chapter 23

11.9K 653 15
                                    

HAPPY READING YEOROBUN 💞
-----------

Aza dengan malas menutup buku yang sedang di bacanya. Meletakan kepalanya pada lipatan tangan. Keadaan perpustakaan yang cukup tenang membuat Aza terlelap dalam lautan alam bawah sadarnya. Sedangkan di sisi lain, Rio tengah mencari-cari Aza.

"Aza mana yin?" Tanya Rio pada Zayin, sedari tadi ia mencari Aza namun belum juga ketemu.

"Muka Lo kenapa?" Bukanya menjawab Zayin malah menanyakan muka Rio yang lebam.

Rio berdecak malas. "CK, Aza di mana?" tanya Rio cepat.

"Perpustakaan" ujar Zayin malas.

Mendengar itu Rio langsung menuju ke perpustakaan sekolah. Letaknya di bagian pojok bangunan, tempat yang jarang di kunjungi. Di tengah perjalanan Rio bertemu Gamble.

"Mo kemana Yo" tanya Gamble mengikuti Rio.

"Perpus, mo ikut?"

"Ayok lah gass."

Sampai di perpustakaan, sepi. Hanya ada ibu penjaga. Rio dan Gamble menuju rak paling belakang, tempat Aza tengah tertidur pulas.

Rio duduk di samping Aza. Memainkan ponselnya, menunggu Aza bangun. Sedangkan Gamble mengambil buku yang terletak di samping Aza.

"Njir, ngapain dah tuh anak baca ginian" ucap Gamble terkekeh pelan, melihat judul buku tersebut.

"Buku apa?"

"Coba liat, niat amat tuh bocah" ucap Gamble menunjuk buku yang tadi di samping Aza.

Rio terkejut, hampir saja tertawa ngakak jika saja penjaga perpustakaan tak menegur mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rio terkejut, hampir saja tertawa ngakak jika saja penjaga perpustakaan tak menegur mereka. "Mungkin dia pengin menjalani hidup sebagai orang miskin."

"Eughh" Aza menetralkan matanya, menatap sekeliling. "Lho Gembel? Ngapain Lo di sini" ucap Aza heran.

Gamble yang sudah biasa di panggil Gembel oleh Aza hanya mendengus. "Noh" tunjuknya pada Rio yang sedang membaca buku orang miskin.

Aza menoleh kesamping, mendapati Rio yang sedang membaca buku. Shitt itu buku yang di ambilnya tadi. Aza segera menarik buku itu dari hadapan Rio. Namun ia malah di sajikan wajah penuh lebam Rio.

"Yo, muka Lo kenapa?!" tanya Aza, hampir saja tanganya refleks menyentuh muka Rio.

Laki-laki itu hanya mengangkat bahu. Seraya tersenyum lebar, seakan tak terjadi apa-apa. "Biasalah cowok" ucapnya santai.

"Kenapa mbel" tanya Aza pada Gamble.

Dari belakang Aza Rio menatap Gamble tajam. Memberi isyarat untuk tidak mengatakan apa-apa pada Aza. Melihat itu, Gamble acuh.

"Kemaren Rio bolos, terus di marahin deh sama bokap-nya" ucap Gamble memberi tahu Aza apa yang sebenarnya terjadi.

Aza melotot kaget, berbalik menatap Rio. Menghela nafas kasar, kemudian berbicara pelan. "Kenapa Lo tetep bolos hari itu, padahal Lo tau apa yang bakal terjadi seandainya Lo ngelanggar peraturan yang di buat ayah." Ucap Aza tak enak hati. Ia merasa menjadi beban untuk Rio, padahal mereka hanya sebatas teman.

Ijbar [Terbit]Where stories live. Discover now