Chapter 49

9.9K 549 23
                                    

HAPPY READING YEOROBUN 💞
-----------

Arvelin duduk termenung di kasur. Ia masih tidak menyangka jika Aza sudah menikah terlebih dengan Gus Robert, laki-laki idaman para santriwati.

"Wah-wah-wah, ternyata itu toh alasan Aza di pindahin ke sini" gumam Arvelin pelan. Ia baru terpikirkan oleh sikap-sikap Gus Robert yang terlihat perhatian pada Aza. "Mantap sih si Aza."

"Kenapa?" Celetuk Meisya ketika mendengar penuturan Arvelin.

"Hah?" Arvelin baru sadar kalo Mbak Meisya ada di sampingnya. "Gus Robert udah punya calon belum sih Mbak?" Tanya Arvelin memastikan, walau ia yakin para pengurus bahkan Mbak ndalem sekalipun belum ada yang tahu pernikahan Gus Robert dan Aza.

Meisya menggeleng. "Gak tau sih, tapi kayaknya udah punya calon deh."

"Ouh gitu," balas Arvelin, ia hanya bertanya. Tidak ada niatan sama sekali untuk membeberkan atau membocorkan hubungan Aza, terlebih mau bagaimanapun Aza adalah sepupunya.

******

Rasanya Aza sudah seperti penyusup saja jika masuk ke ndalem, apalagi untuk menemui suaminya sendiri. Seperti saat ini, ia tengah memperhatikan sekitar di depan pintu kamar. Memastikan agar tidak ada yang melihatnya.

Dor

"Hayooo lagi ngapain?"

Aza menoleh begitu mendengar suara di belakangnya, terdengar sangat familiar bahkan sudah muak mendengarnya. "Berisik vin," ucap Aza dengan wajah datar, langsung masuk ke kamar meninggalkan Alvin sendiri.

"Dih punya kakak ipar kagak ada akhlak banget," lirih Alvin, masuk ke kamarnya yang merada di samping kamar Altha.
"Awas aja kalo gue denger suara aneh-aneh" gumam Alvin lagi.

Aza langsung membaringkan tubuh di kasur empuknya, berguling-guling. Saat ini waktu Ashar dan ia malas untuk mengaji jadi ia kabur ke ndalem, yang pastinya tidak akan ada yang tau bahwa ia di sini.

"Lho kok di sini" celetuk Altha begitu memasuki kamar dan melihat Aza yang tengah berguling-guling.

"Aza cape Gus, boleh enggak ngaji yah" ucap Aza dengan muka yang sengaja di imut-imutkan.

Altha menggeleng tegas, melepaskan baju yang ia pakai dan menggantungnya. Meninggalkan kaos pendek dan sarung. "Harus ngaji dong selagi masih punya waktu."

"Gus ayolah," bujuk Aza dengan mengeluarkan puppy eyes nya, berharap agar Altha mengijinkan.

Altha tetap menggeleng, berjalan ke arah kasur dan ikut berbaring di samping Aza. "Ngaji ya cantik" ucapnya dengan mengecup ujung hidung Aza.

Tubuh Aza menegang beberapa detik sebelum akhirnya kembali seperti biasa, padahal ini bukan pertama kalinya tapi Aza selalu saja di buat baper. Ia menatap wajah Altha yang juga sedang menatapnya, terbesit ide jail di otaknya.

Cup

Kini giliran tubuh Altha yang di buat menegang oleh Aza, gadis itu mengecup rahangnya sekilas namun efeknya luar biasa baginya.

Senyum Aza mengembang begitu melihat pipi Altha memerah, iya juga merasakan tubuh laki-laki itu menegang walau beberapa detik.

"Akhirnya," gumam Aza dengan sedikit tawa mengingat ekspresi suaminya tadi, sangat lucu.

Altha merasa tertantang.

Cup

Altha balik menyerang Aza di bagian bibir gadis itu. "Saya gak akan kalah kalo soal ginian" ucap Altha dengan mengedipkan sebelah matanya, tersenyum tipis.

Ijbar [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang