Have a Nice Dream [Completed]

By alyaranti

3.3M 241K 27.8K

#2 in Teenfiction [29/12/2020] "Lo tau nggak gimana rasanya ditinggal waktu lagi sayang-sayangnya?" "Rasanya... More

PROLOG
[1] First Met
[2] Meet Again
[3] Getting You
[4] Issues
[5] Weird
[6] Pacar?
[7] Hilang
[8] Her Feelings
[9] Curious
[10] Her Eyes
[11] Comfort
[12] Melted
[13] Sweet Question
[14] Terjebak
[15] For You
[16] Another Feelings
[17] Looking at Stars
[18] About Sirius
[19] First Love
[20] Am I Fall in Love?
[21] Am I Wrong?
[22] 180 Degrees
[23] Broken Pieces
[25] Hurt Issue
[26] Unpredictable Things
[27] Deep Inside
[28] Big Question
[29] Indescribable Day
[30] A Mess
[31] Tenang
[32] More Curious
[33] Misi Selanjutnya
[34] Terungkap
[35] Unexpected
[36] Is He Okay?
[37] The Story of a Raindrop
[38] Under the Stars
[39] About Rapunzel
[40] Espresso
[41] Deeply Hurt
[42] Tahu Diri
[43] About Hurt
[44] Last Time
[45] About The Feelings
[46] Lost in Stars
[47] Broken Rain
[48] Bitter Reality
[49] Bittersweet Memories
[50] Letting Go
[51] Last Words
EPILOG
Extra Chapter
Question and Answer
Broken Memories
An Information
Official Trailer Film The Other Side

[24] Clarity

42.3K 3.6K 601
By alyaranti

“Semua orang pasti bakalan pergi ninggalin lo. Makanya mau nggak mau, lo harus siap sama yang namanya kehilangan.”

Akhirnya, Ara memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang pernah membuatnya tenang. Ke suatu tempat yang saat itu bisa membuat senyumannya kembali terukir.

Ara memakirkan vespa biru kesayangannya di halaman Rumah Singgah Harapan. Benar, tempat yang saat itu Ravin tunjukkan padanya dikala ia tengah terpuruk. Namun Ravin berhasil dan selalu berhasil untuk membuat senyuman Ara kembali lagi.

Dengan wajah penuh senyuman, seorang gadis kecil berlari kearah Ara secara berteriak, “Kak Ara!”

Setelah itu, gadis itu memeluk Ara. Ara tertawa hangat seraya membalas pelukan Putri-gadis kuat yang saat ini menderita penyakit kanker hati. Namun gadis itu masih bisa tersenyum dan menebarkan kebahagiaan untuk orang disekitarnya.

“Hai.” Ara mengelus rambut Putri seraya tersenyum.

“Aku seneng banget karena Kak Ara kesini lagi.”

“Masuk yuk, Kak?” ajak Putri seraya menarik tangan Ara. Ara mengangguk senang lalu mengikuti langkah Putri.

Sesampainya Ara di dalam, Yuki, Bayu, dan banyak sekali anak-anak disana yang menyambut kehadiran Ara dengan hangat. Mereka tampak sangat berbahagia. “Kak Ara!”

“Kakak tambah cantik aja, jadi tambah mirip kayak boneka barbie,” celetuk Yuki. Ara terkekeh kecil seraya mencolek pelan hidung Yuki.

“Bisa aja sih, kamu juga cantik.”

“Kak Ara bacain kita dongeng dong, Kak!” pinta salah satu gadis kecil disana. Namanya Kira, sepertinya usianya masih enam tahun.

“Iya, Kak. Kak Ravin suka bacain kita dongeng loh, Kak!” pinta yang lainnya.

“Oh iya Kak Ravin kemana, Kak? Kenapa nggak bareng sama Kak Ara?”

“Padahal kita kangen loh sama Kak Ravin.”

Ara tersenyum getir. “Kak Ravin lagi ada urusan jadinya dia nggak bisa ikut kesini.”

“Tapi Kak Ara yakin, Kak Ravin juga pasti kangen banget sama kalian.”

“Kak Ravin juga pasti kangen banget deh sama Kak Ara,” ledek Yuki.

Ara tertawa lalu mengacak rambut Yuki gemas. “Nakal kamu ya!”

“Kak Ara kangen nggak sama Kak Ravin?” tanya Yuki lagi. Ara terdiam sejenak, apakah mungkin ia merindukan sosok Ravin?

Lamunan Ara terbuyarkan ketika suara seseorang terdengar di ruangan itu. “Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam, Kak Ravin!” Semuanya bersorak gembira ketika Ravin datang. Rasanya, kehadiran Ravin seperti pahlawan yang selalu mereka nanti-nantikan.

Namun kini Ravin lagi-lagi tak sendiri, ia tampak bersama Shanon. Sosok gadis yang Ravin kenalkan pada Ara di ruang musik tadi.

Mata Ravin membulat kearah Ara. Ara pun menajamkan tatapannya kearah Ravin. Mata mereka bertaut beberapa saat sebelum Ravin mengakihkan pandangannya kearah anak-anak Rumah Singgah Harapan.

“Hai, apa kabar kalian? Kalian pasti kangen ya sama Kak Ravin?”

“Kangen dong.”

“Tebak, hari ini Kak Ravin bawa apa buat kalian?” tanya Ravin. Mereka tampak berpikir karena Ravin tak terlihat membawa apapun.

“Nggak tau, Kak Ravin nggak bawa apa-apa.”

Ravin tertawa lalu mengalihkan pandangannya kearah Shanon. “Liat, Kak Ravin bawa bidadari yang cantik buat kalian.”

“Kalian seneng nggak?”

Yuki mengerutkan dahinya. “Kak Ravin, bukannya kakak pernah bilang kalo Kak Ara itu bidadari tak bersayap buat Kak Ravin? Terus kenapa Kak Ravin bilang kalo kakak ini bidadari juga?”

“Emangnya, Kak Ravin udah nggak anggep Kak Ara jadi bidadari tak bersayap buat kakak?”

“Tadi, Kak Ara juga bilang kalo Kak Ravin nggak bisa kesini. Terus kenapa sekarang Kak Ravin ada disini?”

“Kak Ara sama Kak Ravin lagi berantem ya?” tanya Yuki dengan polosnya. Yuki memang terlihat kritis dan menggemaskan.

Ravin menatap Ara sekilas lalu tersenyum kearah Yuki. “Nggak kok, Kak Ravin sama Kak Ara baik-baik aja.”

“Iya ‘kan, Ra?” tanya Ravin seraya menatap Ara kembali.

Ara mengangguk. “Iya.”

“Terus kenapa Kak Ravin kesini bareng kakak ini?”

“Kakak pacarnya Kak Ravin?” tanya Yuki pada Shanon.

Shanon mengangguk seraya tersenyum sumringah. “Iya, aku pacarnya Kak Ravin.”

Yuki menatap Ravin bingung. “Bener, Kak?”

Ravin tersenyum. “Iya.”

“Cie, pasti utang kakak udah lunas ya makanya kakak bisa punya pacar?” celetuk Putri yang membuat semuanya tertawa.

Termasuk Ara yang ikut tertawa. Walaupun ia masih tak mengerti apa yang ia rasakan sekarang. Namun yang pasti, harusnya Ara bahagia.

Karena akhirnya, Ravin bisa bersama dengan orang yang benar-benar mencintainya.

Ara menoleh kearah Ravin. Ia tahu jika kini Ravin tengah menatapnya. Jika dilihat dari tatapannya, sepertinya Ravin tak ingin Ara ada disini.

Akhirnya Ara tersenyum kearah mereka. “Udah sore, Kak Ara pulang dulu ya.”

“Oh iya, Kak Ara tadi bawain biskuit vanilla buat kalian. Biskuitnya ada di meja.”

“Jangan lupa dimakan ya,” sambung Ara.

Ara tersenyum lalu berjalan untuk keluar dari tempat ini. Namun sebelumnya ia menatap Ravin seraya tersenyum. “Selamet ya.”

“Akhirnya punya pacar juga lo.”

Ravin tertawa. “Iya lah, cantik nggak pacar gue?”

Ara menoleh kearah Shanon. Ara tertawa.

“Jangan lupa lunasin utang-utang lo.”

Iya, akhirnya Ara tak perlu pusing-pusing memikirkan bagaimana caranya agar Ravin menjauhinya. Karena sekarang Ravin tak akan mengganggunya lagi.

“Gue balik.”

Ravin mengangguk seraya tersenyum. Namun bukan senyum sumringah yang biasanya selalu ia tunjukkan pada Ara. “Iya, Ra.”

“Makasih.”

Shanon tersenyum kearah Ara. “Makasih, Kak Ara.”

“Hati-hati ya.”

Ara mengangguk lalu berjalan untuk menghampiri motornya. Dari sana, bisa terlihat jelas jika Ravin dan Shanon tengah tertawa bahagia bersama.

Ara mengegas motornya untuk menuju rumahnya. Di bawah langit yang perlahan berganti warna menjadi jingga. Di bawah langit, yang pernah menyaksikan apa yang terjadi pada hari itu dan mengerti apa yang Ara rasakan sekarang.

Tak lama kemudian Ara sampai di rumahnya, ia menghela napas berat lalu tersenyum tipis ketika melihat pemandangan yang ada di hadapannya.

“Dino, gue yang menang!”

“Cewek berang-berang, berang-berang juga tahu kalo gue yang menang.”

“Dih menang apanya? Dino, nggak usah curang ya!”

Itu adalah Abang Ara bersama pacarnya—Kak Rindu. Mereka sudah berpacaran lebih dari satu tahun, namun tingkah mereka masih saja menggemaskan.

Gama tertawa. “Cewek berang-berang, yang ada lo yang curang.”

Rindu mengerutkan dahinya. “Kenapa gue yang curang?”

“Iya, kata berang-berang lo curang.”

“Kenapa?”

“Soalnya lo bisa bikin dia jatuh cinta setiap hari,” sahut Gama seraya tertawa puas. Mendengarnya, Rindu membulatkan matanya kearah Gama.

“Dasar berang-berang alay!”

Ara tersenyum getir. Mereka berdua tampak sangat berbahagia dengan cara mereka yang terlihat sangat sederhana. Walaupun terdengar aneh untuk beberapa orang, namun mereka masih tetap bahagia. Mereka juga terlihat saling mencintai satu sama lain.

Tak lama, Ara turun dari motornya dan berjalan melewati Gama dan Rindu yang tengah tertawa bersama. Namun tawa Rindu seketika terhenti ketika melihat sosok Ara.

“Ara! Apa kabar?”

Ara tersenyum tipis. “Baik kok.”

“Gue duluan ke dalem ya, Kak!”

“Hati-hati, Bang Gama gigit!” ledek Ara seraya tertawa paksa lalu masuk ke dalam rumahnya.

“Ra, awas lo ya!” Suara Gama terdengar dari luar.

Ara melempar tasnya ke sembarang arah lalu mengambil gitar kesayangannya dan beberapa cemilan menuju sofa yang ada di ruang keluarganya.

Setelah selesai memakan beberapa cemilan, Ara mulai memetik senar gitarnya seraya menatap langit-langit ruang keluarganya.

Namun ketenangannya seakan berakhir ketika seseorang duduk disampingnya seraya mengambil alih gitar yang tengah Ara mainkan.

Ara berdecak kesal seraya menatap sosok itu dengan tatapan malas. “Apaan sih lo, Bang?”

“Balikin nggak?”

“Kalo gue nggak mau?” tanya Gama meledek.

Ara semakin kesal. “Bang, nggak usah sok-sokan lah. Lo aja false mulu kalo main gitar!”

“Dih, sok tau lo! Gue sekarang udah jago!”

Ara mendengus pasrah. “Jago apaan, balikin nggak?”

“Kalo gue nggak mau?” ledek Gama.

“Balikin nggak? Mendingan lo sama Kak Rindu aja deh sana. Kasian tau, cewek berang-berang lo itu ditinggal sendirian,” ledek Ara balik.

Gama mengacak rambut Ara gemas sehingga rambut Ara tampak berantakan.

Ara membulatkan matanya. “Bang, lo rese abis sumpah!”

“Lagian, muka lo galau banget. Kenapa sih lo?”

Ara tertawa sinis. “Dih, siapa yang galau? Emangnya gue bucin kayak lo?”

Gama menatap adiknya. “Nggak usah galau, semua orang pasti bakalan pergi ninggalin lo.”

“Makanya mau nggak mau, lo harus siap sama yang namanya kehilangan.”

Setelah itu, Gama beranjak pergi meninggalkan Ara.

“Berang-berang lo kali kehilangan sangkarnya!” teriak Ara dari jauh.

Kehilangan? Apakah benar Ara merasa jika ia kehilangan Ravin? Atau Ara hanya merasa bersalah pada Ravin karena perkataannya beberapa hari yang lalu?

TBC

Author Note:
Jadi bener Ravin pacaran sama Shanon? Tapi kenapa secepet itu? Kalo kalian jadi Ara, apa yang bakalan kalian lakuin? Thanks for reading ❤

Alya Ranti

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 291K 60
[TERSEDIA DI TOKO BUKU] 📛WARNING!! BACA CERITA INI BISA MENIMBULKAN KEGESERAN OTAK. SEGALA KETIDAKWARASAN YANG TERJADI DI LUAR TANGGUNG JAWAB AUTHOR...
117K 6.3K 54
Pengalaman adalah guru yang paling baik. Tentu saja Alena tahu itu. Gadis yang sangat menyukai biola ini pernah gagal dalam menjalin cinta dengan Dam...
3.6M 289K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.2M 131K 62
Thalia Novenda, gadis bodoh dan ceroboh. Sering kali bermimpi bertemu dengan pangeran. Lalu tiba-tiba ia kedatangan tetangga baru yang mirip sekali d...