REAl_Merriage (End)

By _dewimusti21

76.3K 2.5K 128

"Perjodohan? Shit.....!!" gumam resya "Umur ku masih 22 tahun dan aku masih belum belum siap menikah" Pernik... More

#1 meet you
#2 Menyebalkan
#3 memikirkan
#4.Cerita
#5 pergi
#6 awal
#7 cemas
#8 frustasi
#9 jujur
#10 keluarga
#11 tawaran
#12 syok
#13 membenci
#14 makan malam
#15 hari yang buruk
#16 jalan berdua
#17 gaun
#18 metime
#20menikah
kenalan sama cast
#21 istri
#22 pergi
#23 dira
#24 pilihan revan
#25 makasih
#26 bertemu papa
#27 perasaan
#28 menginap
#29 menginap (2)
#30 kembali
#31 berkunjung
#32 melamar
#33 mencintai
#34 sebenarnya
#35 sebenarnya 2
promosi
#36 menyudahi
#37 terkuak
#38 selesai

#19 revan

1.3K 53 4
By _dewimusti21

Pagi ini resya mau tak mau suka tak suka akan mulai diantar jemput daffa bayangin aja seharian bakal sering ketemu sama si kanebo. Bagaimana ia bisa menolak pasalnya mama kesanyangannya ini yang meminta daffa agar sering  menjemput resya. 2 hari yang lalu setelah mamanya memergok resya pulang bersama revan laki laki yang ia temui disebuah cafe membuat mamanya itu uring uringan menceramahinya bak khotbah, resya yang hanya diam tak menanggapi ucapan sang mama pun membuat ia harus menyetujui persyaratan mamanya, seperti pagi ini ia memiliki janji dengan butik pasalnya baju yang ia pesan sudah jadi resya pun perlu melakukan fitting bukan, tapi sayang hanya gaun nya yang sudah jadi belom dengan setelan jas daffa jadi untuk apa pria ini ikut begitu pikir resya .

"Katanya anak cewek gaboleh dijemput cowok tapi kok sekarang mama bolehin sih." Sindirnya sambil melahap roti berselai coklat itu. Liliana yang mendengar sindiran resya pun dibuat melotot lain hal dengan hans ia hanya bergeleng geleng pelan.

"Kan yang jemput daffa. Kamu gimana sih." Dengus liliana.

"Sama aja cowok."sambil mengunyah roti selainya.

"Lagian kamu udah mau jadi istri orang suka banget deket sama cowok. Ganteng sihh tapi inget calon suami dong, sya." Cerocos liliana

"Emang revan ganteng."yang sukses membuat liliana melotot sempurna.

"Awas jatuh entar."

"Resya!!."hans yang mendengar perdebatan 2wanita dihadapannya ini hanya bernggeleng dan tersenyum manis .

"Iya maaf maa. Lagian dulu aja resya disuruh bawa cowok kerumah sekarang giliran bawa diomelin. Mau nya tuh apa."

"Dulu kamu belom jadi istri orang sekarangkan udah ada calon, gabaik kayak gitu."

"Kan cuma temen. mama ihh."dengus resya sebal.

"Udahh lah sayang ,biarin resya berteman sama siapa aja asal dia tahu batasan."ucap hans menengahi.

"Bener tuh papa."sambil mengembangkan senyumnya.

"Iyaa dehh mama kalah."resya pun tertawa mendengar penuturan mamanya jarang jarang mamanya mengaku kalah.

Ahh bakal kangen sama suasana gini
nantinya.

Setelah berdebat dengan sang mama dan menyelesaikan sarapannya resya pun kini tengah berduduk santai diruang tamu lain hal dengan hans yang langsung melenggang pergi kekantor karna ada rapat katanya. Jam menunjukkan pukul 10 lewat 15menit tak ada tanda tanda daffa maupun suara deru mobil daffa ,resya hanya bisa mendengus kesal pasalnya ia berjanji dengan butik tersebut akan datan jam 10 pas tapi sikanebo membuat ia terlambat.

Apa ditelpon aja ya?. Sambil mengangkat ponselnya.

Astaga resya bodoh lu kan gapunya nomer sikanebo. Sambil menepuk jidat dengan tangannya.

Drettt dretttt.....

Revan calling

"Yahh malah si revan."

Setelah acara mengantar resya kemaren revan memang sempat meminta nomer ponselnya awalnya resya menolak pikirnya 'untuk apa' tapi revan malah bersikeras akhirnya mau tak mau ia pun memberikannya. revan pun mencoba memiskol nomer tersebut katanya untuk berjaga jaga saja siapa tau wanita itu memasukkan nomor palsu

"Iya halo?." Jawab resya dengan nada malas.

"Hari ini sibuk gak? Temenin aku jalan yuk?." Suara revan terdengar sangat antusias.

"Yahhh anda terlambat .aku baru aja sampek dikantor." Terdengar kekeham resya agar terdengar seperti realita.

"Makan siang ini aku jemput. Bisa?" Kekeuh revan.

"Aku ada janji. Sama temen kantor makan bareng ,gimana dong?." Alibi resya

"Entar malem? Mau jalan gak? Pengen nonton tapi temenin." Tanya revan pantang mundur

Sekali sekali sih jalan sama cowok.
Tapii....

"Oke deh. Entar mal..."

"Ekhemm."deheman daffa yang keras sukses membuat resya menoleh kearah pintu, yang kini tampak memperlihat kan daffa dengan busana casual nya resya dibuat melongo pasalnya pria dihadapannya ini selalu memakai kemeja dan kemeja namun kali ini berbeda.

Ya tuhan jantung gue mau lari.

"Kamu lama banget sih. Bisa ngga ontime kasian tau butiknya kalo nunggu terus."cerocos resya hingga melupakan ponsel yang masih menghubungkan telfon antara ia dan revan.

"Resya?kamu kenapa?kok marah marah?ada kesalahan dikantor ya?. Mau kebutik?." Pertanyaan beruntun jelas terdengar oleh nya tapi tidak dengan daffa.

"Ehhh....iyaa....kenapa?." Jawab resya gelagapan membuat daffa memicingkan matanya

"Lagi sibuk ya?. Jangan marah marah sama bawahan kamu, mungkin aja dia gasengaja telat.yaudah aku tutup dulu. Janga lupa nanti malam."

Selamattt...

"Ahhh iyaa. Makasih, bye." Seraya memasukkan ponsel kedalam tas sling bag nya.

"Siapa?."tanya daffa dengan nada dingin. Pertanyaan itu membuat resya menyerngit heran.

"Kenapa?."mengangkat sebalah alisnya.

"Saya nanya harusnya dijawab." Membuat reaya memutar bola mata malas.

"Temen." Jawabnya singkat kemudian berdiri hendak berlalu keluar rumah.

"Oh."

"Gaditanya gitu cewek cowok?."

"Kamu mau saya nanya gitu?."

"Engga."

Resya pun berlalu dengan perasaan yang bisa dibilang sedikit dongkol entalah mengapa demikian. Dari arah dapur liliana datang dengan sumringahnya ia mendapati anak dan calon mantunya itu tengah berbicara serius yang mana membuat ia salah paham dengan keadaan.

"Resya .daffa datang kok ngga suruh masuk dulu sih?." Tanya liliana dengan nada sedikit meninggi membuat resya kaget dan menoleh.

"Udah telat ma. Resya berangkat dulu." Seraya berlalu meninggalkan daffa dan liliana.

"Loh loh loh ,kok main pergi pergi aja .nak daffa baru dateng ,masuk dulu ya daffa." Ajak liliana melihat daffa dengan sumringahnya.

"Setelah ke butik ya ma. Resya nanti malah gulung gulung nangis disini."sambil terkekeh pelan.

"Iyaa yaa. Kamu mah bisa aja. Yaudah hati hati."keduanya pun terkekeh bersama,

resya dikejauhan terlihat memicing pasalnya sikanebo kering itu tersenyum hangat. Daffa pun segera menyusul resya dan setelah memasuki mobil mereka pun pergi dari halaman rumah resya.

Semoga mereka selalu bahagia. Doa liliana dalam hati.

####

Resya kini tengah mencoba gaun yang ia pesan ,dibantu dengan beberapa pelayan butik tersebut. Sedangkan daffa pria itu asik dengan ponselnya tanpa memandang arah lain, saat ia merasa ada pergerakan disekitarnya barulah pria dengan balutan kaos hitamnya memandang arah lain tampak resya tengah keluar dari sebuah ruangan yang entah apa namanya ia pun tak tau kini kedua manik mata daffa enggan beralih kearah lain ia terfokus dengan resya .

Cantik.
Sangat cantik.

Tapi buru buru ia menapik itu semua. Resya pun tengah memandang daffa dengan alis yang dibuat naik turun seakan meminta persetujuan pria tersebut tapi yang didapat hanya dengusan daffa sambil mengalihkan pandamgannya kembali keponsel.

"Daffa?!!." Teriakknya tapi masih volume wajar.

"Iya?." Jawabnya santai ralat sangat santai .

Resya mendengus kecil. "Gimana?"tanya nya sewot.

"Bagus."

"Udah deh mbak, Ini ajaa. Percuma ngomong sama batu. Susah."seraya berbalik  ingin berganti pakaian. Daffa yang tengah mencuri pandang kearah resya pun dibuat tersenyum kecil.

"Apa ada yang perlu di ubah desainnya nona?."tanya sang pelayan seraya membantu resya melepaskan gaun dengan hati hati.

"Aku rasa gaada .ini bagus, aku suka."

"Baiklah."

"Oh ya. Apa setelan jasnya besok sudah bisa jadi?." Seraya memakai baju nya kembali

"Besok tuan daffa sudah bisa mencobanya nona." Jawab dari sang pelayan pun hnaya diangguki resya.

Ia pun keluar ruangan dengan wajah ditekuk pasalnya sipria dingin ini selalu menatap ponselnya, bukan bukan ia tak suka tapi ia ingin dihargai saja.

"Daf?!!."daffa mengangkat wajahnya menatap resya dengan alis terangkat sebelah.

"Besok kamu bisa coba baju kamu."

"Besok?."cicit daffa dengan wajah cengo

"Iyaa iyaa lahh ,terus mau kapan?taun depan? Orang nikahnya aja lusa gimana sih."ucap resya sebal

"Besok saya ada meeting penting."

"Jadi?."

"Sekarang aja, setelan apa aja cuma buat ngepasin badan kan?." Resya sebal dongkol dengan pria ini entah kenapa rasanya sakit menikah dengan cara seperti ini.

"Penting banget meetingnya?."

"Iyaa. Gabisa diwakilin."jawabnya santai

"Lusa udah nikah loh."dengan wajah tak kalah datar dari daffa

"Saya tau. Makanya ini gabisa ditunda lagi."

"Yaudah serah. Cepet sana ."sambil mendudukan diri dikursu sebelah daffa.

Daffa pun menyuruh beberapa pelayan mengambil setelan jas dengan ukuran badanya.kemudian mencobanya.

Setelah beberapa jam mereka menghabiskan waktu untuk mengukur pakaian yang akan dikenakan waktu pernikahan resya maupun daffa pun segera kembali kerumah resya, mengantarkan wanita ini untuk beristirahat mengingat flora mengatakan jika ia akan mengajak kakak iparnya ini untuk berkunjung kesalon sebelum hari pernikahan.

"Nanti malem saya jemput."ucap daffa membuat resya memalingkan wajah dari jendela mobil.

"Ngapain?."dengan mengangkat kedua alisnya

"Kata flora mau kesalon."

"Itu besok kali."jawab resya dengan melengos daffa pun hanya meng-ohh kan ucapan wanita disebelahnya itu.

Mobil sport dengan nuansa hitam itu pun memasuki halaman rumah hans' pratama ,daffa pun memarkir mobil tepat dibelakang mobil hans mengingat ini jam pulang kantor.

"Kamu boleh langsung pulang kok." Ucap resya saat melepaskan seatbelt nya

"Ngusir?."tanya daffa seakan tak suka dengan kata kata resya

"Siapa?engga .lagian kan udah gaada keperluan." Cerocos resya dsngan nada sinisnya.

"Saya mau masuk.terus kamu mau apa?."tantang daffa.

Resya seakan dibuat terkesiap dengan ucapan laki laki ini 'tumben cerewet biasanya cuek' begitu pikirnya.

"Ya masuk aja." Ia pun melangkah keluar malas berdebat membuatnya enggan memperpanjang masalah dengan daffa.

"Mama .yuhuuuu ,resya pulang nih."teriaknya saat pintu telah terbuka sempurna seakan lupa dengan keberadaan daffa wanita itu terus berteriak memanggil liliana.

"Yuhuuu papa ,mamaa?."

"Yuhuuuu." Kemudian mendudukan diri disofa ruang tamu.

"Bisa diem?."dengan nada dingin ,ia terganggu dengan suara resya .resya hanya menoleh singkat lalu melengos terbesit secuil kejahilan dibenaknya ia pun tersenyum misterius.

"Mamaaaaaaaaaaa yuhuuuuuuu."teriaknya.

membuat daffa terpelonjak kaget bahkan ponsel yang ia pegang hampir saja jatoh akibat teriakan resya.ia pun hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan sambil menatap resya yang kini tengah menatapnya dengan senyum sinis.

"Resyaa kenapa teriak teriak ,gitu sih. Mama didapur lagi masak jadi kaget kan." Cerocos liliana menghampiri anak gadisnya itu resya pun mnyengemir tanpa dosa.

"Bisa bisa pita suara kamu rusak kalo teriak nya kenceng gitu. Emang mau diganti pita suara ayam hum?." Liliana pun menggelengkan pelan kepalanya.

"Daffa makan malem disini kan?."tanya liliana menoleh kearah daffa resya pun menyerngit heran

"Mama. daffa sibuk jadi gabisa." Jawab resya dengan nada santainya.

"Mama tanya daffa ya .kamu diem aja."resya hanya bisa memonyongkan bibur mendengar perkataan sang mama.

"Bisa ma. Daffa juga ngga sibuk sibuk banget."

"Tuh daffa aja mau."sindir liliana ,resya pun mencebikkan bibirnya.

Ia kemudian berpamitan kepada sang mama untuk membersihkan diri terlebih dahulu mengingat janjinya terhadap revan. Tapi lagi lagi liliana tak bersahabat dengannya mamanya itu malah menyuruh resya membawa daffa juga alasannya agar daffa bisa ikut membersihkan diri dikamar mandinya.akhirnya mau tak mau resya kini membawa pria itu keruangan pribadinya

"Ini kamar kamu?."tanya daffa dengan nada sedikit mengejek. Sedikit ya

"Kenapa?bagus kan?kecil sih tapi bersih kok." Ia pun malas berdebat dengan pria dingin ini.

Daffa pun mendudukan diri diranjang queen size milik resya.

"Lebih mirip toko boneka."ujarnya  seraya mengedarkan pandangannya kepenjuru kamar resya.

"Ini hinaan? Apa pujian?."tanya resya dengan nada ketidaksukaannya.

Selalu cari gara gara. Batin resya

"Terserahh."seraya mengedikkan bahu tak acuh.

Cih

"Mandi sana ,noh kamar mandinya disebelah sana." Sambil mengangkat dagu menunjukkan arah kakar mandi.

"Ladies first. Saya mau rebahan dulu capek, seharian ngikutin cewek manja." Sambil merebahkan tubuhnya diranjang milik resya bahkan pemiliknya sukses dibuat melotot.

"Dih. manja manja palelu ha?."

"Gasopan. Yang sopan ya kalo ngomong ."

"Ya situ duluan yang gasopan ngomongnya. Siapa coba yang buat pelayannya tadi sampek puyeng milihan ukuran?ha? Siapa yang buat lama?sampek ngga makan siang. Aku aja yang cewek biasa aja."cerocos resya panjang lebar .

daffa pun memilih memejamkan matanya dari pada menanggapi resya yang masih memanas.

"Diem?gabisa jawab?gitu nyalahin pihak yang dirugikan gimana sih, gak profesional." Sambungnya

"Ya karna mereka ngga nyediain ukuran yang pas buat saya."ujar daffa masih memejamkan mata.

"Tau ahh .mending mandi."ucapnya lalu berbalik menuju kamar mandi .daffa pun membuka matanya sebelah sebelum terkekeh kecil melihat tingkah lucu resya yang mencak mencak.

####

Sesudah menyantap makan malam hans daffa maupun liliana menuju ruang keluarga berbeda dengan resya ia memilih kekamar mengingat ia akan pergi bersama revan .ia pun memilih kaos polos berkerah v berwarna pink dengan celana jins kemudian memadupadankan dengan sepatu berwarna putih polos ,ia pun memoles sedikit make up diwajah ayunya

Setelah dirasa cukup resya kini menuju ruang keluarga berniat ingin berpamitan kepada hans dan liliana ,ia pun sudah siap dengan pertanyaan yang akan dilontarkan papa dan mamanya itu. Resya melupakan satu hal daffa pria itu masih disini ,entahlah apa yang akan dipikirkan pria ini nantinya bukan urusannya .

"Mau kemana?."tanya hans dengan alis terangkat melihat putrinya kini sudah berpakaian cantik dan rapi .

Resya pun mengenyir ."mau keluar pa sama temen."

"Cowok cewek?."kini liliana yang bertanya.

"Cowok."ujarnya enteng

Daffa pun sontak melirik resya."saya antar."

"Gaperlu."tolak resya dengan menggelengkan kepalanya.

"Dia suami kamu ,lusa kalian udah mau nikah seharusnya kalian sibuk ngurus pernikahan."cerocos liliana. Resya pun hanya menghela napas kecil.

"Mama, resya juga perginya sebentar ,resya bosen dirumah."

"Udahlah honey. It's okey." Ucap hans menengahi ibu dan anak ini.

"Tuh papa aja boleh." Seraya mengembangkan senyuman.

"Tapi perginya sama nak daffa ya?papa gaijinin kamu keluar sama cowok malem malem."seketika resya lemes. Ia pun mengangguk menyetujui kali ini liliana yang mengembangkan senyuman.

"Yaudah aku pergi dulu pa.ma."resya pun melangkah keluar disusul daffa setelah berpamitan dengan liliana dan hans.

"Kamu keluar sama cowok dengan pakaian tipis?"intrupsi daffa aaat mereka berada dihalaman.

"Ini gatipis."bantah resya.

"Terserah."daffa memilih diam ketimbang menanggapi resya.

"Kamu pulang aja, aku sama temen aku, abis ini di jemput."daffa pun melirik kearah resya dengan sinisnya.

Daffa melangkah menuju mobilnya mengambil jaket berwarna hitam miliknya ,kemudia ia melemparkannjaket tersebut kearah resya untung aaja gadis itu menangkapnya jika tidak pasti sudah terjatuh jaket hitam tersebut.

"Pakai itu."perinth daffa

"Ga cocok dong sama bajunya." Sambil memonyongkan bibir.

"Terserah. Saya gapeduli ,yang penting pakai itu .atau saya akan masuk dan bilang kamu ngusir saya."

"Kang ngadu dasar."sindir resya.

Resya pun memakai jaket yang daffa berikan pria itu terus memperhatikan resya dengan bibir sedikit terangkat membentuk senyuman. Tak lama mobil berwarna maroon itu tiba membuat resya dan daffa menyipit kala lampu mobil menyorot mereka. Revan pun keluar dengan sedikit menyerngit heran kala resya dengan sosok laki laki.

"Sya ayo."ujar revan.

Daffa pun berbalik menghadap revan ,mereka berdua terdiam sedangkan resya yang tak tau apa apa hanya menatap wajah mereka dengan wajah cengonya.

"Kalian kenal?."tanya resya dengan alis terangkat.

"Dia kakak kamu?."tanya revan balik. Resya menatap sebentar daffa kemudian mengangguk kearah revan.

"Wahh berarti selain kita punya urusan pekerjaan ,kita juga bakal jadi adek kakak ipar dong."celetukan revan itu sukses membuat daffa menggeram kecil resya pun dibuat melotot kemudian tersenyum kikuk.

"Saya duluan."pamit daffa dengan sedikit membanting pintu mobilnya dan berlalu dengan cepat.

Dia kenapa sih?.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happyy weekend guys😘
Semoga kalian sehat selalu.

Segini dulu yaa cerita tentang resya daffa sama revan.
Sorry kalo ngga nyambung dan kurang dapet feelnya😂 karna jujur part ini kemaren ilang dan aku udah lupa cerita apa aja yang aku tulis disini dan akhirnya otak aku berkelana mencari sang ide😂

Semoga kalian sukak❤

Jangan lupa comment and vote⭐

Luv yuu💕

Stay safe and stay healt guys
Jangan lupa pakek masker😷

See you next part👇

Continue Reading

You'll Also Like

5.9M 313K 73
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
1.2M 46.6K 62
Menikahi duda beranak satu? Hal itu sungguh tak pernah terlintas di benak Shayra, tapi itu yang menjadi takdirnya. Dia tak bisa menolak saat takdir...
4.7M 172K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
553K 7.2K 29
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...