Cinta tak bersyarat (✓)

By TeamAlki

58.7K 6.4K 1.2K

jika seorang laki laki biasa mencintai seorang gadis luar biasa apakah harus dengan sebuah syarat? More

CTB 1
CTB 2
CTB 3
CTB 4
CTB 5
CTB 7
CTB 8
CTB 9
CTB 10
CTB 11
CTB 12
promo
CTB 13
CTB 14
CTB 15
CTB 16
CTB 17
CTB 18
CTB 19
boongan 😂😂😂
CTB 20
CTB 21
CTB 22
CTB 23
CTB 24
CTB 25
CTB 26
CTB 27
CTB 28
CTB 29
CTB 30
CTB 31 (perkenalan)
CTB 32
CTB 33
CTB 34
CTB 35
CTB 36
CTB 37
CTB 38
CTB 39 (end?)
CTB 40 (end)

CTB 6

1.7K 201 35
By TeamAlki


Maaf ya baru bisa next cerita ini, sebenarnya kemaren udah mau next tapi tiba tiba enggak tau kenapa saat aku publish kembali terus sampai akhirnya aku menyerah dan baru sekarang bisa next.

semoga feelnya dapat dan kalian minat baca.
Biasakan vote sebelum baca.

Happy reading 😘😘😘

Hanya dengan tiga kali ketukan tanpa suara pintu telah dibuka oleh seorang dari dalam kamar tersebut dengan perlahan mata itu membulat sempurna melihat orang yang saat ini berdiri tepat dihadapannya dengan kedua sudut bibirnya terangkat membuat senyuman diwajahnya.

Jadi sebenarnya dia itu?.batin Yuki bertanya,dia sudah mengerjapkan matanya meyakinkan kalo apa yang ia lihat adalah sebuah kebenaran.

"Disuruh kemeja makan untuk sarapan kata bunda"ujar Yuki seperti orang bodoh hanya melihat penampilan Al saat ini.

Yuki berjalan mendahului Al yang masih berdiri diambang pintu, dengan kedua sudutnya terangkat membentuk sebuah senyuman.

"Lucu"gumam Al yang kembali masuk kedalam kamarnya.

Yuki berjalan kearah meja makan dengan kebingungannya sendiri,dia bisa melihat bunda,ayah dan Winona yang sudah duduk tengah menunggu Alki yang tidak kunjung datang.

"Lo Alnya mana sayang?"tanya Bunda Maia yang melihat Yuki sendirian.

"It....

Ujarnya menoleh kebelakang yang ternyata tidak ada siapa siapa,Yuki tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang mungkin saja memang gatal.

"Tadi Yuki sudah panggil kok Bun"ujarnya yang sudah bisa menguasai dirinya yang tiba tiba ada glayeran pada tubuhnya.

Aneh ujar Yuki merutuki dirinya yang merasa tidak bisa mengontrol dirinya saat berdekatan dengan Al seperti orang bodoh itulah Yuki saat berada dekat dengan Al.

"Ya sudah kamu duduk dulu sayang, sebentar lagi juga datang"ujar Bunda yang menyuruh Yuki duduk.

Tidak lama Al berjalan keluar dari kamarnya dan langsung duduk dikursi kosong yang kebetulan berada diantara Yuki dan Winona dan menyapa kedua orangtuanya.

"Lama amat kak,nanti Winona telat tau"ujar Winona sambil manyun,Al hanya mengusap lembut kepala Winona sebelum mereka menikmati sarapannya.

"Kakak terima tawaran dari kepala sekolah?"tanya sang bunda setelah mereka selesai menikmati sarapannya dengan menu yang disiapkan oleh bunda tadi.

"Iya bun,tapi Al harus mengikuti tes"jawab Al setelah meneguk segelas air putih dihadapannya.
"Oh ya Ki mungkin aku baru bisa nganter kamu sore nanti,kamu gak apa apa kan?"tanya Al pada Yuki yang hanya diam mendengarkan obrolan mereka.

"Iya Al tidak apa apa,kalo kamu gak bisa nganter biar aku nyuruh orang rumah aja untuk jemput kesini"ujar Yuki tersenyum kearah Al membuat hati Al kembali berdebar,lama lama Al bisa masuk rumah sakit karna jantungan.

"Bisa kok ki"ujar Al dengan semangat dan wajah yang berbinar membuat bunda Maia dan yang lain tersenyum heran.

"Ayo kak buruan nanti Winona telat"tarik Winona pada lengan Al yang masih duduk dikursi makan.

"Kamu gak bareng ayah?"tanya Al menghentikan langkah mereka.

"Ih aku kan mau bareng kak Al,ayo buruan ih lagian kenapa aku harus bareng ayah kalo kakak hari ini ngajar"kesel Winona kembali narik lengan Al dan akhirnya mereka pamit kepada orang rumah sebelum berangkat.

Yuki hanya tersenyum melihat kakak beradik seperti Al dan Winona, seperti dia sama Hito saat ini karna sejak Kevin menikah dia menempati rumah baru yang hanya dihuni sepasang suami istri tersebut.

Setelah kepergian Al,Winona dan Ayah Dhani kini Yuki membantu Bunda membersihkan sisa makanan mereka dan tidak lupa Yuki membantu mencuci piring.

"Bunda"panggil Yuki pada Bunda Maia saat ini mereka tengah duduk dikursi panjang yang berada diruang keluarga.

"Kenapa sayang?"tanya bunda mengusap lembut rambut Yuki.

"Nanti kalo Yuki kesini lagi boleh?"tanya Yuki penuh dengan kehati hatian.

"Bunda kan sudah pernah bilang kapan pun kamu kesini pintu rumah ini akan selalu terbuka untuk kamu,tapi bunda pengen kamu harus pamit pada mama kamu kalo kesini"ujar Bunda Maia mengusap lembut tangan Yuki yang berada digenggaman tangannya.

"Oh ya sayang,hari ini bunda harus pergi lagi ada sedikit masalah direstoran bunda sayang,kamu dirumah aja ya paling juga Al jam 12 sudah dirumah nanti juga jam 2 Winona pulang"ujar bunda Maia yang langsung berdiri dan berjalan menuju kamar setelah Yuki menjawab "iya"dan menganggukkan kepalanya.

Setelah kepergian bunda Yuki hanya membolak balikkan handphonenya melihat beberapa panggilan masuk dan pesan masuk,ada beberapa dari keluarga,sahabat dan juga sang mantan.

Yuki memutuskan menghubungi sahabatnya yang pasti saat ini juga mengkhawatirkan Yuki,tidak butuh waktu lama untuk Yuki mendengar suara dari sebrang sana.

"Assalamualaikum Key"

"Waalaikumsalam Ki,Lo dimana,Lo sehat kan Ki,Lo tinggal dimana,Lo gak kenapa kenapa kan Ki?,Lo Ben...

"Iya gue baik kok Key,gak usah lebay gitu Napa"

"Ya Allah Ki gue sama Nina khawatir banget tau gak si sama Lo dan Lo santai gitu?"

"Iya iya maaf,gue baik dan sekarang dirumah orang baik kok"jawab Yuki meyakinkan Keyna.

"Alhamdulillah kalo gitu,kapan Lo balik gue kangen tau"

"Nanti sore gue balik Key,gue harus menyelesaikan semuanya"

"Ok,gue tunggu,
Ki sorry banget ni gue ada kelas ni lanjut nanti lagi ya"ujar Keyna yang sebenarnya tidak enak juga sama Yuki tapi mau gimana lagi dia masih ada mata kuliah.

"Oh iya Key,sorry ya gue ganggu Lo"

"Nanti sambung lagi Ki, assalamualaikum"

"Ok, waalaikumsalam Key,Lo hati hati"

Sambungan sudah terputus,Yuki melihat jam masih menunjukkan pukul 10 pagi dia beranjak mencari keberadaan bibi yang ternyata berada dibelakang rumah tepatnya ditaman tengah mengurus sayuran milik bunda kenapa dibilang sayuran milik bunda karna semua tanaman yang ada itu sudah diclaim oleh bunda Maia.

"Non bibi mau masak dulu keburu den Al pulang"ujar bibi pada Yuki yang langsung masuk kedalam diikuti Yuki dibelakangnya.

"Bi Yuki bantuin ya tapi bisanya cuma kupas kupas doang"jujur Yuki karna memang dia tidak bisa masak,dirumah juga cuma kupas kupas saja saat bantu sang mama dan bibi dirumahnya.

Bibi tersenyum melihat Yuki yang selalu ceria walaupun kenyataannya Yuki menyimpan berjuta kesedihan.

"Iya tidak apa apa non, terimakasih bibi mah seneng dibantu"ujar bibi tersenyum kearah Yuki.

Mereka mulai masak dengan Yuki yang mulai membantu memotong sayur mencuci sayur mengupas bawang bahkan Yuki sempet meneteskan air matanya saat memegang bawang merah bibi sudah menyuruh Yuki agar tidak usah bantu tapi Yuki tetep kekeh ingin bantu jadi bibi membiarkannya saja.

Kurang lebih satu jam Yuki dan bibi berkutut didapur dan langsung menyusun makanannya dimeja makan,Yuki melihat jam yang ternyata sudah hampir tengah hari.

Sebentar lagi Al pulang.batinnya

"Kok gue jadi kepikiran Al gini ya"gumamnya lirih sambil menggelengkan kepalanya.

"Aneh"lagi lagi Yuki bergumam.

Bibi yang mendengar gumaman Yuki tersenyum,bibi tau kalo ada perasaan yang berbeda dari remaja dihadapannya itu.

Sedangkan dilain tempat tepatnya didalam mobil seorang laki laki baru saja melajukan mobilnya menuju kediaman masih dengan seragam khas Guru yang melekat pada tubuhnya dia adalah Al Ghazali seorang Guru bantu disalah satu SMA dikawasan tempat tinggalnya yang merupakan SMA dimana Winona belajar.

Al Ghazali adalah seorang Guru bantu disalah satu SMA di Bogor dia adalah salah satu mahasiswa lulusan terbaik dari Harvard University: Cambridge, Massachusetts

Harvard merupakan universitas dengan sejarah yang panjang. Universitas ini juga menjadi impian banyak mahasiswa. Bukan hanya karena reputasi dan kualitas pendidikannya, tetapi juga karena keindahannya.

Deru mobil dihalaman rumah keluarga Al terdengar sampai dalam rumah dengan segera sang bibi membukakan pintu untuk tuan mudanya.

"Assalamualaikum bi"salam Al yang langsung mencium punggung tangan sang bibi dengan sopannya.

"Waalaikumsalam den,mau makan sekarang atau nanti"tanya bibi papa Al.

"Sebentar lagi bi"jawab Al yang langsung masuk dan berjalan keluar ketaman dimana tempat yang sering ia gunakan untuk menyendiri sebelum dia makan siang.

Sedangkan Yuki yang tadi membantu menyiapkan makanan sudah pamit untuk mandi dan sholat.

Tidak lama kemudian Yuki keluar dari kamar Winona dia tidak melihat adanya bibi tapi Yuki memincingkan matanya melihat pintu utama kebuka,Yuki berjalan keluar melihat ada mobil yang dia tau milik Al.

Apa Al udah pulang,tapi dia dimana.batin Yuki kembali masuk kedalam rumah dia tidak melihat siapa siapa.

"Mungkin bibi sholat kali ya"gumamnya yang langsung berjalan menuju taman.

Yuki sangat suka berada ditaman melihat banyaknya bunga dan sayuran tidak lupa banyaknya kupu kupu yang beterbangan diantara bunga bunga yang mekar.

Matanya tertuju pada seseorang yang dia kenal dia adalah Al Ghazali yang tengah duduk dengan pandangan kosong kedepan,dia masih mengenakan celana kain berwarna hitam dengan atasan kaos berwarna putih yang sangat tipis entah dimana baju batik yang pagi tadi Al gunakan,Yuki mengagumi tubuh sispex Al yang begitu sempurna terlihat kotak kotak pada bidangnya so sexy.

Sedangkan yang sedari tadi diperhatikan hanya menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong dia tidak menyadari ada sepasang mata yang terus saja memperhatikannya,saat ini dia tengah merindukan seseorang yang beberapa tahun lalu pergi meninggalkan indahnya dunia.

Flashback on

Al dan Laila adalah sepasang kekasih dimana dia tinggal Al dengan wajah tampannya yang beruntung mendapatkan gadis desa seperti Laila gadis cantik dan memiliki tutur kata yang sopan.

Siang itu saat Laila minta jemput saat sepulang sekolah oleh Al,dia sudah menunggu Al didepan gerbang sekolahnya,ya kebetulan mereka beda sekolah.

Senyum mengembang diwajah Laila tat kala motor besar berwarna merah itu melaju kearah Laila yang saat ini berdiri.

"Maaf telat"ujar Al setelah turun dari motornya dan melepas helm yang berada dikepalanya.

Laila tidak menjawab dia hanya tersenyum kearah Al,dengan segera Al memakaikan helm untuk Laila karna hari itu begitu panas.

"Ayo"ujar Al setelah dia lebih dulu menaiki motornya,dengan segera Laila memegang kedua pundak Al untuk pegangan.

Setelah Laila duduk dengan benar perlahan Al melajukan motornya dengan kecepatan rata rata,senyum tidak pernah luntur dari bibir manis Laila.

"Al kita makan dulu ya diwarung biasa"ujar Laila sedikit teriak agar Al mendengarnya,tapi Al hanya mengangguk sebagai jawaban.

Tangan Laila tidak pernah diam saat berada dibelakang Al,kadang dia melingkarkan pada leher Al kadang dipinggang Al dan tidak lupa dia berdiri dibelakang Al dengan pundak Al sebagai pegangan.

"La jangan seperti itu bahaya sayang"lembut Al sedikit teriak ,tapi Laila lebih memilih menulikan pendengarannya.

Tepat saat dia menggoda dengan menggelitik pinggang Al motor mereka naiki oleng karna Al yang terkejut,saat itu Al sudah tidak bisa lagi menyeimbangkan laju motornya yang membuat Al dan Laila pasrah dengan apa yang terjadi.

"La pegangan yang kenceng"teriak Al yang membuat Laila memeluk pinggang Al dengan erat.

Namun naas Al tidak bisa lagi mengendalikan motornya yang akhirnya menabrak pohon besar yang berada dipinggiran jalan kedua tubuh itu terpental jauh dari motor Al.

Saat itu Al masih sadar dengan helm yang masih melekat pada kepalanya,dia mencari sosok kekasihnya yang tergeletak dengan darah yang terus mengalir dari kepalanya,entah dimana helm yang sudah Al pasangkan tadi,sudah bisa Al duga pasti Laila dengan sengaja melepas ikatan pada helm tersebut karna itu kebiasaan Laila saat dia memakai helm.

Al yang sudah berdiri akhirnya merangkak dan berusaha meraih tangan Laila yang saat itu juga masih sadar mengulurkan tangannya untuk Al.

Senyum dari bibir yang sudah pucat itu membuat hati Al seketika menghangat tapi ada rasa takut dan khawatir yang menjalar ditubuh Al sampai kedua tangan itu saling bertautan.

Al dan Laila sama sama menyunggingkan senyumannya sampai Al hilang kesadaran.

*

Saat mata Al terjaga dia melihat sekeliling ruangan dengan bau obat obatan yang tercium diindra penciuman Al,ruangan dengan cat berwarna putih dengan penerangan Lambu membuat Al mengedarkan pandangannya kepenjuru rumah sakit,disana terlihat sang bunda tengah terisak dipelukan sang ayah dengan Winona yang memeluk erat tubuh seseorang dengan seragam berwarna putih khas seorang dokter dia adalah Gibran sahabat sekaligus dokter pribadi keluarga Al.

Al melihat dirinya sendiri dari ujung kaki sampai lengannya yang ia angkat untuk menelisik kondisinya,dia sedikit lega karna hanya luka ringan yang dia alami sedetik kemudian dia teringat sesuatu.

"Laila"gumamnya yang masih bisa didengar oleh orang orang yang berada disana.

Bunda dan Winona semakin terisak mendengar Al menyebut nama Laila.

"Laila dimana?dia baik baik saja kan?"histeris Al yang berusaha turun dari ranjang yang langsung dicegah oleh Gibran.

"Lo tenang dulu Al"ujar Gibran menenangkan Al.

"Bun"

"Dek"

"Laila mana?"tanya Al lagi karna tidak ada respon dari mereka.

Bunda melepas pelukannya pada sang suami,dan berjalan menuju ranjang dimana sang anak tengah histeris memanggil nama Laila.

"Kaka sang sabar ya ini sudah menjadi ketentuan Allah"uajr yang bunda mengusap lembut kepala Al membuat Al mengerutkan keningnya bingung.

"Maksud bunda apa?"tanya Al yang berusaha bangkit dibantu oleh Gibran.

"Laila mengalami pendarahan hebat pada kepalanya Al,saat perjalanan kesini...

"Kenapa"paksa Al sambil menggoyangkan lengan Gibran yang tidak melanjutkan ucapannya.

"Dia kehabisan darah dan nyawanya tidak tertolong lagi"ujar Gibran membuat tubuh Al menegang rahangnya seketika mengeras seolah tidak percaya dengan apa yang sudah disampaikan oleh Gibran.

Butuh waktu lama untuk sang bunda meyakinkan Al kalo memang ini kenyataan yang terjadi, setelah Al bisa mengontrol emosinya dan dengan bantuan Gibran yang menyuntiknya obat penenang untuk Al pagi harinya Al beserta keluarga menghadiri pemakaman dimana Laila dikuburkan.

Keluarga Laila tidak menuntut Al ataupun menyalahkan Al karna semua yang ada didunia sudah menjadi takdir dan kehendak yang maha kuasa.

Tapi lain dengan Al sendiri yang terus saja menyalahkan diri sendiri bahkan dia sampe harus keluar masuk ke psikiater untuk memeriksakan kondisinya.

Sampai akhirnya Al lulus SMA dan meneruskan kuliahnya diluar negeri untuk melupakan semuanya, walaupun kenyataannya kenangan manis itu tidak akan pernah bisa kita hapus dari ingatan.

Flashback end

Yuki berjalan mendekati Al yang sepertinya masih belum menyadari ada seseorang yang sedari tadi memperhatikannya,bahkan sampai Yuki duduk disebelahnya pun Al tidak menyadarinya.

"Sudah pulang dari tadi Al"ucap Yuki mencoba membawa Al agar sadar dari lamunannya.

"......"

Masih tidak ada pergerakan dari Al,Yuki kembali memanggil nama Al namun sama saja,tangannya terangkat ingin menepuk bahu Al tapi antara ragu dan takut Yuki kembali menurunkan tangannya yang sudah terangkat keudara.

Sudah tiga kali Yuki mengangkat tangannya tapi diurungkan niatnya untuk membawa Al kealam sadarnya.

"Al"ujar Yuki yang kini dengan keberaniannya menepuk pundak Al membuat Al terlonjak kaget untung saja dia tidak punya riwayat jantungan ditambah lagi pandangan mereka bertemu.

"Eh sorry Ki,aku gak tau kamu disini"ujar Al saat dia sadar dari lamunannya dan melihat senyum manis orang yang berada dihadapannya.

"Kamu sudah pulang dari tadi?"tanya Yuki mengalihkan keterkejutan Al dan mengalihkan pandangannya menatap kearah lain.

"Setengah jam yang lalu"jawabnya mengalihkan pandangannya dari senyum seorang artis yang beberapa hari ini baru dia kenal.

"Ayo makan dulu aku sudah lapar"ujar Yuki yang langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Kenapa mulut gue lemes banget si kalo bicara sama Al.batin Yuki yang langsung tersenyum canggung kearah Al yang juga tersenyum melihat Yuki.

Dasar Yuki bego,kenapa enggak bisa jual mahal si.rutuknya pada diri sendiri.

Kamu terlihat sempurna Ki, mungkinkah perbedaan kita bisa menjadi kesatuan.batin Al masih dengan memandang Yuki yang sudah berdiri dari duduknya.

"Al ayo"ajak Yuki yang langsung narik tangan Al agar masuk kedalam masa bodoh dengan tanggapan Al tentang Yuki, yang saat ini Yuki fikirkan hanya mengisi perutnya yang sudah lapar.

Al mengikuti langkah Yuki saat sudah berada dimeja makan mata Al tertuju pada pergelangan tangannya yang masih dipegang oleh Yuki sadar dengan gerakan mata Al dengan segera Yuki melepaskan pegangannya pada pergelangan tangan Al.

"Maaf"lirih Yuki yang langsung menunduk dan duduk dikursi meja makan diikuti Al.

"Bi sini makan dulu"ujar Al saat bibi melewati ruang makan.

"Iya den sebentar mau nutup pintu dulu"jawabnya yang langsung berjalan menuju pintu depan yang masih terbuka.

Mereka menikmati makan siangnya dalam diam,hanya suara sendok beradu dengan piring yang menggema diruang makan tersebut.

Selesai makan Al langsung pamit karna ada pekerjaan di peternakan,Yuki memang tidak ikut karna dia masih harus bantu sang bibi membereskan sisa makanan mereka sekalian menunggu Winona pulang sekolah.

"Aku pergi dulu"pamit Al sedikit teriak karna Yuki dan bibi masih didapur.

"Iya"jawab Yuki

"Iya den hati hati"jawab bibi yang hampir bersamaan dengan Yuki.

Setelah kepergian Al dan selesainya Yuki membantu bibi kini Yuki tengah duduk diteras rumah Al seorang diri karna bibi lagi ada pekerjaan,Yuki menunggu kedatangan Winona yang katanya pulang pukul 2 dan itu artinya masih ada 30menit lagi sebelum Winona datang.

Yuki hanya berdiam diri sambil main game dihanphone miliknya,bahkan dia tidak menyadari ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan dirinya tidak jauh dari tempat Yuki duduk saat ini.

Lima menit berlalu orang yang sedari memperhatikan Yuki mulai mendekat,dia tersenyum melihat Yuki yang tidak menyadari kedatangan,saat sudah berada disebelah Yuki dengan sangat tidak sopannya dia duduk dikursi yang berada didepan Yuki.

Karna merasa ada pergerakan Yuki menghentikan tangannya yang sedari tadi fokus pada layar dihadapannya, diletakkannya handphone tersebut tepat dimeja didepannya.

Matanya menyipit melihat seseorang yang sudah duduk dihadapannya dengan satu tangan sebagai penyangga dagunya,seketika sebelah alis Yuki terangkat sambil tersenyum ramah kepada orang dihadapannya.

Tidak ada yang mengeluarkan suara mereka keduanya enggan memulai mengeluarkan suara emas masing masing, mungkin mereka tengah merangkai kata kata agar tidak menyinggung ataupun menyakiti perasaan satu sama lain.

"Ada yang aneh"setelah beberapa menit Yuki bertanya kepada orang yang masih setia duduk dihadapannya itu yang sedari tadi hanya memperhatikan Yuki tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Tidak ada"jawabnya tidak mengalihkan pandangannya dari wajah ayu Yuki.

"Terus ngapain dari tadi kamu lihatin aku kayak gitu?"tanya Yuki yang mulai risih dilihat seperti itu.

"Enggak apa apa si,kamu gak mau pulang?"tanyanya pada Yuki membuat Yuki tersenyum sinis kearahnya.

"Pulang?"tanya Yuki seolah mengulang pertanyaan yang dilayangkan untuk Yuki.

"Iya pulang,ngapain si mau tinggal dirumah seperti ini"ujarnya lagi tanpa melihat perubahan wajah Yuki yang sudah menahan emosi.

Apa coba maksud dari ucapannya yang bilang rumah seperti ini tidak taukah dia rumah seperti ini adalah rumah yang membuat Yuki nyaman dan berasa terlindungi.
Begitulah pemikiran Yuki selama dia tinggal dirumah bunda Maia.

"Emang kamu siapa aku hah ngelarang ngelarang aku tinggal disini?"tanya Yuki yang merasa heran dengan orang yang masih duduk dihadapan itu.

"Perlu aku jelasin aku siapa?"tanyanya berdiri sambil melipat kedua tangannya didada.

"Tidak perlu karna aku sudah tau siapa kamu"jawab Yuki yang masih terlihat santai menatap tidak suka orang dihadapannya itu.

"Kamu pulang atau aku pasti....

"Kenapa?"tantang Yuki yang sengaja memotong ucapannya yang belum selesai.

"Kalo aku enggak mau pulang kamu mau apa?"lanjut Yuki yang masih setia duduk ditempat semula tapi tiba tiba saja Yuki merasakan ada yang aneh pada orang yang masih berdiri dihadapannya itu sampai akhirnya suara itu terdengar begitu nyaringnya.

"Auwww"
















































Suara siapa itu?
Yuki?
Orang dihadapannya?
Atau ada orang lain?
Awalnya aku pengen jadiin babang tamvan polisi tapi aku berubah fikiran dan aku rumah alurnya.

Jangan lupa tinggalkan jejak!!!
















Jumt,11 Mei 2018
1:36pm





















Continue Reading

You'll Also Like

703K 51.5K 37
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
213K 17.6K 89
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
155K 25K 46
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
182K 18.1K 69
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...