" ucap Aza melemparkan pulpen pada Ganeth.

"Terserah gue kan?"

"Hmm" ucap Aza memejamkan matanya, memikirkan terkaitnya sifat Gus Altha kepada-nya. Yang semakin hari semakin jelas kedekatan mereka.

"Apakah mungkin kalo gue diem-diem di nikahin sama Gus Altha. Tapi ga mungkin deh, kan harus ada walinya sedangkan orang tua gue udah koit. Atau kita malah ada hubungan darah? Gak mungkin juga kan gua di titipin ke sini tanpa kedekatan itu?" Batin Aza menerka-nerka sampai ia terlelap dalam tidurnya.

"Gue mau ngerjain Aza ah" ucap Ganeth pelan, ia mengambil spidol kecil dan juga kertas untuk menamai pulpen Aza.

 *****

"Ah rame banget, asem" Aza menggerutu pelan melihat kamar mandi begitu penuh, bahkan setiap bilik ada yang mengantre.

"Gue tesse yah" ucap Aza pada seorang santri baru. Lima menit berlalu, namun belum juga ada yang keluar dari bilik kamar mandi. Aza yang sudah tidak tahan akhirnya bertindak.

Dor dor dor

"CEPETAN WOY, NGANTRI INI"

"-------" tak ada jawaban dari dalam, Aza semakin terpancing.

"INI BUKAN KAMAR MANDI LO, BANYAK YANG NGANTRI EGE"

"--------" tetap saja tidak ada jawaban, kini Aza pun menjadi pusat perhatian.

Brakkk

Dengan tidak sabar Aza mendobrak pintu kamar mandi, memperlihatkan seseorang yang tengah BAB.

Brakkk
"Anjir, gue gibeng Lo Za!!!" tak disangka ternyata Ganeth yang tengah di dalam kamar mandi.

"Hahahaha" Aza tertawa keras. "Cepet!! Gue dobrak lagi nih" ancam Aza kembali menggedor-gedor pintu kamar mandi. Mereka memperhatikan Aza dengan serius, sampai tidak sadar bahwa bilik nomer 2 terbuka.

Aza yang melihat itupun langsung berlari masuk. "Pinjem gasanganya" ucap Aza begitu masuk.

"Mbak itu punya saya!" Ujar salah seorang santri.

"Pinjem, salah siapa Lo bengong."

Aza keluar, bersamaan juga dengan Ganeth. "Makasih" ucap Aza sambil menepuk bahu santri tadi.

Ijbar [Terbit]Where stories live. Discover now