Cinta tak bersyarat (✓)

By TeamAlki

58.7K 6.4K 1.2K

jika seorang laki laki biasa mencintai seorang gadis luar biasa apakah harus dengan sebuah syarat? More

CTB 1
CTB 2
CTB 3
CTB 4
CTB 5
CTB 6
CTB 7
CTB 8
CTB 9
CTB 10
CTB 11
CTB 12
promo
CTB 13
CTB 14
CTB 15
CTB 16
CTB 17
CTB 18
CTB 19
boongan 😂😂😂
CTB 21
CTB 22
CTB 23
CTB 24
CTB 25
CTB 26
CTB 27
CTB 28
CTB 29
CTB 30
CTB 31 (perkenalan)
CTB 32
CTB 33
CTB 34
CTB 35
CTB 36
CTB 37
CTB 38
CTB 39 (end?)
CTB 40 (end)

CTB 20

1.3K 145 22
By TeamAlki

🍃 Happy reading 🍃
_______

Setelah sedikit ada perselisihan di antara keduanya kini mereka sudah berada di dalam mobil dengan Al mengemudikan mobilnya,namun keduanya masih terlihat sama sama dingin bahkan tidak ada yang berniat untuk mengeluarkan suara mereka bahkan Yuki tidak menyadari arah mobil yang di kemudikan oleh Al tidak mengarah kearah rumahnya sampai akhirnya mobil tersebut berhenti tepat di depan sebuah mall besar di Jakarta.

Gadis itu yang baru menyadari dimana mereka saat ini langsung mengalihkan pandangannya dan menatap penuh tanya pada pria yang sudah mematikan mesin mobilnya tersebut dan siap untuk turun.

"Maaf aku nggak bilang sama kamu,aku ingin membeli sesuatu kamu nggak apa-apa kan?_"tanya Al seolah pria itu mengerti tatapan tanya dari Yuki.

"I...iya nggak apa-apa kok,lagian juga masih sore juga_"senyum Yuki sambil menjawab dan langsung keluar di ikuti Al yang juga keluar.

Tadinya Al ingin membukakan pintu untuk Yuki,tapi pasti dia kalah cepet dari Yuki,apalagi Yuki selalu menolak dengan alasan jika dia bisa sendiri dan iya Al menghargai semua keputusan Yuki.

Keduanya berjalan dengan Yuki yang berjalan di depan Al tidak terlalu jauh dan juga tidak terlalu dekat,tapi ada jarak dengan posisi ini membuat Al merasa dibutuhkan oleh Yuki karena secara tidak langsung pria itu melindungi Yuki dan begitu juga dengan Yuki karena saat dia bersama Al dia akan merasa menjadi orang yang di lindungi.

Keduanya terus berjalan dengan Al terus memperhatikan Yuki memastikan jika Yuki baik baik saja,dan tidak jarang Yuki tersenyum saat berpas-pasan dengan dirinya yang juga tengah menoleh kebelakang memperhatikan pria itu dan kebetulan pria itu memperhatikannya sehingga keduanya bertatap wajah.

"Kamu mau beli apa disini?eh maksudnya mau beli untuk siapa?_"tanya Yuki saat Al berhenti tepat di depan toko jewelry karena tidak mungkin jika Al membeli emas untuk dirinya,bahkan Yuki tidak pernah melihat pria itu memakai aksesoris dan setahu Yuki seorang pria juga tidak boleh memakai emas kuning.

"Seseorang,ayo masuk dulu!_"ajak Al yang langsung di angguki oleh Yuki,sehingga keduanya langsung masuk kedalam dan melihat koleksi yang ada di sana.

"Kamu mau cari apa si Al?_"tanya Yuki sambil melihat koleksi cincin yang ada di toko tersebut.

"Aku ingin mencari sesuatu untuk seseorang yang spesial!_"

Deg

Tiba tiba saja Yuki merasakan nyeri pada hatinya,apa maksud perkataan Al barusan?apakah dia membohongi Yuki saat mengatakan tentang perasaannya?

"Oh_"singkat Yuki yang bingung harus bersikap seperti apa.

"Menurut kamu ini gimana?_"tanya Al melihatkan sebuah kalung berlian yang menurut Yuki pas di pakai untuk orang seusia ibunya.

Apa mungkin Al ingin membeli untuk bundanya?

Begitulah fikiran Yuki sampai akhirnya mata Yuki melihat deretan cincin yang kebetulan berada di sebelah deretan kalung berlian yang ia lihat,dan gerak gerik Yuki saat ini tidak luput dari Al yang tersenyum misterius.

"Ini gimana?_"suara berat itu membuyarkan lamunan Yuki yang tengah membayangkan jika dirinya di lamar seseorang dengan cincin tersebut.

"Eh ini buat siapa Al?_"tanya Yuki yang nggak yakin karena sungguh jika Al membeli untuk kekasih atau wanita yang ia suka kalung yang ia pilih sama sekali tidak sesuai.

"Kalo kamu mau beli untuk kekasih kamu mending yang itu!"tunjuk Yuki pada sebuah kalung yang melingkar sempurna pada patung display kalung yang ada di etalase toko jewelry tersebut.
"Tapi kalo kamu mau beliin buat bunda kamu ini cocok untuk beliau_"lanjutnya mengambil kalung di depannya dan melihat dengan jarak yang lebih dekat.

Tanpa menunggu lagi Al langsung meminta kalung itu untuk di bungkus,tidak salah dia membawa Yuki karena di lain sisi ada keuntungan lain dari tujuan utama pria itu.

"Al aku kesana dulu_"pamit Yuki menunjuk pada etalase khusus cincin dan gelang tangan yang berada tidak jauh dari tempat Al dan Yuki saat ini,pria itu hanya mengangguk dan kembali memperhatikan sekeliling sambil menunggu barang yang ia beli.

Yuki melihat koleksi cincin dan gelang sambil berjalan miring sampai akhirnya ada seseorang yang menyenggol pundaknya menyadarkan gadis itu yang langsung mengalihkan pandangannya sebelum Yuki membuang nafasnya setelah melihat siapa orang yang entah sengaja atau tidak menyenggol keras pundak Yuki.

"Eh kita ketemu lagi!_"ujar wanita itu menatap remeh pada Yuki yang kembali mengalihkan pandangannya dari orang tersebut dan Kembali melihat pada kaca etalase.

"Lo ngapain disini?mau cari cincin nikah!udah dapat ganti emangnya?_"tanya Bella sambil melihat sekeliling entah dia mencari siapa.

"Udah belum?_"tanya seseorang dari belakang Bella yang menautkan alisnya melihat ada Yuki di sana.

Pria bernama Gio itu mengambil nafas panjangnya,dia tidak bisa bernafas tenang jika sudah berhadapan dengan Bella yang pasti akan ngerecoki Yuki.

"Ki!_"

Ketiganya menoleh saat suara berat itu memanggil nama Yuki yang hanya tersenyum dan berjalan kearah Al.

"Sudah?_"tanya Yuki tanpa memperdulikan dua orang yang masih memandang pada sepasang anak manusia itu.

"Kita pulang!_"ajak Al yang langsung menyuruh Yuki berjalan lebih dulu kemudian pria itu berjalan di belakang Yuki dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

"Apa itu kekasih Yuki yang baru?boleh juga!_"

"Maksud kamu apa?_"

"Nggak ada,hanya saja sepertinya Yuki selalu beruntung bisa mendapatkan kekasih yang tampan dan sepertinya juga tajir_"

"Ayo balik,aku masih banyak kerjaan!_"ajak Gio yang langsung narik Bella yang sudah protes karena wanita itu belum mendapatkan apa yang ia inginkan.

Semoga kamu bahagia Ki,karena aku tahu kamu berhak bahagia dengan pilihan kamu dan aku bisa melihat dia adalah pria baik meskipun aku merasakan sakit melihat kamu bersamanya tapi aku harus belajar ikhlas, mungkin ini yang pernah kamu rasakan saat aku mengkhianati kamu.

°

"Are you oke?_"

"Ya aku baik-baik saja_"jawab Yuki menatap kearah Al,kini keduanya sudah berada di dalam mobil.

"Syukurlah,semoga tidak pernah ada lagi kesedihan yang menghampiri kamu_"tulus Al membuat Yuki tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

"Amin!_"jawab Yuki masih tersenyum manis yang membuat hati dan perasaan Al semakin mengagumi gadis di sebelahnya itu.

"Nggak mau jalan?_"tanya Yuki memecah keheningan diantara keduanya setelah mereka sama sama terdiam sepersekian detik.

"Eh iya_"kikuk Al menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum canggung sebelum pria itu menyalakan mesin mobilnya.

°

Pria itu berjalan dengan terburu-buru saat mendengar kabar duka dari mantan kekasihnya yang kini sudah berstatus menjadi istri orang tersebut,bahkan pria itu tidak peduli saat dirinya di maki banyak orang karena tidak hati hati mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.

"Ray?_"tanya Hito yang baru saja sampai di depan ruang operasi,dimana wanita yang ia cintai menundukkan kepalanya dengan kedua tangannya menutup wajahnya.

Merasa ada yang memanggil namanya,Raya mendongak dan menatap sedih pada pria yang pernah mengisi kesehariannya sebelum dia terpaksa menikah karena permintaan kedua orang tuanya,bahkan masih terngiang jelas saat Hito datang dan ingin melamar Raya,dengan alasan janji orang tua mereka tetap harus menikahkan Raya dengan pria pilihan keluarganya yang saat ini terbaring di ruang operasi karena kecelakaan.

Ya Raya sudah menikah beberapa bulan lalu,tapi bukan berarti hidup Raya selama ini bahagia karena nyatanya pria yang menikahinya bukanlah pria baik seperti yang di fikirkan kedua orang tua Raya karena setelah mereka menikah Raya kembali di bawa ke Jakarta oleh suaminya,dan jangan katakan jika suaminya menafkahi Raya lahir maupun batin karena nyatanya Raya sama sekali tidak mendapatkan itu semua,laki laki yang sudah menjadi suami RAya itu bahkan hampir tidak pernah pulang ke rumah dan setiap Raya tanya pria itu pasti akan marah dan main tangan kepadanya mungkin kalo saja Raya tidak menghormati orang tua dan mertuanya pasti dia akan mengakhiri pernikahannya namun dia tidak bisa berbuat banyak saat suaminya akan mengancam jika dia berulah.

"Kamu nggak apa-apa?_"tanya Hito yang kini sudah duduk di sebelah Raya,menarik wanita itu agar melihat padanya.

Raya mengangguk, tangannya meraih lengan Hito saat pria itu ingin menghapus air matanya yang sedari tadi terus saja mengalir.

"Maaf_"ujar Hito yang menyadari jika dia tidak pantas lagi memberikan perhatian lebih kepada Raya yang notabene adalah mantan kekasihnya.

"Tidak apa-apa,kamu ngapain kesini?_"terlihat jahat memang saat kita tahu dia datang untuk kita namun kita seolah acuh tak acuh.

"Aku khawatir sama kamu Ray_"jujur Hito yang tidak peduli lagi dengan status Raya saat ini,dia tahu segalanya bahkan dia tahu jika suami Raya adalah salah satu orang yang sering keluar masuk club' malam di mana Hito juga tahu jika suami Raya adalah pria yang sering melakukan one night stand dengan bergonta ganti pasangan.

"Please!_"lirih Raya berusaha membuat Hito mengerti jika hubungan mereka sudah berakhir saat dia memutuskan Hito dan menerima perjodohan dari orang tuanya.

"Aku tidak bisa Ray! Bahkan melihat kamu tersiksa setiap hari membuat aku ikut merasa sakit_"kini Hito sudah memegang kedua tangan Raya begitu erat sehingga wanita itu tidak bisa berontak atau melepas genggaman tangan Hito.

"Tapi kini k_

"Maaf dengan keluarga pak Vino?_"tanya seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi di mana suami Raya berada di dalamnya.

"Saya istrinya!_"dengan cepat Raya berdiri setelah melepas genggaman tangan Hito,ada rasa sakit saat Raya mengatakan status dia sebagai seorang istri di depan Hito.

"Bagaimana keadaan suami saya dok?apa dia baik-baik saja?_"tanya Raya karena dokter tersebut memperlihatkan Raya sambil menghela nafas panjangnya.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun Tuhan berkehendak lain karena Tuan Vino sudah berp_

Bugh

"Raya!_"pekik Hito yang sudah merengkuh pinggang Raya,dengan segera Hito membawa Raya kedalam gendongannya ala bridal style,pria itu mengikuti dokter yang tadi bicara dengan Raya yang sekaligus menyuruh Hito untuk membawa Raya ke sebuah ruangan untuk di periksa lebih lanjut.

"Bagaimana keadaannya dok?_"tanya Hito dengan raut wajah khawatirnya.

"Bapak dengan bapak siapa?_"

"Saya Hito saudara pak Vino!_"bohong Hito karena dia tidak ingin jika nanti Raya terkena masalah karena kehadiran Hito sebagai orang lain.

"Beliau tidak apa-apa,mungkin hanya syok dan sebentar lagi pasti akan siuman_"ujar sang dokter yang mempersilahkan Hito untuk menemui Raya seraya dokter tadi pamit.

Hito berjalan menghampiri Raya yang masih belum sadarkan diri, tangannya terulur mengusap rambut wanita itu,sungguh dia merindukan mantan kekasihnya ini, karena semakin dia berusaha melupakan Raya dan mencari pengganti Raya maka rasa itu akan semakin tumbuh karena kenyataannya pria itu adalah pria tipe setia yang tidak mudah berpaling dari satu wanita pada wanita lain sehingga sampai saat ini masih begitu jelas Rayalah yang menjadi pusat fikiran Hito setiap waktu yang ia lewati.

"Ray bangun! Semua akan baik-baik saja!_"ujar Hito kini duduk di sisi ranjang masih dengan tangannya yang mengusap lembut kepala Raya.

Lama masih dengan posisinya wanita itu mulai mengerjakan matanya,tanpa di duga dia langsung menyerang tubuh atletis Hito sehingga pria itu hampir saja terjatuh jika saja tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya yang masih duduk di sisi ranjang memperhatikan wanita itu dengan tatapan sendunya.

"Aku takut!_"hanya itu yang keluar dari bibir wanita yang kini berada dalam pelukan Hito.

"Semua akan baik baik saja sayang_"tanpa sadar pria itu keceplosan namun tidak dihiraukan oleh Raya karena kini hanya perasaan hangat yang menjalar pada tubuh wanita itu.

°

"Ini rumah siapa?_"heran Yuki saat mobil yang ia naiki bersama Al berhenti di depan rumah mewah dengan halaman yang begitu luas,jangan lupakan tanaman si sekeliling halaman tersebut,banyak tanaman bunga dan sayur-sayuran mengingatkan Yuki pada seseorang.

Pria itu hanya tersenyum,dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan Yuki,dia langsung turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Yuki yang enggan bertanya lebih lanjut,dia berjalan mengikuti langkah kaki Al yang masuk kedalam rumah tersebut,Yuki hanya mengedarkan pandangannya di setiap sudut halaman rumah tersebut sebelum dia benar-benar ikut masuk kedalam rumah yang terlihat luas namun ada seni tersendiri di setiap dinding yang terukir seperti lukisan di bagian depannya.

"Ayo!_"ajak pria itu membuyarkan lamunan Yuki yang menganggukan kepalanya dan mengikuti langkah kaki Al.

Gadis itu terdiam sesaat setelah mengucapkan salam dan memasukkan kakinya melewati pintu utama yang memang terbuka sejak tadi.

"Bunda!_"tanpa fikir panjang gadis itu berlari memeluk tubuh wanita paruh baya yang sangat ia rindukan saat ini,bahkan dia tidak peduli jika saat ini banyak pasang mata yang memperhatikan kekonyolan Yuki yang masih memeluk erat bunda Al tersebut.

"Kangen,kenapa bunda nggak bilang sama Yuki kalo ada di Jakarta?_"Manyun Yuki karena sepertinya hanya dia yang tidak tahu kepindahan keluarga Al ke Jakarta.

"Kalo di kasih tahu bukan surprise dong!_"jawab Wanita itu sambil terkekeh.

"Iya,tapi sepertinya_"Yuki menggantung ucapannya,gadis itu memperhatikan sekeliling,dimana sang mama kini berada dalam rengkuhan papanya seolah tersenyum mengejek kepada putrinya itu,serta Kevin dan istrinya yang juga tersenyum simpul,bahkan Winona yang sempet menghubungi dirinya kini ikut tersenyum melihat kekesalan Yuki.

"Kalian jahat,pasti cuma aku yang nggak tahu apa-apa!_"lagi lagi rengekan itu terdengar lucu di telinga semuanya,bahkan Al saja sudah terkekeh melihat Yuki.

"Kamu jahat banget sih padahal kita sempet sms-an Lho tapi kamu nggak bilang sama kakak!_"kini Yuki memeluk Winona dengan sayang.

"Maaf kakakku sayang,kan kalo di kasih tahu nggak jadi surprise seperti yang di bilang bunda tadi_"bela Winona pada dirinya sendiri yang membuat Yuki manyun karena mereka berhasil membuat kejutan untuk gadis itu.

"Ya sudah sudah hampir magrib,lebih baik kita siap siap untuk sholat dulu baru mulai acaranya!_"ujar bunda Maia menengahi yang dapat anggukan dari mereka semua.

"Dek kak Yuki pinjemin bajunya dia belum mandi pasti udah bau_"canda Al lagi lagi membuat Yuki mengerucutkan bibirnya membuat pria itu terkekeh.

"Ayo kak!_"ajak Winona membawa Yuki kedalam kamarnya, sebenarnya gadis itu sedari tadi bertanya-tanya tapi dia tidak enak ingin bertanya kepada mamanya jadi sepertinya tanya pada Winona lebih bagus.

"Bye!_"kompak Yuki dan Winona pergi meninggalkan Al yang hanya terkekeh.

"Udah kakak mandi dulu,nggak bakal kabur juga Yukinya!_"canda bunda Maia melihat putranya masih memperhatikan Yuki yang sudah hilang di balik pintu kamar Winona.

"Bunda bisa aja,yasudah Al mandi dulu!_"pamit Al yang langsung berlalu meninggalkan sang bunda.

"Kakak pilih aja bajunya mau yang mana_"ujar Winona setelah masuk kedalam kamarnya,gadis itu membuka lemari pakaiannya menyuruh Yuki untuk memilih.

"Pilihan aja yang pas buat kakak,oh ya emang ada acara apa si kok kakak kayak orang bodoh ya_"aku Yuki pada dirinya sendiri, membuat Winona tersenyum kecil mengambilkan baju untuk Yuki.

"Nanti kakak bakal tahu sendiri,udah buruan mandi keburu magrib!"ujar Winona mendorong Yuki agar masuk kedalam kamar mandi.

"Sekarang ada kamar mandinya di dalam kamar!_"canda Yuki mengingat rumah lama Bunda Maia yang memang tidak memiliki kamar mandi di dalam kamar.

"Bilang aja kakak kangen kan sama rumah di Bogor?banyak kenangan ya!_"goda Winona sambil teriak karena Yuki sudah berada di dalam kamar mandi.

Tepat saat Yuki selesai mandi tadi adzan magrib berkumandang,kedua keluarga yang tengah berkumpul itu menjalankan ibadah sholat berjamaah di sebuah mushola yang berada di rumah tersebut yang memang di buat begitu luas sehingga muat untuk menampung sampai dua puluh orang lebih, Selesai mereka sholat kini semua sudah berkumpul di meja makan kediaman baru keluarga Al.

"Ah Yuki kangen banget masakan bunda!_"girang Yuki saat gadis itu duduk disebelah Winona,kini kedua keluarga itu sudah melingkari meja makan yang muat untuk sepuluh orang tersebut yang kini hanya di isi oleh kedua orang tua Al,kedua orang tua Yuki,Al dan Yuki,serta Winona sedangkan Kevin dan sang isteri serta Stefan yang baru saja datang kini berada di meja kecil yang muat untuk enam orang tidak terlalu jauh dari meja makan utama karena memang posisinya bersebelahan.

Mereka menikmati makanannya dengan diam karena memang begitulah yang kedua kelurga itu terapkan saat mereka makan jadi semuanya terlihat menikmati makanannya,dan hanya ada suara sendok dan garpu yang terdengar di ruang makan tersebut.

Kurang lebih setengah jam acara makan mereka selesai,kini semuanya sudah berkumpul di ruang tamu yang memiliki dua pasang sofa yang letakkan bersebelahan yang muat untuk nampung kurang lebih enam belas orang,kini Yuki sudah duduk di antara sang mama dan papa sedangkan Al kini duduk di antara kedua orang tuanya, sedangkan di sofa sebelah ada Kevin serta jessy tidak lupa Stefan serta Winona juga.

"Jadi seharusnya hari ini kita yang datang kerumah kamu,tapi karena Maia sama Wina ingin agar acara malam ini di rumah kita,jadi anggap saja kita yang datang kerumah kalian!_"jelas Dhani sebagai tuan rumah.

"Begitu lebih bagus_"jawab ayah Yuki sambil terkekeh, sedangkan Yuki sendiri masih bingung ada apa sebenarnya,bahkan kini dadanya bergemuruh entah apa yang ia rasakan saat ini.

"Jadi begini om,Tante! maaf kalo Al lancang tapi sejak Al ketemu Yuki untuk pertama kalinya jujur Al sudah menyukai Yuki sampai akhirnya Stefan minta tolong saya untuk menjaga dan membuat Yuki melupakan semuanya,awalnya saya menolak karena takut jika perasaan saya hanya perasaan kagum terhadap Yuki,tapi setelah kebersamaan kami beberapa hari Al sadar jika itu bukan rasa kagum apalagi mengingat saat Al mengantarkan Yuki pulang, rasa kehilangan itu Al rasakan saat kita berpisah sampai akhirnya Al menerima keinginan konyol dari Stefan dan kedua kakak Yuki_"jelas Al yang membuat Yuki bingung di buatnya, perjanjian apa coba?fikir Yuki tidak habis fikir,apa sebenarnya rencana Al dan Stefan.

"Bahkan suatu malam Stefan telfon dan mengatakan jika Yuki memiliki rasa terhadap saya dan itu membuat saya semakin meyakinkan diri saya untuk memiliki Yuki dan malam ini saya ingin melamar putri kesayangan om sama Tante_"lanjut Al membuat Yuki menutup mulutnya tak percaya,tapi ada rasa tidak suka saat mendengar penjelasan Al tadi seolah saat ini Yuki bisa menangkap jika awalnya Al hanya ingin membantu Stefan untuk membuat Yuki melupakan Gio namun nyatanya sebelum semua itu Al sudah lebih dulu menyadari perasaannya kepada Yuki.

Dan tidak bisa Yuki pungkiri jika dia juga sudah masuk kedalam hati pria itu,bahkan rasa itu tumbuh seiring berjalannya waktu karena kebersamaan keduanya.

"Panggil papa_mama saja nak Al!_"lembut mama Wina kepada Al agar mereka lebih akrab.

"Iya ma_p..pa_"canggung Al sambil tersenyum.

"Kalo kami pribadi terserah pada Yukinya,Karana nantinya kalian berdua yang akan menjalaninya!_"itu suara ayah Yuki yang memang menyerahkan semuanya kepada sang putri.

"Maaf_"lirih Yuki membuat semua orang menoleh kearah gadis yang kini sudah menundukkan kepalanya.

Apa ini artinya Yuki tidak menerima lamaranku.

Hati Al bergerumuh mendengar kata maaf dari Yuki,kalo memang Yuki menolak lamarannya apa yang harus Al lakukan lagi untuk menarik perhatian gadis itu?

"Apa ini beneran?_"tanya Yuki dengan polos membuat semua orang menghela nafasnya lega.

"Iya dek,kamu nggak bisa di ajak serius ih_"itu suara Stefan yang yang sedari tadi hanya diam mendengarkan semuanya.

"Iya Yuki,dan jika kamu menerima lamaran ini maka secepatnya aku akan menikahi kamu_"yakin Al karena kali ini dia tidak main-main dengan Yuki.

"Tapi aku kan masih harus kuliah_"

"Tidak apa-apa jika kamu masih ingin melanjutkan kuliah kamu setelah kita menikah nanti,karena aku tidak akan melarang kamu untuk meraih impian kamu meskipun kita sudah menikah nanti_"ujar Al menyodorkan sebuah kotak beludru yang sudah ia buka dan kini ia letakkan di atas meja membuat Yuki melebarkan matanya tak percaya,cincin itu cincin yang Yuki inginkan tadi dan kini cincin itu berada di hadapannya dan di tunjukkan untuk dirinya.

Kini semua orang tengah menunggu jawaban dari Yuki,semua terdiam memperhatikan Yuki yang tengah melihat kearah kedua orang tuanya yang juga tengah menunggu jawaban dari Yuki.

"Kok kayak mimpi ya_"ambigu Yuki memperhatikan semuanya satu persatu yang Yuki lihat semua menatap Yuki dengan tatapan penuh harap, membuat Yuki membuang nafasnya perlahan.

"Jika ini mimpi Yuki tidak ingin bangun karena pasti Yuki akan menerima lamaran Al,tapi kalo ini nyata Yuki juga tidak akan menolak lamaran dari Al_"

Jawaban Yuki barusan membuat semua orang terdiam,seolah mencerna ucapan gadis itu yang kini tersenyum simpul pada Al.

"Iya Yuki menerima lamaran dari Al_"











Aku nggak tau kenapa untuk cerita ini feelnya jadi ilang gini dan aku kasih sedikit part untuk Raya_Hito karena aku lagi kangen aja sama pasangan Rahit dan aku inget juga sama komen kak lezma_simpson yang bilang 'kok Raya jadi mantan Hito' nah aku kasih kenapa awalnya mereka jadi mantan.
Semoga ceritanya masih nyambung dan maaf untuk keterlambatan part ini dan maaf juga typonya dan kosa kata yang tidak sesuai 🙏🙏🙏🙏





















Kamis,22/11/2018
9.17pm

Continue Reading

You'll Also Like

756K 75.6K 53
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
337K 35.9K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
91.9K 8.1K 82
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
63.5K 5.7K 15
[FOLLOW SEBELUM BACA] Brothership, Harsh words, Skinship‼️ ❥Sequel Dream House ❥NOT BXB ⚠️ ❥Baca Dream House terlebih dahulu🐾 Satu atap yang mempe...