"Sssshhh..."
Claudia meringis kecil, ketika dirinya merasakan sensasi dingin dari batu es yang diusap – usap kecil di atas pipinya yang sudah membiru
"Saya minta maaf atas nama istri saya. Sejak dulu, Lauren memang tidak pernah bisa mengontrol emosinya" ucap Edward sembari menekan – nekan batu es yang sudah dilapisi dengan sebuah kain ke pipi Claudia yang sudah membiru akibat tamparan maha dasyat dari istrinya, Lauren
"Saya juga ingin minta maaf... Jika saya menjelaskan kedatangan Edward kesini, pasti nyonya Dominguez tidak akan marah dan... dan... Edward serta nyonya Dominguez pasti tidak akan bertengkar. Ini semua salah saya" ucap Claudia sembari menundukkan kepalanya
Edward menghela nafasnya dengan kasar
Jika diingat – ingat, semua masalah ini disebabkan oleh Edward sendiri. Andai saja tadi malam ia tidak bertemu dengan Claudia di Club, andai saja pagi ini dia tidak ke rumah Claudia dan andai saja ia tidak berteriak kepada Lauren, pasti semua ini tidak akan terjadi.
Lagi, kesalah pahaman kembali terjadi antara Edward dan Lauren. Sungguh, Edward sangat binggung, entah kenapa, beberapa minggu belakangan ini, selalu saja terjadi pertengkaran yang dimulai dengan kesalah pahaman antara Edward dan Lauren
"Bagaimana? Apa masih sakit?" tanya Edward sembari menarik kain itu menjauhi kulit pipi Claudia
"Sudah tidak terlalu sakit lagi" ucap Claudia dengan suara lirihnya
Edward menggangguk paham.
Kemejanya yang sedari tadi digulungnya hingga sikunya kini sudah diturunkannya.
"Terimakasih..." ucap Claudia lagi tanpa mau menatap wajah Edward
Gerakan tangan Edward langsung terhenti ketika mendengar ucapan Claudia itu. Pandangannya langsung tertuju pada Claudia yang nampaknya tak ingin melihat wajahnya
"Sama – sama" ucap Edward sembari tersenyum tipis
Deg. Deg. Deg.
Jantung Claudia berdebar dengan sangat cepat dan kuat saat melihat senyuman tipis Edward itu. Tiba – tiba rasa iri menyerang Claudia, apakah Lauren setiap hari melihat senyuman itu? Sungguh... Lauren sangat beruntung
"Jadi... kau sudah siap 'kan untuk memikul seluruh beban perusahaanmu?" tanya Edward sembari menatap Claudia
"Eumh... ya..." jawab Claudia
Edward memincingkan matanya ketika mendengar jawaban Claudia yang terdengar ragu itu.
"Ada apa denganmu?" tanya Edward binggung sembari mengernyitkan dahinya
"Apa masih sakit?" tanya Edward lagi dengan tangannya yang sudah siap untuk kembali mengompres pipi biru Claudia
Claudia yang melihat hal itu langsung menggelengkan kepalanya berulang – ulang
"Tidak, tidak... Saya sudah merasa lebih baik kok..." ucap Claudia sambil tersenyum kikuk
Claudia takut, seluruh hatinya akan jatuh kepada Edward sepenuhnya jika pria itu kembali memberikan perhatiannya kepada Claudia. Mungkin, bagi Edward, pria itu melakukan ini semua atas dasar penyesalan bukan karena dirinya mengkhawatirkan Claudia, namun, bagi Claudia, apa yang sudah dilakukan oleh pria itu dapat membuat dirinya jatuh semakin dalam ke dalam pesona Edward
"Baiklah..." ucap Edward sembari mengangguk mengerti
Setelah mengatakan hal itu, Edward kemudian menyusun kembali dokumen – dokumen perjanjian yang telah disepakati oleh perusahaan GueZ dan perusahaan Carmen.
Sebenarnya, Edward sudah memberi pesan kepada sekretaris Claudia agar mereka melakukan pertemuan di perusahaan GueZ saja karena Edward tidak memiliki banyak waktu untuk keluar dari perusahaan. Selain itu, sebenarnya... Edward sangat ingin menghabiskan waktunya di dalam rumahnya.
Ah tidak tidak... Edward sangat ingin menghabiskan waktunya di dalam kamarnya sembari menatap wajah kesal dan gigih milik Lauren yang sangat menghibur hatinya.
Namun, tiba tiba pihaknya ditelpon oleh perusahaan Carmen. Bisa dibilang, Claudia sendiri yang langsung menghubungi perusahaan GueZ. Wanita itu berkata bahwa dirinya tidak bisa melakukan pertemuan di perusahaan GueZ karena dirinya hendak mengantar ayahnya yang akan melakukan check up rutin. Awalnya, Edward sudah mengusulkan pengunduran jam, namun karena Edward berpikir bahwa jadwalnya akan rusak karena pertemuan itu, akhirnya Edward memutuskan untuk datang ke rumah Claudia dan melakukan pertemuan di rumah wanita itu
"Apa yang kau mau?" celetuk Edward tiba – tiba
Claudia yang diberi pertanyaan seperti itu langsung tersentak dari lamunannya. Mata cokelatnya langsung menatap wajah tampan Edward yang tidak menatapnya
"Maaf...? Mau apa?" tanya Claudia yang binggung dengan pertanyaan Edward tersebut
"Sesuatu..." jawab Edward acuh sembari mengendikkan bahunya seolah – olah pria itu tidak tertarik dengan topik pembicaraan yang dimulainya
"Sesuatu untuk apa?" tanya Claudia penasaran
Edward yang mendengar pertanyaan Claudia itu langsung menghela nafasnya kasar. Pria itu memiringkan wajahnya dan menatap Claudia dengan tatapan dalamnya
"Siapa yang bisa percaya jika kau tidak akan membocorkan kejadian hari ini kepada media publik?"
Kernyitan di dahi Claudia semakin mendalam ketika dirinya mendengar pertanyaan aneh Edward tersebut.
"Meski kita memang dekat, aku masih meragukanmu. Mungkin saja, setelah aku pulang nanti, kau akan memotret pipi birumu dan melampirkan rekaman CCTVmu lalu memposting semua itu ke media sosial dan mengatakan jika Lauren Rodriguez, istri Edward Dominguez melakukan kekerasan padamu" ucap Edward dengan nada datar
Claudia langsung menggelengkan kepalanya dengan tegas. Ia merasa terkejut dengan ucapan Edward yang terdengar seperti tuduhan itu
"Aku tidak akan melakukan hal itu" ucap Claudia sembari menatap lekat kedua mata cokelat milik Edward
"Mungkin sekarang kau tidak akan melakukannya, bagaimana jika kau akan melakukannya besok hari? Lusa? Minggu depan? Bulan dep---
"Stop it! Aku bukanlah seseorang yang sangat haus perhatian publik seperti itu! Meski nyonya Dominguez memang salah, tapi aku tak berniat untuk mempermalukan image nyonya Dominguez di media sosial, karena aku sadar betul jika rekam jejak media sosial itu sangat mengerikan!" potong Claudia dengan tegas
Lagi, Edward menghela nafasnya
Meski ia dekat dengan Claudia, namun ia tau betul jika hal itu tidak akan menjadi jaminan wanita itu akan mempermalukan istrinya di depan umum. Well... Hal seperti ini sangat sering dihadapi oleh Edward. Edward adalah satu – satunya orang yang akan membersihkan tindakan keji Lauren dengan uangnya tanpa mau repot – repot memberitahukan istrinya itu bahwa dirinyalah yang sudah menutup mulut para saksi dan korban yang berhasil lolos dari kekejian istrinya itu
"Katakan apa permintaanmu" ucap Edward dengan nada penekanan yang terlihat sangat jelas pada semua kata – kata yang keluar dari mulutnya itu
Claudia menghela nafasnya dengan frustasi. Rasanya, baru kali ini Claudia menolak kebaikan yang akan diberikan orang lain kepadanya dengan cuma – Cuma
"Katakan, apa yang kau mau? Aku akan mengabulkannya asalkan kau bisa menutup mulutmu tentang kejadian hari ini" ucap Edward sembari bangkit dari duduknya
Claudia diam, namun mata cokelat gelapnya menatap tubuh Edward yang menjulang tinggi di hadapannya
Claudia berpikir, permintaan apa yang harus dimintanya kepada Edward. Pria itu sungguh memaksa. Padahal, Claudia sedang tidak menginginkan apa pun. Eumh... sebenarnya, Claudia ingin sekali Edward bisa melunasi seluruh hutang perusahaan Carmen, namun Claudia cukup sadar diri dengan permintaannya itu. Ia yakin, jika ia mengucapkan hal itu, Edward akan menatapnya dengan tatapan aneh. Dan mungkin saja, hubungan mereka akan merenggang dan perusahaan Carmen harus kembali berjuang sendiri tanpa bantuan perusahaan GueZ... sungguh, Claudia tak ingin hal itu terjadi!
"Cepat katakan! Aku tidak memiliki banyak waktu" ucap Edward sembari melempar tatapan tajamnya kepada Claudia
Claudia menggigit bibir bawahnya. Ia sudah memiliki satu permintaan. Permintaan yang mungkin akan mengubah hubungan mereka.
"Jika aku meminta waktumu, apa kau akan memberikannya kepadaku?"
.
.
Edward