Pengantin Cadangan 2

By Jayanti_Yusuf

8.5K 283 277

"Aku mau cerai!" "Setelah semua yang kita lalui bersama, kau ingin membuangku, Aika?" "Kau pilih saja sendiri... More

Perkenalan dulu guys!!
1. Ibu Ratna
2. Kebohongan Aika
3. Luka Aika
4. Dear Aika
5. Rahasiakan saja
6. Kehamilan Aika
7. Bunga Cinta
8. Tupai
9. Angkasa
10. Test Pack
11. Garis Satu
12. Ramuan buatan Ratna
13. Membuat Arbie cemburu
14. Terbakar Cemburu
15. Jangan Pergi!
16. Maafkan aku, Dek
17. Tak disentuh
18. Rayuan Arbie
19. Gagal Romantis
20. Garis dua
21. Kehamilan Aika
22. Suami Idaman
23. Open WAR
24. Pelukan Erat
25. Mantu baru
26. Bangkrut
27. Selingkuh
28. Frans
29. Aika
31. Anak kedua
32. Adik untuk Angkasa
33. Bermanja
34. Hamil lagi
35. Sikap Atiqah
36. Kemarahan Ratna
37. Anak Siapa?
38. Arbi bersama wanita lain
39. Aika dan Kesedihannya
40. Gugurkan atau...
41. Kebohongan atau kebenaran
42. Siapa Wanita Itu?
43. Tragedi Pernikahan Aika
44. Selingkuh
45. Luka ini...
46. Pulang dari Rumah Sakit
47. Terbakar cemburu
48. Rumah sakit
49. Persalinan Aika

30. Kelahiran Angkasa dan Aruni

147 6 23
By Jayanti_Yusuf

Tangis bayi bersahutan di ruang persalinan, dua bayi kembar terlahir di dunia dengan selamat. Sepasang sejoli itu saling berpandangan, Aika tersenyum kecil, sementara Arbie tak habis-habisnya mengecup kening istrinya. Keduanya lahir dengan selamat secara spontan.

Ratna dan Surya langsung bergegas datang ke rumah sakit, begitu mendengar telepon dari Arbie. Ahmad dan Atiqah juga. Semua orang berkumpul untuk menjenguk Aika.
.
.
Dua jam sebelumnya
,
,
Ambulans yang membawa Aika akhirnya sampai di rumah sakit. Aira dan Ryu ikut mengantarkan Aika. Mereka bertiga bersama Arbie, kewalahan menangani Aika yang tidak siap dengan rasa sakit yang perlahan semakin kuat.

Ryu terus berada di sampingnya dan memintanya mengatur napasnya dan belajar bernapas dengan benar.

"Ayoo, Aika, kau pasti bisa," kata Aira. Dia sudah berganti seragam. Dialah yang akan membantu adiknya bersalin bersama seorang dokter senior lain yang sedang mereka nantikan kehadirannya.

"Rebahan sini, aku periksa dulu," katanya sambil menepuk tempat tidur.

Arbie lemas dia hanya duduk di sofa sambil memperhatikan Aika dari jauh. Nafasnya mendadak sesak dan pendek. Ryu menoleh dan menyadari sesuatu yang tak beres terjadi pada Arbie. Dia mendekatinya, dia meminta seorang perawat untuk membelikan air minum untuk iparnya itu.

"Bakalan seru nanti kalau mereka sudah bisa berlari, kita pasti akan kewalahan, bertahanlah, kau harus melihat mereka berlarian dan dewasa seperti kita. Ayo kuatkan pundakmu, kawan." Tepukan di pundaknya membuatnya sedikit merasa semangat. Kekhawatirannya tentang kondisi Aika harusnya dibuang jauh-jauh, karena yang terjadi di ruangan itu, Aika meronta kuat dan tak bisa mengendalikan dirinya.

Aira memintanya memakai gymball agar bayi segera turun. Posisi plasenta cukup baik, Aira berpikir, adiknya ini pasti bisa melakukan persalinan normal perpaginam. Namun, dia tidak mau. Rasa sakit yang dia rasakan membuatnya tak bisa bergerak dari tempat tidurnya.

"Ya udah miring kiri," titah Aira. "Arbieee!" panggilnya.

Arbie langsung berdiri, dia mendekat. Dokter yang menangani persalinan itu pun akhirnya datang. Mereka mendorong bed Aika langsung ke ruang persalinan.

"Bagus gak, Dek bukaannya?" tanyanya pada Aira.

"Bagus, Dok."

"Oh, Ok. Ini bapaknya yang mana?" tanya dokternya lagi.

"Saya!"Arbie mendekat.

"Sayang, aku keluar dulu ya," bisik Ryu pada istrinya. Dia pun keluar dari ruang persalinan dan menunggu di depan.

Ayah Ryu datang. "Papa mau ngapain?"

"Loh, bukannya?" katanya kebingungan mendengar pertanyaan anaknya.

"Eh? Ini Aika, anakku udah 4 bulan, Pa!" protes Ryu.

"Ah, maaf ya, waktu itu Papa ada konferensi. Ha-ha-ha. Selemat ya, Nak."

Ryu menahan langkah ayahnya yang ingin pergi. Dia tidak ingin membahas yang lain. Dia akan menanti dengan sabar hati ayahnya terbuka.

Di dalam ruangan, Aika memegangi tangan Arbie erat. Aira membantunya menggosok pinggangnya kuat. "Napas, Dek. Napas, Dek."

"Gak bisaaaa!" rengeknya.

"Halah! Kamu ini...." Aira mulai memarahi adiknya panjang lebar, sambil terus mengusap pinggangnya. Selesai Aira merepet, Arbie malah tertawa geli melihat keduanya yang sibuk beradu pendapat.

"Bayi pertama akan keluar!" Semua orang bersiap-siap.

"Bisa Aika, bismillah," bisik Aira lembut.

"Aaaaaaa!"

Bayi itu pun akhirnya keluar dengan selamat. Arbie menengang menatap bayinya keluar. Bayi mungil itu langsung diambil Aira dan dibersihkan sebelum diletakkan kembali di atas tubuh Aika.

"Maas," panggil Aika.

Arbie mengecup kening Aika lembut. "Alhamdulillah sayang," bisiknya. "Bisa yuk," isaknya. Dia menangis terharu.

Aika yang masih belum merasakan sakitnya hilang, kini bayi kedua pun bersiap keluar. Dia menarik Arbie kuat, hampir saja tangan Arbie patah karena cengkeraman Aika.

Dia menyumpal mulutnya dengan tangannya yang lain, untuk menahan dirinya agar tidak berteriak. Sampai bayi kedua lahir, Aika baru melelaskannya.

"Aah," desahnya lega. Dia pun kembali menyemangati istrinya lagi.
.
Tangis bayi bersahutan, keduanya ditempelkan di atas badan Aika. Arbie terharu melihatnya, dia tak henti-henti menatap bayinya.

"Ini anak kita, sayang? Ya Tuhan, lucu sekali mereka. Aku ingin punya banyak yang seperti ini," bisiknya. Sontak Aika menjewer kuping suaminya gemas.

Aira hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya yang lucu.
.
Kelahiran bayi kembar itu menghebohkan semua orang, termasuk Ratna dan Atiqah. Ren, ayah Ryu juga sangat senang dengan kelahiran itu. "Sampaikan ucapan selamatku pada adik iparmu itu."

"Sama aku?" tanya Ryu datar.

"Ah, iya, selamat, Nak. Ajak anakmu main ke rumah sekali-kali."

"Serius, Pa?"

Ren mengangguk. Ryu langsung memeluk ayahnya itu erat-erat. "Makasih, Pa."

Rumah Ratna heboh dengan kelahiran itu, begitu pula rumah Atiqah. Semua orang berbondong-bondong datang.
...
"Anak kita manis banget, Dek." Arbie masih tak berhenti mengagumi bayi cantik yang ada di dekapnya. Aika masih memandangi bayi laki-laki yang tengah menyusu.

"Ini namanya Angkasa, yang itu siapa namanya, Bi?" tanya Aika.

"Duh, siapa ya? Hm... Cantik..."

"Masa Cantik lagi?! Gak gak gak! Gak mau!" protes Aika.

Mario masuk ke ruangan Aika. Matanya berbinar menatap dua bayi itu. Dia mendekat dan menyentuh tangan mungilnya. "Lun, aku mau juga!"

Aluna mendesah, "aku juga mau," katanya bersemangat. "Ayo!" Dia menarik kerah kemeja Bosnya itu keluar dari ruangan Aika. Mario meronta, dia masih ingin melihat bayi Aika. Namun, Aluna bergeming, dia menarik Mario kembali ke rumah.

"Luuun, aku masih mau lihat bayi Aika!" rengeknya pada Aluna.

"Katanya mau bikin bayi, ya ayok!"

"Sekarang?" tanya Mario pada Aluna yang sedang mengemudikan mobil.

"Iya," sahut Aluna. Dia tersenyum kecil.

"Eh, senyum? Kamu baru aja senyum? Lun? Serius?" tanya Mario bersemangat. Baru kali ini dia melihat istrinya yang berwajah datar itu tersenyum manis.
...

6 Bulan Kemudian

"Maaaaaaaaaas," panggil Aika.

"Iya, sayang kenapa?" Arbie datang seorang diri.

"Loh? Angkasa dan Arunika mana?"

"Oh, Angkasa ada di rumah Mama Ratna, Arunika ada di rumah Mama Atiqah." Arbie menghendikkan bahunya.

"Loh! Loh! Loh! Enak aja, itu anak aku!" Protesnya.

"Aika, turunkan suaramu, sejak hamil, suaramu bisa menembus langit," bujuk Arbie lembut.

"Kenapa gak Mas tutup aja kupingnya pake panci!" protesnya.

Arbie mengelus dada, dia gemas ingin mengunyah istrinya itu. Aika sudah kembali ke tubuhnya yang semula. Dia latihan beban untuk menurunkan berat badan bersama Arbie, Edward dan Mario. Ketiganya terlihat kompak, Ryu juga sesekali ikut bersama mereka.

Restoran ramai, sampai Arbie harus membuka cabang. Dia pun akhirnya menerima tawaran ayahnya untuk mengelola resort yang dipersiapkan untuknya.

"Arbie," panggil seseorang dari depan restoran. Laki-laki itu terlihat kacau dan kusut. Dia Frans.

"Ngapain lu ke sini? Ah, udah bebas, lu?" tanya Arbie sinis.

"Maafkan aku!" katanya sambil menunduk.

Aika melihat wajah suaminya yang merah. Dia mengelus pundak suaminya.

"Sedari awalpun, kami tidak pernah menginginkan pertikaian, tapi kau harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kau lakukan." Arbie menepuk pundak Frans, mereka berpelukan.

Frans baru saja dibebaskan, dia sudah menjalani setahun hidup di penjara karena ulahnya.
...
Malam sudah gelap sempurna, kedua bayi mereka belum juga dikembalikan. Surya membeli vila di dekat restoran Arbie agar bisa bermain dengan cucu. Ratna tak mau mengembalikan Angkasa, dia sibuk memoto bayi itu dan dia pamerkan ke semua koleganya.

"Cucuku kembar!" katanya pada caption foto yang dia unggah. Kelahiran Angkasa dan Arunika menjadi hal yang paling membanggakan baginya.
...
"Mas, anak-anak mana? Masa Mama Ratna gak mau balikin anak aku! Maaaas," rengeknya pada Arbie yang sedang sibuk mengunyah makanannya.

"Ya udah kita bikin lagi satu lagi," sahut Arbie santai.

"Heh! Emang Mas pikir melahirkan anak kembar itu gak sakit?" teriak Aika kuat di telinga suaminya.

"Allah, istriku yang kalem, jadi stereo setelah lahiran," katanya sambil tertawa.
.
.
.

Continue Reading

You'll Also Like

561K 19.1K 144
Read and find out...
846K 8.4K 68
๐ข๐ง๐œ๐ฅ๐ฎ๐๐ž๐ฌ ๐š๐ฅ๐ฅ ๐จ๐Ÿ ๐ญ๐ก๐ž ๐›๐จ๐ฒ๐ฌ โœฆ . ใ€€โบ ใ€€ . โœฆ . ใ€€โบ ใ€€ . โœฆ don't forget to vote, share and comment. ๐Ÿค
38.4K 886 20
Di antara kilau gemerlap dunia elite Jakarta, terdapat sebuah pernikahan yang tampak sempurna namun dipenuhi dengan kekosongan yang tak terucapkan. A...
10.2M 640K 168
What will happen when an innocent girl gets trapped in the clutches of a devil mafia? This is the story of Rishabh and Anokhi. Anokhi's life is as...