Cinta tak bersyarat (✓)

By TeamAlki

58.7K 6.4K 1.2K

jika seorang laki laki biasa mencintai seorang gadis luar biasa apakah harus dengan sebuah syarat? More

CTB 1
CTB 2
CTB 3
CTB 4
CTB 5
CTB 6
CTB 7
CTB 8
CTB 9
CTB 10
CTB 11
CTB 12
promo
CTB 13
CTB 14
CTB 15
CTB 16
CTB 17
CTB 18
CTB 19
boongan 😂😂😂
CTB 20
CTB 21
CTB 22
CTB 23
CTB 24
CTB 25
CTB 27
CTB 28
CTB 29
CTB 30
CTB 31 (perkenalan)
CTB 32
CTB 33
CTB 34
CTB 35
CTB 36
CTB 37
CTB 38
CTB 39 (end?)
CTB 40 (end)

CTB 26

1.1K 126 14
By TeamAlki


🍃 Happy Reading 🍃
______

"Lo beneran nggak ikut kita ke kantin?_"

Dan ini adalah pertanyaan yang sudah di tanyakan untuk kesekian kalinya dari mulut kedua sahabatnya itu yang belum juga keluar dari kelas padahal biasanya mereka berdua itu paling cepat keluar setelah dosen tapi kini di dalam ruangan tersebut hanya ada mereka bertiga dan itu sudah sejak lima belas menit yang lalu di mana Yuki menolak di ajak pergi ke kantin.

"Udah deh gue serius,lagian bentar lagi juga pasti Al datang,sana kalian makan dulu takutnya nanti nggak kebagian makanan!_"ujar Yuki sambil terkekeh seraya mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.

"Enak ya yang bersuami!_"cibir Keyna membuat Nina dan Yuki saling lirik sebelum akhirnya keduanya kompak menertawakan muka konyol Keyna.

"Makanya buruan minta di halalin_"ujar Yuki yang kini sudah fokus pada layar ponselnya mencari kontak sang suami.

"Tunggu saja undangan dari gue,yaudah kita duluan kalo ada apa-apa langsung telfon gue aja!_"pamit Keyna diikuti Nina berjalan keluar menuju kantin.

"Kok nggak di angkat sih!_"gumam Yuki kembali melihat layar ponselnya saat tidak ada jawaban dari sebrang.

Wanita itu melihat sekeliling yang memang sudah sepi karena di dalam cuma hanya dirinya yang kemudian membereskan beberapa barang yang ada di atas meja sebelum akhirnya dia keluar dari kelas.

°

Pria itu masih sibuk dengan layar laptop di depannya mengabaikan wanita hamil yang sedari tadi sudah menggerutu tidak jelas, bagaimana bisa dia di abaikan suaminya di saat jam makan siang seperti saat ini.

Lima menit

Sepuluh menit

Wanita itu terlihat melempar asal ponselnya di atas meja kaca di hadapannya kemudian dia berdiri dari duduknya seraya menghentakkan kakinya membuat seseorang yang sedari tadi fokus dengan laptopnya mendongakkan kepalanya sampai akhirnya detik selanjutnya pria itu tersadar dari kebodohannya yang langsung menepuk keningnya sebelum akhirnya pria itu menelfon OG untuk memesankan makanan untuk dirinya dan juga sang istri yang pasti saat ini sudah ngambek karena ia lupakan.

Pria itu berdiri di sebelah pintu kamar mandi yang tertutup,dia sengaja tidak ingin memanggil istrinya karena dia tahu saat ini istrinya lagi marah dan akan bahaya kalo pria itu salah bicara yang akan menambah masalah.

Klek

Sreg

Bertepatan dengan pintu di buka serta keluarganya sang istri saat itu juga Kevin langsung membawa sang istri kedalam dekapannya seraya mengusap pelan punggung istrinya dengan sesekali mencium puncuk kepala istrinya dengan gumaman kata maaf yang terus terlontar dari bibirnya seolah menjadi mantra guna.

Mila wanita itu hanya terdiam dengan perlakukan suaminya,dia tahu jika saat ini suaminya tengah mengurus dua perusahaan sekaligus yang membuat dia sedikit bekerja ektra dan tidak seharusnya wanita itu menuntut,bukankah seharusnya dia yang harus menyiapkan makan siang untuk suaminya?.

"Maaf!_"

"Maaf aku melupakanmu!_"

Pria itu berujar seraya mengurai pelukannya,di usapnya pipi kanan sang istri dengan begitu lembut seraya menuntunnya agar kembali duduk ke sofa,Mila diam dia hanya ingin tahu seberapa besar pria itu memperhatikan dirinya sampai akhirnya suara ketukan dari luar membuat pria itu berdiri dari duduknya dan membukakan pintu untuk seseorang yang ia yakini adalah orang yang tadi ia suruh untuk membelikan makanan untuknya serta sang istri.

Mila hanya terdiam memperhatikan suaminya yang sudah berjalan kearahnya dengan membawa sebuah kantong plastik berada di tangannya.

"Sayang!_"

"Are you okay?_" tanya Kevin mengusap lembut kepala istrinya setelah meletakkan Katong plastik di atas meja.

"Nggak apa-apa kok,kamu pesen makanan apa tadi?_"tanya Mila mengalihkan pembicaraan mereka, entahlah hilang kemana amarah yang tadi,mungkin nyangkut kali di toilet ya.

Wanita itu membuka bungkusan di atas meja masih dengan usapan lembut dari suaminya yang masih betah menatap istrinya dengan tatapan bersalahnya karena sudah mengabaikan istri dan calon anaknya.

"Wah kamu tahu aja aku lagi makan nasi Padang pake rendang dengan telur dadar!_"binar Mila membuka salah satu bungkusan yang ada di atas meja.

"Kamu lagi pengan makan nasi Padang? Jadi aku nggak salah beli?_"tanya Kevin yang hanya dapat anggukan dari sang istri.

"Ssayang!_"panggil Kevin meraih kedua tangan Mila sehingga wanita itu sedikit menggeser tubuhnya untuk menghadap ke arah sang suami.

"Kenapa?_"

"Aku minta maaf karena sudah mengabai_

"Hust_"sebelum Kevin menyelesaikan ucapannya Mila sudah lebih dulu menaruh jari telunjuknya pada bibir sang suami seraya menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa! aku tahu kamu lagi sibuk,udah ah makan dulu baby-nya udah lapar_"gelak Mila sengaja mencairkan suasana agar sang suami tidak merasa bersalah karena sudah mengabaikan dirinya sampai akhirnya keduanya bisa menikmati makan siang bersama dengan Mila yang sesekali menyuapi sang suami dan begitu juga dengan Kevin yang menyuapi sang istri.

°

Dengan buru-buru pria itu keluar dari mobil,ia mempercepat langkahnya saat melihat jam di pergelangan tangannya dia sudah telat kurang lebih sepuluh menit dari jadwal selesainya mata kuliah yang diikuti sang istri.

Ya pria yang terlihat berlari kecil di sepanjang koridor itu adalah Al,tadi saat di restoran ada sedikit masalah yang untung saja bisa pria itu handle dengan mudah karena kebetulan pelanggan wanita yang sempat marah-marah di restoran adalah salah satu teman kuliah Stefan yang pernah di kenalkan kepada Al kala itu,namun bukan itu alasan keterlambatan Al karena nyatanya di tengah jalan tadi pria itu ketemu dengan hal yang tidak terduga di mana sebuah kecelakaan seorang pengendara motor yang menabrak seorang wanita lanjut usia yang membuat Al mau tidak mau ikut campur karena memang jalanan yang tadi ia lewati adalah jalan sepi sehingga mengharuskan Al untuk mengantarkan wanita tersebut ke rumah sakit setelah pria itu meminta tolong kepada pengguna jalan lainnya yang kebetulan lewat untuk membantu pengguna kendaraan yang memang tidak memiliki luka serius seperti ibu-ibu lanjut usia tersebut karena pria itu mengatakan akan menyusul kerumah sakit setelahnya,karena Al menunggu orang tersebut datang ke rumah sakit inilah akibatnya, dia terlambat datang untuk membawakan makanan untuk sang istri,untung saja tadi dia menyelesaikan pekerjaannya lebih awal sehingga tidak membuat istrinya menunggu lebih lama.

Dengan nafas ngos-ngosan pria itu berusaha mengatur nafasnya saat melihat sosok istrinya yang sudah duduk di bangku panjang yang berada di taman kampus,ya Al tahu istrinya di taman karena tadi pria itu sempat menelfon istrinya sebelum keluar dari rumah sakit tadi karena dia sempat melihat beberapa panggilan dari istrinya sehingga dengan segera dia balik menghubungi istrinya dan mengatakan akan datang terlambat namun pria itu belum menjelaskan apa alasan dia terlambat datang.

Suara langkah kaki yang semua mendekat membuat seseorang menoleh kebelakang di mana pria dengan kemeja yang sudah di gulung sebatas siku berlari kecil kearahnya dengan sesuatu yang ia bawa di tangannya terlihat tersenyum kearahnya yang membuat wanita itu langsung berdiri dari duduknya.

"Assalamualaikum!Maaf lama nunggu!_"ujar pria itu saat sudah berada di depan sang istri yang hanya tersenyum.

"Waalaikumsalam!_"jawabnya seraya meriah tangan kanan sang suami untuk ia cium.

"Kenapa harus lari-lari sih!_"ujar wanita itu seraya mengambil sesuatu dari dalam tasnya yang ternyata sebuah sapu tangan yang ini ia gunakan untuk membereskan keringat yang sudah membasahi kening suaminya.

"Aku takut kamu telat makan terus kalo sakit gimana hem?_"jawabnya yang memberikan pertanyaan di akhir kalimatnya membuat Yuki tersipu.

"Mau makan di mana?_"tanya Al menoleh kearah istrinya seraya mengambil tangan istrinya yang masih bergerak membersihkan keringatnya.

"Di ruangan aku mau?_"tanyanya lagi membuat Yuki terkesiap yang membuat Al terkekeh pelan.

"Emang nggak apa-apa?_"tanya Yuki dengan polos.

Tanpa menjawab pria itu langsung berdiri dari duduknya dan kembali mengangkat bawaannya yang tadi sudah ia letakkan di bangku sebelah tempat duduknya berjalan beriringan menuju ruangannya.

Sedangkan sepasang mata sejak tadi mengikuti langkah kaki Al hanya bisa memukul pohon tempat ia bersembunyi agar tidak ketahuan oleh Al_Yuki.

°

Mobil itu berhenti tepat di depan pintu utama sebuah bangunan yang menjulang tinggi keatas yang memiliki beberapa lantai di dalamnya.

"Terima kasih pak,bapak nggak usah ikut turun saya bisa buka sendiri!_"ujar seorang wanita yang sudah meraih rantang yang tadi ia letakkan di kursi sebelah tempat duduknya.

"Oh ya bapak tidak perlu nungguin saya!_"lanjut wanita tersebut yang langsung turun dari mobil setelah mendapat jawaban dari supir pribadinya itu.

Dia melihat kekanan dan kekiri yang tampak sepi,karena wanita itu hanya bisa melihat dua satpam yang berjaga di pintu utama masuk.

"Siang pak!_"sapanya kepada dua satpam yang berada di pos yang wanita itu lewati sampai akhirnya akhirnya salah satunya membukakan pintu kaca yang berada di hadapan wanita tersebut setelah tadi menjawab sapaan dari istri dari tuannya itu,tidak sedikit yang tahu jika wanita yang kini berjalan kearah resepsionis itu adalah istri dari bos mereka sehingga tidak jarang banyak yang memberikan hormat serta sapaan tulus untuk istri sang pemilik tempat mereka bekerja,namun ada juga yang memberikan tatapan tidak suka setiap kali wanita itu datang ke kantornya terlebih pada wanita yang selalu memuja ketampanan serta kemapanan seorang pemimpin perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan serta beberapa pemilik saham terbesar di beberapa apartemen di berbagai kota.

"Selamat siang mbak!_"sapa seorang wanita yang kira-kira berusia kurang lebih muda dari wanita yang kini sudah berdiri di hadapannya dengan senyum di wajahnya.

"Siang!pak Hito ada kan di atas?_"tanyanya karena memang wanita itu sebenarnya tidak menghubungi sang suami jika dia akan datang.

Ya dia adalah Raya istri dari Hito yang memiliki jabatan paling tinggi karena memang dialah pemimpin perusahaan yang saat ini ia pijak lantainya.

"Bapak ada di ruangannya,beliau tidak ada meeting lagi karena hari ini hanya ada satu meeting dan itupun sudah berlangsung pagi tadi!_"

"Oke! Kalo gitu terima kasih, saya naik keatas dulu!_"pamit Raya kepada wanita yang sudah menganggukan kepalanya seraya menjawab ucapan wanita tersebut.

Raya berjalan menuju pintu lift karyawan di mana saat ini lift tersebut tengah beroperasi karena memang waktu istirahat masih belum selesai dan lagi lagi dia harus mendengar ucapan para karyawan yang berada di dalam lift saat wanita itu masuk ke dalam.

Setelah kurang lebih lima menit Raya berada di dalam lift bersama beberapa orang yang masih tinggal di dalam karena memang sejak tadi sudah ada karyawan yang sudah turun di lantai tempat mereka bekerja masing-masing.

Ting

Pintu lift kembali terbuka dan ternyata sudah sampai lantai enam belas di mana ruangan Hito berada membuat Raya keluar dari dalam setelah wanita itu sempat tersenyum ramah menyapa beberapa orang yang masih tinggal di dalam lift tersebut sampai akhirnya wanita itu berhasil melangkah bersama dengan seseorang yang Raya tahu adalah sekretaris Hito yang sepertinya baru selesai makan siang juga.

"Dasar wanita murahan!_"

Bersamaan dengan suara itu sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangan Raya membuat wanita itu sedikit meringis merasakan perih pada pergelangan tangannya saat tangan itu mencengkram dengan kuat.

"Eh mbak mau ngapain?_"kaget Raya saat tahu siapa pelaku penarikan tangannya yang kini pasti sudah meninggalkan bekas membiru.

"Gara-gara kamu aku kembali kehilangan Hito bahkan kini tidak ada lagi kesempatan untuk aku mendapatkan hati Hito dan semua itu gara-gara kamu!_"teriakan yang sudah mendorong Raya sampai akhirnya punggung wanita itu membentur kaca yang berada di samping lift yang bisa melihatkan pemandangan kota dari atas,ya kini mereka masih berada di depan lift yang berada tidak jauh dari ruangan Hito.

"M...mak....maksudnya mbak gimana?_"

"Jangan berlagak jadi orang bego! Gue tahu lo cuma menginginkan harta Hito kan? Ngapain juga kalo bukan itu lo kembali sama Hito lagi setelah Lo pergi ninggalin dia?_"bisiknya pada telinga Raya bersamaan dengan genggaman tangannya yang semakin mengendur.

"Kalo Lo nggak tahu apa yang terjadi diantara gue sama suami gue jangan sok ikut campur!_"sentak Raya seraya mengibaskan tangannya sehingga genggaman tangan wanita itu terlepas dan Raya segera berlalu namun baru beberapa langkah dia kembali mendengar ancaman dari orang yang kini menatap tidak suka pada punggung Raya.

"Jangan harap hidup Lo akan tenang!_"

Dan begitulah yang Raya dengar sebelum akhirnya wanita itu masuk kedalam ruangan Hito dengan senyum di wajahnya seolah tidak ada apa-apa yang terjadi diluar sana.

°

"Alhamdulillah!_"kompak sepasang suami istri yang baru saja menghabiskan makan siang mereka di dalam ruangan kerja di pria tersebut.

Jangan salah kenapa Al bisa punya ruangan khusus karena ruangan tersebut adalah ruangan yang pernah di tempati oleh Stefan bahkan seandainya dia tidak menggantikan Stefan sekalipun pasti Al akan mendapatkan tempat tersendiri karena hal tersebut tidak susah untuk di lakukan karena memang kampus tersebut milik keluarganya Stefan.

"Makasih by!_"ujar Yuki seraya membereskan bekas makanan mereka berdua yang hampir tidak ada sisa yang tertinggal,ya mereka baru saja selesai makan setelah tadi keduanya menunaikan ibadah sholat dhuhur dengan Al sebagai imam istrinya.

"Setelah kelas aku usai sudah tidak ada kelas lagi kan?_"tanya Al seraya menarik lembut tangan istrinya agar duduk di sebelahnya.

"Huum, kenapa?_"tanya Yuki yang sudah sedikit menggeser tubuhnya sehingga bisa berhadapan dengan sang suami yang kini sudah menggenggam salah satu tangan istrinya membuat wanita itu mengusap punggung tangan suaminya yang berada di atas paha pria itu.

"Mau jalan-jalan?_"tanya Al membuat Yuki mengulas senyum,rasanya sudah lama sekali dia tidak jalan-jalan ke mall,tapi apa mungkin Al akan mengajaknya ke mall?

"Kemana by?_"binar Yuki seraya menggoyangkan lengan Al seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah permen.

Pria itu tersenyum seraya mengusap lembut pipi istrinya yang mampu membuat wanita itu memejamkan matanya merasakan sentuhan lembut dari tangan besar suaminya.

Cup

Satu kecupan yang cukup lama mendarat pada kening istrinya yang sedikit tertutup oleh phasmina yang di kenakan istrinya membuat wanita itu membuka matanya dengan perlahan menatap manik mata milik suaminya.

"Kamu maunya jalan-jalan kemana hem?_"tanya Al yang kini menggenggam kedua tangan istrinya,bukan hanya itu karena kini Al mencium punggung tangan Yuki secara bergantian yang membuat Yuki merasakan kasih sayang yang luar biasa dari Al.

"Ke mall boleh?_"tanya Yuki dengan menundukkan kepalanya takut-takut Al tidak menyetujui permintaannya namun dugaan Yuki salah karena kini pria itu sudah mengangkat kepala Yuki dengan senyum di wajahnya.

"Apapun untuk kamu sayang_"

Blush

Entah kenapa setiap pria itu memanggilnya dengan sebutan sayang wanita itu masih terlihat malu dan hal itu membuat Al terkekeh dan mengusap lembut kepalanya.

"Masih malu hem?_"tanya Al sengaja menggoda istrinya yang langsung memukul pelan dada sang suami yang kembali terkekeh sebelum akhirnya pria itu membawa Yuki kedalam dekapannya.

"Masih malu aja sih!_"Al kembali berujar seraya menumpukan dagunya pada kepala sang istri yang kini sudah melingkarkan tangannya pada pinggang sang suami yang terlihat begitu pas seolah mereka sudah di takdirkan untuk saling melengkapi sehingga keduanya terlihat begitu pas dalam segala hal.

"Ih! Ngeselin!_"ujar Yuki yang langsung melepas pelukannya dan sedikit mendorong dada bidang suaminya sehingga tubuh mereka terpisah dan dengan segera Yuki bangkit dari duduknya namun sebelum melangkah tangannya sudah lebih dulu di tahan oleh Al.

"Mau kemana hem?_"tanya Al ikut berdiri masih dengan tangannya memegang pergelangan tangan sang istri.

"Masuk kelas pak! Benar lagi jamnya di mulai!_"ujar Yuki di buat setenang mungkin untuk menghilangkan kegugupannya dan hal itu malah membuat Al terkekeh sebelum akhirnya pria itu melepas tangan istrinya dan mengangguk.

"Saya keluar dulu baru bapak bisa keluar setelah saya!_"ujar Yuki dengan cengirannya membuat Al kembali menarik tubuh istrinya dan memeluknya.

"Bisa aja kamu ya yang!_"ujar Al seraya mencium kening Yuki berulang kali.

"By!_"rengek Yuki karena Al terus menciumi keningnya membuat Al melepas pelukan mereka dan menatap lembut pada anak istri.

"Kamu masuk dulu takutnya telat!_"

"Mana bisa telat kalo pak dosennya masih di sini!_"cibir Yuki langsung meriah tangan Al untuk ia cium dan hal itu lagi-lagi membuat Al tersenyum,entah sudah berapa kali pria yang biasanya terlihat dingin itu terlihat tersenyum dan itu karena istrinya.

"Nanti istrimu ini nunggu di parkiran ya by!_"ujar Yuki sebelum wanita itu keluar dari ruangan Al dan tanpa di duga Yuki lebih dulu mencium pipi suaminya sebelum dia sedikit berlari meninggalkan Al yang masih terlihat terdiam dengan keterkejutannya sampai akhirnya suara di tutupnya pintu dengan sedikit keras membuyarkan lamunan pria itu yang langsung menggelengkan kepalanya sebelum akhirnya Al berjalan kearah meja kerjanya.

°

Setelah menemani suaminya makan tadi wanita itu lebih memilih menyendiri saat mengetahui suaminya akan ada tamu dan disinilah dia saat ini menatap langit-langit kamar pribadi suaminya yang berada di dalam kantornya, sebenarnya tadi wanita itu ingin langsung pulang namun larangan dari Hito membuat dia terjebak dengan pemikirannya di mana ucapan sekretaris Hito bagaikan kaset rusak yang terus berputar di atas kepala cantik Raya.

Raya kembali menggelengkan kepalanya saat suara itu kembali ia dengar,tidak dia bukan wanita seperti itu karena dia benar-benar mencintai Hito dengan tulus lagian saat mereka berpisah dan Raya di nikahi paksa oleh orang pilihan keluarganya hubungannya dengan Hito masih baik-baik saja bahkan mereka berpisah secara baik-baik dan di saat suaminya meninggal Hito kembali hadir tanpa ia panggil jadi apakah semua ini salah dia?

Lagi dan lagi Raya menggelengkan kepala sampai akhirnya dia mendengar suara pintu kamar di buka dari luar bersamaan dengan air mata yang lolos membasahi pipinya namun baru saja Raya ingin menghapus air mata tersebut suara langkah kaki sudah semakin dekat sehingga membuat dia hanya terdiam dengan matanya terpejam.

"Ternyata kamu tidur!_"ujar Hito sebelum pria itu jongkok dan menatap lekat wajah istrinya yang ia kira tengah tertidur namun sebelum pria itu kembali berujar tangannya sudah lebih dulu mengusap pipi istrinya sampai akhirnya pria itu merasakan basah pada telapak tangannya.

"Kamu nangis sambil tidur sayang?apa yang sedang kamu fikirkan? Apa aku membuat kesalahan sehingga menyakitimu?_"ujar Hito yang membuat air mata itu kembali mengalir dengan matanya yang masih terpejam membuat Hito merasa ada sesuatu yang terjadi pada istrinya.

"Apa kamu sedang bermimpi!_"lanjutnya lagi yang membuat Raya dengan tiba-tiba memeluk tubuh Hito yang membungkukkan tubuhnya sehingga membuat pria itu terhuyung kebelakang dan untung saja dia bisa menjaga keseimbangan sehingga pria itu tidak sampai terjatuh.

"Hey! Kamu kenapa? Apa yang terjadi? Apa aku menyakitimu?jika iya aku minta maaf!_"

Mendengar itu Raya hanya bisa menggelengkan kepalanya tanpa menjawab,dia hanya ingin memeluk suaminya,mencari ketenangan di dalam dekapan sang suami yang kini sudah membalas pelukannya dengan posisi Raya yang sudah terduduk sedangkan Hito sendiri masih dengan posisinya membiarkan istrinya meluapkan semuanya agar lebih tenang sebelum akhirnya dia akan kembali menanyakan kenapa istrinya menangis.

°

Dua jam sudah berlalu dan sejak lima menit yang lalu kelas sudah dibubarkan bahkan beberapa mahasiswa juga sudah meninggal ruang kelas setelah dosen keluar dari ruangan tersebut namun masih terlihat jelas tiga serangkai yang kemana-mana selalu bersama itu masih terlihat tengah merapikan barang-barang yang ada di atas meja di depan mereka masing-masing.

"Lihat mantan artis yang sudah berhasil menggaet dosennya sendiri!_"

Suara itu keluar dari seorang cewek yang duduk dua bangku di belakang Yuki dan kedua sahabatnya,namun ucapan tersebut sama sekali tidak berpengaruh apa-apa bagi Yuki karena bisa mereka lihat Yuki masih terlihat sibuk dengan aktivitas namun tidak dengan dia sahabat Yuki,yaitu Nina dan Keyna yang saat ini sudah menoleh kebelakang di mana mereka berdua bisa melihat gerombolan yang sudah tertawa mengejek memicingkan matanya kearah Yuki.

"Kayak nggak laku aja dosen juga di embat!_"lanjutnya membuat Keyna yang langsung beriris dari tempat duduknya karena memang dia juga sudah selesai merapikan bawaannya namun baru saja gadis itu ingin melangkah tangannya sudah lebih dulu di tahan oleh Yuki yang sudah menggelengkan kepalanya,melihat itu Keyna hanya bisa berdecak seraya kembali membalikkan badannya karena kini Yuki dan Nina juga sudah berdiri dan siap melangkah meninggalkan kelas,namun baru saja mereka bertiga sampai di ambang pintu mereka kembali mendengar suara yang masih sama.

"Dasar murahan,hijab cuma buat kedok nyatanya berani menggoda dosen sendiri!_"

Karena sudah tidak tahan lagi Keyna menyentak tangan Yuki dan Nina kemudian gadis itu kembali membalikkan badannya dan berjalan kearah gerombolan sikuit tadi yang masih terlihat tertawa seolah apa yang mereka bicarakan adalah sebuah lelucon sampai akhirnya gebrakan meja membuat mereka menghentikan tawanya.

"Kalian ngomongin siapa?_"tanyanya menaikkan sebelah alisnya dengan tatapannya tajamnya.

"Menurut lo aja!_"jawabnya dengan tenang.

"Kalo kalian tidak tahu yang sebenarnya lebih baik kalian diam,jangan menyebarkan hoax yang bakalan bikin kalian malu sendiri dan_

"Key! Udah deh nggak usah mengurusi yang nggak penting!_"tegas Yuki menarik sahabatnya sebelum gadis itu semakin jauh dan semakin emosi yang bisa saja membuat kearah tidak kondusif.

Dengan kesal Keyna berjalan mengikuti Yuki dan Nina dengan bibirnya yang sudah ia majukan beberapa centimeter kedepan membuat Yuki dan Nina hanya geleng kepala.

"Kenapa sih kalian harus narik aku segala hah? Akukan pengan ngasih pelajaran pada tubuh cewek biar mulutnya nggak lemes!_"ujar Keyna mengehentikan langkah kedua sahabatnya dengan cara menghadang keduanya dengan kedua tangannya terlentang.

"Nggak usah lebay lo Key!_"ujar Nina kembali narik tangan Keyna sehingga lagi-lagi gadis itu mendengus dan kembali pasrah saat keduanya kembali menarik tangannya berjalan kearah parkiran.

"Lo beneran nggak ngajak kita jalan?_"tanya Keyna saat mereka sudah berada di parkiran,tadi Yuki memang mengatakan ingin pergi jalan-jalan ke mall dan di saat itu juga dengan keras Keyna mengatakan ingin mengambil antrian pertama yang ingin ikut bersama namun dengan keras Nina memarahi gadis itu.

"Udah nggak usah didengerin Ki!_"ujar Nina menepuk pundak Yuki yang hanya terkekeh melihat wajah konyol sahabat yang kembali cemberut.

"Kita duluan,itu suami lo udah kelihatan!_"ujar Nina yang langsung narik tangan Keyna saat melihat Al yang sudah berjalan kearah Yuki bahkan dari jarak jauh Yuki sudah bisa melihat senyum yang terbit dari bibir suaminya itu.

"Kita belum cipika-cipiki!_"protes Keyna yang berontak berusaha melepas tangan Nina yang menariknya dengan paksa sampai akhirnya gadis itu berhenti meronta saat Nina membisikkan sesuatu.

"Udah jatah suaminya!_"bisik Nina yang mampu membuat Keyna tertawa.

"Nggak nyambung!_"teriak Keyna tepat di telinga Nina membuat gadis itu menggosok telinganya dan langsung mengejar Keyna yang sudah berlari mengitari mobilnya.

Sedangkan Al yang melihat kelakuan sahabat istrinya hanya mengernyit bingung.

"Mereka kenapa?_"

"Waalaikumsalam suamiku!_"sindir Yuki membuat Al menggaruk tengkuknya sebelum akhirnya dia mengucapkan salam yang langsung di jawab oleh Yuki seraya mencium punggung tangan suaminya yang langsung membukakan pintu mobilnya untuk Yuki.

"Sudah siap sayang?_"tanya Al setelah mereka sudah berada di dalam mobil dengan Al yang kini sueah menggenggam salah satu tangan istrinya.

Yuki yang mendengar itu hanya mengangguk malu kemudian menundukkan kepalanya karena dia tahu pasti kini kedua pipinya sudah memerah,Al yang tahu istrinya malu hanya terkekeh sebelum akhirnya pria itu mengucapkan basmalah bersamaan dengan kakinya yang menginjak pedal gas mobilnya sehingga dengan perlahan mobil itu melaju meninggalkan parkiran kampus.










Alhamdulillah akhirnya aku bisa menepati janji untuk setiap hari update satu story'ku dan itu juga karena kalian yang selalu ngasih support dan dukungannya di setiap aku update jadi terima kasih banyak buat kalian terutama para #Alkiver maupun #Yukavers yang selalu setia menunggu cerita-cerita nggak jelas dari aku 🙏🙏🙏🙏












































Abaikan Typo karena memang no edit
Rabu,20/02/2019
11.32pm

Continue Reading

You'll Also Like

189K 18.9K 40
Seorang ibu yang kehilangan anak semata wayang nya dan sangat rindu dengan panggilan "bunda" untuk dirinya Selengkapnya bisa kalian baca aja ya luuvv...
68.2K 6.2K 73
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
64.2K 9.6K 22
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
184K 18.3K 70
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...