Chapter 53

9.4K 705 73
                                    

HAPPY READING YEOROBUN 💞
-----------

Rumor menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut, dengan di bumbu-bumbui pemikiran orang-orang itu sendiri. Dari Aza yang satu mobil dengan Altha, Aza yang keluar dari kamar Altha, juga foto yang kemaren di tempel di Mading saat Altha mencium Aza. Kini semua itu menggemparkan isi pondok pesantren dari kalangan santri baru hingga para pengurus.

Sedangkan yang menjadi bahan perbincangan tengah bersantai-santai di dalam mobil.

Ganeth dan Lala begitu panik mendengar rumor tersebut, mereka bingung bagaimana cara menangkalnya. Bahkan Zayin dan Khanza pun ikut kepo dan terus-menerus bertanya pada mereka.

"Kagak tau malu banget si Aza sampe kayak gitu"

"Dan katanya Mbak Naila sama Mbak Meisya tadi mereka berangkat semobil, padahal kan bukan muhrim"

"Kok Gus Altha bisa kayak gitu yah, tapi dengar-dengar juga Gus Altha dulunya nakal banget tau"

"Sampe sering banget ngancem mau bunuh mereka yang ngusik dia"

"Dih astagfirullah banget sih mereka berdua"

Ganeth menghela nafas berat bingung hendak menegur atau tidak karena ia juga tidak tahu kebenarannya kan. Biarlah ia menunggu Aza untuk klarifikasi sendiri.

"La gimana nih? Sumpah gedek banget aku sama mereka" celetuk Ganeth.

"Kita tunggu Aza aja bentar lagi dia juga pulang sekolah."

"Tap-"

"Ini masalah Aza dan kita gak berhak ikut campur, terkecuali Aza udah minta atau kasih izin kita buat bantu."

******

Aza menatap Altha dengan tidak percaya, senakal itukah suaminya dulu. Pikiranya juga kini terbelah menjadi dua antara Mbak Naila dan Ganeth, bagaimana cara Aza untuk berbicara jujur kepada keduanya. Ia takut mereka berdua akan memusuhinya.

"Mikirin apa?"

Aza menggeleng pelan sambil menunduk. "Aza takut Mbak Naila sama Ganeth jauhin Aza Gus."

"Kenapa mikirnya gitu?" Altha membalikan tubuhnya agar menghadap Aza.

"Gus gak bakal hukum atau usir kang Lutfi kan?" Tanya Aza dengan khawatir, takut Ganeth sedih dan patah hati. Ganeth sudah sangat nyaman dengan kang Lutfi, ia juga sangat tau bagaimana antusiasnya Ganeth jika sudah membahas kang Lutfi.

Altha mengalihkan pandangannya ke kaca, meremas rambutnya frustasi. Ia sangat kesal dengan Lutfi yang berani meneror bahkan mempunyai niat mencelakai Aza, tapi sadar bahwa ia yang memulai dulu. Dan bisa-bisanya ia melupakan kejadian itu, memang sangat pantas untuk Lutfi marah kepadanya.

"Gus." Panggil Aza.

"Ha? Gak kok" jawab Altha dengan senyuman manis. "Ayok masuk ke ndalem dulu buat ketemu Abah sama Umi."

Mereka masuk ke ndalem lewat samping garasi. Aza berjalan dengan santai tanpa merespon tatapan para Mbak-mbak ndalem dari arah dapur. "Sumpah pengin gue colok tuh mata!!" Geram Aza dengan tatapan sinis.

"Assalamu'alaikum Abah" Aza menyalimi Abah, lalu duduk di samping Alvin yang tengah menonton tv.

"Wa'alaikum salam, baru pulang sekolah Za?" Tanya Abah Ibrahim dengan tersenyum lembut.

Aza mengangguk, baru saja ia membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Abah tapi malas kalah cepat dengan Alvin.

"Abah gak liat dia masih pake baju seragam" sela Alvin cepat.

Ijbar [Terbit]Where stories live. Discover now