Dosen RESE (ISLY) βœ” [Masa Rev...

Galing kay Guppy_Rh

225K 13.8K 2.6K

-Revisi berhenti di tengah jalan(Part Tilu)- Dia adalah Byun Baekhyun, si dosen rese yang killer. Dan gue har... Higit pa

Tak kenal maka tak sayang
Hiji
Dua
Tilu
Opat
Lima
Genep
Tujuh
Dalapan
Salapan
Sapuluh
Sabelas
Dua Belas
Tilu Belas
Opat Belas
Lima Belas
Genep Belas
Tujuh Belas
Dalapan Belas
Salapan Belas (Lamaran)
Dua Puluh (Gundah)
Dua Puluh Hiji (Pengantin Baru)
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tilu (Spesial)
Dua Puluh Opat
Dua Puluh Lima (Honeymoon tring tring)
Dua Puluh Genep
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Dalapan
Dua puluh Salapan
Tilu Puluh
Tilu Puluh Hiji
Tilu Puluh Dua
Tilu Puluh Tilu
Tilu Puluh Opat
Tilu Puluh Lima
Tilu Puluh Genep (Fakta)
Tilu Puluh Tujuh
Tilu Puluh Dalapan
Tilu Puluh Salapan
Opat Puluh
Opat Puluh Hiji (BADAI)
Opat Puluh Dua (Fakta dibalik perbincangan dua perempuan)
Opat Puluh Dua (Hampir aja)
Opat Puluh Tilu
Opat Puluh Opat
Opat Puluh Lima "KISS"
Opat Puluh Genep
Opat Puluh Tujuh (Fakta Spesial)
Opat Puluh Dalapan ( the end)
Opat Puluh Salapan (Hmmm...)
~Surat Kaleng [Revisi Part 2]~
Lima Puluh (Special BaekAnna-revisi)
Lima Puluh Hiji
Lima Puluh Dua
Lima Puluh Tilu
Lima Puluh Opat (I Still Love You)
Lima Puluh Lima (Flashback)
Lima Puluh Genep
Lima Puluh Tujuh
Lima Puluh Dalapan
Lima Puluh Salapan (spesial Mingyu)
Genep Puluh [Goodbye]
_Goodbye_ (Revisi)
_Goodbye_ part2 (Revisi)
Genep Puluh Hiji
Genep Puluh Dua (Ketinggalan Banyak)
Resolusi (HBD my V)
_My Sweet Sasemse_
Genep Puluh Tilu
Genep Puluh Lima
Genep Puluh Genep
Genep Puluh Tujuh [18+]
Genep Puluh Dalapan (Happy Anniversary and Wedding Day)
Genep Puluh Salapan (Honeymoon season 2)
TUJUH PULUH (ending)
Pak Sasemse Ngidam Di Hari Ulang Tahun?
Untuk Kalian, iya Kalian.
Edisi Mudik
Ada Yang Baru Loh!!!
Hei Kalian😊
PENJELASAN TENTANG MEREKA

Genep Puluh Opat (Revisi)

2.2K 140 11
Galing kay Guppy_Rh

***Happy Reading gengs***

Part ini ternyata bermasalah dan ii baru sempet memperbaikinya.

Tapi jangan lupa tinggalkan jejak ya ...

ditunggu looh.

***

Sekarang gue sedang mempersiapkan barang-barang gue buat besok dibawa KKN. Mulai dari baju, makanan, sampai obat-obatan semuanya udah lengkap dan tinggal dimasukin ke koper dan juga ransel. Gue menarik koper yang tadi udah suami gue turunin dari atas lemari sebelum dia mandi, mendekat ke arah gue. Gue pun membuka koper itu dan menemukan sesuatu yang membuat kening gue mengkerut.

Gue mengambil sebuah kado berwarna merah dengan aksen pita yang membuatnya terlihat elegan dari dalam koper di hadapan gue. Tiba-tiba potongan ingatan gue tentang kado ini kembali ke memori gue. Ini adalah kado pernikahan dari Kak Taehyung yang emang belum sempat gue buka. Dulu gue terlalu ragu untuk membuka kado dari dia itu dan menyimpannya di koper sampai gue melupakan keberadaannya.

Gue pun duduk di tepi tempat tidur dan membuka kado dari Kak Taehyung yang ternyata isinya adalah jam weker berbentuk apel, salah satu buah kesukaan gue selain kweni. Gue mengulas senyum mendapati kado pernikahan dari dia yang sebenernya membuat gue sedikit bingung.

"Kado dari siapa? Tae ya?" tanya suami gue dari arah belakang.

Gue menoleh ke arah dia yang kini sedang mendudukan diri di samping gue sambil mengeringkan rambutnya yang basah pakai handuk kecil. Hidung gue sampai tidak tahan karena aromanya yang begitu wangi.

"Iya, kok Kakak tahu?" tanya gue heran.

Suami gue mengulas senyum simpul,"Tae emang punya kebiasaan ngasih kado jam ke Mamah."

"Terus apa hubungannya, Kak?"

"Tiap ulang tahun Mamah, Tae itu suka ngasih kado jam buat Mamah. Waktu Mamah tanya kenapa dia sering ngasih jam dan bukannya kalung berlian, dia jawab karena setiap detik dalam hidupnya dia gak akan pernah lupain Mamah. Rasa sayangnya ke Mamah itu gak akan pernah berhenti, sama seperti jarum jam yang terus bergerak gak peduli siang atau pun malam." Jawab suami gue panjang lebar yang membuat gue bingung harus merespon apa selain sebuah senyum haru.

Seberharga itukah dulu gue buat dia sampai-sampai dia ngasih kado yang sama seperti yang selalu dia berikan pada orang yang paling dia sayang?

"Itu hadiah pernikahan dari Tae kan?" Tanya suami gue memastikan yang gue jawab dengan anggukan kecil. Tapi masalahnya dari mana dia tahu? Orang kado ini tuh baru ketemu lagi karena gue lupa nyimpen.

"Kok Kakak tahu?" Tanya gue penasaran sekaligus was-was.

"Saya ada di kafe yang sama waktu Tae ngasih kado itu ke kamu."

ANJIRLAH.

JADI SELAMA INI DIA TAHU???!!!

GUE CUMA BISA NAHAN NAFAS.

"Kebetulan saya baru aja mau pergi dari kafe itu abis makan siang." Lanjutnya dengan santai tapi gue bawaannya gak santai.

Gue langsung tersenyum gak enak ke suami gue sambil menggaruk pipi dan berdoa dalam hati semoga suami gue gak marah karena dulu gue diam-diam jalan sama Kak Taehyung di belakang dia.

Kata Aas sama Asa kalau orang yang mau menikah itu pasti ada-ada aja gangguannya. Dan karena kejadian ini gue malah kepikiran ini salah satu gangguan buat gue dan suami gue yang mau mengadakan acara resepsi pernikahan. Oke itu agak berlebihan sebenarnya, tapi gue tetep aja mikirnya udah buruk. Jangan sampai hal ini jadi masalah baru.

"Maaf ya, Kak." Kata gue dengan gak enak.

Suami gue mengulas senyum dan langsung mengambil alih jam weker di tangan gue dan menaruhnya di nakas.

"Taruh di sini aja ya?!"

"He.em." Jawab gue sambil mengangguk.

Suami gue bangkit dari duduknya dan memeriksa koper gue. Sementara handuk kecil yang tadi dipakai untuk mengeringkan rambutnya disampirkan di bahunya.

"Semua keperluannya udah lengkap?" Tanya dia.

"Udah Kak." Jawab gue.

"Minyak angin sama obat-obatan lain udah dimasukin?"

"Udah."

"Selimut, jas almamater, sandal ganti, alat tulis?"

"Udah udah udah...."

"Celana dalam sama bra kamu?" tanya dia lagi dengan seringai tipisnya yang membuat gue mendelik dia.

"Udah!!!" jawab gue setengah berteriak.

Rese banget sih.

"Yang begituan emangnya perlu ditanya lagi ya, Kak? Rese banget sih jadi orang!!!"

"Yang begituan apa?"

"Saya sumpahin bodoh beneran baru tahu rasa."

"Emang kamu mau punya suami yang bodoh?" Tanya dia yang membuat gue berdecak sebal.

Dia kembali mengecek ulang keperluan gue sambil berkata, "Bukannya gitu, ukuran kamu itu kan unik. Saya takutnya kamu lupa, kamu kan suka ceroboh. Nanti kalau ketinggalan mau minjem ke siapa?"

Bug...

Dan satu lemparan bantal tepat mengenai wajah suami gue.

HN!!!

RESENYA MAKIN KUMAT.

DASAR SASEMSE!!!

Mana mungkin hal sepenting itu bisa lupa?!!!

Suami gue malah terkekeh kecil dan gue mengumandangkan beribu-ribu kata rese buat dia sambil guling-guling dia atas kasur dan menendang-nendang udara. Suami gue menutup koper gue lalu menaruhnya di dekat jendela. Setelah itu dia duduk di tepi tempat tidur dan gue menatap dia dengan cemberut.

"Apa liat-liat, jelek!!!"

"Emang kamu jelek. Tumben nyadar." Balas dia santai.

"Ih reseeee...!!!" teriak gue sambil kembali melempari dia dengan bantal tapi kali ini berhasil dia halau. Tapi gue tidak berhenti begitu saja. Gue terus menyerang dia pakai bantal, guling, dan selimut sampai gue puas.

Kapan sih dia muji gue cantik??? Ngarep nih ngarep.

___

Malam ini bisa dibilang malam terakhir gue tidur bareng sama suami gue sebelum gue berangkat KKN besok. Gue pun memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan nempelin dia terus. Udah macem surat sama perangko aja nih.

"Hati-hati di sananya dan jangan suka keluyuran sendirian." Kata suami gue memperingatkan gue untuk kesekian kalinya mengingat gue punya riwayat hidup tiba-tiba suka ngilang atau yang lebih tepatnya keluyuran sendirian. Sebenarnya gue kadang juga gak sadar gue ngilang dari rombongan. Gue itu termasuk jajaran manusia yang gampang dialihkan fokusnya dengan hal-hal yang unik, aneh, dsb jadi gue kadang tanpa sadar akan mengikuti hal-hal yang menarik perhatian gue itu dan berakhir gue terpisah dari rombongan.

Dulu waktu SMP juga gue pernah ngilang pas acara karyawisata di Dufan. Awalnya gue berang sama rombongan temen-temen sekelas gue eh tahu-tahu gue udah jalan-jalan sendiri. Untung gue inget di mana bus sekolah gue parkir dan saat gue sampai di sana guru pembimbing dan teman-teman gue keliatan panik gitu.

"Iya, Kak..." jawab gue sambil bersandar di dadanya, menikmati potongan apel yang kaya akan serat makanan (fiber), vitamin c, dan berbagai jenis antioksidan yang tinggi sehingga bermanfaat untuk mencegah risiko terkena alzheimer, menurunkan kadar kolesterol, mengendalikan berat badan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan masih banyak lagi manfaat lainnya.

Jangan tanya dari mana gue tahu semua itu yang jelas buku di perpustakaan suami gue lengkap dari A sampai Z.

Selain menyuapi diri sendiri gue juga menyuapi potongan apel ke suami gue yang saat ini tengah asik membaca buku tanpa merasa terganggu sedikit pun oleh keberadaan gue. Sesekali dia juga menguselkan hidung mancungnya di rambut gue dan memberi bonus kecupan singkat di sana.

"Jangan setengah-setengah saat mengajar maupun membantu masyarakat di sana."

"Siap, Bos!!!" jawab gue sambil hormat yang membuat suami gue gemas dan kembali menguselkan hidungnya di rambut gue.

"Saya deg-degan."

"Ya kamu emang hidup."

"Ih rese bukan itu. Saya deg-degan nanti KKN nya."

"Jangan takut, meskipun saya gak jadi dosen pembimbing kelompok kamu kan ada Pak Suho sama Pak Xiumin yang akan membimbing kalian."

Ya, setelah perdebatan yang cukup panjang pada akhirnya suami gue gak jadi ditugaskan ebagai dosen pembimbing kelompok gue. Semua itu dikarenakan banyak pihak yang kurang setuju karena status gue dan suami gue yang bukan sekedar mahasiswa dan dosen semata. Awalnya gue cukup kecewa dan merasa sedih, pasalnya selama sebulan full gue bakalan LDRan sama dia. Gue yang waktu itu cuma ditinggal satu minggu aja udah uring-uringan gak jelas, apalagi ini yang satu bulan. Untungnya suami gue berhasil menenangkan dan menyakinkan gue bahwa gue pasti bisa. Kata dia gue hanya perlu menyibukan diri dengan kegiatan-kegiatan positif untuk mengalihkan rasa kangen gue ke dia. Gue gak yakin bisa sebenarnya, tapi gue akan mencobanya dan berusaha semampu gue.

Untungnya lokasi tempat KKN kelompok gue itu tidak terletak di daerah yang terlalu terpencil dan masih bisa dijangkau oleh sinyal meskipun kata suami gue emang tidak terlalu bagus, tapi untuk sekedar mengirim pesan dan juga nelpon masih bisa. Gue gak tahu suami gue ikut campur tangan atau enggak dalam masalah ini, yang jelas omongannya waktu itu emang terbukti.

"Kakak harus selalu pegang hp dua puluh empat jam non-stop, oke? Jadi kalau nanti saya ngehubungin gak bakal punya alesan macem-macem."

"Iya, kalau perlu saya lakban sekalian biar nempel terus ditangan saya." Jawab dia yang membuat gue senyum-senyum.

"Gak boleh genit di kampus atau di mana pun. Awas aja kalau sampai ada laporan kakak keganjenan dan ngaku-ngaku masih single, saya rendem di kolam belakang." Ancam gue yang secara gamblang menunjukan sisi posesif gue.

"Iya bawel." Kata dia sambil mengecup singkat bibir gue.

Gue pun memukul lengannya sambil senyum-senyum. Setelah itu suami gue membetulkan posisi duduknya yang membuat gue pun ikut bergerak untuk kembali menyamankan diri. Gue sedikit bangun dari posisi senderan gue untuk menjangkau potongan apel yang berada di nakas tapi gue malah susah bangun. Suami gue mengambilkan potongan apel untuk gue tanpa mengalihkan sedikitpun atensinya dari buku yang dia baca. Gue menerima potongan apel itu dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.

Gue membalikan badan gue dan langsung memeluk suami gue,"Saya pasti kangen banget sama Kakak..."

Suami gue menutup buku yang dia baca dan menaruhnya di nakas lalu membalas pelukan gue sambil mengacak pelan rambut gue.

"Hanya satu bulan, oke? Jadi kamu harus semangat. KKN itu seru, kamu pasti bakalan menikmatinya."

"Pokoknya harus sering ngehubungin saya."

"Iya."

Gue menengadah untuk menatap wajah dia,"Jangan baca buku sampai larut malam ya, Kakak juga butuh istirahat yang cukup. Jangan buat saya khawatir ninggalin Kakak."

Suami gue ini kalau tidak gue paksa untuk menghentikan aktifitas baca malamnya bisa kebablasan sampai dini hari. Meskipun dia menghentikan acara bacanya dan ikut tidur sama gue, tapi tengah malem biasanya dia bakalan kebangun dan lanjutin baca bukunya. Sebenarnya gue bingung apa serunya baca buku-buku tebal yang kadang dengan bahasa baku bahkan dalam bahasa asing yang membuat gue pusing dan gak ngerti-ngerti itu. Entah gue yang terlalu bodoh atau buku itu yang terlalu membosankan.

Gue juga heran, kan dia sendiri yang suka ngelarang-larang gue untuk tidak berbuat ini itu karena bisa menyebabkan ini itu tapi dia sendiri juga kelakuannya kadang tidak sinkron dengan perkataannya.

"Iya, saya akan kurangin baca buku sampai larut malam."

"Janji?" Tanya gue sambil mengacungkan jari kelingking gue tepat di depan wajah tampannya.

"Janji." Jawab dia sambil menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking gue.

Gue pun mengulas senyum manis yang dia balas dengan tak kalah manis. Dan malam ini kami habiskan untuk tidur dengan nyanyak dengan saling berpelukan hingga fajar menjelang.

***

Keesokan harinya gue bangun lebih awal untuk mengecek kebutuhan rumah sebelum gue berangkat jam 7 nanti. Gue memeriksa ulang bahan-bahan dapur dan kamar mandi untuk memastikan tidak ada persediaan yang kurang untuk sebulan ke depan. Gue juga udah mempersiapkan pakaian kerja dan pakaian santai suami gue yang udah rapi distrika seenggaknya untuk seminggu ke depan. Untuk hari-hari berikutnya biar nanti nyusul aja. Selain itu gue juga menyiapkan minyak telon terbaru yang udah gue simpen di meja rias gue karena persedian yang lama udah mau habis. Setelah memastikan tidak ada yang terlewatkan sedikit pun gue memilih untuk segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat.

Mobil yang dikendarai suami gue udah sampai di halaman kampus dan berhenti di sebelah jajaran mini bus yang memang telah disediakan pihak kampus untuk transportasi mahasiswa yang akan mengikuti KKN ke tempat tujuan.

"Kamu gak mau turun?" Tanya suami gue.

Bukannya menjawab, gue malah menundukan kepala gue. Menyadari suasana hati gue yang sedang kurang baik suami gue pun melepaskan safelty beat-nya dan lansgung memeluk gue.

"Hanya satu bulan, oke? Dan kita pun masih bisa berkomunikasi lewat hp, di sana sinyalnya lumayan bagus." Kata suami gue mencoba menguatkan gue yang mulai dilanda gak mau pisan ini.

Gue pun menganggukan kepala gue sebagai jawaban bahwa gue mengerti meskipun hati gue sebenarnya masih berat untuk pisah sama suami gue, tapi apa daya kalau ini memang salah satu rangkaian untuk gue bisa meraih gelar sarjana yang gue impikan. Suami gue melepaskan pelukannya lalu mencium kening gue cukup lama hingga gue bisa sedikit membawa kehangatannya sampai ke tempat tujuan.

"Hati-hati dan jaga diri baik-baik selama saya gak ada di sana."

"Kakak juga."

"Iya."

"Jangan sering begadang nyelesein tugas atau baca buku."

"Iya bawel. Yuk turun."

Gue mengangguk dan membuka pintu mobil lalu keluar dari dalam Yonix. Suami gue berjalan ke belakang dan mengeluarkan barang bawaan gue. Tidak lama kemudian datang Pak Satpam yang membawakan barang-barang gue untuk diangkut ke bus mini.

Banyak pasang mata yang tertuju ke arah gue dan suami gue dengan tatapan penuh minat meskipun masih ada juga yang terlihat kurang suka, tapi gue gak peduli mereka pasti hanya iri aja sama gue. Gue menghembuskan nafas berat karena risih jadi pusat perhatian.

"Ya udah, saya berangkat. Assalmu'alaikum." Kata gue berpamitan sambil mencium tangan suami gue.

"Wa'alaikumsalam." Jawabnya.

Gue pun tersenyum manis dan hendak melangkah ke arah kumpulan teman-teman kalas gue yang dari tadi udah dadah-dadah sama gue.

"Eh tunggu, saya hampir lupa." Suami gue mengintrupsi langkah gue yang membuat gue harus berhenti dan menoleh ke arahnya.

"Iya, Kak?"

Suami gue merogoh saku celana bahannya dan mengeluarkan sebuah gelang cantik yang terbuat dari bahan kain dengan gantungan ikan yang sangat lucu. Dia meraih tanagn kiri gue dan memakaikan gelang itu tanpa merasa terusik sedikit pun dengan suara riuhan teman-teman gue yang bahkan sampai ada yang bersorak segala. Gue yang malu setengah mampus hanya bisa berdiam diri sampai dia selesai memakaikan gelang itu.

Gue gak tahu kenapa dia mendadak terang-terangan menunjukan sisi yang gak biasa kaya gini di depan umum. Biasanya dia kan mainnya diem-dieman, rahasia-rahasiaan bukan diumbar-umbar seperti ini yang membuat orang-orang bereaksi macam-macam. Mungkin ini bentuk penegasan tentang status gue untuk orang-orang yang selalu memandang gue sebelah mata. Atau mungkin ini juga bentuk penegasan dia pada cowok-cowok yang kadang juga suka ganjenin gue. Entahlah gue gak bisa berspekulasi begitu saja karena dia itu gak gampang ditebak orangnya.

"Anggap aja gelang ini sebagai pengganti saya yang akan menjaga dan menemani kamu selama di sana." Kata dia dengan suara kelemnya yang penuh ketegasan.

Gue mengulum senyum malu-malu,"Makasih, Kak."

"Sama-sama. Ya udah, itu teman-teman kamu udah nungguin." Kata suami gue.

"Iya, Kak."

Gue pun berlari menghampiri teman-teman kelas gue yang belum datang semua dan langsung disambut riuhan dari mereka yang godain gue perihal perlakuan tidak biasa suami gue tadi. Gue hanya bisa menutup wajah gue karena malu.

"Ciieee Anna cieeee..." Aas memulai dan memimpin sesi meledek gue.

"Euuh... pagi-pagi udah disuguhin drama Korea aja." Sambung Asa sambil ketawa-tawa nista.

"So sweet ya, ke dunia milik berdua gitu." Timpal Nyim yang disetujua yang lainnya.

"Ternyata Pak Baekhyun gitu ya kalau merlakuin Anna sebagai istrinya, padahal kalau di kampus so galak gitu." Kata teh Aida sambil mencolek dagu gue.

"Kamu, cepol tugu monas!!!" Nyim meragain gaya suami gue kalau sedang negur gue yang membuat teman-teman tertawa.

"Selesai perkuliahan ini keruangan saya!!!" Timpal Kakak Intan membuat suasana semakin heboh.

"Apaan sih kalian, pagi-pagi udah hewir aja. Lagian Pak Baekhyun itu emang galak." Omel gue dengan muka yang udah memerah.

"Tapi cinta kan?" Tanya Aas sambil naik turunin alisnya.

Minta banget digampar, sumpah!!!

Setelah mendapat pelototan dan gue yang pura-pura marah akhirnya teman-teman gue pun berhenti meledek gue. Gue merasa sangat lega dan bisa duduk dengan tenang menunggu bus berangkat sekitar lima belas menitan lagi.

Gue lihat Mingyu sedang ngobrol dengan Taeyong dan dia kelihatan fokus banget gitu dengan ekspresi muka yang unyu banget.

Karena boring mau ngapain dan kalau ikut ngobrol takut diledekin lagi kaya tadi, gue pun memilih menghampiri Mingyu dan Taeyong untuk ikut gabung dengan mereka berdua.

"Pagi pemuda-pemuda kurang belaian." Sapa gue tersenyum cerah.

Taeyong sudah mendelik ke arah gue dengan tatapannya yang mendadak horor sementara Mingyu menyambut kedatangan gue dengan senyum paginya yang begitu manis dan hangat persis seperti teh manis yang selalu jadi favorit gue.

"Biasa aja kali matanya, mau gue colok?" kata gue sambil memukul bahu Taeyong cukup keras yang membuat kekasih Kakak Intan itu meringis kecil.

"Sakit, pea." Ujar Taeyong hendak membalas perlakuan gue tapi keburu ditahan sama Mingyu.

"Jangan kasar sama cewek." Kata Mingyu dengan bijak membuat gue memamerkan senyum kemenangan lengkap dengan juluran lidah ke arah Taeyong, membuat cowok berwajah anime itu menggeram kesal.

"Sialan." Umpat Taeyong ke gue.

"Hahaaaa..."

"Heh Ming kalau ceweknya modelan beginian sih gak usah dilembutin." Kata Taeyong setengah becanda.

"Nilai seni musik semester kemarin belum keluar kalau lo lupa." Kata gue dengan tampang dibuat semenyebalkan mungkin yang membuat Mingyu ketawa-tawa dan Taeyong langsung mengelus rambut gue.

"Mau gue bawain gak ranselnya, kayanya berat banget tuh." Kata Taeyong lengkap dengan senyum seribu wattnya.

"Berat sih, tapi gue bukan cewek lemah, jadi gue kuat bawa sendiri juga."

"Halah bocah so kuat lo, hobi mewek juga."

"Biarin, wew. Dari pada lo hobi ngepoin orang."

Sebelum sempat Taeyong ngebales ledekan gue, Pak Chanyeol datang dan memberitahukan kalau bus akan berangkat dan gue beserta teman-teman gue diminta untuk segera masuk ke dalam bus masing-masing.

Gue jalan beriringan dengan Taeyong sementara Mingyu ada di belakang gue. Gak lama kemudian Aas dan Asa gabung lalu ngerangkul bahu gue dan menyenderkan kepala mereka berdua ke bahu gue. Gue yang pada dasarnya udah berat bawa ransel terus ditambah harus nampung berat kepala mereka berdua langsung mengingkirkan rangkulan dua sobat gue itu.

"Berat." Kata gue yang mendapat cebikan bibir dari Aas dan Asa.

Gue membetulkan posisi ransel gue agar lebih nyaman dan entah efek dibetulkan atau apa gue ngerasa bawaan gue jadi lebih ringan. Gue gak peduliin hal itu dan tetap berjalan dengan santai. Waktu gue melewati pintu kelas, gue melihat di bayangan pintu kaca itu kalau Mingyu lagi nahan ransel gue dan mengangkatnya sedikit ke atas.

Oh... jadi itu toh alesannya.

***

Haihaihaiii.... dudu dudu dudu duduuu...

Gimana nih? Masih kuat lanjut baca?

Hayo siapa yang lupa sama kado pernikahan yang dikasih sama Tae?

Oh ya kalau temen-temen berfikir setelah Anna sama Baekhyun bersatu kehidupan mereka bakalan jauh dari keterlibatan Taehyung atau Mingyu, KALIAN SALAH BESAR.

Anna bakalan selalu dibayangi dua cowok ganteng itu, dududu dudu duduuuuu...

Heheee...

Silakan berkesal ria nemenin Anna yang plin-plan tingkat akut.

**catatan

'Tan-Kakak Intan-Kain' adalah orang yang sama. Hehe... takut ada yang lier aja. dan ii punya alesan sendiri kenapa tiga nama itu ubah-ubah mulu.

Oke deh, jangan lupa vommentnya.

Salam manis Guppy_Rh

Jaaa neeee....

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

161K 2.1K 6
di umur ke 16 tahun aku harus menikah dengan seorang yang tak lain adalah mayor jendral sekaligus tangan kanan ayah ku di kemiliteran nya. aku tak ta...
465K 46.6K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
1.5M 47.8K 61
Highest rank #1in2020 (250620) #1inLove (071020) Kehidupan SMA yang harusnya penuh warna remaja, menjadi tidak karuan kala Alra dijodohkan dengan pri...
44.7K 1.5K 52
Aku adalah mimpi buruk, yang mereka dapat hanya mimpi basah yang membungkusku dengan manis. Tapi bukan dia... Dia adalah tornado. Dengan mata biru t...