Backstreet Of Badboy (COMPLET...

Por sithaiteaaa

360K 17.8K 21.9K

[BEBERAPA PART DIPRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Akibat masa lalunya yang kelam membuat cewek dingin, cantik... Mais

Chapter 1
T O K O H
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43 [REVISI]
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47 [REVISI]
Chapter 48 [REVISI]
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51 [REVISI]
Chapter 52 [REVISI]
Chapter 53 [REVISI]
Chapter 54 [REVISI]
Chapter 55 [REVISI]
Chapter 56
Chapter 57 [REVISI]
Chapter 58 [END]
EXTRA PART
EXTRA PART II
EXTRA PART III

Chapter 32

3.1K 144 2
Por sithaiteaaa

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)

Happy Reading...


Matahari bersinar menghilangkan kegelapan yang ditimbulkan oleh cahaya redup milik sang bulan. Cahayanya bersinar begitu terang menerangi seluruh bumi berserta kehidupan di dalamnya. Lengkung seekor ayam memekik Indra pendengaran menandakan pagi telah tiba.

Kening Amel bertautan kala ranjangnya bergerak. Tidak menghiraukan itu Amel menyelimuti seluruh badan dan melanjutkan tidur sempat terhenti.

Decakan keluar dari mulut Amel, dengan kasar cewek itu menyibak selimutnya dan menatap tajam sang pelaku.

"Lo apa-apaan sih?! Ganggu tau gak, " kesal Amel.

"Nggak, " jawab Citra santai.

Amel tak hiraukan itu, ia menidurkan tubuhnya kembali dan melanjutkan tidurnya.

"Ck, Stop ganggu gue! " Amel menyentak tangannya di tarik paksa oleh Citra.

"Yaelah, sensian amat, " cibir Citra.

"Bomat! Ini hari libur, gue masih ngantuk! Jadi gak usah ganggu gue! " sentak Amel.

"Cepetan mandi! "

Amel mengernyit. "Ogah! Gue mau puas-puasin tidur! "

"Amel-ku sayang, cepetan mandi! " Citra menarik lengan Amel. Amel berdecak, melangkah dengan ogah-ogahan menuju kamar mandi.

"CEPETAN MANDI! GUE TUNGGU DI BAWAH, OKEY?" teriak Amel luar kamar mandi.

Lima belas menit, bergelut dalam kamar mandi. Akhirnya Amel sudah rapi dengan baju jogging nya. Ya, semalam Citra mengajaknya joging tetapi karena semalam Amel begadang menonton oppa-oppa kesayangan.

"Tan, hari libur seperti ini Amel selalu bangun siang ya, Tan?" tanya Citra penasaran..

Rena tampak menerawang, sebelumnya mengangguk. "Amel? Gak usah di tanya, mau hari libur ataupun tidak Amel selalu konsisten, bangun siang. Kadang tante suka kewalahan, bangunin Amel yang susah di bangunkan. Apalagi kalau hari sekolah, dari pagi tante sudah direpotkan dengan ini itu harus membangunkan Amel lah ini lah itu lah. Tapi tante seneng ngelakuin itu."

Citra tersenyum mendengarnya. Kadang ia merasa iri dengan kehidupan Amel, terlihat bahagia. Punya keluarga lengkap, ibu yang sangat menyayanginya. Ibu selalu ada kapanpun itu.

"Cit, kita jadi jalan?" tanya Amel.

Citra mengerjap. "Eh? Ada apa?"

"Jadi jalan sekarang?" Amel mengulangi perkataannya.

"Iya, "

"Kalian gak sarapan dulu?" tanya Rena lembut seraya mengelus rambut anaknya.

Amel mantap Citra sebentar, lalu menggelengkan kepalanya. "Biar kami sarapan di luar, Bun. Takut kesiangan,"

"Yaudah, buruan kalian jalan nanti keburu kesiangan masa joging siang-siang. " ucap Rena disertai kakehan.

"Kalau gitu kami pamit ya tante, " ucap Citra seraya mengecup punggung tangan Rena.

Amel dan Citra memilih untuk berjalan kaki karena jarak dari kompleks Amel dengan taman tidak terlalu jauh. Ya, itung-itung sebagai pemanasan membakar lemak.

Dan perlu kalian ketahui, Amel bukan tipe anak yang suka berolahraga. Maka tak heran, kita setiap pelajaran pak Harto - guru olahraga selalu beralasan sakit dan berujung di uks.

Yang mengherankan lagi, meski Amel jarang berolahraga raga tapi tubuhnya tidak bertambah berat badan dan selalu sehat. Itu sebabnya Amel selalu menjaga pola makannya.

Untuk pagi ini saja ia harus dipaksa bangun oleh Citra kan? Ya, karena Amel punya seribu satu cara untuk menghindari berolahraga.

"Cit, pelan-pelan dong larinya capek, ih." dumel Amel dengan nafas terengah-engah.

"Alah! Makanya kalau disuruh olahraga tuh ikut, jangan ngerem terus di uks." sindir Citra.

"Ihh! Lo kan tau gur gak suka olahraga, " prores Amel.

"Udah jangan bawel. Sekarang lari lagi masih beberapa puteran lagi. Jangan ngeluh mulu kerjaannya, " final Citra berlari mendahului Amel.

"Ck, jahat banget sih lo. Kemarin gue gak dipaksa lari sama Farel." dumel Amel mulai berlari menyusuli Citra.

Di pertengahan jalan Amel memberhentikan langkahnya. Dahinya berkerut, tanpa berfikir panjang Amel berlari kearah tersebut.

"Loh kok ada di sini?" tanya Amel bingung.

Alan menatap Amel jengkel. "Emang gak boleh gue kesini? Ini tempat umum, jadi berhak dong gue ke sini. " ucap Alan dengan nada ketus.

"Kok lo jadi marah gini sih?! Gue kan tanya baik-baik, kenapa lo langsung ngegas gitu." balas Amel tidak terima.

"Bodo amat! Ayo, sayang kita pergi dari pada ngurusin nenek lampir ini." Alan menatap Amel mengejek, menarik lengan Citra menjauh.

"Temen kamu nyebelin banget sih?!"

Devan tersenyum kecil. Ia mengangkat tangan, mengusap peluh di wajah Amel. Kedua pipinya terlihat memerah terkena sinar mata hari. "Capek ya?"

"Citra paksa aku lari, kamu tau 'kan kalau aku gak suka olahraga. Nah dia maksa aku buat lari, udah jelas-jelas aku gak suka." adu Amel kepada Devan. Cowok itu tersenyum lebar.

"Kita istirahat sebentar lalu kita lanjutkan lagi, tidak usah joging hanya berjalan santai saja. Kamu tidak suka 'kan?"

Amel menengguk semangat. "Pacarku memang terbaik!"

"Kamu belum sarapan 'kan?"

Amel hanya menggelengkan kepala.

"Sekarang kita cari makan dekat sini, ayo, " Devan menarik tangan Amel menuju beberapa penjual makanan di pinggir taman.

"Bang, buburnya dua, " ucap Devan kepada penjual bubur tersebut.

"Siap! Silakan duduk, mas, mbak, "

"Dev..."

Devan menyelipkan helaian rambut Amel di telinga cewek itu. "Apa sayang, "

"Emang aku se-tua itu ya, sampai di panggil 'mbak', "

Dengan gemas Devan mencubit hidung Amel. "Kamu tuh ya ada-ada aja, "

"Ish, aku serius! Emang aku keliahatan tua ya? Berarti aku udah gak cantik lagi dong. Kalau aku gak cantik, kamu gak Cinta lagi aku." oceh Amel ngelantur.

"Kamu ngawur ya kalau ngomong, " Devan menyentil dahi Amel. Tidak terlalu keras.

"Ini, mas, mbak buburnya." ujar penjual menyodorkan dua mangkuk bubur.

"Gue bukan mbak lo! "

"Sttt....jaga bicara kamu, Mel. Inget ini tempat umum, " Devan memperingati Amel.

"Udah habiskan buburnya, " Devan mengelus rambut hitam Amel.

"Hmm...Dev, kok bisa di sini?" tanya Amel sembari menyuapkan bubur.

"Habiskan dulu, sayang."

"Bubur habis, sekarang giliran kamu jawab pertanyaan aku." balas Amel dengan nada serius.

"Bentar," Devan menyimpan telunjuknya di mulut.

Devan memutar tubuhnya menghadap Amel. "Jadi pacar aku kepo nih, sejak kapan jadi bocah kepo."

"Emangnya aku bocah ya?"

"Bagi aku, kamu masih bocah! "

"Ish, dasar nyebelin! " Amel melipat kedua tangan di depan dada.

"Iya-iya, maaf abisnya kamu lucu." Devan mengelus pipi Amel.

Seketika, keduanya melupakan bila keduanya berada di tempat umum. Mengumbar kemesraan bukan hal baru bagi Devan, hihi.

"Aku rencanain semuanya, aku nguruh Citra buat jemput kamu karena si manja itu gak bisa di tinggal."

"Si manja?"

"Ya, Alan."

"Semalam aku nginep di rumah Alan, habis latihan basket Alan, Mario, Gibran dan Raka maksa aku main sampai malam. Bisa aja sih aku pulang tapi Alan terus maksa dengan alasan 'takut di rumah sendiri' akhirnya aku pasrah.

"Malamnya aku ingin ngajak kamu jogging berhubung udah lama kita gak jogging. Tiba-tiba Alan bilang kalau mau jogging bareng Citra. Akhirnya aku memutuskan bareng Alan, Citra menjemput kamu."

"Terus kenapa kamu buat seolah-olah kita ketemu tanpa di rencanakan."

"Biar surprise," balas Devan mengangkat bahunya acuh.

"Apaan sih?! Gak ada surprise sama sekali." bantah Amel.

"Aku tahu,"

~~BOB~~

"Dev..."

Merasa namanya di panggil, ia melirik sekilas lalu memfokuskan pandangan pada benda berukuran empat inci tersebut.

"Ish, Devan!"

Cowok itu menghela nafas, "Apa sayang?"

"Aku bosen, pinjem ponsel kamu dong. Ponsel aku mati, "

"Di atas meja,"

Tanpa berfikir lagi, Amel mengambil ponsel Devan sudah di beritahukan sang pemilik. Amel tidak perlu bertanya password ponsel Devan karena sudah di luar kepala.

Tanggal ulang tahun Amel.

Ada rasa kepo menyelimuti nya ia membuka semua aplikasi itu, whatsapp, line, nomor kontak, instagram, galeri foto. Amel dan Devan sudah sama-sama sepakat, tidak kepo dengan isi ponsel masing-masing tapi bila dalam keadaan mendesak tidak apa-apa. Kapan lagi bongkar ponsel pacar, kikik Amel.

Whatsapp; terdapat chat grup antara angkatan, chat bersama teman-teman nya. Devan tidak suka bila ponselnya penuh dengan notif maka terbukti semua notif di bisukan kecuali 'Embul💛' sejak kapan Devan mengganti namanya?

"Gue gendut ya?" gumam Amel.

Instagram; tidak banyak postingan Devan unggah di sosial media. Hanya satu foto dirinya berada pantai dengan telanjang dada sisanya foto pemandangan dan Amel. Semenjak mempublikasikan hubungan mereka, Devan tak jarang mengumbar kemesraan hadapan publik. Nitijen iri dengan kebersamaan mereka, bahkan ada membuat akun khusus pendukung hubungan mereka.

"Biar apa sih foto gak pake baju, norak, "

Terakhir jarang ia buka, dapat di hitung jari Amel membukanya. Seingat Amel, terakhir ia meminjam ponsel Devan lantaran baterai ponselnya habis, ia harus mengirim beberapa file tersimpan di ponsel Devan.

Kening Amel berkerut, rasa penasaran mulai menghantuinya file tertuliskan 'Melvan🙈' terdapat 5679 foto, itu sangat menganggu fikirannya. Foto terakhir tepatnya lima hari lalu Amel, Citra tertawa bersama di tengah dinginnya malam, dirinya duduk di pinggir lapangan saat pelajaran olahraga wajah sedikit memerah, keringat mulai bercucuran teriknya matahari.

File tersebut rata-rata berisikan kebersamaan Devan dengan dirinya. Ya, walaupun lebih banyak foto Amel yang Devan ambil secara diam-diam tanpa sepengetahuan Amel, sejak dulu Devan pengemar rahasianya tak ada satu kegiatan Amel yang Devan lewatkan. Meski terlihat cuek tapi Devan selalu tahu apa pun tentang Amel.

Cowok itu benar-benar idaman, bagi Amel.

Amel tersenyum lebar menatap foto itu. Kebahagiaan kembali terulang di memori nya, Amel tidak bisa melupakan hari itu, hari bahagia untuknya.

Happy anniversary 1th, babe❤

Sebuah lampu lampion bertuliskan itu, tengah kesunyian malam deburan ombak menjadi saksi bisu kebahagian mereka. Tangan cowok itu melingkar sempurna pinggang nya merapatkan tubuh gadisnya dengan tubuhnya, kening mereka menyatu tidak ada kesedihan terpancar hanya kebahagiaan datang dalam hidupnya.

Kebahagiaan?

Apakah itu bersifat selamanya?

Atau hanya sementara?

Tidak ada yang tahu suratan takdir, jika takdir memutuskan kita untuk berpisah tidak ada bisa berkutik.

Kita sebagai manusia hanya bisa berdoa, semoga kebahagiaan terus datang kepada kita.

Tidak ada kesedihan.

Hanya ada kebahagiaan.

Kebahagiaan dalam hidup mereka.

Cinta mereka.

Takdir mereka.

Semoga takdir berpihak kepadanya.

Semoga saja...


Komen sebanyak-banyaknya ya, terimakasih!!!

TBC❤

Melvan

Continuar a ler

Também vai Gostar

Angkasa ✔2 Por cici

Ficção Adolescente

37.2K 2.4K 49
Sequel of adkel vs kakel "Arga itu sempurna. Ganteng, Pinter, Populer, Anak orang kaya, sayang orang tua, jagoan lagi! Gimana gue gak jatuh cinta cob...
12.9K 1.5K 45
⚠BANYAK MENGANDUNG KATA-KATA KASAR, HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN⚠ Cowok cuek VS Cewek culun, kira-kira siapa yang menang?? SELAMAT MEMBACA!!🤗 Start :...
E L A N G Por Yessir

Ficção Adolescente

39.8K 3.2K 27
[ON GOING] [FOLLOW ME BEFORE READING] ____________________________________________________ Blurb : Jika kalian mengira cerita ini mengisahkan tentan...
GRIFFIN [END] Por ʕ•ﻌ•ʔ

Ficção Adolescente

445K 19.1K 61
Ini kisah Mady dan Griff. Dimana Mady cewek galak yang di jodohkan dengan Griffin George sang ketua Ravegar gang, cowok bermata tajam, rahang tegas b...