Backstreet Of Badboy (COMPLET...

By sithaiteaaa

360K 17.8K 21.9K

[BEBERAPA PART DIPRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Akibat masa lalunya yang kelam membuat cewek dingin, cantik... More

Chapter 1
T O K O H
Chapter 2
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43 [REVISI]
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47 [REVISI]
Chapter 48 [REVISI]
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51 [REVISI]
Chapter 52 [REVISI]
Chapter 53 [REVISI]
Chapter 54 [REVISI]
Chapter 55 [REVISI]
Chapter 56
Chapter 57 [REVISI]
Chapter 58 [END]
EXTRA PART
EXTRA PART II
EXTRA PART III

Chapter 3

15.1K 927 1.3K
By sithaiteaaa


Jangan lupa tinggalin jejak kalian [ ^_^]

Happy Reading...


Betapa menggemaskan ceweknya andai ia ada di hadapannya sekarang sudah dicubit habis-habisan.

"Maafin lah"

"Gak mau"

"Oh! Bener nih gak mau maafin"

"Iya"

"Yaudah aku cari cewek lain"

"Dih! Kok gitu sih!"

"Gak lah, gak mungkin"

"Thank youu"

"For what?"

"For Everything"

"Udah malem sana tidur"

"Iya bawel"

Devan membaringkan tubuhnya di ranjang, menatap langit-langit kamarnya.

"I love you bawel"

"I love you more my badboy"

Sambungan terputus sepihak tidak lama ia terlelap dalam mimpi.

~~BOB~~

Hari ini Amel sengaja bangun lebih pagi dari biasanya. Berhubung hari ini Devan tidak menjemputnya. Ralat dia yang meminta Devan untuk tidak menjemputnya hari ini. Amel memasukan semua keperluan sekolah kedalam tas dia sudah rapi dengan seragam putih abu-abu rambut dibiarkan terurai lalu berjalan menuju rak sepatu setelah itu ia segera bergegas turun untuk menemui sang Bunda.

Mendengar suara derap kaki lantas Rena menoleh ke arah sumber suara disana berdiri anak perempuan satu-satunya.Snyum tak pernah luntur dibibir manisnya.

"Loh? Kok udah bangun?" tanya Rena heran.

"Bangun pagi salah bangun siang salah" ucap Amel mendarat bokongnya dikursi meja makan.

"Bukanya salah sayang bunda cuman heran aja gak biasanya kamu bangun pagi. Ada apa huh?"

"Enggak apa-apa pengen bangun pagi aja" sahut Amel santai.

"Bagus! Tiap hari aja bangun pagi anak perempuan tuh harusnya bangun pagi" suara berat seorang sudah rapi dengan pakaian formal.

"Ayah nguping ya"

"Enggak! Ayah gak sengaja denger aja bukan nguping" elak Nathan mencium kening Rena.

"Sama aja"

"Beda"

"Sama!!"

"Beda sayang"

'Apa bedanya coba'

Amel mengerucutkan bibirnya lalu menoleh ke arah Rena meminta perlindungan

"Bun..."

"Ayah, sama anak sendiri gak mau ngalah" ucap Rena mengelus lembut kepala Amel.

"Yaudah Ayah ngalah deh"

Amel tersenyum kemenangan tiba-tiba suara mengagetkan mereka semua.

"WAH! UDAH PADA DISINI, KOK GAK ADA YANG BANGUIN ABANG" teriak Varo menggelegar di seluruh ruangan.

"Abang jangan teriak kaya gitu bunda gak suka ini, bukan hutan bang" tegur Rena

Varo mengaruk tekuknya yang tidak gatal mendaratkan bokongnya disamping Amel
"Sorry bun" cengir Varo.

"Gak inget umur" sindir Amel.

Mendengar suara Amel lantas Varo menoleh "Eh...adik abang yang cuantik"

"Alay"

"Kok ayah udah rapi aja? Mau kemana?" tanya Varo pada Nathan.

"Bego kok dipelihara" gumam Amel.

"Ayah harus pergi ke Surabaya selama beberapa hari" sahut Rena.

Lantas Amel menoleh ke arah Rena lalu bertanya "Mama ikut?" tanya Amel diangguki Rena.

Amel berdecak kesal menyilang tangannya di dada ia kesal baru seminggu yang lalu Rena dan Nathan pulang setelah sebulan mereka melakukan bisnis diluar kota. Ralat Nathan yang berbisnis dan Rena hanya menemani suaminya.

"Tenang aja lo bakal aman sama gue" ucap Varo mengelus kepala Amel dengan cepat ditempis oleh Amel.

"Adik gue galak bener" geruntu Varo

"Kalian tuh kenapa sih gak bisa akur" ucap Nathan seraya menghisap kopi.

"Abisnya abang ngeselin"

"Salah mulu gue"

"Udah! Jangan berantem mulu ayo sarapan" lerai Rena.

Setelah tidak ada yang memulai pembicaraan semuanya fokus memakan Nathan selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tidak bicara saat makan.

Lima belas menit mereka sudah selesai sarapan. Amel pamit berangkat sekolah Varo berangkat kuliah sedangkan Nathan menyiapkan keperluan untuk bisnisnya di Surabaya tentu saja dibantu Rena.

Hari ini Amel berangkat mengunakan angkutan umum seperti biasanya. Sesekali ia diantar oleh Devan. Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

Amel berjalan melewati koridor. Senyum tidak pernah luntur sejak tadi pagi mood nya sangat baik sesekali ia membalas sapaan siswa yang lewat walaupun sekedar senyum.

"Lo tahu enggak ada mu-" ucap Citra saat Amel mendaratkan bokongnya.

"Enggak"

"Gue belum selesai ngomong"

"Apa?"

"Katanya ada murid baru tadi gue gak sengaja ketemu dia cantik kayanya sih baik" ucap Citra.

"Terus?"

"Gapapa gue cuma mau jelasin itu" ucap Citra santai.

Amel menggeleng kepala lalu mengambil ponselnya dari tadi berbunyi. Sejak semalam ia belum mengaktifkan ponselnya, beberapa notif masuk salah satunya dari sang kekasih membuat ia tersenyum tipis.

Devan Aditama

Morning Bawel

Morning to my badboy

Kamu udah dikelas

Udah dong

Tumben pagi biasanya
telat

Kenapa? Gak suka aku
berangkat pagi

Enggak lah malah aku
senang banget

Pulang sekolah aku tunggu
kamu di rooftop

Hah? Ngapain?

Mau kasih kejutan

Kejutan? Apa? Tumben?

Ada lah

Dih kok gitu sih?

Nanti kamu juga tau

Awas kalau kamu kasih
macem-macem

Enggak cuma satu macem

Tuh kan nyebelin

Dih, Jangan marah gitu dong

Bd


Dih singkat amat, kamu kenapa sih?

Tidak berniat membalas kemudian ia mematikan ponselnya. Tidak lama bel berbunyi dan guru mengajar sudah masuk kekelas.

"Selamat pagi anak-anak"

"Pagi bu" jawab semua murid

"Hari ini kita kedatangan teman baru ibu harap kalian bisa beradaptasi dengan teman baru kalian" pesan guru itu.

"Ayo...nak perkenalkan diri kamu pada yang lain"

Semua murid menganga melihat cewek berambut coklat hidung mancung alis tebal bibir merah senyumnya manis membuat para cowok bersiul, cewek berbisik-bisik. Hampir semuanya kagum terhadap pesonanya kecuali Amel.

"Tuh kan gue bilang apa cantik" bisik Citra.
"B aja"

"Nama gue Farah pandhita panggil gue Farah, gue pindahan dari Surabaya karna urusan bisnis bokap di Jakarta. Gue harap kalian bisa terima gue sekolah disini"

"Baik! kamu silakan duduk dibangku yang kosong"

Cewek yang bernama Farah duduk disamping siswa bernama Putri, kebetulan meja mereka berada tepat dibelakang meja Amel karna cuma itu yang kosong.

"Keluarkan paket biologi halaman 150"

~~BOB~~

"Bener lo gak ke kantin?" tanya Citra.

"Iya biasa lah, katanya sih ada sesuatu yang mau dia kasih" jawab Amel Santai.

"Duh! Devan romantis banget sih jadi pengen punya pacar kaya dia" gumam Citra

"Lebih tepatnya sok romantis"

"Hah? Lo beruntung tau kurang apa coba Devan udah ganteng tajir perhatian romantis pergerti-" ucapan Citra terpotong karna ada seorang yang menyapanya.

"Hai"

"H-hai" balas Citra canggung.

"Umm...gue boleh gabung sama kalian" ucap cewek itu bernama Farah.

Amel menaikan alisnya begitu pun dengan Citra. Melihat ekspresi mereka Farah buru-buru meralat ucapannya.

"M-maksudnya bisa temenan sama kalian boleh?" tanya Farah ramah

"Oh! Boleh lah" jawab Citra tak kalah ramah.

"Umm...j-jadi sekarang kita temenan" ucap Farah ragu di angguki Citra.

Farah tersenyum lebar Citra juga melakukan hal yang sama tapi tidak
dengan Amel tetap dengan ekspresi datar.

Bukanya tidak suka hanya saja ia tidak terbiasa dengan orang baru.

"Nama lo si-"

"Gue Citra, umm...ini sahabat gue Amel" potong Citra cepat

"Hai Citra" ucap Farah mengulur tangannya yang disambut baik

"Umm...hai Amel" begitu pun dengan Amel.

"Gue duluan" pamit Amel melenggang pergi.

"Kayanya Amel gak suka sama gue" gumam Farah menunduk

"Bukanya gak suka hanya belum terbiasa, dia orangnya asik kok lo hanya perlu lebih dekat aja. Lo gak bakal nyesel temenan sama kita" sahut Citra.

Mendengar itu lantas Farah mendongak lantas tersenyum.

"Kantin kuy"

Devan memainkan ponselnya sekitar dua puluh menit yang lalu ia sudah menunggu Amel sampai ia bosan dan lebih memilih memainkan ponsel untuk menghilangkan rasa bosan.

"Ehem"

Suara deheman menghentikan aktifitasnya lalu mendongak sambil tersenyum lebar membuat Amel tersenyum simpul.

"Duduk" menepuk sofa kosong disamping.Amel menurut duduk disamping Devan

"Kenapa?"

"Wait" Devan mengeluarkan kotak beludru putih dari saku jaketnya ketika dibuka terdapat sebuah liontin putih berbentuk seperti persegi permukaan bergelombang dibagian [ Author bingung jelasinnya gimana wkwk] tengah batu permata berwarna biru.

Amel terkejut refleks menutup mulutnya. Ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mata mengeluarkan cairan bening tak sanggup menahan air matanya. Satu kata yang mengambarkan perasaannya saat ini. Bahagia.

"Hadap sana"

Amel berbalik badan, Devan mulai memakaikan liontin di leher mulus Amel. Setelah selesai Amel memandang liontin itu dengan haru. Betapa beruntung dirinya mendapat kekasih seperti Devan. Mungkin semua orang ingin menjadi Amel.

'Terima kasih tuhan'

"Gimana? Suka?"

"Banget"

Devan menangkup pipi Amel jari telunjuk terulur untuk menghapus air mata yang membasahi pipi mulus Amel.

"Jangan nangis"

Amel menggengam tangan Devan yang berada dipipinya. Di elus dengan penuh kasih sayang dan menatap Devan dengan penuh Cinta.

"Makasih"

Devan menganguk lalu merentangkan tangannya, melihat itu Amel terkekeh pelan sedetik kemudia ia memeluk Devan dengan erat seolah tidak ada hari esok.

Devan mengurai pelukan tangan kanannya terulur menyelipkan anak rambut ke belakang telinga.

"Aku bahagia, Mel liat kamu senyum kaya gini" ucap Devan sambil mengelus pipi Amel lembut.

"Berarti aku harus senyum kaya gini terus"

"Hanya aku yang bisa liat kamu senyum bahagia seperti ini dan hanya aku yang membuat kamu tersenyum" ucap Devan tersenyum.

"Kalau aku sedih"

"Berarti aku gagal"

"Gagal?"

"Gagal membuat gadis cantik ini bahagia" ucap Devan mencolek hidung Amel.

"Aku bahagia kok"

"Terus kaya gini, aku gak sanggup liat kamu nangis cukup waktu itu sekarang kamu harus bahagia"

"Ternyata badboy jago gombal juga" goda Amel.

"Gombal sama pacar sendiri salah"

"Enggak lah"

"Kamu gak tau pacar kamu yang tamvan ini banyak loh yang suka" sahut Devan menyisir rambut ke belakang.

"Termasuk Maya" ketus Amel.

"Dia yang terus deketin aku rasanya pengen banget bilang ke dia kalau aku udah punya pacar yang seperti bidadari"

"Gombal"

"Kamu juga selalu tebar pesona" lanjutnya

"Sumpah aku gak tebar pesona sayang"

"Bohong"

"Kok bohong sih?" kesal Devan

"Buktinya kemarin kamu nempel banget sama fans cewek kamu itu"

"Aku udah minta maaf kan"

"Tapi tetep aja" ketus Amel

'sabar Devan sabar'

"Udah dong sayang jangan ngambek mulu"

"Bodo"

"Kamu mau apa biar aku beliin"

"Kamu nyogok aku"

Devan menghela nafasnya butuh kesabaran ekstra untuk menenangkan cewek yang lagi ngambek.

"Aku gak nyogok sayang"

"Terus?"

"Aku beliin es krim mau?"

Mendengar kata es krim mata Amel langsung berbinar-binar karna itu dessert favoritnya.

"Mau" jawab Amel antusias.

"Besok aku beliin"

"Ihh kok besok sih" geruntu Amel mengerucutkan bibirnya.

Devan terkekeh kecil melihat wajah mengemaskan sang kekasih.

"Besok sayang aku mau ajak kamu ke suatu tempat" mendengar ucapan Devan lantas menoleh.

"Pokoknya kamu harus dandan yang cantik aku jemput kamu jam 1"

Baru saja Amel ingin membuka suara Devan sudah menyela terlebih dulu.

"Jangan banyak tanya kamu tunggu aja besok"

"Yaudah"

"Kamu udah makan?" tanya Devan.

Amel menggeleng pelan lalu memperlihatkan deretan giginya.

"Kenapa?"

"Ish kamu yang suruh aku kesini"

Devan menghela nafas pelan "Yaudah sekarang kita ke kantin" ajak Devan lalu mengengam tangan Amel.

Amel masih tetap diam. Merasa tidak ada yang mengikutinya lantas Devan menoleh disana Amel diam seraya menatapnya.

Devan tahu betul sikap Amel yang seperti ini lalu berkata "Yaudah kamu duluan" kata Devan

Amel menganguk lalu berjalan mendahului Devan yang mengekori dari belakang.

~~BOB~~

Bel pulang sekolah berbunyi membuat semua siswa bisa bernafas lega begitu pula Amel dan Citra. Saat ini mereka tengah membereskan barangnya masing-masing.

Sebelumnya ia mendapat pesan dari sang kekasih sudah menunggunya di halte sekolah. Jarak antara halte ke sekolah tidak terlalu jauh.

"Hei! Tunggu!"

Pekik seorang memberhentikan langkah mereka lalu menoleh ternyata Farah berlari ke arah mereka.

"G-gue boleh bareng kalian ke gerbang depan" ucap Farah ngos-ngosan.

"Napas dulu"

Farah menghela nafasnya panjang dibuang secara perlahan.

"Kalian pulang naik apa?" tanya Farah pada Amel dan citra.

"Gue di jemput" jawab Citra.

"G-gue bareng t-temen" tambah Amel gugup pasalnya tidak mungkin menyebut nama Devan didepan Farah.

Farah menjerit "temen?"

"Temen hidup" sahut Citra.

Amel memukul punggung Citra cukup keras membuat si empunya kesakitan.

"Aduh! Sakit, Mel"

"Makanya kalau ngomong tuh disaring dulu" balas Amel pelan.

Sedangkan Farah menatap keduanya dengan tatapan bingung.

"Umm...sorry ya citra emang gitu kalau ngomong suka ngaur" seru Amel melirik ke arah Citra.

Farah memangut-mangut mengerti.

Dari kejauhan terlihat Devan cs keluar dari kelasnya membuat suasana menjadi ramai banyak pujian yang dilontarkan para siswi. Ada beberapa barang yang mereka kasih untuk Devan cs.

Devan memang tidak satu kelas dengan Amel, dia masuk IPA-1 sedangkan Amel IPA-3 mereka memang seumuran dan pertengahan bulan setelah dirinya masuk kesekolah ini Devan mengklaim Amel sebagai pacaranya. Awalnya dia tidak terima, Amel tidak mau menjadikan Devan sebagai pelampiasan karna masa lalunya kembali datang. Tentu saja Amel sangat menyayangi Devan karna hanya dia bisa membuatnya tersenyum kala masalah kembali.

"Dev, ada cewek lo noh" ucap Alan pelan sambil menatap Amel tidak jauh dari mereka.

Devan mengikuti arah tatapan Alan. Seketika tatapan mereka bertemu.

"Gile cewek lu makin hari makin cantik aja bro" goda Ardan.

"Bosen hidup lo"

"Hehe canda kali"

Sedangkan ditempat lain, Farah berdecak kagum melihat ketampanan Devan cs lebih tepatnya hanya Devan saja.

"Kok yang tengah ganteng banget sih" gumam Farah

"Eh?"

"Lo tahu nama mereka?" tanya Farah.

Citra mengangguk "Sebelah kanan namanya Alan, kiri Ardan dan yang tengah Devan yang ganteng itu" jelas Citra mengatakan ucapan terakhir ia melirik kearah Amel.


Citra tersenyum geli melihat sahabatnya terbakar api cemburu, ia tahu Amel menyembunyikan rasa cemburunya supaya tidak ada yang curiga.

"Hm... Devan udah punya cewek belum ya" gumam Farah.

"Hah?"

"Eh? Enggak kok"

'Dia harus jadi milik gue selamanya, gak peduli dia udah punya cewek yang terpenting gue harus dapetin dia harus!'

"Oh! Gue kira ada apa, kalau lo butuh sesuatu minta sama gue aja gak usah sungkan" ucap Citra membuyarkan lamunan Farah.

"Iya santai aja, kita sekarang teman kan?"

"Iya lah, lagipula gue sen-"

"Gue duluan" potong Amel lalu melenggang pergi menuju halte menunggu Devan.

Dan dari sinilah persahabatan mereka dimulai....

••••

Yuhu!! Update lagi:)

Gimana chapter ini?

Note:Di chapter sebelumnya part Melvan banyak? Sengaja sukak aja gitu liat mereka:v

Aku kasih bocoran untuk next chapter full untuk pasangan Melvan.

Gak suka? Gak usah dibaca gampang kan.

Tinggalin jejak kalian supaya aku lebih semangat buat update.

Kalau banyak yang suka aku bakal up next chapter.

Tbc❤

Melvan❤

Continue Reading

You'll Also Like

31.3K 399 12
fino langsung membuka celana, menaruh posisi hp dgn pas, lalu menungging di depan kamera ouh shit, fck"ucap raka saat nafsu melihat hole pink milik f...
27.2K 2.1K 65
Ini kisah Ricar dan gadisnya, sebuah kisah yang memberikan kesan terdalam. Kisah yang membuat seorang gadis berhasil melewati kepedihannya. Ricar, se...
4.3K 2.3K 56
Kisah ini menceritakan tentang dua orang yang bersahabat sejak kecil, mereka adalah Azam dan Dania. Pertemuan mereka tidak sengaja dan mungkin memang...
3.4K 154 50
[JANGAN JADI SILENT READER YA! VOTE SETIAP CHAPTER UNTUK LEBIH MENGHARGAI PENULIS] 𝗥𝗵𝗲𝗮𝗻𝗮 𝗔𝘇𝘂𝗿𝗮 adalah gadis berusia tujuh belas tahun yan...