Dosen RESE (ISLY) ✔ [Masa Rev...

By Guppy_Rh

226K 13.9K 2.6K

-Revisi berhenti di tengah jalan(Part Tilu)- Dia adalah Byun Baekhyun, si dosen rese yang killer. Dan gue har... More

Tak kenal maka tak sayang
Hiji
Dua
Tilu
Opat
Lima
Genep
Tujuh
Dalapan
Salapan
Sapuluh
Sabelas
Dua Belas
Tilu Belas
Opat Belas
Lima Belas
Genep Belas
Tujuh Belas
Dalapan Belas
Salapan Belas (Lamaran)
Dua Puluh (Gundah)
Dua Puluh Hiji (Pengantin Baru)
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tilu (Spesial)
Dua Puluh Opat
Dua Puluh Lima (Honeymoon tring tring)
Dua Puluh Genep
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Dalapan
Dua puluh Salapan
Tilu Puluh
Tilu Puluh Hiji
Tilu Puluh Dua
Tilu Puluh Tilu
Tilu Puluh Opat
Tilu Puluh Lima
Tilu Puluh Genep (Fakta)
Tilu Puluh Tujuh
Tilu Puluh Dalapan
Tilu Puluh Salapan
Opat Puluh
Opat Puluh Hiji (BADAI)
Opat Puluh Dua (Fakta dibalik perbincangan dua perempuan)
Opat Puluh Dua (Hampir aja)
Opat Puluh Tilu
Opat Puluh Opat
Opat Puluh Lima "KISS"
Opat Puluh Genep
Opat Puluh Tujuh (Fakta Spesial)
Opat Puluh Dalapan ( the end)
Opat Puluh Salapan (Hmmm...)
~Surat Kaleng [Revisi Part 2]~
Lima Puluh (Special BaekAnna-revisi)
Lima Puluh Hiji
Lima Puluh Dua
Lima Puluh Tilu
Lima Puluh Opat (I Still Love You)
Lima Puluh Lima (Flashback)
Lima Puluh Genep
Lima Puluh Tujuh
Lima Puluh Dalapan
Lima Puluh Salapan (spesial Mingyu)
Genep Puluh [Goodbye]
_Goodbye_ (Revisi)
_Goodbye_ part2 (Revisi)
Genep Puluh Hiji
Genep Puluh Dua (Ketinggalan Banyak)
Resolusi (HBD my V)
_My Sweet Sasemse_
Genep Puluh Opat (Revisi)
Genep Puluh Lima
Genep Puluh Genep
Genep Puluh Tujuh [18+]
Genep Puluh Dalapan (Happy Anniversary and Wedding Day)
Genep Puluh Salapan (Honeymoon season 2)
TUJUH PULUH (ending)
Pak Sasemse Ngidam Di Hari Ulang Tahun?
Untuk Kalian, iya Kalian.
Edisi Mudik
Ada Yang Baru Loh!!!
Hei Kalian😊
PENJELASAN TENTANG MEREKA

Genep Puluh Tilu

2.3K 136 14
By Guppy_Rh

***Happy Reading gengs***

Hay hay hay... ii balik lagi. Ada yang nungguin cerita ini gak ya???

Hmmm...

Pokoknya Jangan lupa Vommentnya yaaa...

Di tunggu loh.

***

Jantung gue selalu berdebar kalau inget sebentar lagi gue dan suami gue bakalan menggelar acara resepsi pernikahan kami setelah gue pulang KKN nanti. Karena hal itu juga sekarang ini baik gue mapun suami gue disibukan dengan persiapan-persiapan untuk nanti.

Awalnya resepsi pernikahan gue dan suami gue itu akan diadakan setelah gue lulus nanti tapi Ambu sama Abah nyaranin untuk menggelarnya tahun ini. Mertua gue pun menyutujui rencana itu dan kebetulan katanya suami gue juga punya rencana yang sama dan telah membuat persiapan. Gue tentu tidak menolak rencana itu karena gue sendiri pun menginginkannya.

Untungnya suami gue itu tipe manusia yang selalu mempersiapkan segala sesuatu sejak jauh-jauh hari, jadi baik gue maupun orang tua gue dan mertua gue bisa dibilang tidak terlalu sibuk banget. Ketring, WO, gedung, dan lain sebagainya udah ada tinggal nentuin tanggal aja. Dia bilang teman-temannya itu emang ada yang bekerja dalam hal-hal yang menyangkut pernikahan-pernikahan gitu. Waktu hang out bareng biasanya dia suka nanya-nanya, jadi deh gak perlu repot nyari ke sana- ke sini. Gue, orang tua gue, dan mertua gue setuju dengan semua pilihan dia karena memang teman-temannya itu sudah punya merek dagang yang terkenal dan berkualias.

Kak Taehyung yang sekarang lagi libur ngajar pun seharian nemenin gue sama Mamah buat fitting baju di butik langganan Mamah. Sebenarnya di sini dia lebih bertindak sebagai sopir dan juga bodyguard. Seharusnya suami guelah yang menemani gue buat fitting baju kaya gini, tapi karena dia lagi sibuk ngajar jadi gak bisa ikut. Paling nanti kalau kita ke sini lagi.

"Kak, makasih ya seharian ini udah ngenterin ke mana-mana." kata gue yang sekarang lagi ada di dalam mobil buat pulang dianterin Kak Taehyung.

"Santai aja kali, sekalian gue latihan kalau nanti mau nikah." Jawab Kak Taehyung santai.

"Sama siapa nih?" Tanya gue bermaksud menggoda.

"Hmmm buat saat ini kandidatnya cuma Riri, gak tahu deh kalau entar."

"Yeh, pertahanin dong yang udah ada, jangan jadi playboy tar nyesel loh."

Kaya gue.

"Ya jodoh kan siapa yang tahu Na, buktinya lo nikah sama abang gue padahal dulu cintanya sama gue."

"Iya juga sih." Cicit gue sambil menggaruk pipi.

"Makasih ya Kak, udah restuin aku sama Kak Baekhyun."

"Sama-sama." Jawab Kak Taehyung sambil melemparkan senyum manisnya ke gue.

Gak ada yang angkat bicara lagi setelah itu, baik gue mapun Kak Taehyung sama-sama diam dan lebih memilih mengamati jalanan.

"Gue gak mau aja sih Na, makin memperkeruh keadaan. Gue tahu gue bego karena malah mertahanin lo di saat lo udah jadi hak orang lain." Lanjut Kak Taehyung tiba-tiba.

Gue menolehkan wajah gue ke Kak Taehyung dan gue lihat kini raut wajahnya berubah jadi serius. Gue mebetulkan posisi duduk gue karena gue punya feeling pembicaraan ini bakalan menuju ke arah yang lebih serius.

"Gue emang marah karena gak ada yang ngasih tahu gue kalau orang yang mau dijodohin sama abang tuh lo. Gue juga sempet kecewa sama mamah dan ayah karena gak ngasih tahu gue, tapi kata mereka, mereka kira gue udah tahu dari abang padahal enggak."

"Tapi setelah ngeliat abang yang begitu peduli dan sayang sama lo gue jadi mikir dan gak tega buat terus bersikap egois, Na. Dia gak pernah kaya gini sebelumnya sekalipun itu sama Kak Taeyeon. Tapi sama lo, dia gak segen-segen ngeluarin sisi posesif dan protektifnya."

Sejak tadi gue hanya bisa diam karena bingung mau ngerespon apa. Jadi gue putuskan untuk mendengarkan kata-katanya saja.

"Meskipun dia gak bilang langsung ke gue tapi gue juga laki-laki, gue paham gimana gelagat dia yang cinta banget sama lo, Na."

Kini tatapan Kak Taehyung beralih ke gue,"Dan gue juga tahu dia udah berhasil membuat lo jatuh cinta sama dia."

"Kak Tae tahu?"

"Ya, gue tahu pas gue bilang gue bakalan merjuangin lo dan lo gak ngerespon apa-apa." Jawab kak Taehyung.

Gue kira dia udah tahu gue cinta sama suami gue sejak gue SMP.

"Dari sana gue sadar pada akhirnya gue bukanlah rumah yang lo pilih sebagai tempat buat lo kembali."

"Gue cuma tinggal nunggu finalnya aja lo negasin buat nolak gue dan ternyata itu lebih cepet dari dugaan gue. Gue nyesek banget sebenernya, tapi gue berjanji, gue bakalan jadi pijakan buat lo agar lo bisa meraih pintu rumah yang lo pilih."

Gue ngeremes cincin pernikahan yang sekarang ini selalu bertengger di jari manis gue dari pada bergelantung di leher jenjang gue. Ternyata benar apa yang dikatakan Mamah, Kak Taehyung sama-sama rela berkorban juga. Kalau gue yang ada di posisi Kak Taehyung saat ini, mungkin gue gak bakalan pernah terima keputusan pernikahan gue dan abangnya.

Sekarang gue tahu apa yang dulu pernah membuat gue begitu cinta sama Kak Taehyung. Kebaikannya, iya. Kebaikan yang selalu dia tutupi dengan kesan cueknya. Dari luar Kak Taehyung memang terlihat dingin, cuek, dan kekanakan, tapi saat melihat jauh ke dalam hatinya ada sebuah kelembutan yang begitu dewasa.

Kata orang cinta itu tidak perlu alasan untuk menjadikan seseorang tertarik hingga saling menyayangin, tapi bagi gue itu keliru. Orang yang jatuh cinta pasti memiliki alasan dibalik kata cinta itu sendiri, hanya saja terkadang kita tidak menyadari alasan itu. Seperti rasa cinta gue ke Kak Taehyung, meskipun dia itu sering buat gue sakit hati karena perlakuannya tapi dulu gue tetap cinta sama dia. Awalnya gue sendiri bingung kenapa gue masih bisa bertahan, tapi sekarang gue sadar, hal itu karena gue ingin selalu melihat dia, karena gue bahagia ada di dekat dia, karena gue tahu Kak Taehyung itu baik. Ya dia baik.

Kata orang jatuh cinta karena kebaikannya itu bukanlah alasan, tapi menurut gue justru itu adalah dasar alasan yang kadang tidak ingin kita akui karena menganggap cinta karena kebaikannya itu hanyalah sebuah balas budi.

No, gak kaya gitu.

Cinta itu perlu alasan. Karena saat kita tidak merasakan cinta itu lagi, kita pun punya alasannya.

Dan alasan gue merelakan Kak Taehyung adalah gue kembali jatuh cinta pada suami gue, karena meskipun gue sempat melupakan cinta itu ternyata jauh di dalam lubuk hati gue, gue masih mencintainya.

"Lagi pula gue gak mau jadi perusak rumah tangga orang, apalagi orang itu abang gue sendiri."

Kak Taehyung menghela nafas berat,"Dari sana gue belajar satu hal yang sangat penting buat gue, bahwa gue harus lebih peduli lagi sama orang-orang di sekitar gue. Cukup sekali dalam hidup gue, Na, gue gak mau nyesel dan kehilangan lagi."

"Iya Kak, aku juga gak mau nyesel dan kehilangan lagi."

Beruntung banget orang yang nanti jadi pendamping hidup Kak Taehyung dan semoga orang itu Riri.

___

Sekarang ini gue lagi berenang di kolam belakang sambil nunggu suami gue pulang. Libur panjang kaya gini emang kadang bikin gue bingung mau ngapain. Mau fitting baju pengantin lagi tapi suami guenya masih ngajar di kampus satunya lagi, sementara keperluan lainnya udah dipersiapkan. Jadi dari pada di rumah gak ada kerjaan mending gue pun berenang kaya ikan-ikan kesukaan gue.

Gue mendudukan diri di tepi kolam dan menatap setiap sudut rumah ini. Gue memainkan kaki gue ke atas dan ke bawah di dalam air dengan gerakan lesu. Gue selalu merasa kesepian di rumah segede ini kalau suami gue gak ada. Emang sih ada Bu Salmah tapi beliau sibuk sama pekerjaannya dan gue gak mau ngeganggu.

Kadang perasaan bersalah itu diam-diam masih menggelitik di hati gue. Andai gue gak ceroboh, pasti buah hati gue gaka bakalan pergi dan gue gak bakalan kesepian di rumah segede ini kalau suami gue gak ada. Tapi gue gak mau terlarut-larut dan terbawa suasana. Waktu itu terus berjalan bukan? Kenapa gue harus berhenti di saat waktu tidak akan pernah bisa kembali. Menurut gue gak baik terlalu meratapi nasib lebih baik waktu yang ada dipakai buat hal-hal yang lebih berguna lainnya.

Tiba-tiba ada sebuah handuk jatuh di kepala gue yang membuat gue refleks menarik handuk itu. Begitu gue menengadah mencari tahu siapa pelaku penjatuhan handuk ini, gue lihat suami gue lagi berdiri di belakang gue dengan ke dua tangan yang tersembunyi di saku celana bahannya seperti biasa.

"Kakak udah pulang?" Tanya gue dengan senyuman yang gak bisa gue sembunyikan.

"Menurut kamu?" Tanya dia mulai rese tapi gue udah biasa.

Gue mendengus geli lalu kembali masuk ke dalam kolam dengan handuk yang terlebih dahulu gue simpan di kursi santai yang ada di pinggir kolam. Suami gue gak banyak omong lagi dan lebih memilih liatin gue dari atas.

"Jawab iya doang apa susahnya sih, Kak?"

"Ayo naik, udah mau ujan nanti kamu masuk angin. Bentar lagi kamu KKN, kamu harus jaga kesehatan."

Bukannya nurut gue malah nyipratin air kolam ke dia. Biarin ah, biar dia juga basah kaya gue. Suami gue mundur satu langkah buat ngehindari air yang sengaja gue cipratin. Gue hanya ketawa aja liat tampang kesalnya.

"Ayo naik Anna, jangan main air."

"Tar dulu ah, masih mau renang."

"Terserah kalau kamu mau sakit." Ujar dia sebelum berlalu gitu aja.

Huh, dia kenapa lagi sih ngedadak dingin gitu?

"Iya... iya... saya udahan renangnya tapi bantuin naik." Kata gue membuat suami gue menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya lalu mengulurkan tangan.

Gue pun narik tangan dia sekuat tenaga sampai dia kehilangan keseimbangan dan langsung nyebur ke kolam. Gue buru-buru menjauh pas suami gue nyebur sambil ngetawain dia puas banget. Sementara itu suami gue tengah mengusap wajahnya dengan kesal. Kemeja putih yang dia kenakan jadi transparan dan memperlihatkan otot tubuhnya yang terbentuk sempurna. Ow...

"Kamu tuh ya!!!"

"Hahahaaa..." Gue tetap asik tertawa dan nyipratin air ke dia.

Suami gue menahan serangan gue dengan tangannya,"Udah udah udah..."

"Ayolah Kak, kali-kali nikmatin hidup jangan ngurusin kerjaan mulu. Gak bosen apa ngurusin tugas-tugas kampus terus?"

Ya gue sengaja naik dia juga biar dia itu main air dan ngeluapin sejenank kerjaannya yang selalu bergentanyangan kaya hantu. Gue kasian ngeliat dia suka begadang ngurusin tugas-tugas kampus sampai kantung matanya menghitam dan dia yang jarang banget refressing. Gue takut dia jadi manusia kurang piknik.

"Saya kerja kan buat menuhi keinginan kamu yang banyak maunya." Jawab dia yang membuat gue skak.

"Hehe... biarin, siapa suruh nikahin saya yang banyak maunya."

Suami gue gak ngegubris omongan gue dan lebih memilih naik dari kolam. Gue yang belum puas pun gak membiarkan dia begitu saja.

"Aaah... kaki saya kram... kaki saya kram... aduuh..." Gue acting kesakitan yang membuat suami gue membatalkan niatnya untuk naik dari kolam dan buru-buru nyamperin gue.

Tanpa banyak omong dia langsung menggendong gue ala brydal style. Gue memekik kaget karena tindakan tiba-tibanya dan refleks merangkul lehernya.

"Tapi dusta deh." Kata gue sambil memamerkan senyum tanpa dosan dan detik berikutnya gue langsung masuk ke dalam air karena suami gue melepaskan rengkuhannya.

Rese banget!!!

Sialan gue diceburin.

Eh tapi kan gue emang udah ada di kolam. Jadi apa dong?

"Kakak..." pekik gue sambil mengusap wajah gue.

"Kamu mainin saya?" Tanya dia dengan nada yang sedikit bahaya.

"Hehe..."

"Saya kira kaki kamu beneran kram."

Gue kembali nyipratin air ke muka dia lalu kabur ke tengah, tapi dia tetap tidak bereaksi berlebih dan lebih meilih ninggalin gue buat naik dari kolam. Dasar sasemse, bukannya ngejar gue gitu terus nanti main ciprat-cipratan air kaya di drama-drama yang gue tonton, ini malah nyeloyong gitu aja ninggalin gue. Ah gue lupa kalau dia itu tipe manusia yang gak suka hal-hal kaya gitu.

Karena gue rasa mau romantis-romantisan di kolam renang gagal total akhirnya gue pun memilih ngalah dan ikut dia menepi. Gue meraih bahu dia dan mengalungkan tangan gue di leher jenjangnya sementara kaki gue tetap bergerak agar suami gue gak berat dilendotin gue kaya gini.

Setelah sampai di tepi kolam gue melepaskan rangkulan gue dan beralih ke sisi suami gue. Dia membalikan badan menghadap gue dan tanpa diduga-duga langsung mengangkat dan mendudukan gue di tepi kolam. Gue sempat terlonjak kaget karena tindakan tiba-tibanya yang selalu di luar dugaan.

"Jangan bikin saya khawatir." Kata dia yang saat ini berada tepat di hadapan gue.

Tubuh atletisnya bersentuhan dengan kaki gue yang emang masih nyelup di kolam, sementara kedua tangannya berada di samping paha gue. Tatapan matanya mengunci tatapan mata gue membuat gue gak bisa berpaling dari dia. Belum lagi tetesan air dari dagu dan rambutnya yang menambah daya tarik tersendiri buat gue untuk terus mengarahkan atensi gue ke dia.

"Maaf." Ujar gue.

"Nanti kalau mau renang lagi jangan lupa pemanasan dulu biar otot-otot kamunya gak kaku dan kaget."

"Iya, Kak."

"Kalau mau renang jangan pas sendirian, saya gak mau hal kaya tadi beneran terjadi dan gak ada yang nolongin kamu."

"Iya, Kak. Maaf udah bikin Kakak khawatir." Kata gue penuh penyesalan yang membuat suami gue menatap gue semakin intens namun terselip kelembutan di sana.

"Saya kaya gini bukan mau ngekang kamu, Anna. Saya hanya gak mau kamu kenapa-napa. Semua sikap menyebalkan saya termasuk larangan saya ke kamu buat gak terlalu banyak makan sambel itu karena saya gak mau kamu sakit. Sudah cukup waktu itu perut kamu sakit gara-gara saya."

Jadi dia mikir kalau waktu itu perut gue sakit gara-gara dia?

"Maksudnya pas makan di restoran sama Kak Tae abis pulang ngoreksi essay waktu itu?" tanya gue memastikan yang dijawab anggukan oleh dia.

"Ya ampun Kakak gak usah ngerasa bersalah, perut saya sakit bukan gara-gara Kakak tapi gara-gara saya sendiri yang mesen banyak dan maksain buat ngabisinnya."

"Tapi kamu nekat ngabisin gara-gara kamu nganggap serius becandaan saya kan?"

"Iya sih Kak, ya udahlah lupain aja toh udah lama ini kejadiannya juga." kata gue sambil memainkan air kolam yang membuat suami gue tersenyum manis.

"Makasih." Kata dia sambil mengacak rambut gue yang basah.

"Sama-sama." Jawab gue sambil tersenyum manis.

"Kamu risih gak sama sikap saya?" Tanya dia tiba-tiba yang membuat gue terdiam karena gue bingung jawabnya gimana.

"Bu Leha bilang sama saya, kamu keliatan frustasi gitu. Maaf kalau selama ini tindakan saya membuat kamu gak nyaman." Lanjutnya karena gue sama sekali belum buka mulut setelah lima detik berlalu.

Gue menghela nafas dan natap pantulan diri gue dan dia di air kolam,"Jujur saya emang suka Kakak perhatian banget sama saya, tapi saya gak terlalu suka dioverprotektifin dan dikekang. Serem, Kak." Kata gue mencoba membagi unek-unek gue.

Gue rasa di dalam suatu hubungan unek-unek sekecil apa pun perlu dibicarakan dan didiskusikan bersama agar tidak terjadi salah paham. Dulu gue sering ribut sama suami gue karena banyak unek-unek yang dipendam di hati masing-masing dan menunggu untuk saling peka sehingga menimbulkan yang namanya salah paham. Belajar dari sana, gue gak mau kejadian kaya dulu keulang lagi. Makanya sekarang ini gue lebih terbuka lagi untuk mengeluarkan unek-unek gue.

Gue menepuk bahunya dan menatap matanya,"Tolong percaya sama saya Kak, saya bukan perempuan lemah. Jadi Kakak gak usah terlalu khawatir sama saya. Saya akan selalu baik-baik aja karena ada Kakak yang jagain saya."

Suami gue mengulas senyum dan mengusap punggung tangan gue,"Saya selalu percaya sama kamu, Anna. Saya tahu kamu buka perempuan lemah."

"Terima kasih, Kak, saya bingung harus ngomong apa lagi yang jelas saya bersyukur sekali punya Kakak."

"Dan saya juga, Anna." Balasnya dengan cepat tanpa pikir panjang. Hal itu membuat senyum di bibir gue lagi-lagi berkembang.

"Mulai sekarang kasih tahu saya kalau kamu gak nyaman dengan perlakuan saya. Saya akan berusaha merubahnya dan membuat kamu nyaman sama saya."

"Kakak selalu membuat saya nyaman Kak, meskipun ya kadang ngejengkelin banget tapi kalau gak ada yang resein saya rasanya ada yang kurang dalam hidup saya." Kata gue yang membuat suami gue mengulum senyum malu-malu.

Lagi enak-enak memandangi pahatan Tuhan di depan gue ini, tiba-tiba hidung gue gatel banget dan detik berikutnya gue pun langsung bersin. Untungnya gak kena muka dia.

"Udah ayo ke dalam, nanti kamu sakit." Kata suami gue sambil mengambil handuk dan menyampirkannya di bahu gue.

Tangannya lalu menawan tangan gue untuk saling bertautan. Gue dan dia masuk ke dalam rumah dengan saling bergandengan tangan. Dan dia baru melepaskan gandengannya setelah kami tiba di kamar mandi.

"Kak, Kakak di sini aja mandinya biar saya yang di atas."

"Gak usah, kita mandi di sini aja. Kalau kamu ke atas nanti lantainya basah." Kata dia sambil membuka pintu kamar mandi dan melangkah masuk ke dalamnya.

"Ayo." Ujar dia ketika gue hanya berdiam diri di luar.

"Kamu keberatan?"

"Enggak, bukannya gitu." jawab gue sambil mengerling, gak berani natap mata dia.

Ayolah... gue belum pernah mandi bareng dia sebelumnya. Jadi gue gugup dan malu.

"Kamu gak usah malu, saya gak akan ngintip."

JAMINANNYA APA, PAK?

"Lagi pula saya udah sering lihat semuanya." Lanjut dia dengan santai.

Anjirlah mulutnya.

Gue melotot mendengar ucapannya dan memutuskan untuk masuk ke dalam dari pada berdebat dengan dia yang sudah bisa dipastikan siapa yang akan keluar sebagai pemenangnya. Suami gue langsung membuka kancing kemejanya dan kami pun mandi.

"Kakak, geli."

***

Yuhuuu... dududu dudu duduuuu...

Akhirnya ii update lagi setelah sekian lama. Maaf ya soalnya ii lagi sibuk. Uasnya banyak yang sistem take home dan itu ditulis tangan sampai berlembar-lembar kertas fortofolio. Huhu... tangan keriting ini mah belum lagi sekarang ini ii punya tugas negara buat nanti pencoblosan gubernur sama bupati, cie elah... wkwkwk malah curhat.

Ada yang kebagian tugas kaya ii juga gak nih?

Oke deh pokoknya jangan lupa tinggalkan jejak ya.

Salam kangen Guppy_Rh

Jaa neeee....


Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 53.6K 48
FOLLOW DULU SEBELUM BACA, MAKASIH Jangan lupa mampir ke Ig @popisnti Perjodohan? Pernikahan? Semua itu tidak pernah terfikir oleh Tifa, selama ini ia...
2M 92.5K 90
Jena + Kuliah = Ilmu ❌ (Jena kuliah mendapatkan ilmu) Jena + Kuliah = Suami ✔ (Jena kuliah mendapatkan suami) *DILARANG PLAGIAT!* "Aku enggak mau dij...
4.4M 163K 88
# 5 in Romance - 12 Mei 2018 (Private 76 sampai End) Aku mencintainya sangat mencintainya namun lelaki itu adalah guruku sendiri ~ Nina Entah mengapa...
94.4K 5.1K 65
(Aliando❤️Prilly Fanfiction) °°°°° Lulusan S2 terbaik di kampus luar negeri, masih berstatus lajang membuat seorang Fraliand Alvis Mahesta Syarief me...