Edward melangkahkan kakinya untuk memasuki pesta illegal yang diadakan di yacht yang saat ini sedang bertengger di laut Spiaggia di Cavoli, sebuah laut yang berada di provinsi Livorno, Italia. Waktu perjalanan dari Madrid ke Livorno relative singkat, hanya membutuhkan 21 menit saja.
Untung saja hari ini jalanan kota Madrid lumayan lenggang, sehingga Edward tak perlu repot – repot mengeluarkan helicopter pribadinya. Awalnya, Edward memang berniat untuk memakai helicopter, namun saat dirinya ingat bahwa dirinya tak memiliki landasan di Livorno, maka Edward pun mengurungkan niatnya itu
Sepertinya, Edward memang harus membangun landasan baru di Livorno, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi
"Tiket" ucap bodyguard yang berjaga di depan pintu yacht itu
Edward menghentikan langkahnya dan menyodorkan dua tiket VVIP beserta kartu tanda pengenalnya kepada bodyguard itu. Well... Edward termasuk sering mengikuti pesta seperti in, hingga akhirnya ia paham betul dengan peraturan pesta illegal seperti ini.
Sebenarnya, Edward tidak terlalu suka mengikuti pesta illegal seperti ini, karena selalu saja ada wanita yang setiap saat berdempet dengan dirinya. Tapi untunglah Edward membawa Lauren, sehingga Lauren dapat menghalau wanita – wanita itu.
Namun kini... ia tidak membawa Lauren, melainkan Claudia.
Apa wanita ini dapat bertindak seperti Lauren? Edward sangat mengharapkan hal itu.
"Bagaimana dengannya?" tanya bodyguard itu sembari menatap Claudia yang berada tepat dibelakang Edward
"Berikan kartu tanda pengenalmu" ucap Edward pada Claudia
Dengan rasa takut yang luar biasa, Claudia menyodorkan kartu tanda pengenalnya kepada bodyguard itu. Ini adalah pertama kalinya Claudia mengikuti pesta illegal seperti ini, ia sangat takut dan bersemangat di saat yang bersamaan. Ia takut karena dirinya tak mengenal siapapun disini dan ia bersemangat karena kesempatannya untuk bertemu dengan pengusaha – pengusaha besar semakin terbuka dengan lebar
"Baik... silahkan masuk" ucap bodyguard itu setelah selesai memeriksa kartu tanda pengenal milik Claudia
Edward kemudian berjalan di depan Claudia setelah bodyguard bertubuh tambun itu menggeserkan badannya
Claudia menatap seluruh penjuru yacht itu dengan tatapan takjub. Selain ini pesta illegal pertamanya, pesta ini juga merupakan pesta yacht pertamanya. Meskipun Claudia berasal dari keluarga seorang pengusaha, namun Claudia tak pernah menghabiskan waktunya untuk menghadiri pesta – pesta mewah seperti ini karena wanita itu tidak suka keramaian. Wanita itu lebih suka membaca buku di dalam kamarnya daripada harus menghadiri pesta – pesta pengusaha kaya yang biasanya bertabur kemewahan berkedok kesombongan
"Edward..." cicit Claudia saat dirinya tidak bisa menggapai Edward lagi
Jika tau seperti ini, nampaknya, seharusnya tadi Claudia mengenakan flat shoes saja. Claudia tak tau setan apa yang merasukinya, sehingga wanita itu memutuskan untuk memakai high heels setinggi 4 cm. Entah keberanian darimana, Claudia memakai high heels itu, padahal dirinya sendiri tau, memakai high heels setinggi 2 cm saja, kakinya selalu keseleo
Mungkin... Claudia melakukan hal itu karena dirinya ingin membuat Edward terpukau dengan penampilannya. Sebisa mungkin, Claudia mengatur penampilannya agar serupa dengan Lauren. High heels tinggi, pakaian mewah yang lumayan terbuka dan segala macam perhiasan yang menghiasi dirinya
Karena Claudia merasa, dirinya bisa menggantikan posisi Lauren dalam hidup Edward
"Edward... tunggu..." ucap Claudia lagi ketika dirinya merasa bahwa Edward tidak mendengar ucapannya.
Claudia mempercepat langkahnya, namun nyatanya Dewi Fortuna belum berpihak kepadanya.
Krek!
Bunyi nyaring yang ditimbulkan oleh high heelsnya hampir saja membuat Claudia jatuh. Tiba – tiba, Claudia merasakan kakinya sangat sakit, sepertinya, kakinya keseleo lagi.
"Ada apa?" tanya Edward sambil menatap Claudia yang wajahnya sudah memucat
Mendengar Claudia memanggil namanya, Edward langsung menghentikan langkahnya dan berbalik. Shit! Bagaimana bisa ia lupa jika saat ini dirinya sedang tidak sendirian?
"Eumh.. tidak jadi..." cicit Claudia sembari menggigit bibir bawahnya. Ia takut, mulutnya akan mengeluarkan erangan sakit. Ia tak ingin Edward mengira dirinya sakit lalu kemudian pria itu memulangkannya dari pesta ini, padahal Claudia sangat ingin memperluas koneksinya di pesta ini
"Are you sure?" tanya Edward sembari mengangkat salah satu alisnya dengan bebas
Claudia tersenyum masam sembari menganggukkan kepalanya
Melihat reaksi Claudia itu, Edward menghela nafasnya dengan kasar. Kenapa semua wanita yang ada di hidupnya selalu saja seperti ini? Mereka selalu pura – pura kuat.
Edward berjalan mendekati Claudia.
Grep!
Edward merangkul pinggang Claudia dengan tangan kekarnya. Claudia sontak terkejut dan menatap Edward dengan tatapan anehnya, sungguh... Claudia tak menyangka jika Edward akan seberani ini.
Padahal Edward adalah seorang pria terkenal dalam dunia bisnis dan pria itu sudah menikah. Apa pria itu tidak takut dengan gossip miring yang akan timbul setelah pesta ini? Bagaimana jika istrinya mengetahui bahwa Edward sudah membawa Claudia ke pesta illegal ini dan Edward merangkul Claudia? Claudia tidak bisa membayangkan, berapa kali lagi tamparan yang akan diterimanya dari Lauren
"Edward... apa kita boleh seperti ini?" tanya Claudia gugup.
"Tentu saja boleh. Aku hanya merangkulmu, tidak ada yang salah dengan itu..." ucap Edward simple
Jantung Claudia langsung berdegub dengan kencang. Bolehkah ia merasa bahagia saat ini? Claudia tau... rasa bahagianya ini adalah sebuah rasa terlarang, karena ia hanya merasakan rasa bahagia ini saat bersama dengan pria yang sudah beristri itu... Tapi... apa Claudia tak berhak untuk mendapatkan rasa bahagia itu?
Urusan tentang Lauren yang mungkin akan menamparnya atau bahkan membunuhnya, Claudia tidak takut dengan hal itu lagi karena ia tau jika Edward akan berada di dekatnya.
"Tuan Dominguez!"
Seruan seorang pria menyentak Claudia dan Edward. Tubuh Claudia langsung menegang ketika melihat sosok pria yang saat ini tengah mendekati mereka. Pria itu termasuk tampan untuk golongan pria berusia 50 tahun. Rambutnya yang sudah memutih tidak menghalangi aura playboy dari pria itu
"Senang bertemu denganmu disini, tuan Dominguez!" ucap pria tua itu sembari tersenyum lebar dan menjulurkan tangannya ke arah Edward
"Senang juga bertemu denganmu disini, tuan Blanco" ucap Edward tak kalah ramah sebari menerima juluran tangan Edward
Pria tua itu, tuan Blanco, tersenyum penuh arti. Namun, senyumannya itu tidak ditujukan pada Edward, melainkan pada wanita yang berada di samping Edward, ya... Claudia.
"Nampaknya anda sudah mulai berani ya membawa wanita simpanan anda ke acara seperti ini" ucap tuan Blanco yang diselingi dengan sebuah tawa
Claudia bergidik ngeri mendengar ucapan dan tawa tuan Blanco itu. Dengan naluri alamiahnya, Claudia semakin mendekatkan tubuhnya kepada tubuh Edward. Edward yang peka akan tindakan Claudia itu langsung paham dengan situasi yang sedang terjadi
"Ya... seperti itulah" jawab Edward cepat sembari mengendikkan bahunya
"Pasti anda menawarnya dengan harga yang mahal ya? Oleh karena itu ia menolak tawaranku" ucap tuan Blanco dengan gamblang
Edward menaikkan salah satu alisnya. Menawar? Menawar Claudia?
Edward menatap Claudia untuk seperkian detik. Ia dapat melihat raut wajah malu, kesal dan sedih di dalam wajah wanita itu. Apa Claudia dulu berniat untuk menjual dirinya dengan pria tua kaya ini?
"Tidak. Aku tidak menawarnya"
"Benarkah? Beruntung sekali anda, tuan Dominguez" ucap tuan Blanco sembali terkekeh kecil
"Jika kau muda dan tampan, kau bisa mendapatkan apa saja" ucap Edward santai sembari menarik tubuh Claudia dengan posesif
Edward bisa melihat raut wajah malu dari tuan Blanco
"Ah... lalu bagaimana dengan nyonya Dominguez?"
"Apanya yang bagaimana?" tanya Edward dengan nada tidak suka. Entah kenapa, saat dirinya mengingat Lauren, ia merasa sedikit bersalah. Tapi, apa lagi yang harus dilakukan oleh Edward? Istrinya itu kini tengah bermain dengan bawahannya, maka Edward juga harus melakukan hal yang sama
"Nyonya Dominguez juga datang ke tempat ini. Karena nyonya Dominguez ada, makanya saya mencoba menyari keberadaan anda" terang tuan Blanco
Edward mengernyit tipis ketika mendengar ucapan tuan Blanco. Secara otomatis, mata coklat milik Edward langsung berputar di seluruh penjuru yacht itu.
Deg.
Jantung Edward berdebar dengan cepat ketika ia melihat istrinya saat ini tengah bersama dengan pria lain. Secara tak sadar, Edward langsung mengepalkan kedua tangannya. Ia marah.
Meskipun Edward bukanlah pria yang selalu memperhatikan Lauren setiap detik, tapi pria itu tetaplah suami Lauren. Edward tau betul jika Lauren tak pernah mau menghabiskan waktunya dengan pria yang baru saja dikenalnya. Istrinya itu adalah tipikal wanita yang dingin dan cuek kepada pria – pria yang mendekatinya
Fokus Edward langsung tertuju pada Lauren dan pria china yang ada didekatnya. Untung lah jarak mereka lumayan dekat, sehingga Edward dapat sedikit menguping pembicaraan mereka. Edward sangat berterimakasih pada penyelenggara pesta illegal ini, karena mereka tidak memasang banyak box speaker musik disini.
"Apa kau seorang jalang?"
Rasa marah di dalam hati Edward berkobar – kobar. Bagaimana bisa pria itu menanyakan hal seperti itu kepada istrinya?!?
Tanpa sadar, Edward meremas kuat pinggang Claudia untuk menyalurkan rasa marahnya.
"Aku bukan jalang tak ada jalang di dunia ini yang masih perawan"
Sial!
Apa maksud dari kalimat yang baru saja dikatakan oleh Lauren?!? Apa ia ingin menghabiskan malam bersama dengan pria china itu?!? Ini tak bisa dibiarkan!!!
"Sssshhh... Edward... sakit..." desisan Claudia menarik Edward dari rasa marahnya yang sudah meledak – ledak
Dengan rahangnya yang terkatup dengan rapat, pria itu melepaskan remasan tangannya pada pinggang Claudia.
"Saya permisi dulu" ucap Edward dengan wajahnya yang sudah meredam amarah
Melihat Edward yang hendak berjalan pergi, tangan Claudia langsung bergerak untuk menahan tangan pria itu.
"Aku ikut...!" ucap Claudia dengan nada takut yang terselip dalam kalimatnya itu
"Kau tak bisa. Lebih baik kau disini saja dan berbicara dengan tuan Blanco" ucap Edward dingin sembari melepaskan tangan Claudia yang menahan tangannya
"Tapi ak---
"Kita disini saja, nona Carmen. Mungkin... kita bisa berbicara mengenai bisnis.." potong tuan Blanco sambil tersenyum mesum pada Claudia
Claudia langsung melebarkan kedua matanya ketika melihat senyum menjijikan tuan Blanco itu
"Don't leave me alone..." ucap Claudia lirih sembari memberikan tatapan nelangsanya pada Edward
Edward mengeram marah.
Ia tau betul jika ia tidak boleh meninggalkan Claudia sendirian di pesta ini. Pesta ini adalah pesta illegal pertama Claudia, selain itu, Edward lah yang sudah membawa Claudia ke tempat ini, dia harus bertanggung jawab 100% kepada wanita itu. Namun, jika Edward tetap bersama dengan Claudia. Mungkin saja akan terjadi kejadian yang tidak diinginkannya pada Lauren.
Lauren adalah istrinya, jiwa, raga, tubuh dan cinta wanita itu hanya boleh dicurahkan sepenuhnya untuk Edward. Edward tidak akan membiarkan miliknya itu dirusak oleh pria lain
"Tolong jangan manja, Claudia!" ucap Edward pedas
Claudia sedikit terkejut ketika mendengar ucapan Edward itu
"Baiklah... kau bisa pergi..." ucap Claudia dengan suara lirihnya
Edward menghela nafasnya dengan kasar. Wanita memang makhluk yang sangat merepotkan.
.
.
Bonus pict : Claudia.
Kesayangan siapa ini?