Serriel

By rubylin_

138K 3.9K 45

Ariel Piternus , remaja perempuan yang jadi idola di SMA Paramitha . Cantik? Gausah ditanya. Manis? Pasti. Pi... More

Serriel ~ 1
Serriel ~ 2
Serriel ~ 3
Serriel ~ 4
Serriel ~ 5
Serriel ~ 6
Serriel ~ 7
Serriel ~ 8
Serriel ~ 9
Serriel ~ 10
Serriel ~ 11
CAST.
Serriel ~ 12
Serriel ~ 13
Serriel ~ 14
Serriel ~ 15
Serriel ~ 16
Serriel ~ 17
Serriel ~ 18
Serriel ~ 19
Serriel ~ 20
Serriel ~ 21
Serriel ~ 22
Serriel ~ 23
Serriel ~ 24
Serriel ~ 25
Chat sebelum ujian.
Serriel ~ 26
Serriel ~ 27
Serriel ~ 28
Serriel ~ 29
Serriel ~ 30
Serriel ~ 31
Serriel ~ 32
Serriel ~ 33
Serriel ~ 34
Serriel ~ 35
Serriel ~ 37
Serriel ~ 38
Serriel ~ 39
Serriel ~ 40
Serriel ~ 41
Serriel ~ 42
Serriel ~ 43
Serriel ~ 44
Serriel ~ 45
Serriel ~ 46
Serriel ~ 47
Serriel ~ 48
Serriel ~ 49
Serriel ~ 50
Serriel ~ 51
Serriel ~ 52
Serriel ~ 53
Serriel ~ 54
Serriel ~ 55
Serriel ~ 56
Serriel ~ 57
Serriel ~ 58
Serriel ~ 59
Serriel ~ 60
Serriel ~ 61
Serriel ~ 62
Serriel ~ 63
Ariel's Blog

Serriel ~ 36

1.1K 42 0
By rubylin_

Puncak. Tempat favorit Ariel untuk berlibur. Selain dingin , udaranya juga bersih dan pemandangannya sangat indah , jarang ditemui di kota.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari kota , keluarga Lucurent dan Piternus pun sampai di puncak.

Ariel yang sangat menyukai tempat ini , langsung mengeluarkan ponsel dari kantong celana miliknya dan segera memotret pemandangan di sekitarnya.

Sergio memandang Ariel. Bingung.

"Ariel , ini kan masih gelap. Belum terang. Kamu foto apanya gelap gitu?"

Ariel yang sedang mengecek hasil fotonya langsung menoleh ke Sergio.

"Ya gapapa. Itu kan ada cahaya cahaya kecil gitu. Lucu tau!" ucap Ariel menunjuk ke arah cahaya cahaya kecil di gunung.

Sergio menghembuskan nafas. "Iya deh , suka suka kamu. Yang penting kamu seneng." Sergio mengusap puncak kepala Ariel dan tersenyum.

Ariel terkekeh.

Ada sekitar 10 sampai 15 foto pemandangan yang telah ia foto. Setelah itu , Ariel segera mengambil kopernya untuk dibawa masuk kedalam villa.

Mereka akan berada di puncak selama satu minggu. Ariel yang sangat menyukai puncak , sangat senang. Namun tidak dengan Sergio. Dirinya tidak begitu menyukai puncak. Entah kenapa.

"Kok kamu biasa aja? Pas tadi pagi kamu telpon aku kayaknya kamu seneng banget. Kenapa sekarang kamu malah biasa aja?" tanya Ariel.

"Aku seneng karena aku bisa jalan jalan sama kamu bukan karna aku suka puncak." jawab Sergio.

"Emang kamu enggak suka puncak?"

"Bukan enggak suka. Enggak begitu suka. Aku juga bingung , kenapa bisa begitu. Yang jelas , dari dulu tuh , aku kalo diajak ke puncak ya biasa aja. Enggak seneng seneng amat." jelas Sergio.

Ariel mengangguk.

Saat ini mereka sedang berada di luar villa. Udara sangat dingin.

"Masuk yuk , Riel. Diluar dingin banget. Nanti kamu masuk angin." ajak Sergio.

Ariel menolak. "Kamu dulu aja. Aku masih mau nikmatin udara dingin ini." ucap Ariel seraya menghirup udara.

"Nanti kamu masuk angin."

"Enggak bakal. Lagian kan aku pake jaket. Tenang aja , enggak akan masuk angin kok." elak Ariel.

"Enggak ya , Riel. Lagian besok pagi masih bisa kok. Malah lebih indah , bisa liat gunung. Kalo sekarang , gabisa liat apa apa." ucap Sergio

"Ta---"

"Ariel , dengerin aku." sela Sergio.

"Aku gamau kamu masuk angin karna terlalu hirup banyak angin disini. Lagian disini tuh dingin , Riel."

Ariel diam.

"Sekarang , ikut aku masuk , oke? Kamu belum makan kan? Aku buatin mie instan buat kamu nanti. Sekarang masuk. Ayo!" Sergio menarik tangan Ariel.

Ariel hanya terdiam melihat perlakuan Sergio.

"Kamu tunggu disini. Aku mau buatin mie instan buat kamu."

Ariel mengangguk dan tersenyum jahil.

"Sergio!"

Sergio menoleh. "Apa?"

"Pake telor ya! Setengah mateng!"

"Iya." Sergio kembali berbalik.

"Sergio!" panggil Ariel lagi.

Sergio kembali menoleh. "Apa?"

"Mi goreng ya?"

"Hmm."

"Sergio!"

"Apa lagi , Alil-ku?" Sergio gemas.

Ariel hanya tertawa. "Buruan. Jangan lama." ucap Ariel sambil tertawa.

"Awas ya manggil lagi. Aku kasih mi goreng pake kuah nanti!" Sergio terkekeh.

Ariel tertawa.

Mereka yang melihat Ariel dan Sergio hanya tertawa dan menggelengkan kepala mereka.

Sekitar 5 menit , Sergio kembali membawa sepiring mi goreng dengan telur setengah matang diatasnya.

"Silahkan dimakan , Alil!" ucap Sergio sambil memberikan piring itu pada Ariel.

Ariel menerima piring itu dan tersenyum. "Makasih , Sergio nya Alil!"

"Anak muda jaman sekarang ya , jeng!" Bu Irene dan Bu Sinta tertawa melihat Ariel dan Sergio.

"Mau aku suapin gak biar tambah spesial itu mi goreng nya?" ledek Sergio.

Ariel dengan cepat menjawab "Gak!"

"Oh yaudah , kalo kamu gamau disuapin , berarti kamu yang suapin aku."

"Gak!" ucap Ariel.

"Kok gitu?"

"Karna aku laper. Jangan ganggu aku makan , oke?"

Sergio tersenyum. Ariel saat ini terlihat sangat menggemaskan. Ingin rasanya Sergio mencubit pipi Ariel.

"Kamu sendiri enggak makan?" tanya Ariel disela sela makannya.

"Aku udah makan tadi di rumah."

Ariel membulatkan mulutnya dan melanjutkan makannya.

Sergio menatap Ariel yang sedang makan itu. "Kamu lucu kalo lagi makan." Sergio mengembangkan senyumannya.

Ariel yang sedang fokus dengan makanannya pun langsung tersenyum.

"Makasih"

"Makasih doang?"

"Iyalah. Kamu mau apa lagi?"

Sergio membuka mulutnya.

Ariel bingung. "Apaansih?"

Sergio menunjuk mulutnya.

Ariel mengernyit.

Sergio menghela nafas. "Suapin aku."

"OH ITU MAKSUD KAMU!" seru Ariel lalu tertawa.

"Kamu ketawa mulu deh."

"Biarin!" Ariel mengeluarkan lidahnya.

"Ih dasar iseng , kamu!" Sergio menyentuh hidung Ariel.

Senyuman di wajah keduanya , terpancar jelas. Kebahagiaan diantara keduanya , tak bisa digambarkan dalam tulisan apapun.


###


Sang mentari pun muncul dari balik gunung. Menyuguhkan pemandangan pegunungan yang sangat cantik. Udara yang sejuk , menambah pesona kecantikannya.

Dari dalam rumah , seorang gadis terlihat sangat antusias untuk keluar dan menikmati cantiknya pegunungan. Terlihat dirinya sedang memegang sebuah benda pipih di tangannya.

"Mama! Papa! Ariel mau keluar dulu foto foto , ya!" seru gadis itu.

"Iya! Jangan jauh jauh , Ariel!" Bu Irene berjalan mendekati Ariel. "Sergio enggak nemenin kamu?" ucap Bu Irene.

"Dia lagi mandi , ma. Nanti kalau udah keluar , bilang aja aku lagi di depan foto foto."

"Oh yaudah deh. Kamu hati hati!" pesan Bu Irene.

"Iya , ma. Kayak jauh aja. Orang cuman di depan doang kok. Udah ya aku kedepan dulu." Ariel tersenyum.

Gadis itu berjalan keluar dari villa. Yang dilakukannya pertama kali adalah menarik nafasnya dan menikmati udara segar disana. "Mmhh... di kota mana ada udara seseger gini... Andai aja di kota udaranya seenak gini. Betah deh gue." ucap Ariel seraya menatap pemandangan sekitar.

Ariel mengeluarkan ponselnya. Memotret semua objek yang menurutnya bagus dan indah. Terutama , gunung yang tepat berada di depan villa.

"Gue gak nyangka , indah banget gunungnya!" ujar Ariel girang.

Gadis itu berjalan mendekat ke arah gunung untuk melihat lebih jelas. Mungkin saja , isi galerinya saat ini sudah hampir penuh dengan foto gunung.

Dia berlompat lompatan dan sesekali bersenandung kecil. Senyumnya sama sekali tidak pudar dari wajahnya yang cantik. Seakan dunia milik dirinya sendiri.

Dari kejauhan , seorang laki laki remaja , memandanginya dengan penuh senyuman juga. Menatap gadis itu seakan tidak percaya.

"Gue masih enggak percaya. Dia bisa jadi pacar gue sekarang. Padahal dulu kan gue sama dia enggak akur banget."

Gadis itu masih saja asyik dengan dunianya. Tak menyadari , bahwa seseorang sedang memperhatikannya saat ini.

"Tuhan , terima kasih atas semua yang telah Engkau berikan padaku hingga saat ini. Keluarga yang baik , kehidupan yang layak , dan gadis yang sekarang telah menjadi bagian dari hidupku. Jangan biarkan senyum indah itu hilang dari wajahnya , Tuhan. Buatlah dia tersenyum selalu. Berikanlah dia kebahagiaan seperti saat ini , Tuhan."

Gadis itu seperti mendengarkan doa yang diucapkan oleh laki laki itu. Dia berhenti berlari larian dan memejamkan matanya.

"Tuhan , ciptaan-Mu begitu indah. Aku suka pemandangan ini. Sekarang aku percaya , bahwa semua ciptaan-Mu memang tidak ada kekurangan sama sekali. Termasuk keluargaku , dan dirinya yang saat ini aku yakini sedang memperhatikanku. Terima kasih karna Engkau selalu memberiku kebahagiaan. Berikanlah selalu kebahagiaan untuk mama , papa , tante Sinta , om Lucurent , dan juga Sergio. Terima kasih , Tuhan."

Gadis itu menoleh ke belakang dan mendapati seorang laki laki yang sedang memperhatikannya.

Gadis itu menempelkan kedua tangannya di kedua sisi mulutnya dan berseru.

"Sergio!"

Sang pemilik nama menjawab panggilan gadis itu. "Apa!"

Gadis itu mengayunkan tangannya seakan menyuruh laki laki itu untuk datang.

Sergio menaikkan jempol tangannya dan segera menghampiri Ariel.

"Ngapain?"

"Nikmatin pemadangan sama aku!" ucap gadis itu dengan penuh senyuman.

"Hmm.."

"Mau ga? Ayolah temenin aku!" gadis itu memandang dengan penuh harap.

Sergio melirik Ariel yang saat ini terlihat sangat menggemaskan. "Mau?"

Ariel mengangguk.

"Yaudah , aku temenin."

"Yeyy!" gadis itu berseru kegirangan.

Mereka pun berjalan menyusuri villa. Melihat pemandangan puncak yang sangat indah. Keduanya berfoto ria dengan gaya gaya yang unik.

"Udah jam 10 , balik yuk?" ajak Ariel.

"Tumben kamu mau balik. Gamau lagi liat pemandangannya?"

"Ya mau sih , tapi udah mau siang. Kita udah mau pergi. Nanti mama papa nyariin loh , aku juga belom mandi."

"Hmm , okelah. Yuk balik!"

Seperti biasa , Sergio menggandeng tangan Ariel berjalan menuju villa.





                             - Serriel -






BONJOUR! 👋 Apa kabar kalian? Baik yaa! 😜😜
Nah part selanjutnyaa , hemm bocorin gak yaaaa? 😂
Okela , part selanjutnya , adalah part malam hari :) HEHEHE.
Hemm mereka ngapain yaaa? WKWK.
Enggak macem macem kok , tenang ajaa HEHE 😆😆
Keep vote yaw! mi luv you like Sergio luv Ariel! 😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 39.7K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
371K 28.6K 59
Elviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya...
920K 170K 54
Reputation [ rep·u·ta·tion /ˌrepyəˈtāSH(ə)n/ noun, meaning; the beliefs or opinions that are generally held about someone or something. ] -- Demi me...
400K 22.4K 29
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...