Chapter 63

10.8K 490 23
                                    

HAPPY READING YEOROBUN 💞
-----------

Ian pergi ke koprasi untuk menemui Ana, ia ingin melihat perempuan itu setelah beberapa hari terus-terusan menghindarinya. Pukul 21:45 koprasi tampak sangat ramai, ia pun memanggil asal orang dan meminta tolong untuk memanggilkan Ana.

Beberapa saat seseorang menghampirinya. "Ustad nyariin Ana?" Tanya santri itu, Ian mengenalinya karena salah satu teman dekat Ana.

"Iya, angel mana?" Tanya Ian, ia sudah cukup lelah dengan drama kucing-kucingan selama beberapa hari ini.

Ella tampak kaget mendengar pertanyaan itu, bukannya Ana tadi bilang akan pergi dengan Ian. "Loh bukannya Ana pergi sama ustad?"

Ian menatap Ella bingung, meminta penjelasan.

"Jadi tadi sore tuh Ana bilang mau pergi, terus saya di suruh gantiin TPQ sementara. Dia juga bilang perginya bareng ustad." Jelas Ella pelan, agar santri lain tak mendengarnya.

"Udah gede masih aja buat ulah tuh anak." Gumam Ian kesal, kemudian kembali menatap Ella. "Yaudah makasih yah udah mau ke sini, kalo bisa jangan bilang siapa-siapa dulu kalo Angel pergi." Setelah mengucapkan itu Ian keluar dari koprasi dan menelepon bundanya di rumah.

"Halo assalamu'alaikum Bun."

"Wa'alaikum salam mas, ada apa?"

Ian terdiam, bingung harus menanyakan apa. Ia takut jika langsung bertanya tentang Ana, namun anak itu tidak ada di rumah hal itu hanya akan membuat bundanya ikut khawatir. "Ian mau pulang Bun." Ucap Ian hati-hati.

"Mau pulang kapan mas? Kalau bisa Ana di ajak yah bunda udah kangen kalian." Ucap bunda terdengar senang.

"Iya Bun besok Ian pulang ajak Angel juga." Ujar Ian pelan, bingung. Harusnya jika Ana kabur ke rumah ia sudah sampai dari 2/3 jam yang lalu.

"Kalian mau di masakin apa? Eh mas tadi bunda juga baru main ke rumah Ana. Intinya nanti kalau ana pulang langsung bawah ke rumah kita aja, takutnya malah bikin masalah kalau pulang ke rumah." Ujar bunda Mawar. Memang sejak nenek ana meninggal rumah itu di tempati salah satu kakak dari ibunya Ana, yang sangat membenci Ana.

"Ibu ke rumah nenek Angel kapan?" Tanya Ian kembali memastikan, mumpung ibunya yang membahas sendiri.

"Baru tadi, sebelum mas Ian nelpon. Niatnya mau ngasih gulai ayam buat Queen, eh malah di ajak ribut ibunya."  Jelas bunda Mawar sedikit emosi, Queen adalah sepupu Ana yang dulunya tinggal di Prancis, namun setelah nenek ana meninggal keluarnya pindah dan menempati rumah itu.

"Okeh Bun besok Ian pulang, semoga aja Angel mau ikut." Ucap Ian ragu, apakah ia bisa menemukan Ana atau tidak.

Dengan sedikit bergegas Ian pergi untuk mengambil kunci mobilnya, samar-samar ia mendengar obrolan santri di kedai kopi. Yang membahas Ana dan Ganeth. Ia pun mendekat untuk bertanya sesuatu. "Eh maaf mbak, tadi kalian lagi ngomongin siapa?"

"Ouh itu ustad, Ganeth sama Yanah." Jelas salah satu penjaga kedai kopi.

"Ouh emang mereka berdua kenapa?" Tanya Ian semakin penasaran.

Nampak kedua penjaga kedai kopi saling tatap, bingung hendak menjelaskan atau tidak. Hingga salah satu dari mereka membuka mulut. "Tadi sore Ganeth boyong dari pondok ustad, trus kita liat mereka pelukan. Eh sekarang Ana juga ikut gak keliatan." Jelas santri tersebut.

"Ganeth?" Pikir Ian, apakah mungkin ana ikut Ganeth pulang makanya tidak ada di rumah. "Okeh makasih mba informasinya."

Di pikiran Ian saat ini hanya satu, menelepon Ganeth dan menyusul gadis itu. Serta membawa Ana kembali pulang bersamanya.

Ijbar [Terbit]Where stories live. Discover now