Chapter 4

15K 862 21
                                    

HAPPY READING YEOROBUN 💞
---------

Waktu berjalan begitu cepat, lebih tepatnya sudah 1 Minggu berlalu. Penerimaan santri baru di buka besok hari, dan liburan sekolah Aza sudah selesai jadi besok petualangan Aza di kelas XII akan di mulai.

"Za besok malem kita ronda yak" tanya Lala pada Aza. Yap ronda merupakan kegiatan yang di lakukan beberapa bulan sekali, tergantung urutan kamar mereka.

Di lakukan bersama-sama oleh 1 kamar, tugasnya hanya memotong/mengupas sayur yang akan di masak besok pagi. Dan juga berjaga apabila ada yang kabur.

"Ntah, iya kayaknya" jawab Aza asal, ia masih berkutat pada novel-novelnya.

"Za gue pen beli novel, pinjem hp Lo dong," pinta Ganeth pada Aza.

Membaca Novel memang di perbolehkan oleh pihak pondok, untuk menghibur para santri di tengah padatnya kegiatan.

"Besok aja pas ronda, kalo sekarang takut ada yang tiba-tiba masuk," pasalnya saat ini mereka baru pulang diniah.

Allohu Akbar, allohu Akbar-

"Tuh udah adzan yuk berangkat jama'ah," ajak Zayin pada mereka yang masih bermalas-malasan di kasur, belum ganti baju pula.

"Ntar kak tunggu kentet" celetuk Khanza santai.

"Huh dasar santri kentet!"

"Bodo amat."

Selepas sholat Ashar mereka akan ngaji klasikal sore, Ulya di aula putra, wustho kelas 3 di mushola, kelas 2 di komplek atas, kelas 1 di ndalem sepuh, dan awaliyah di bangunan paling atas atau Aula putri.

"Ah, seneng banget rasanya loncat kelas. Selalu ada yang buat cuci mata" tutur Ganeth girang.

"Dasar jamett" sindir Khanza.

******

"Bang, bang Al" teriak dua bocah kembar sambil menggedor-gedor pintu kamar Altha.

Ceklek

"Loh, udah di sini?" tanya Altha pada kedua adik kembarnya.

"Iya dong." Jawab mereka kompak. "Main yuk bang," ujar Alfa pada Altha.

"Iya bang Alfi juga mau main sama Abang," sahut Alfi sang adik.

"Abang mau ngajar klasikal dulu, gimana dong?" Ucap Altha dengan raut wajah sesalnya pada sang adik.

"Kita ikut ya bang."

"Ya udah Ayuk" ajak Altha yang memang sudah siap sedari tadi. Simple saja, hanya mengenakan sarung hitam corak abu di padukan dengan kemeja kotak-kotak warna abu tua.

Selepas ngaji klasikal Aza di panggil mba Naila ke ndalem. Katanya sang kakek mau menelepon.

"Assalamu'alaikum, mba Naila" panggil Aza pada mba Naila yang sibuk bercengkrama dengan mba Meysa.

"Wa'alaikum salam, tadi pesan umi kamu di suruh langsung masuk saja."

"Okeh."

Aza pun masuk ke dapur dan melewati ruang makan, nah di tengah perbatasan antara ruang makan dan ruang keluarga Aza berjalan sambil membungkukkan badan, sebagai sebuah penghormatan.

"Assalamu'alaikum umi."

"Wa'alaikum salam. Langsung ke depan aja Za, pinjem hpnya Altha. Si kembar juga di depan" sanjang umi.

"Ouh enggih umi" Aza langsung ke depan, untung saja ia sudah terbiasa dengan adanya Gus Altha. Sesampai di teras terlihat Gus Altha sedang merekam si kembar bermain.

Ijbar [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang