Pengantin Cadangan 2

By Jayanti_Yusuf

8.5K 283 277

"Aku mau cerai!" "Setelah semua yang kita lalui bersama, kau ingin membuangku, Aika?" "Kau pilih saja sendiri... More

Perkenalan dulu guys!!
1. Ibu Ratna
2. Kebohongan Aika
3. Luka Aika
4. Dear Aika
5. Rahasiakan saja
6. Kehamilan Aika
7. Bunga Cinta
8. Tupai
9. Angkasa
10. Test Pack
11. Garis Satu
12. Ramuan buatan Ratna
13. Membuat Arbie cemburu
14. Terbakar Cemburu
15. Jangan Pergi!
16. Maafkan aku, Dek
17. Tak disentuh
18. Rayuan Arbie
19. Gagal Romantis
20. Garis dua
21. Kehamilan Aika
22. Suami Idaman
23. Open WAR
24. Pelukan Erat
25. Mantu baru
26. Bangkrut
27. Selingkuh
28. Frans
29. Aika
30. Kelahiran Angkasa dan Aruni
31. Anak kedua
32. Adik untuk Angkasa
33. Bermanja
34. Hamil lagi
35. Sikap Atiqah
37. Anak Siapa?
38. Arbi bersama wanita lain
39. Aika dan Kesedihannya
40. Gugurkan atau...
41. Kebohongan atau kebenaran
42. Siapa Wanita Itu?
43. Tragedi Pernikahan Aika
44. Selingkuh
45. Luka ini...
46. Pulang dari Rumah Sakit
47. Terbakar cemburu
48. Rumah sakit
49. Persalinan Aika

36. Kemarahan Ratna

71 4 0
By Jayanti_Yusuf

"Kau baik-baik saja, Dek?" tanya Aira pelan. 

"Aku hamil lagi, Kak." Aika berdiri, dia menimang anaknya agar mau tertidur. Dia sudah lelah sedari tadi, bayi mungilnya tak juga mau memejamkan mata. 

"Pakai susunya Razan dulu aja, bentar aku buatkan." Aira berdiri, dia beranjak dari duduknya turun ke lantai satu. Matanya menatap ayah ibunya yang masih berdebat perihal asi dan sufor. Aira ingat, Ryu pernah membeli sekaleng susu formula dan dia sembunyikan di lemari pakaian. Dia pun masuk ke kamar, Ryu yang tengah merebahkan diri di kamarnya sambil bermain ponsel menoleh ke arah istrinya. 

"Mau ngapain, Ai?"

"Sufor Razan yang di lemari kamu simpen di mana, say?" 

"Sufor? Buat siapa?"

"Itu anaknya Aika, kasian nangis terus, sepertinya sih kelaperan."

"Hm, emang asinya kenapa, Ai?"

"Kayaknya dia agak stres, makanya sampai seret. Dia hamil lagi."

Ryu segera bangkit dari tempatnya dan mengambilkan sekaleng susu yang dia simpan di atas lemari. Aira mengambil air hangat dan juga botol dot. Setelah selesai, dia pun diam-diam naik ke lantia dua untuk memberikannya pada adiknya. 

Aika menoleh pada sang kakak yang datang dengan botol dot hangat di tangannya. 

"Ayo cobain, Dek. Mana tahu dia mau."

Aika menurut, dia sudah lelah menenangkan anaknya. "Apa nggak apa-apa, Kak?" tanya Aika pelan. DIa merasa takut untuk memberikan anaknya susu formula. "Nanti kalau..."

"Makanya, jangan sampek ketahuan abah ama umik, apalagi ibu mertuamu."

Aika memberikan bodol dot itu pada anaknya. 

"Sabar ya, jangan stress dulu, hamil lagi di kondisi seperti ini memang gak mudah, Dek." Usapan tangan kakak kembarnya itu membuat air mata Aika pun meleleh. Dia pun mulai terisak. 

"Maafin Aika ya, Kak."

Aira menepuk pundak adiknya sedikit lebih kuat. "Kau salah apa, rupanya? Emangnya hamil dengan suami yang sah itu salah?"

Mata Aika bergetar mendengarkannya, dia paham maksud kakaknya itu. 

"Seharusnya, aku tidak masuk ke keluarga itu kan, Kak?"

"Aku berterimakasih kamu mau bertahan sampai sekarang, Ka. Menggantikan aku, untuk menghadapi semuanya dengan sangat berani. Kuat banget hati adikku ini."

"Aku sudah meminta untuk bercerai saat usia pernikan kami menginjak setahun. Tapi, dia memintaku untuk tetap bersamanya, Kak. Aku udah gak kuat ama perlakuan ibunya, tapi aku juga gak bisa jauh-jauh dari anaknya. Apalagi saat aku hamil Angkasa dan Runi, aku tak bisa kalau gak lihat mukanya sebentar aja."

"Ah, kamu ini, akhirnya kau mengakui kalau kau benar-benar sayang ama dia?" 

Aika mengangguk pelan, dia mengusap air matanya pelan. 

"Terlalu banyak hal yang aku relakan untuk tetap bersamanya, Kak."

Mereka berdua larut dalam pembicaraan penuh air mata, sampai sebuah ketukan membuyarkan momen mengharukan keduanya. 

"Ai, anak kita bangun." 

"Aku pergi dulu ya, ah satu lagi gimana?" 

"Nanti aku susui aja, cukup kalau cuma buat Runi."

"Ya udah, Kakak tinggal ya, jangan lupa istirahat yang cukup." Aira undur diri, dia mengikuti langkah suaminya yang hendak menuju ke kamar mereka. 

Tak berselang lama, Angkasa akhirnya terlelap juga. Dia meletakkan anaknya di atas tempat tidur, lalu keluar untuk mengambil Runi. Bayi mungil itu masih ada di dekapan ayahnya yang sedang duduk di meja kerjanya. 

"Bah?" panggil Aika pelan. 

"Kenapa, sayang? Sudah tidur Angkasa?" 

"Iya, Bah. Sini Runi biar aku bawa ke atas."

"Sudah makan? Makan lagi, biar jadi asi, kamu sekarang kan harus banyak makan, banyak istirahat, biar badannya kuat ya, Nak ya?" 

Melihat raut wajah anaknya yang sedikit muram, Ahmad pun bangki dari duduknya, dia mendekati putrinya itu. 

"Kenapa, sayang? Mau cerita ama Abah?"

Aika menggeleng, dia mengambil Runi hati-hati dari dekapan ayahnya. 

"Apa Arbie memperlakukanmu dengan baik, sayang?"

"Dia sangat baik, Bah. Sampai-sampai, Aika nggak tau lagi mau membalasnya seperti apa."

"Kebiasaan anak Abah ini, sampek nggak bisa tidur mikirin balesan apa yang paling baik buat orang."

Ahmad mengelus kepala Aika. 

"Selamat ya, semoga anakmu nanti jadi anak yang salih-salihah. Kalau kembar laigi pasti seru, Dek? Wah, seneng banget ne, cucu Abah pada kembar semua. Besok mau makan apa, nanti Abah belikan."

Aika mengusap air matanya yang tiba-tiba meleleh di pipi. Dia pamit untuk kembali ke kamarnya. Saat Aika baru saja hendak naik ke lantai dua, suaminya datang dengan sekantung keresek besar belanjaan. 

"Mas beli apa? Kenapa kok, plastiknya gede banget?"

"He-he-he. Aku inget kamu itu kalau hamil sukanya ngemil yang banyak. Ini Mas belikan buat Aika ku sayang." Arbie mengangkat dua plastik berwarna kuning itu dengan wajah semringah. 

Dia pun ikut tersenyum menatap wajah suaminya lagi. 

"Naiklah, dulu, nanti aku buatkan sesuatu untuk dimakan. Aika belum makan kan?" 

Aika hanya menggeleng dan tersenyum ke arah suaminya. Dia lalu naik ke lantai dua untuk menidurkan Runi. Hati-hati sekali dia meletakkan bayi mungil itu di peraduan. 

Aika merebahkan dirinya di sebelah anak-anaknya. Kantuk menguasainya, dan berhasil membuatnya tertidur sampai dia tidak sadar suaminya datang membawakan makanan untuknya.

"Sayang, kamu kenapa? Makan dulu, yuk?"

Aika pun terjaga, dia mencoba duduk di depan suaminya. Dia menoleh ke arah anak-anaknya. Senyum pun terbit di wajahnya. 

"Dulu, kita benar-benar pengen banget punya mereka ya, Mas," ucap Aika pelan. 

"Dan kamu berhasil membesarkan mereka dengan baik." 

Arbie bisa melihat luka di mata Aika, dia tahu, wanitanya itu, sedang tak baik-baik saja. Pandangan matanya yang sayu dengan mata bengkak sehabis menangis, cukup untuk membuatnya tahu akan hal itu. 

"Perutnya masih keram?" 

"Udah mendingan sedikit." Aika turun dari tempat tidur dan duduk di lantai kamar. Semangkuk sup pangsit ada di depannya sekarang. 

"Mas beli di mana? Harum banget, makasih ya!" Aika terlihat bersemangat. "Udah lama banget gak makan ini, jadi inget pas Mas bikinin ini buat Aika waktu itu." 

"Inget aja, ih, gemes." 

"Iya, dong, kan waktu itu, Aika harus ngepel lagi abis Mas berantakin tepung!"

"Ya, Tuhan. Aku pikir inget usahaku buat bikin kamu senyum lagi." Arbie beranjak dari duduknya. Dia meraih ponselnya yang ada di atas meja.

"Ya, Ma?" Ratna meneleponnya. "Dek, ini mama telpon, bentar ya." 

"Tadi pembantu lapor, katanya nemu test pack di kamarmu. Mana Aika, Mama mau bicara!" 

"Baru bisa makan, ini, Ma. Anak-anaknya rewel."

"Dasar!! Ini pasti karena dia gak mau pasang KB kemaren. Kalau udah hamil lagi kan jadi repot. Duh, siapa yang mau urus anak-anakmu itu? Kamu tahu sendiri kalau Aika hamil itu ngerepotin. Muntah berbulan-bulan. Tidur kayak orang mati. Anak-anak tu dipikirin, lah!"

"Kan Mama sendiri yang pengen punya cucu!"

"Udah! Pokoknya malam ini kalian pulang, sini ngomong ama Mama, kita lanjutin, atau gugurkan aja kandungannya!"

"Ma! Itu anak Arbie!! Mama gak boleh ngomong gitu!!"

"Apa kamu yakin itu anakmu?"

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 93.2K 46
|𝐑𝐨𝐬𝐞𝐬 𝐚𝐧𝐝 𝐂𝐢𝐠𝐚𝐫𝐞𝐭𝐭𝐞𝐬 - 𝐈| She was someone who likes to be in her shell and He was someone who likes to break all the shells. "Jun...
4.3M 287K 61
"Why the fuck you let him touch you!!!"he growled while punching the wall behind me 'I am so scared right now what if he hit me like my father did to...
2.5K 166 16
(Cerita ini udah tamat) Yg namanya penyesalan memanglah,selalu datang terlambat,,,sayang nya semua itu tak bisa membalikan semua yg telah terjadi,dan...
4.5K 76 10
a girl named lanette also known as sugarhill anna for being sugarhill keem and oy quans sister meets a boy known as bbgsteppaa at a close friend of h...