Serriel

By rubylin_

138K 3.9K 45

Ariel Piternus , remaja perempuan yang jadi idola di SMA Paramitha . Cantik? Gausah ditanya. Manis? Pasti. Pi... More

Serriel ~ 1
Serriel ~ 2
Serriel ~ 3
Serriel ~ 4
Serriel ~ 5
Serriel ~ 6
Serriel ~ 7
Serriel ~ 8
Serriel ~ 9
Serriel ~ 10
Serriel ~ 11
CAST.
Serriel ~ 12
Serriel ~ 13
Serriel ~ 14
Serriel ~ 15
Serriel ~ 16
Serriel ~ 17
Serriel ~ 18
Serriel ~ 19
Serriel ~ 20
Serriel ~ 21
Serriel ~ 22
Serriel ~ 23
Serriel ~ 24
Chat sebelum ujian.
Serriel ~ 26
Serriel ~ 27
Serriel ~ 28
Serriel ~ 29
Serriel ~ 30
Serriel ~ 31
Serriel ~ 32
Serriel ~ 33
Serriel ~ 34
Serriel ~ 35
Serriel ~ 36
Serriel ~ 37
Serriel ~ 38
Serriel ~ 39
Serriel ~ 40
Serriel ~ 41
Serriel ~ 42
Serriel ~ 43
Serriel ~ 44
Serriel ~ 45
Serriel ~ 46
Serriel ~ 47
Serriel ~ 48
Serriel ~ 49
Serriel ~ 50
Serriel ~ 51
Serriel ~ 52
Serriel ~ 53
Serriel ~ 54
Serriel ~ 55
Serriel ~ 56
Serriel ~ 57
Serriel ~ 58
Serriel ~ 59
Serriel ~ 60
Serriel ~ 61
Serriel ~ 62
Serriel ~ 63
Ariel's Blog

Serriel ~ 25

1.5K 43 0
By rubylin_

Hari Sabtu , hari setelah Jumat dan sebelum Minggu. Hari ini , Ariel bangun pagi pagi sekali. Mandi , bersiap siap , sarapan , lalu menunggu Sergio dan Leo di ruang TV.

"Ariel , kamu ngapain disana? Bukannya hari Senin kamu ada ujian ya? Kok enggak belajar?" Pak Piternus yang awalnya sedang menyeruput teh nya langsung mengalihkan pandangannya ke Ariel.

"Ini , pah.." Ariel menaruh remote TV disampingnya. "Ariel lagi nunggu Sergio sama Leo. Mau belajar bareng." Ariel tersenyum.

"Oohh.. Mau belajar bareng.. Oke.." ucap Pak Piternus lalu melanjutkan kegiatannya meminum teh.

Ariel kembali menghadap ke arah televisi di depannya. Sudah banyak acara televisi yang ia lewati selama ini. Ariel memilih untuk menontonnya sejenak sambil menunggu Sergio dan Leo.

"Gila! Udah lama banget gue enggak nonton ni pelem!" Ariel kembali menaruh remote TV yang sedari tadi dipegangnya di sampingnya.

Saat sudah sampai ke adegan yang menurut Ariel sangat seru , tiba tiba ada suara ketukan dari arah pintu rumah Ariel.

"Ariel! Ariel!"

"Iya iya! Bentar!" Ariel mematikan TV lalu berjalan menuju pintu.

"Hai!" ucap Leo seraya melambaikan tangannya.

Ariel membalas lambaian tangan Leo. Setelah itu , Ariel menoleh ke belakang Sergio.

"Loh? Lo enggak bareng Sergio?"

"Ooh , Hehe , Dia agak telat katanya."

Ariel menganggukkan kepalanya dan membulatkan mulutnya lalu mempersilahkan Leo masuk.

"Kita belajar disini aja , ya?" kata Ariel membawa Leo ke ruang TV.

"Yaudah , gapapa. Eh btw , bokap nyokap lu kemana? Kok enggak keliatan?"

"Nyokap di kamar , bokap di ruang kerja dia kali." ucap Ariel sambil merapikan ruang TV nya yang agak berantakan.

Tak lama , Sergio akhirnya datang ke rumah Ariel.

"Dateng juga lo , nyet. Gue pikir lo gak niat belajar."

Ariel yang sedang membuang sampah ke dapur langsung menoleh ke arah ruang TV. Jantungnya berdegup kencang. Mendadak keberanian Ariel menghilang untuk bertemu Sergio.

"Kok gue jadi takut ketemu Sergio sih?" Ariel bergumam.

"Gue? Ganiat belajar?" Sergio tersenyum menyombongkan diri lalu melanjutkan kata katanya. "Kayak gatau aja lo gue ini siapa. Sergio gak pernah gak niat belajar. Emangnya elo."

"Dasar sahabat laknat!"

Sergio terkekeh dan bertanya. "Ariel mana?"

"Baru dateng udah nanyain Ariel , ngebet banget ketemu Ariel?"

Tiba tiba , Ariel datang dari arah dapur membawa tiga gelas kosong dan sebuah gelas besar dengan cairan berwarna jingga di dalamnya.

"Nih minuman." Ariel menaruh minuman itu di atas meja dan melihat ke arah Sergio.

"Eh udah dateng lo?"

"Enggak , gue blom dateng."

"Ooh , yaudah kita tungguin Sergio dulu dateng baru kita belajar , ya?" Ariel beralih menatap Leo.

Leo terkekeh kecil. Ariel berusaha menahan tawanya saat melihat ekspresi wajah Sergio.

"Bodo amat ya , Riel."

Tawa Ariel dan Leo pecah melihat Sergio.

"Makanya , jadi orang yang serius dong." Ariel tertawa lepas dan mempersilahkan Sergio untuk duduk. "Yaudah , kalian tunggu disini , gue ke kamar dulu ambil buku."

Ariel pun pergi ke kamarnya dan meninggalkan Sergio dengan Leo di ruang TV.

"Eh , lo kapan mau nembak Ariel? Lo kan udah cukup deket sama dia , keliatannya si Ariel juga udah kasih lampu ijo buat lo. Kasih dia kepastian dong."

"Gini gini.." Sergio mengubah posisi duduknya menghadap Leo.

"Nanti pas kelulusan , keluarga gue mau ngajak keluarganya Ariel buat makan malem bareng buat merayakan kelulusan gue sama Ariel. Rencananya sih ya , gue mau......"

Ucapan Sergio terpotong karna tiba tiba ada suara pintu kamar yang tertutup.

"Ariel udah mau turun , nanti aja kita omonginnya." Sergio kembali mengubah posisi duduknya menghadap ke depan.

"Lama ya? Sorry Sorry.." Ariel lalu duduk di samping Leo.

"Enggak kok , enggak lama. Hehe."

Leo yang menyadari bahwa Ariel tidak duduk disamping Sergio pun menyenggol siku Ariel dengan sikunya.

"Kenapa?" Ariel berbisik.

Leo menggerakkan bola matanya ke arah Sergio. Menandakan bahwa Ariel seharusnya duduk disamping Sergio.

"Duduk disamping Sergio." Leo menggerakkan mulutnya namun tak mengeluarkan suara.

Ariel menggerakkan kepalanya keatas. Bingung.

"Duduk di sebelah Sergio."

Ariel mengernyitkan kedua alisnya.

Leo menepuk jidatnya.

Sergio yang melihat hal itu pun bingung dan mengeluarkan suaranya.

"Lu berdua ngapain deh? Katanya mau belajar."

"Ini si Leo , ngomong tapi gaada suara. Ya mana gue ngerti lah! Ngomong apasih lo?! " Ariel dengan polosnya berbicara seperti itu.

"Em..enggak , Riel. Lupain aja."

"Yaudah , gue masih gabisa bedain antara berkembang biak sama tumbuh dan berkembang. Ada yang ngerti ga? Tolong ajarin gue dong." Ariel melihat ke arah buku seraya membolak balikkan halaman demi halaman.

"Yaampun , Riel. Masa gitu aja enggak ngerti. Sini gue ajarin." Sergio berdiri dan mendekati Ariel.

"Ehem..." Leo batuk. "Yaudah , lanjutin silahkan.."

"Jadi gini , kalo berkembang biak itu berarti jumlahnya makin banyak. Kayak misalnya kucing melahirkan. Kucing kan kalo melahirkan sekaligus banyak tuh , nah itulah berkembang biak soalnya jumlah kucingnya makin banyak yang tadinya cuman ada induk kucingnya sekarang udah ada anaknya. Tapi kalo...."

Sergio yang awalnya melihat buku beralih menatap Ariel yang sedari tadi menatapnya saat ia menjelaskan. Eye contact pun terjadi diantara keduanya.

1 detik

2 detik

3 detik

1 menit

Ariel mengedipkan matanya dan tersadar.

"Sorry sorry..." Sergio terkekeh. "Em.. Mau gue jelasin ulang?"

"Em..gausah , sekarang lo jelasin yang tumbuh dan berkembang aja."

"Ooh..oke.."

Sergio pun menjelaskan materi yang tak dimengerti Ariel itu. Kurang lebih , 3 jam mereka belajar bersama.

"Gimana udah paham kan?" tanya Sergio.

"Iya udah , setidaknya gue udah paham kayak intinya gitu. Jadi gue tinggal bikin aja kata katanya. Thanks , ya." Ariel mengukir senyuman diwajahnya.

"Iya sama sama , Riel." Sergio membalas senyuman Ariel.

"Oh iya , keknya selama ujian gue enggak megang hape deh. Soalnya gue mau fokus belajar dulu. Takut nilai gue jelek."

"Kita kan ujian sekitar 2 bulan buat kelulusan. Berarti lo enggak megang hape selama dua bulan penuh?" tanya Leo.

Ada suatu perasaan yang mengganjal di hati Sergio saat Ariel berkata seperti itu.

"Iya" Ariel tersenyum kecil.

Ariel yang menyadari adanya raut kesedihan di wajah Sergio pun segera bertindak. Meskipun Sergio tidak menunjukkan kesedihannya itu , tetapi Ariel dapat mengetahuinya hanya dengan menatapnya saja.

Ariel menepuk pundak Sergio. Berusaha menghiburnya dengan mengukir senyuman di wajahnya.

"Tenang aja , dua bulan itu cepet kok. Asal jangan ditungguin aja. Pikiran kita juga bakalan teralihkan sama ujian ujian kok."

Sergio bagaikan anak kecil yang akan ditinggal pergi oleh orang tuanya.

"Yaudah , kalian enggak pulang?"

"Ini mau pulang kok , pamit ya Ariel." ucap Leo.

"Iya , hati hati ya!" Ariel beralih menatap Sergio.

"Enggak pulang?"

"Iya , gue juga pamit , Riel. Semangat ya belajarnya!" Sergio tersenyum.

"Iya , lo juga ya! Kita harus lulus bareng!" Ariel menggenggam tangan Sergio.

"Pasti , Riel!" Sergio membalas genggaman Ariel. "Yaudah gue pamit ya?"

"Iya , hati hati."

Sergio pun keluar dari rumah Ariel dan berjalan menuju mobilnya. Dari kejauhan , Ariel termenung menatap Sergio.

"Pasti gue bakal kangen banget chat sama lo , Gio. Walaupun cuman dua bulan , tapi itu terasa lama buat gue."

Ariel tersadar dari lamunannya dan mengusap wajahnya.

"Udah gila lo , Riel. Padahal lo yang bilang sendiri ke Sergio buat gausah nunggu. Kenapa jadi lo yang sedih?"

Sergio melambaikan tangannya ke Ariel sebelum memasuki mobilnya sambil tersenyum.

Ariel pun membalas senyuman itu dan melambaikan tangannya juga.

"Ternyata gue juga sedih kalo selama dua bulan enggak saling ngechat sama Sergio."

   

                               - Serriel -


BONJOUR GAIS! 👋 apa kabar kalian? Masih kuat puasa kan ya? Hehe..
Selamat menunaikan ibadah puasa yaa , semoga kalian bisa full puasanya sampe lebaran nanti🙏❤ Tenang aja , bentar lagi Ariel bakalan jadi miliknya Sergio kok hehe😂 tapi habis mereka ujian yaa HAHAHAHA.
Keep vote gais! mi lov youu! 😘💋💞





Continue Reading

You'll Also Like

17M 755K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.6M 38.9K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
941K 87.5K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
1.1M 112K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...