Your Eyes Tell [Kim Seokjin]

By Haniye_o

10.9K 1K 33

Semuanya berawal saat ayahnya menjodohkan dirinya dengan putra temannya Gadis yang tabu akan hal-hal cinta, h... More

prolog
Part. 1
Part. 2
Part. 3
Part. 4
Part. 5
Part. 6
Part. 7
Part. 8
Part. 9
Part. 10
Part. 11
Part. 12
Part. 13
Part. 14
Part. 15
Part. 16
Part. 17
Say hello!
Part. 18
Part 19
Part. 20
Part. 21
Part. 22
Part. 23
Part. 24
Part. 25
Part. 26
Part. 27
Part. 28
Part. 29
Part. 30
Part. 31
COOMING SOON
Part. 32
Part. 33
Part. 34
Part. 35
Part. 36
Part. 37
Part. 38
Part. 39
Part. 40
Part. 41
Last Chapter. 43

Part. 42

255 21 1
By Haniye_o

Detakan jantung terasa berhenti.

Mata seakan keluar dari tempatnya

Mulut menganga, dengan rasa takut yang mendominasi.

Peluh bercucuran, seluruh badan gemetar lemah tak berdaya.

Tubuh yang beberapa saat yang lalu menyeret, menjambak,. Menendang-nendang kini terkujur dengan darah mengalir dari kepala. Pistol yang dipegangnya terjatuh, dengan tubuhnya yang ambruk sudah tak bernyawa.

Hyewon sudah pergi_

Pergi penuh dengan kesepian yang dia bawa.

Siapa sangka! Wanita tangguh, penuh obsesi dan berperangai buruk adalah orang yang sangat tersakiti selama hidupnya.

Ini pertama kali dan berharap untuk yang terakhir kalinya Jukyeong menyaksikan seseorang bunuh diri secara keji di hadapannya. Tubuhnya gemetar sehingga dapat dirasakan Seokjin, Seokjin beringsut memeluknya.

"Tenanglah!"

"Lalu bagaimana dengan jasadnya? Aku takut"

"Kita urus nanti, sekarang waktunya kita pulang, Jungkook dan Taehyung juga pasti sudah menunggu di luar"

Jukyeong mengangguk lalu kemudian berdiri mengikuti arahan Seokjin, bersyukur juga akhirnya bisa pulang dengan selamat meskipun terdapat luka-luka yang cukup parah, namun setidaknya tidak nyawa yang pergi.

Seokjin menuntun istrinya penuh kehati-hatian, karena Jukyeong juga mungkin kehabisan tenaga setelah beberapa hari disekap di sini.

Drap

Drap

Suara langkah kaki tegas terdengar sampai langkah kaki itu berhenti tepat di hadapannya. Sontak saja Seokjin melotot, amarahnya memuncak saat melihat Woo-bin yang sudah berdiri di hadapannya dengan empat bodyguard yang berbadan besar, Jukyeong kaget karena orang tua itu datang lagi

Apalagi sekarang?

Baru saja Jukyeong bisa bernafas lega tapi nyatanya dirinya lupa jika satu orang lagi yang terlibat belum melepaskan mereka.

Woobin menyeringai melihat Seokjin dan Jukyeong di hadapannya.

"Ternyata dia istrimu? Cucuku?"

Jukyeong sontak stagnan mendengar kata 'cucuku' pada Seokjin.

Apa aku tidak salah dengar?_

Jukyeong menatap ke arah sang suami, Seokjin menatap Woobin penuh kebencian.

"Tahan tubuhnya!" Titah Woobin pada bodyguardnya.

Kedua bodyguard Woobin menarik Seokjin sehingga terlepas dari Jukyeong

"APA YANG KAU LAKUKAN BRENGSEK!" Seokjin berontak sementara Jukyeong terus memohon meminta Seokjin dilepaskan

"Jangan melakukan apapun pada suamiku tuan, kumohon hikss"

Tak lama setelahnya terdengar kembali langkah kaki, kini lebih banyak dan ternyata Jungkook dan Taehyung yang sudah babak belur dibawa kehadapan Jukyeong.

Jukyeong melotot, menutup mulut dengan air mata terus menetes meratapi nasib mereka kini.  Mereka semua harus terluka demi dirinya.

"Apa yang sudah anda lakukan pada mereka tuan hikss? Apakah ... Akh!"

Woobin menjambak rambut Jukyeong sehingga membuat Jukyeong mendongkak menatap Woobin.

"Diam jika kau juga tidak mau terluka nona! Ini urusanku dan para cucu-cucuku!"

Jadi dia adalah kakek mereka?_

"Tahan dia!"

Salah satu bodyguard memegang kedua lengan Jukyeong sehingga membuat Jukyeong tak bisa bergerak.

"Yak! Lepaskan!"

Bugh!

Tanpa aba-aba satu hantaman keras di perut Seokjin layangkan membuat Seokjin merintih merasakan ngilunya.

"TIDAK JANGAN!" Jukyeong berteriak

Dan ternyata hantaman itu berkali-kali sampai Seokjin memuntahkan darah cukup banyak. Woobin tersenyum melihat pemandangan indah di hadapannya ini.

Seorang kakek mana yang tega menyiksa bahkan berniat melenyapkan cucu-cucu nya sendiri? Jika ada mungkin hanya dilakukan oleh orang-orang gila!

Woobin mengangkat kepala Seokjin, wajahnya sudah berantakan begitupun kedua adiknya.

"Bagaimana rasanya cucuku hmm? ...

Inilah akibat jika kau tidak menurut padaku! Kau sudah tahu kan bagaimana kakekmu ini?"

"BERHENTI ORANG TUA GILA!" Itu Taehyung yang sudah tak tahan

Woobin melirik Taehyung sekilas lalu menyeringai dan kini tertawa penuh dengan laga

"Hah bagaimana jika aku tak mau berhenti hmm?"

Bugh

Satu pukulan lagi, diterima Seokjin membuat Jukyeong terus menerus menangis meminta dilepaskan

"Hentikan tuan anda melukainya hikss!"

Bugh!

Kini giliran Jungkook dan Taehyung yang mendapat hantaman, ketiganya terjatuh kelantai dengan bersimbah darah, Jukyeong meraung melihat naasnya ketiga lelaki yang dia sayangi sudah tak berdaya.

Seokjin masih sadar, begitupun Taehyung dan juga Jungkook tubuh merek mati rasa, pendengarannya masih bisa mendengar jelas raungan-raungan Jukyeong memanggil namanya dan juga adik-adiknya

"OPPA! OPPA KUMOHON BERTAHANLAH HIKSS ...

HENTIKAN KUMOHON, JANGAN SIKSA MEREKA!"

permintaan itu tak di indahkan oleh Woobin, malah membuat Woobin semakin terbawa suasana dan kini mengambil tindakan terakhir, yaitu melenyapkan ketiganya!

Tidak ada pergerakan sama sekali dari kakak beradik itu karena memang mereka sudah tak bisa berupaya apapun, mereka hanya bisa pasrah jika saja nyawanya berakhir di sini, Seokjin melirik Jukyeong dengan berlinang air mata. Begitu sakit melihat Jukyeong seperti orang gembel yang mengemis, air matanya terjatuh, ingin sekali memeluk tubuh mungil itu dan mengucapkan salam perpisahan untuk yang terakhir.

Tuhan.
Jika ini adalah akhirnya
Aku serahkan semuanya pada-Mu.

Dan jika memang aku harus pergi,
Maka jaga istri dan anakku.

Aku ingin melihat anakku tumbuh dengan baik dari atas sana, melihat bagaimana istriku merawatnya.

Dan jika memang aku harus pergi,
Berikan Jukyeong istriku pendamping hidup yang lebih layak dariku Tuhan.

Aku menyayanginya melebihi diriku sendiri.

Seokjin terus mengucapkan itu dalam hati, mengikhlaskan dirinya jika harus pergi meninggalkan istri dan juga anak yang bahkan belum dia lihat secara langsung.

Woobin mengambil sebuah pistol dengan tingkah kebahayaan yang tinggi, tangannya mengarahkan pistol itu pada ketiga cucu-cucu nya tanpa ada rasa kasihan sama sekali.

Melihat itu, Jukyeong semakin berontak meminta dilepaskan saat jari-jari Woobin menekan pedal pistol itu siap menembakkan. Jukyeong terus berusaha melepaskan diri hingga akhirnya dirinya berhasil dan

Dorr!!

Suara yang begitu nyaring.

Seokjin, Taehyung dan Jungkook bisa mendengarnya_

Namun anehnya mereka tak merasakan apapun setelah peluru itu dilepaskan.

Seokjin membuka mata dan betapa terkejutnya dirinya saat melihat Jukyeong yang membelakanginya mulai ambruk. Dengan sekuat tenaga Seokjin bangkit Melihat keadaan Jukyeong yang rela menjadi tameng untuknya dan adik-adiknya.

Jukyeong tertembak, tepat mengenai dadanya Bahakan mulutnya mengeluarkan darah karena peluru panas itu menembus tubuhnya, tak ada rasa sama sekali dalam tubuhnya, Jukyeong tak sadarkan diri ditempat sontak membuat Seokjin panik dan amarah memuncak.

Jungkook dan Taehyung hanya bisa meratap menyadari Jukyeong lah yang menahannya.

Seokjin bangkit masih dengan tertatih-tatih, namundia tak peduli, karena yang dia perlukan sekarang adalah membunuh Woobin.

"BEDEBAH SIALAN .."

Dor

Baru saja Seokjin akan melakukan pemberontakan, suara sirine dan juga tembakan peluru di lantai menghentikannya.

"Berdiam di tempat dan jangan berani bergerak, angkat tangan!"

Seorang inspektur datang sambil menodongkan pistolnya ke arah mereka, lalu kemudian beberapa anak buahnya dan juga Yoongi dan Jimin yang datang bersamaan.

"Hyeong!" Pekik Jimin buru-buru menghampiri Seokjin

"Jungkook!" Yoongi berlari ke arah Jungkook yang kini sudah tak sadarkan diri.

Yang pada akhirnya Woobin dan para anak buahnya berhasil polisi tangkap, begitu mayat Hyewon polisi bawa.

"Hyeong bertahanlah!"

"Tidak Jim, Jukyeong!" Lirih Seokjin

Jimin melihat ke arah Jukyeong yang sudah bersimbah darah

"Cepat bawa dia Jim"

"Tuan istrimu mengalami pendarahan!"

Your Eyes Tell...

Semuanya begitu panik, tak bisa diam.

Sementara Taehyung dan Jungkook sedang ditangani di ruangan intensiv namun Seokjin sama sekali tak mau beranjak dari ruangan tempat Jukyeong berada, tepatnya ruang operasi.

Tuhan
Selamatkan istriku_

Ibu Jukyeong Suzy tak henti-hentinya menangis begitupun sang mertua Nara. Mereka berkumpul di depan ruangan operasi.

Tak bisa dibayangkan akhirnya seperti ini.

Tak rela jika harus ditinggalkan sang istri dan anak.

Seokjin masih ingin melihat mereka.

"Hyeong" cicit Jimin merengku Seokjin yang sudah tampak kelelahan "pergilah! Lukamu juga harus disembuhkan"

"Tidak! Sebelum Jukyeong dinyatakan baik-baik saja aku tidak akan pergi, dia sedang berjuang sendiri Jim mana mungkin aku meninggalkannya!"

"Jimin benar nak, pergilah!"

"Tidak ayah! Jukyeong harus aku temani"

"Seokjin ayah khawatir lukamu"

"Jukyeong kritis ayah! Jangan memaksaku!"

Setelah Seokjin membentak, mereka tak mau lagi berbicara itu pun percuma.

Ceklek!

Namjoon datang dengan stelan dokternya menghampiri mereka penuh dengan raut muka yang tak tergambarkan.

"Namjoon-a bagaimana istriku? Anakku?"

Namjoon menghela nafas kasar  "kau sudah bisa melihat anakmu hyeong, ayo ikut aku!"

Seokjin mengikuti Namjoon memasuki ruangan itu, saat sudah mendekat pada box bayi, Seokjin melihat sosok kecil, putranya, begitu cantik seperti ibunya. Seokjin memandang bayi itu penuh haru, lalu mengusap pipinya dengan lembut, air matanya tak terbendung lagi, setelah penantian cukup lama akhirnya.

"Hai sayang, ini ayahmu ... "

Namjoon tak kuasa melihat Seokjin yang begitu bahagia atas kelahiran anaknya, namun di sisi lain ada kabar buruk yang belum Namjoon sampaikan mengenai keadaan Jukyeong sekarang.

"Terima kasih telah hadir di dunia ini, kau menghiasi hidup ayah dan ibu sayang" ucap Seokjin

Tangannya terus mengusap kecil pipi gembul anaknya, sampai tersadar dengan Jukyeong.

"Aku ingin melihat keadaan istriku!"

Deg

Namjoon mematung, tak bisa berkata-kata.

"Ayo pergi!"

"Hyeong!"

Seokjin berhenti saat Namjoon memanggilnya

"Maafkan aku, ada yang harus aku sampaikan mengenai keadaan istrimu!"

Seokjin masih diam menunggu perkataan Namjoon selanjutnya.

"Katakan saja!"

Namjoon berusaha mengatur nafas, dan mengolah kata untuk menyampaikan berita itu, karena pasti tak mudah untuk Seokjin menerima kenyataannya.

"Katakanlah! Ada apa?"

"Hyeong Jukyeong ...

Jukyeong dinyatakan koma untuk saat ini"

Seperti inikah hidupnya?

Apakah harus bertubi-tubi seperti ini?

Seokjin mematung, bahkan mungkin kesadarannya seolah-olah hilang dari permukaan hingga akhirnya dirinya tak mengatakan sepatah katapun dan pingsan di sana.

Tunggu last chapternya hari ini

Borahae 💜

Continue Reading

You'll Also Like

5.4K 351 13
(Diwajibkan untuk membaca My wife My children terlebih dahulu)Jieun yang di tinggal kawin oleh Baekhyun terpaksa menikah dengan Yoongi yang sama seka...
105K 6.4K 43
[COMPLETED] Yeonhwa, gadis yang menjadi salah satu asistant BTS yg niat awalnya hanya untuk part time berubah menjadi gadis yang menyukai salah satu...
4.1M 30.6K 34
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
109K 19.1K 118
JUDUL: WHEN YOONGI SAYS MARRY ME "Daripada kau menjadi wanita tak bermoral, lebih baik menikah saja denganku."