chapter 58

9.9K 588 76
                                    


HAPPY READING YEOROBUN 💞
-----------

Aza berjalan dengan santai ke kamar Ganeth, ia ingin tau apa yang sahabatnya lakukan di saat sendirian seperti ini. Tanpa ia dan Lala. Di sepanjang jalan tak sedikit yang menyapanya bahkan sampai membungkuk hormat, namun beberapa juga masih tampak kesal padanya.

Sampai di komplek Aza mengurungkan niatnya untuk ke kamar saat melihat Mbak Naila yang tengah duduk di depan kamar tengah (ndalem) sambil membaca novel. Mereka memang mempunyai hobi yang sama bahkan dulu sering membeli novel bareng.

Aza menghampirinya dengan langkah Lambat, sejak kejadian beberapa bulan yang lalu ia dan Mbak Naila memang saling menjaga jarak. Namun rasanya ia ingin segera mengakhiri itu sekarang. "Mbak baca novel apa?" Tanya Aza basa-basi, mendudukkan diri.

Naila menoleh sekilas dan menunjukan cover novel yang ia baca.

"Tes-e dong Mbak, atau kalau nggak Aza ikutan deh" ucap Aza memohon, awalnya ia memang hanya basa-basi tapi begitu melihat novel yang di baca Mbak Naila adalah karya penulis favoritnya ia jadi ingin membaca.

"Besok selesai yah, nanti malem Mbak kasih" balas Mbak Naila kalem.

Aza tersenyum lebar mendengarkan jawaban Mbak Naila. Walaupun terdengar seperti enggan menjawab tapi setidaknya Mbak Naila sudah mau berbicara dengannya. "Mbak udah maafin Aza kan?"

"Emang kamu ada salah sama Mbak?" Tanya Naila heran, mengangkat sebelah alisnya. Seharusnya ia yang meminta maaf pada Aza bukan malah gadis itu yang meminta maaf padanya.

Aza mengangguk cepat. "Maaf Aza gak cerita semua dari awal sama mbak."

Naila menggeleng tegas, meletakan novelnya di lantai. "Yang salah itu Mbak, karena dengan tidak sopannya marah pada garwone Gus Robert." (Istrinya)

"Jadi baikan nih?"

"Iya dong, maafin mbak yah."

"Iya Aza juga minta maaf" Aza sedikit membenarkan kerudungnya yang miring, tak lupa untuk tersenyum tipis. "Karena kita udah baikan nanti malem Mbak bantuin Aza bikin kue ulang tahun yah."

Raut muka Naila yang tadinya berseri-seri langsung berubah datar. "Dasar!"

"Ya mbak ya, biar cepet selesai juga" Aza mengandalkan wajah pupy eyes nya untuk membuat Mbak Naila luluh.

"Okelah siap Ning" balas Mbak Naila dengan sopan.

Aza menyengir senang, memeluk Mbak Naila sekilas. "yaudah Aza mau ke kamar Ganeth dulu ya Mbak."

Setelah mengucapkan itu Aza langsung berjalan menuju kamar paling pojok, masuk dengan santai. "Ganeth main yuk" seru Aza dengan nada anak kecil mengajak bermain.

"Ayok" balas Ganeth.

"Lagi ngapain kamu?" Aza merebahkan tubuhnya di kasur. Menatap langit-langit kamarnya yang terdapat beberapa sarang laba-laba.

"Gak ngapa-ngapain, lagi merenungkan nasib aja" Ganeth menjawab dengan asal. Ia mengambil Silverqueen dari rak tempat makanan dan memberikannya pada Aza. "Noh makan."

Aza menerimanya dengan senang hati, merubah posisinya menjadi duduk dan membuka coklat itu. "Dari mana?"

"Gak tau tiba-tiba ada yang ngasih" Ganeth membuka satu bungkus coklat untuk dirinya. Tadi pagi saat ia baru selesai mandi tiba-tiba ada yang memberinya tiga coklat Silverqueen berukuran besar.

"Wah diam-diam ternyata ada juga yang ngefans sama kamu."

Ganeth mengangkat bahunya acuh, ia tidak ada niatan untuk menjalin hubungan kakak-adik di pondok. Tapi kalau sekedar memberinya makanan ia akan senang hati menerima. "Lala balik ke sini kapan?"

Ijbar [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang