Pengantin Cadangan 2

Por Jayanti_Yusuf

7K 277 277

"Aku mau cerai!" "Setelah semua yang kita lalui bersama, kau ingin membuangku, Aika?" "Kau pilih saja sendiri... Más

Perkenalan dulu guys!!
1. Ibu Ratna
2. Kebohongan Aika
3. Luka Aika
4. Dear Aika
5. Rahasiakan saja
6. Kehamilan Aika
7. Bunga Cinta
8. Tupai
9. Angkasa
10. Test Pack
11. Garis Satu
12. Ramuan buatan Ratna
13. Membuat Arbie cemburu
14. Terbakar Cemburu
15. Jangan Pergi!
16. Maafkan aku, Dek
17. Tak disentuh
18. Rayuan Arbie
19. Gagal Romantis
20. Garis dua
21. Kehamilan Aika
22. Suami Idaman
23. Open WAR
24. Pelukan Erat
25. Mantu baru
26. Bangkrut
27. Selingkuh
28. Frans
29. Aika
30. Kelahiran Angkasa dan Aruni
31. Anak kedua
32. Adik untuk Angkasa
33. Bermanja
34. Hamil lagi
35. Sikap Atiqah
36. Kemarahan Ratna
37. Anak Siapa?
39. Aika dan Kesedihannya
40. Gugurkan atau...
41. Kebohongan atau kebenaran
42. Siapa Wanita Itu?
43. Tragedi Pernikahan Aika
44. Selingkuh
45. Luka ini...
46. Pulang dari Rumah Sakit
47. Terbakar cemburu
48. Rumah sakit

38. Arbi bersama wanita lain

106 4 1
Por Jayanti_Yusuf

Aika berdiri di depan meja dapur. Dia akan menyiapkan sarapan untuk ibu mertuanya. Walau di rumah besar itu, Ratna memiliki banyak pembantu, dia selalu meminta Aika atau Aluna untuk menyiapkan makanan untuknya. Dia bukannya tak ingin makan masakan buatan pembantunya, hanya saja, itu melanggar prinsip hidupnya. Punya mantu, kok, nggak dimanfaatin, sih? Begitu katanya pada Surya.


Laki-laki yang sudah menemani hidupnya selama tiga puluh lima tahun itu pun, tidak bisa menolak keinginan istrinya. Lebih-lebih lagi, dia selalu senang mendengar semua cerita anak mantunya, Aika. Atau bercanda bersama Angkasa yang sekarang sudah mulai makan. 


Dua bayi mungil itu duduk di kursi tinggi yang memiliki meja sendiri dan pengunci tubuh mereka agar tidak jatuh ke lantai. Aika hanya meletakkan potongan buah dan sayur yang dia iris kecil di meja Angkasa dan Aruni. Hal itu tentu saja menarik perhatian Ratna yang merasa hal tersebut tidak sesuai caranya mendidik anak. 


Mata nyalang wanita paruh baya itu melirik ke arah Aika. 


"Emang mereka sudah bisa makan buah? Kamu ini gimana, disaring, dong! Dihaluskan buahnya jangan kasih buah begitu aja, kek burung."


"Iya, Ma."


Surya memperhatikan gerak-gerik Aika yang terlihat sedikit berbeda. "Kamu nggak apa-apa, sayang?" tanyanya lembut. "Kalau belum bisa bikin bubur buat anak-anak, suruh bibi aja yang bikinin. Kamu istirahat dulu."


"Kalau nggak mau makan, udah kasih asi aja," komentar lain pun sudah mulai muncul di bibir Ratna. 


Aika tak membalasnya, dia sudah cukup kerepotan karena harus mengurus dua anak sekaligus, belum lagi kehamilannya yang juga sangat berat buatnya. Rasa mual yang hampir tidak bisa berhenti, belum lagi rasa lapar yang sangat menyiksa. Pasalnya, sebanyak apa pun dia memasukkan ke mulutnya, pasti kembali. 


Dia membawa anak-anaknya ke halaman belakang untuk sekedar menghirup udara segar. Jam sarapan pagi sudah selesai, kini gilirannya menyuapi anak-anaknya yang sudah mulai makan. Aika memberikan potongan buah pada Angkasa hanya untuk membuat anaknya itu diam dan tidak mengusiknya yang sedang membuat sarapan untuk nenek dan kakeknya. Namun, rupanya hal itu membuat Ratna marah besar.


Aika memegangi mangkuknya erat-erat, dia menyuapkan bubur buatannya ke mulut-mulut mungil itu dengan penuh kesabaran. Pandangan matanya mendadak teralihkan pada seseorang yang baru saja datang dengan membawa plastik besar. 


Seorang pembantu rumah tangga yang bertugas mengurus pakaian, langsung datang ke arahnya untuk mengambil keresek di tangannya. Wajah kusut dan kantung mata yang besar sudah cukup mengkonfirmasi keadaannya yang tidak tidur semalam. 


"Hai, Tuan Putri, selamat pagi."


Aika menoleh, dia diam saja melihat ke arahnya.


"Tenanglah, Mario baik-baik saja, tapi dia memang belum bisa pulang untuk beberapa minggu ke depan."


"Lama banget, aku ingin ketemu, boleh gak?"


"Gak bisa, dia belum bisa ditemui. Tapi, jangan khawatir, dia sudah kembali sadar, kok."


Aika menoleh kepada bayinya yang kini mulai menangis karena lapar. Edward mendekat dan memperhatikan wajah bayi-bayi itu. "Mereka berdua mirip kamu dan Arbie."


"Oh, iya, Mas Arbie juga apa kabarnya, dia belum pulang udah dua hari."


"Banyak hal dari pekerjaan Mario yang harus dia pelajari lagi, mungkin dia menghabiskan waktunya di kantor Mario. Kau tidak ingin menjemputnya? Aku bisa mengantarmu."


"Kalau mau mati muda, jangan ngajak-ngajak, udah tau Arbie gak suka kamud deket-deket, ini malah mau nganterin!"


Edward hanya tersenyum kecil. Sejak kejadian setahun lalu, dia tidak bisa berdiri dekat-dekat Aika. Walau sangat ingin menyapa, dia tidak bisa melakukannya dengan leluasa. Namun, hari ini, rasa lelahnya mendadak sirna saat melihat Aika yang tersenyum manis padanya. 


"Aku permisi, Tuan Putri." Laki-laki berwajah pucat itu pun meninggalkan Aika sendirian. Dia melangkah menuju ruangan Ratna.


"Eeed!" panggil Aika. 


Dia menoleh.


Aika mengacungkan jempolnya, "semangat ya!" 


Edward mengangguk pelan dan kembali melanjutkan langkah kakinya ke ruangan Ratna. Wanita paruh baya itu sudah menantinya sejak semalam. 

  .

Aika segera membersihkan anak-anaknya dan menyiapkan mereka untuk pergi ke kantor suaminya. Rindu yang menggebu membuatnya nekat pergi bertiga saja dengan kedua bayinya. Dia meminta seorang supir untuk mengantarkannya ke kantor suaminya. 


Arbie tidak ada di kantor Mario. Dia sedang berada di resort untuk melatih para chef baru di sana. Aika pun langsung meluncur ke resort tanpa memberitahukannya terlebih dahulu pada Arbie. 


Namun, saat dia sampai di sana. Aika tidak menemukan suaminya. Para pegawai mengatakan suaminya pergi dengan salah seorang chef baru di sana. 


Aika segera mengeluarkan ponselnya, dia menelepon suaminya. Perasaannya mendadak amburadul, terlebih sudah dua hari ini, Arbie tidak ada di rumah. 


Aruni menangis kuat, dia seperti bisa merasakan kesedihan ibunya. Aika pun mengangkat bayi mungil itu dan mencoba menenangkannya. 


Nada sambung masih terus berbunyi dari ponsel yang Aika selipkan di antara jilbabnya. Dia menoleh ke sana kemari mencari suaminya. Sampai Arbie pun datang dengan seorang wanita yang merangkul tangannya manja. 


Aika terdiam beberapa saat, dia berbalik arah agar tidak melihat hal itu. Diusapnya air matanya, dan buru-buru dia letakkan Aruni pada Strollernya. Dia memilih pergi. tetapi Arbie menyadari kehadiran istrinya itu. 


"Aika? Kamu ke sini?" Suara bergetar Arbie membuat Aika menoleh, dia mematut senyumnya. Suasana canggung tiba-tiba saja menyeruak di antara mereka. 


"Mas sibuk ya?" tanyanya hati-hati. "Kalau sibuk, Aika pulang dulu."


"Sama siapa, ke sini?" tanyanya pelan. Arbie mendekati istrinya, dia mengangkat Aruni yang masih menangis. Tanpa berbicara, Arbie pun membawa istrinya itu ke ruangannya. 


Wanita yang sedang berbadan dua itu pun menurut, dia mengikuti langkah kaki suaminya yang terburu-buru memasuki ruangannya. Dia menutup pintu ruangan dan meminta Aika menenangkan Aruni. 


"Kenapa ke sini? Kamu takut aku selingkuh? Aku kerja di sini, Ka!" kata Arbie padanya. 


Perkataannya itu, membuat hati wanita cantik itu pun merana. Air matanya bercucuran di depan suaminya. 


"Astaga, malah nangis. Aku lagi stress banget ama kerjaan di sini, tolong jangan nangislah! Itu anaknya ditenangin dulu!" bentaknya lagi. 


Aika tidak mengerti, mengapa suaminya tiba-tiba marah melihatnya. Dia mengira, Arbie akan senang menatap wajah istrinya yang sudah dua hari ini tidak dia temui. Namun, nyatanya dia salah besar.. Aika menyingkir ke sisi ruangan untuk menenangkan Aruni. 


Arbie berjalan ke luar ruangan dan memanggil seseorang untuk membuatkan minuman. 


Aika masih kaget dengan sikap dingin suaminya barusan. Dia menduga-duga, apa gerangan yang membuat laki-laki itu berubah dalam dua hari. Segala persangkaan baik pun coba untuk dipikirkan Aika. Namun, hatinya tidak bisa. 


"Kamu kenapa ke sini? Apa kamu dateng mau ngadu ke aku soal mama?" Suara Arbie kembali terdengar. 


Aika berdiri, dia meletakkan Aruni ke strollernya. Dia mengambil napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Arbie masih berdiri di sampingnya menanti istrinya berbicara. 


Dia menarik Aika dalam dekapannya, "maaf aku malah bentak kamu," katanya pelan. "Maaf aku bingung banget di sini."


"Bingung kenapa?" Aika mencoba menjadi pendengar yang baik untuk suaminya kali ini. "Bilang ke aku, siapa tahu aku bisa bantu."


"Mau aku bilang pun, masalahnya tidak akan selesai, Ka." 


Aika menghela napasnya lagi, dia mengeratkan pelukannya. "Aku memang istri yang tidak berguna ya, Mas. Maafkan aku tidak bisa membantumu kali ini." Aika membisikkan kalimat itu pada suaminya. 


Ponselnya berdering, Aika mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya. Ada nama Ratna di sana. Dia mengusap air matanya dan melepaskan pelukannya. "Ya, Ma?"


"Hei! Aika! Kamu ke mana? Kenapa nggak bilang kalau ke luar rumah! Bisa ngak, sih. Kalau bawa cucuku lapor dulu." Omelan Ratna didengar jelas oleh Arbie. 


"Pulanglah, Mama nyari kamu. Ayo aku anterin." Hanya kalimat itu yang keluar dari bibir suaminya. Aika pun menurut dan mengikuti suaminya keluar dari ruangan itu dan membawanya ke parkiran. 


Sebelum meninggalkan resort itu, dia melihat wanita yang tadi bergelayut pada Arbie berdiri di pintu utama. Matanya nyalang menatap ke arah Aika. 

Aika maju dan menampar wanita itu sampai dia jatuh tersungkur. 


Namun, itu semua hanya terjadi di kepala Aika. Dia memilih terus berjalan mengikuti Arbie. 


"Dia adik kelasku dulu."


"Apa harus bergelayut gitu ama kamu?" tanya Aika datar. 


Arbie tak membalasnya, dia pun terus melaju meninggalkan resort itu.

Seguir leyendo

También te gustarán

4.7M 298K 108
What will happen when an innocent girl gets trapped in the clutches of a devil mafia? This is the story of Rishabh and Anokhi. Anokhi's life is as...
9.3K 408 12
sebuah cerita klasik, Kisah cinta sepihak masa lalu yang jauh dari kata bahagia. Setelah kedua insan manusia itu tumbuh dewasa, kembali dipertemukan...
18.1K 454 25
Hello!! I got bored and decided to create a Wattpad account for shits and giggles. This is my first story and it is in no way meant to be taken serio...
14.8K 618 30
ketika harus hidup 1 atap dengan pasangan sahabat karena kesalahpahaman tak jelas 22 July s/d 5 November 2021