Backstreet Of Badboy (COMPLET...

Od sithaiteaaa

360K 17.8K 21.9K

[BEBERAPA PART DIPRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Akibat masa lalunya yang kelam membuat cewek dingin, cantik... Viac

T O K O H
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43 [REVISI]
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47 [REVISI]
Chapter 48 [REVISI]
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51 [REVISI]
Chapter 52 [REVISI]
Chapter 53 [REVISI]
Chapter 54 [REVISI]
Chapter 55 [REVISI]
Chapter 56
Chapter 57 [REVISI]
Chapter 58 [END]
EXTRA PART
EXTRA PART II
EXTRA PART III

Chapter 1

47.9K 1.7K 2.7K
Od sithaiteaaa

Happy Reading...

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan menganggu, tidur seorang gadis yang terlelap dalam mimpi yang sangat Indah membuatnya enggan membuka mata.

Mimpi tidak pernah ia dapatkan. Mimpi yang memancarkan kebahagiaan. Mimpi yang tidak membuat hatinya tergores luka, luka lama yang sangat membekas dihatinya, luka yang membuatnya kehilangan akal, luka membuatnya takut jika hal di masa lalu kembali terulang di masa depan. Masa yang ia harapkan menjadi masa untuk mengobati luka hatinya.

Selama satu tahun ia berusaha untuk kuat dan tersenyum meski, semua orang tahu ia hanya bisa senyum palsu menyembunyikan luka yang amat sangat dalam. Seolah tidak akan pernah bisa membuat luka hatinya hilang.

Rasa sakit dihianati oleh seorang yang sangat dia sayang dan yang sangat dia cintai.

Ya, Rasa mencintai yang sangat amat dalam membuat lukanya semakin susah untuk menghilang.

Mengingat hari dimana dia bertemu seorang cowok yang mampu mengobati luka dan sakit hatinya secara perlahan.

Wajah putih polos menambah kecantikan yang terpancar wajah cantiknya, bibirnya yang memerah alisnya, tebalnya menambah kecantikannya, rambut coklat terurai membuat semua manusia didunia ini takjub mereka hanya bisa satu kata mengungkapkan yang mengambarkan dirinya. Sempurna.

Amel bergejolak kaget, mendengar teriakan sang bunda seperti membangunkan singa yang tidur memang ia susah untuk dibangunkan pagi-pagi buta, seperti ini jika saja ia tidak sekolah sudah dilanjutkan acara tidurnya sampai matahari terbit. Matanya sedikit terbuka melihat alarm di nakas. Alarm sudah bunyi dari tadi mungkin karna mimpinya membuatnya enggan menutup mata.

"AMEL...BANGUN SEKARANG SUDAH JAM BERAPA INI NANTI KAMU TELAT" Teriak seseorang dibalik pintu kamarnya dengan emosi yang sudah di ubun-ubun terlihat wajahnya merah padam.

"Lima menit lagi Bun, Amel masih ngantuk" ucap Amel setengah sadar.

"GAK ADA LIMA MENIT LAGI POKOKNYA KAMU HARUS BANGUN SEKARANG DEVAN UDAH NUNGGU KAMU DIBAWAH"

Seketika matanya terbuka lebar mendengar nama seseorang yang mengisi hatinya satu tahun terakhir. Cowok yang selalu membuatnya tertawa membuatnya bahagia dekapan dan gengaman tanganya, seolah tidak ada cowok lain yang mengengamnya punuh kasih sayang.

Amel menyibakkan selimutnya lalu berlari menuju kamar mandi untuk melakukan ritual nya.

Sekitar lima belas menit dia sudah siap dengan seragam putih abu-abu dan rambutnya sengaja dibiarkan terurai menambah kecantikan yang terpancar di wajahnya senyumnya tak pernah luntur di bibir manisnya.

Dari tangga dia bisa melihat Devan sedang mengobrol dengan Ayahnya sementara bundanya menyiapkan sarapan dan di meja makan sudah ada sang kakak sedang menikmati sarapannya.

"Ehem"

Suara demenan memberhentikan aktifitas mereka sontak mereka semua menoleh ke sumber suara dimana sudah berdiri seorang gadis dengan senyuman manis membuat seorang meleleh melihat senyumnya.

"B-biasa aja kali liatnya sampe gak kedip gitu" ucap Amel gugup yang wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.

Bukan karna kedua orang tua dan kakanya yang melihat ia seperti itu, tapi ada Devan yang melihatnya dari atas sampai bawah sama sekali tidak berkedip.

'Hari ini dia sangat cantik enggak seperti biasanya'

Devan beranjak dari duduknya kini dia sudah berdiri dihadapan Amel menatap intens setiap inci wajah sang kekasih dari mulai alis mata kemudian hidung yang terakhir bibir merahnya membuat siap saja ingin merasakannya.

"Kamu sangat cantik hari ini, Mel"

Sudah biasa baginya mendapat pujian dari sang kekasih tapi yang paling menyebalkan adalah pipinya selalu merah padam. Sungguh menyebalkan.

"Gombal"

Devan tertawa pelan ia sangat suka mengerjai Amel dengan kata-kata sederhana mampu membuat pipinya memerah semakin mengemaskan.

Amel tahu keadaan wajah sudah memerah seperti kepiting rebus yang membuat ia kesal Devan menggoda didepan orang tua dan kakaknya yang super reseh itu.

Tiba-tiba suara menginterupsi dan detik itu juga ia memegang kedua pipinya.

"Woy! Jangan digodain kasian adik kesayangan gue yang pipinya udah kaya kepiting rebus" ucap seorang yang selalu saja suka menjahili adiknya siapa lagi kalo bukan Varo playboy kelas kakap.

Seketika satu ruangan dipenuhi suara ketawa mulai dari orang tuanya kakak pembantu rumah tangga yang membantu bundanya untuk menyiapkan sarapan sampai Devan yang ada dihadapinya juga ikut tertawa.

Sungguh moodnya sangat tidak bangus hari ini baru saja ia ingin menceritakan soal mimpinya melihat semua orang menggoda mengurungkan niatnya.

"Varo kamu jangan godain adik kamu terus kasian tuh mukanya udah ditekuk kaya gitu" tegur wanita paruh baya umurnya sekitar lima puluh tahun bernama Rena tak lain dan tak bukan adalah bundanya.

"Sorry bun abisnya Varo gak sanggup liat mukanya lucu jadi pengen cium" ucap Varo menatap Amel sekilas.

"Ogah lu bau" balas Amel masih mengerucutkan bibirnya.

"Kalian ini sudah besar masih saja bertengkar seperti anak kecil" suara bariton milik seorang yang sudah ada dikursi kebesarannya ialah Nathan sang Ayah.

"Ini sarapan udah siap ayo makan dulu. Amel ajak Devan sarapan bareng disini" ajak Rena sedang melayani suaminya.

Amel menarik tangan Devan untuk duduk bersama dan seperti biasa Amel yang mengambil sarapan untuk Devan.

"Nasi goreng atau Roti?"

"Roti aja sayang soalnya aku udah makan masih kenyang"

Amel mengangguk pelan lalu mengoleskan selai roti. Tidak usah ditanya Amel tahu kesukaan Devan dan sebaliknya. Dengan telaten Amel melayani Devan ini yang membuatnya kagum, masih ada orang yang menyianyiakan seorang seperti Amel.

"Calon istri yang baik melayani calon suaminya. Duh! Jadi pengen punya pacar kaya adik akoh ini" lagi dan lagi Varo menggodanya tak ada capeknya selalu saja mengoda Amel.

"Kamu ini sekolah aja belum bener udah ngomongin istri pacar aja gak punya apalagi istri" sindir Nathan membuat semua tertawa melihat ekpresi Varo ditekuk.

"Ckck, Ayah gak tahu aja banyak cewek yang deketin Varo secara anak Ayah yang satu mirip shawn mendes" ucap Varo membanggakan diri.

"Makanya kalo serius pacarin jangan cuman dimainin aja cewek itu bukan mainan bro" ucap Devan seraya menepuk bahu Varo.

"Dan seperti cowok disamping aku ini" tambah Amel menaruh roti yang sudah di isi selai.

"Liat nanti varo bakal bawa calon menantu Ayah di hadapan Ayah dan Bunda" ucap Varo dengan percaya diri

Bagaimana tidak percaya diri bagi seorang Alvaro Nugraha mencari seorang perempuan perkara mudah seperti seujung kuku. Sangat mudah.

"Oke, Ayah tunggu"

Varo berdecak kesal dengan sikap Nathan selalu meremehkan dirinya tidak tahu apa kalau cowok tampan dihadapan mereka bisa membuat seluruh wanita dunia ini meleh dengan rayuan mautnya.

Acara sarapan telah selesai Amel lantas bergegas menyiapkan bekal nasi goreng ada dimeja makan semuanya ia siapkan hanya untuk Devan seorang.

Setelah semuanya siap mereka pamit pada Rena dan Nathan lalu Devan melajukan mobilnya menuju tempat biasa Devan mengantar dan menjemput Amel yaitu dihalte dekat sekolah.

Jahat memang tapi mau bagaimana lagi dari pada ada yang memergokinya bersama Devan bisa terbongkar semuanya.

"Kamu yakin mau turun disini?" tanya Devan.

"Kenapa? Biasanya juga gitu kan" balas Amel tersenyum menenangkan.

Devan menghela nafas panjang dari dulu sampai sekarang Amel memang keras kepala seperti itu.

Bukan Amel yang berubahnya lebih tepatnya adalah masa lalu yang merubahnya keras kepala dan dingin seperti ini.

"O iya pulang sekolah kamu ga usah tunggu aku. Soalnya aku sama Citra mau ke Mall dulu"

Devan memancing matanya ke arah Amel lalu berkata "ngapain? Mau cari cogan huh?"

"Kamu apaan sih! Kalau aku mau udah aku cari dari dulu ngaco" jawab Amel tanganya menyilang di dada

Devan mengacak-acak rambutnya membuat Amel berdecak kesal. Rambutnya sudah rapi kini berantakan ulah Devan.

"Terus kamu mau ngapain?"

Amel memutar bola mata malas "Ck, aku mau temenin Citra katanya dia mau cari buku" jawab Amel pelan.

"Awas kalau mata kamu jelalatan liat cowok lain kalau udah pulang kabarin aku langsung"

Amel mencubit kedua pipi Devan gemas lalu goyangkan kanan dan kiri. "Bawel deh! Iya aku gak bakal ngelirik cowok lain" kekeh Amel.

"Kamu jangan bolos belajar yang bener jangan deket-deket sama cewek lain" Amel mencium pipi Devan lalu keluar dari mobil menuju halte.

Devan menghela nafas berat menjalankan mobilnya menuju gerbang sekolah tak jauh dari halte.

~~BOB~~

Amel berjalan santai melewati koridor sesekali ia tersenyum ramah kepada semua orang yang menyapanya walaupun rasa cangung saat disekolah sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat berubah menjadi dingin dan tertutup.

Langkahnya terhenti melihat pemandangan didepan jantungnya berdetak kencang pipinya memerah menahan emosi sudah di ubun-ubun.

Bagaimana tidak banyak sekumpulan cewek gatal yang menggoda Devan yang paling menyebalkan Devan sama sekali tidak risih dengan keberadaan mereka.

'Liat aja nanti gue bales! Nyebelin!'

Amel menarik nafasnya panjang mencoba menyembunyikan emosinya yang sudah siap meledak sekarang juga ia harus bersikap biasa sebelum ada yang melihatnya.

Memang sudah biasa melihat Devan terus digoda sama cewek gatel tapi jika terus menerus dada semakin sesak melihat pemandangan tak enak dilihat.

Dia tidak boleh egois ini semua kemauannya membuat keadaan seperti ini Amel harus kuat. Ya, dia harus kuat.

Kemudian Amel bejalan santai melewati kerumunan cewek yang sedang menggoda sang kekasih seolah tidak terjadi apa-apa.

Tiba-tiba mereka melongo mendengar ucapan yang frontal dari mulutnya.

"Kalau mau pacaran jangan ditengah
jalan kaya gak ada tempat lain aja"

Setelah mengatakan itu Amel terus berjalan menghiraukan tatapan aneh siswa mengoda Devan.

Bagaimana tidak seorang Amel yang terkenal dingin tertutup dan tidak peduli dengan urusan orang lain tiba-tiba saja mengatakan itu.

Menimbulkan tanda tanya besar

Devan menatap punggung Amel semakin menghilang dengan senyum tipis.

Amel memasuki kelas muka ditekuk dalam hati ia berdoa semoga tidak ada yang curiga dengan ucapan frontal itu. Dia yakin setelah ini banyak yang bertanya ada hubungan apa Amel dan Devan.

"Lo kenapa dateng mukanya ditekuk gitu" ucap teman sebangku sekaligus sahabat terbaiknya ialah Citra.

"Gue gak habis pikir sama mereka masih aja doyan godain Devan" balas Amel menenggelamkan kepala lipatan tangan.

"Yaelah lo kan udah biasa liat Devan di gelendotin sama mereka"

"Iya sih! Tapi yang paling nyebelin Devan sama sekali ga risih"

"Mungkin Devan mau buat lo cemburu kali" ucap Citra sarkastik.

"Liat aja nanti bakal gue bales! Dasar nyebelin!"

Devan sudah ada di rooftop bersama dua sahabatnya setelah rencana berjalan dengan mulus ia langsung menyusul mereka sudah dari tadi disini.

Devan sudah biasa mendapatkan godaan atau sekedar pujian dari murid yang mengagumi dirinya. Tidak salah bukan.

Dan baru kali ini Amel cemburu yang biasanya ia terlihat masa bodo tidak peduli tetapi hari ini dia membuat mood Devan sangat baik.

Ya, walaupun harus menggunakan cara seperti itu.

"Bolos atau gak nih?" tanya seorang duduk disampingnya Alan.

"Gak usah"

"Kenapa lo mukanya seneng banget dapet pujian apa nyett" ucap seorang yang duduk dikursi bar seraya menghisap vodka tanganya ialah Ardan.

Ya, rooftop ini memang memiliki beberapa fasilitas mulai dari mini bar lemari baju untuk keperluan mereka wifi dan beberapa sofa disudut ruangan meski ukuran rooftop tidak terlalu besar bagi mereka itu sudah cukup nyaman.

"Masa ada yang kasih gue boneka hello kitty mau taro dimana muka tamvan gue" geruntu Alan seraya memegang boneka pemberian salah satu fansnya.

"Terima nasib" ucap mereka bersamaan.

"Lagian tuh cewek gak ada barang lain aja kasih gue ginian"

"Lo juga kenapa diterima bego!" balas Ardan.

"Karna gue manusia tamvan nan baik hati jadi gue gak bisa nolak"

"Terus tuh boneka mau lo apain?" tanya Devan

"Mau gue kasih adik gue tapi gak punya. Mau kasih ke cewek gue belum ada" gumam Alan seraya telunjuk didagu seperti seorang sedang mikir.

"Yaudah sih terima nasib aja"

"Lo belum jawab pertanyaan gue, Van" ucap Ardan.

"Pertanyaan?" bukan menjawab Devan malah tanya balik.

"Ck, hari ini muka lo seneng gitu, why?"

"Biasa kerjain Amel"

"Terus? Dia cemburu ga?" tanya Alan
antusias

Devan mengangguk pelan membuat kedua sahabatnya melogo tidak percaya. Setahu mereka seorang Renata Amelia tidak pernah yang namanya cemburu tapi kali ini dia cemburu dengan fans nya Devan. Sungguh keajaiban dunia. alay.

"Serius bro?"

"Ya kali gue bohong"

"Kok gue gak pernah liat Amel cemburu ya" gumam Alan.

"Hadeh! Percuma muka tamvan otaknya ga ada!" sidir Ardan.

"Nih nyett denger gue baik-baik! Cemburu itu tandanya sayang jadi wajar aja Amel cemburu sama Devan berarti dia sayang sama Devan ya gak bro" lanjut Ardan seraya menepuk pundak Devan.

Alan mengangguk-angguk paham walaupun otaknya suka lemot dia tapi dia tetap mengerti.

Memang diantara mereka bertiga cuma Alan otaknya rada gesrek mungkin udah bawaan dari lahir.

"Lo berdua jangan coba-coba bolos gue ke kelas" pamit Devan lalu melenggang pergi.

"Woy! Tunggu bangsat!" teriak Ardan menyusul Devan yang sudah jalan lebih dulu.

"Ditinggal mulu gue, nasib nasib"

~~BOB~~

Bel istrirahat sudah berbunyi dimanfaatkan oleh sebagian murid untuk mengisi dahaga ada juga yang mojong dikelas apalagi kalau bukan pacaran berbeda dengan mereka waktu istirahat justru dimanfaatkan Amel untuk membaca buku di perpustakaan.

Seperti biasa ia selalu menghabiskan waktu untuk sekedar membaca novel atau sekedar bersantai ria.

Amel sudah berdiri di depan rak besar yang berisi novel percintaan fiksi non-fiksi dan ilmiah semuanya tertata rapi.

Namun ada satu novel yang menarik perhatiannya 'sebuah usaha melupakan' novel Karya Boy Chandra memang selalu bisa bikin pembaca baper, dengan kalimat-kalimatnya yang ringan, namun manis, dan memiliki makna mendalam. Novel ini bercerita tentang kisah cinta LDR. Pada klimaks cerita, siap siap dibikin baper. Seperti judulnya, kita akan diajak untuk berusaha melupakan hingga akhirnya jatuh cinta kembali. Tentunya dengan cinta yang baru, Cinta yang mampu mengobati lukanya secara perlahan, Cinta yang mampu untuk menutupi masa lalu. Masa dimana yang harus kita kita gunakan sebagai pembelajaran untuk di masa depan.

Drtt

Tiba-tiba ada pesan masuk dari seseorang yang menemani satu tahun belakangan ini.

Devan Aditama

Kamu dimana kok gak ada
dikantin?

Amel tersenyum membaca pesanya meski hatinya masih sangat kesal dengan sikap Devan tadi pagi jari mungilnya menari diatas keyboard.

Aku di perpus km gak usah kesini!
Kamu dimana?

Tak butuh waktu lama dalam waktu beberapa detik Devan sudah menjawab pesan Amel.

Di kantin buruan kesini
gak pake lama

Iya bawel❤

Tidak ada balasan lagi Amel bergegas menuju kantin sudah pasti ditunggu Citra disana kebetulan jarak antara perpustakaan ke kantin tidak terlalu jauh hanya melewati beberapa ruangan saja.

"Lama deh" geruntu Citra saat Amel duduk disampingnya.

"Sorry"

"Lo mau pesen apa biar bareng sama gue"

"Mie ayam sama es jeruk gak pake lama" ucap Amel

"Siap bos" sahut Citra yang menirukan gaya seperti hormat melenggang menuju kedai mie ayam.

Pandangannya jatuh pada cewek merangkul seorang cowok di pojok kantin terlihat sang cewek merengek pada sang cowok.

Meski ia terlihat tidak peduli dan biasa saja tetapi dadanya terasa sesak walaupun sudah terbiasa tetap saja sesak rasanya.

"Sayang kamu mau kan temenin aku jalan" regek seorang cewek mengengam tangan sang cowok.

Cowok bernama Devan sangat risih keberadaan cewek ginit disamping merengek minta itu lah ini lah jika saja disampingnya cowok sudah ia habisin dari tadi.

"Eh! Cendol mayang gak udah ditolak mentah-mentah sama Devan masih aja deketin gak tahu malu" sindir Alan.

"Berisik!! Bilang aja iri situ kan jomblo akut" sahut cewek yang bernama Maya.

"Dih!! Songong amat nih bocah pengen gue sumpel mulut pake sempak!"

"Sayang kok kamu gak bela--"

"Bacot! Pergi lo sekarang dari sini" usir Devan melepas kasar tangan Maya yang sudah sangat risih dengan sikap manja Maya.

"Mampus"

"Makan tuh sayang"

"Ish, kok kamu gitu sih" geruntu Maya melenggang pergi seraya menghentakkan kakinya.

"Good job bro"

Kejadian itu tak lepas dari seorang tak jauh dari meja mereka dengan senyum terbit di bibirnya.

••••

Akhirnya selesai juga dalam waktu gak sampai seminggu:)

Enggak nyangka bisa selesai dalam waktu cepat wkwk

Ya, semuanya tergantung mood dan ide juga sih ehehe

Gimana? Lanjut?

Kalau chapter ini bisa mencapai 30 read aku up next chapter

Tbc❤

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

little ace Od 🐮🐺

Tínedžerská beletria

729K 56.7K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
GRIFFIN [END] Od ʕ•ﻌ•ʔ

Tínedžerská beletria

445K 19.1K 61
Ini kisah Mady dan Griff. Dimana Mady cewek galak yang di jodohkan dengan Griffin George sang ketua Ravegar gang, cowok bermata tajam, rahang tegas b...
AGRETARION (END) Od セプティ

Tínedžerská beletria

156K 12K 42
Spin-Off Bad Couple Completed Tentang Arion bersama Greta nya . . Jaminan 1000milyar% tidak ada orang ketiga. . . Cerita 100% hasil pemikiran sendiri...
80.7K 3.5K 36
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Kesalahan tak sengaja yang Elbra dan Arventa lakukan membuat mereka harus menerima kehadiran nyawa kecil yang tak bersalah...