Baja Nagara

By haszgafz

56.2K 5K 303

Kevin Baja Nagara seorang pria yang memiliki paras khas lelaki jawa, Dengan perawakan tinggi, kulit eksotis d... More

01. jebakan sang tuan tanah
02. pernikahan darurat
03. gunjingan tetangga
04. dijemput sang pangeran
05. duda anak 1
06. dimanfaatkan
07. pendekatan
08. saingan tak sepadan
09. menghindar
10. Keributan rumah tangga
11. Kesalahan tak diinginkan
12. menyerahkan diri
13. permintaan maaf
14. wanita tak diharapkan
15. merajut asa
16. mendekati anak tiri
17. Bertemu dim-diam
18. tak tahu apa-apa
19. pulang yanpa kabar
20. pulang kampung
21. didiamkan
22. bulan madu tanpa modal
24. menghabiskan waktu
25. kesalahan tak diduga
26. melawan ego masing-masing
27. bosan memahami
28.berbaikan
29. manisnya rumah tangga
30. perasaan bersalah
31. petuah suami
32. huru-hara
33. kesalahan fatal
34. memperbaiki hubungan
35. hamil?
36. Didatangi lagi
37. Ragu
38. benar adanya
39. lelaki itu mengetahuinya?
40. Gagal sebelum dimulai
41. Saling mengerti
42. spy
43. Kehilangan yang disayang
44. setelah kegaduhan
45. kabar belum sampai
46. saling tertutup
47. akhir segalanya
48. berpisah
49. keputusan akhir
50. kejutan tak terduga
51. Sidang Perceraian
52. kedatangan mertua
53. kenyataan

23. kembali pulang

997 82 8
By haszgafz

Selepas sholat subuh Haifa langsung keluar dari kamarnya, sudah empat hari ini dia ada di rumah orang tuanya. Dan Suaminya saat ini masih berada di masjid dan belum pulang ke rumah.

Sementara ayah dan juga ibunya belum keluar sama sekali dari dalam kamar mereka. Ayahnya itu sudah kembali dari rumah sakit sedari kemarin, semua administrasi pun suaminya yang membayarkan. Terkadang Haifa merasa sungkan, merasa sudah merepotkan lelaki itu sebagai suaminya. Terkadang dia merasa bersalah karena menjadi istri yang tak mempunyai keahlian apa-apa.

Apalah dayanya, dia bukan wanita yang dituntun untuk menjadi mandiri sejak dahulu, keahliannya hanya membereskan rumah dan masalah dapur saja. Untuk memulai sesuatu yang baru Haifa takut untuk gagal, ini adalah sikap yang buruk dan dia tahu itu.

Menikah dengan suaminya yang memiliki kepercaya dirian yang tinggi, mudah bergaul dengan siapa saja, terkadang membuat Haifa merasa mereka berdua tidak ada kecocokan, meski pada akhirnya dia menepis itu semua dengan kalimat 'setiap pasangan ditakdirkan untuk saling melengkapi, jangan memikirkan perbedaan. tetapi, pikirkan masa depan yang akan mereka gapai bersama-sama'.

Dan sudah beberapa hari ini suaminya rutin menayakan tentang siklus haidnya, apakah dia sudah datang bulan ataupun belum. Haifa tahu lelaki itu sedang menunggu kabar baik kehamilannya.

Sementara Haifa tak tahu harus bersikap bagaimana. Jika boleh jujur Haifa merasa belum siap jika harus hamil saat ini, dia takut jika suaminya masih belum bisa move on dari masa lalunya. Dia takut pria itu akan membedakan anaknya nanti dengan Aira, anak yang lahir dari kisah cinta mereka. Sementara lelaki itu melakukannya dengannya tak tahu dengan perasaan seperti apa.

Haifa kadang merasa jika dirinya terjebak dalam ketakutannya sendiri, suaminya tak bersikap seperti apa yang dia takutkan. Tapi Haifa sendiri tak tahu bagaimana caranya agar tidak terus-terusan menengok pada kisah yang sudah lalu.

Pada kenyataannya saat ini dia adalah istri pria itu, sah dimata agama dan juga negara. Lalu apa yang harus dia takutkan dari hubungan mereka?

Haifa berjalan kedepan saat mendengar ketukan pintu dan juga salam dari suaminya, memberikan senyum yang entah kenapa sedikit sulit untuk dia tunjukan, perasaanya tak menentu akhir-ahir ini, dan pagi ini pun dia sudah merasa mood nya sedang tidak baik.

Setrlah membuka pintu Haifa langsung melihat wajah suaminya yang tersenyum, dia lalu meraih tangan suaminya yang meminta untuk disalami, pria itu sudah menujukan senyumnya yang mungkin terlihat menawan dimata orang-orang tapi terlihat menyebalkan dimatanya. Haifa tak tahu, lelaki itu tak melakukan apapun tapi entah mengapa dia merasa malas berhadapan dengannya.

Merasakan sifat istrinya yang berbeda pagi ini Kevin mengerutkan keningnya, dia tak merasa melakukan kesalahan apapun lalu kenapa istrinya bersikap seperti ini?

Melihat istrinya yang berbalik meninggalkannya sendirian di depan pintu Kevin melangkah masuk, menutup pintu rumah lalu mengikuti langkah istrinya ke arah dapur.

Disana dia melihat istrinya yang melanjutkan memotongi sayuran yang akan wanita itu masak. Kevin membuka pecinya, meletakan di atas meja makan lalu mendekat ke arah istrinya, berdiri disamping wanita itu yang terlihat tidak peduli dengan kedatangannya. Kevin bingung, mengapa makhluk bernama perempuan harus serumit ini?.

"Ada yang bisa mas bantu?" Kevin bertanya basa-basi, tahu jika perasaan wanita didepanya sedang tidak baik-baik saja.

Haifa bergerak mengambil talenan, lalu memberikanya ke arah sang suami. Mengambil beberapa siung bawang, cabai, dan juga tomat "mas bantu iris ini saja, Haifa mau cuci ini dulu kebelakang." Jawabnya seraya menunjukan sayuran ditangannya.

Kevin mengangguk, mengikuti arahan dari istrinya. Dia yang sedari dulu tak pernah dimanjakan orang tuanya membuat Kevin mandiri, dia dipaksa untuk melakukan semuanya sendiri, termasuk memasak. Ditambah dia yang pernah menduda selama empat tahun tanpa bantuan asisten rumah tangga, jadi jangan ragukan dia dalam hal kecil seperti ini.

Kevin menyelesaikan semua perintah istrinya bertepatan dengan wanita itu yang kembali setalah mencuci sayuran dibelakang. "Ini sudah selesai"

"Terima kasih" jawab Haifa singkat tanpa melihat kearahnya

"Sayang" Kevin memperhatikan istrinya yang terlihat acuh. Dia tak boleh membiarkan hal ini berkepanjangan. Setidaknya jika dia benar-benar bersalah dan tahu apa kesalahannya, Kevin akan berusaha memperbaikinya. "Kamu kenapa? Mas ada salah bicara atau menyakiti perasaan kamu?"

Haifa menggeleng, lalu menatap lelaki disampingnya " Haifa tidak tahu mas, Haifa hanya merasa tak suka melihat kamu hari ini"

"Kenapa?"

Haifa mengendikan bahunya, "Haifa sendiri tak tahu, Haifa rasa Haifa tidak bisa mengatur emosi Haifa akhir-akhir ini" Haifa menatap suaminya, merasa bersalah karena membuat suaminya tersinggung. "Haifa minta maaf mas, bukan maksud Haifa seperti itu."

Kevin tersenyum, merasa lucu dengan wanita didepanya "biasanya, wanita yang emosinya suka berubah ubah itu wanita hamil "

Haifa menatap suaminya, meneliti setiap ekspressi yang pria itu tunjukan. Melihat senyumnya yang terlihat tulus Haifa sedikit tersentuh, pria itu terlihat sekali menginginkan kehamilannya, Apakah pria itu memang sangat menginginkan anak darinya? Jika iya, Haifa hanya bisa berdoa dan hanya Allah yang mengabulkannya. "Kita berdoa saja mas"

Kevin mendekat, mengacak rambut istrinya gemas "Aamiin" melihat wajah istrinya yang terlihat kesal karena rambutnya yang berantakan , Kevin berlalu dari sana. Tak ingin mendapat amukan dari wanita di didepanya "mas ganti baju dulu, nanti balik lagi"

Setelah suaminya pergi ke arah kamar mereka Haifa kembali melanjutkan pekerjaanya, memasak sarapan untuk mereka semua, dia tak mau saat nanti ibu tirinya keluar lalu mengomel karena dia belum selesai menyiapkan makanan untuk mereka. Jika bukan karena wanita itu istri ayahnya, sudah Haifa racuni makanan wanita itu.

Setelah selesai dengan pekerjaanya di dapur Haifa kembali ke kamarnya, mencari sang suami yang katanya akan membantunya memasak, tapi justru tak kembali lagi, saat Haifa masuk ke dalam kamarnya dia melihat sang suami yang sedang menerima telfon. Dia yang awalnya berniat untuk menegur pria itu pun bungkam, Haifa memilih berjalan ke arah lemari untuk mengambil handuk dan juga pakaian gantinya.

"Maaf, ada kerjaan tadi."

Haifa berbalik ke arah suaminya yang saat ini berdiri dibelakangnya.
"Kalau mas memang banyak kerjaan, kita pulang saja. Lagi pula bapak ada ibu yang jaga. Jangan karena Haifa pekerjaan kamu jadi terbengkalai"

"Benar tidak apa-apa?"

Haifa mengangguk seraya tersenyum, lagi pula kasihan jika lelaki itu terus menemaninya disini terlalu lama, kerjaanya akan lebih banyak dan menumpuk saat mereka kembali nantinya. "Haifa mandi dulu mas, nanti kita bicara sama bapak sama ibu."

Kevin tersenyum ke arah istrinya"Terima kasih". Melihat wanita itu yang ingin keluar dari dalam kamar Kevin menggeser posisinya, membiarkan wanita itu berlalu dari dalam kamar mereka.

Kevin kembali melirik ponselnya saat benda itu kembali bergetar, melihat nama yang ada di layar ponselnya Kevin mengeram malas, sebenarnya dia tak ingin menjawab, tapi khawatir jika wanita itu memberikan kabar perihal anak mereka. "Hallo, assalamualaikum "

"Halo mas, kamu dimana? Aku ada didepan rumah kamu sekarang" jawab wanita diseberang sana dengan nada yang terdengar kesal

"Biasakan untuk jawab salam kay, wajib hukumnya." Saat tak mendengar jawaban wanita itu Kevin kembali berucap "aku tidak ada dirumah"

"Kamu ada dimana, jangan coba menghindari aku seperti ini mas. Meski kita sudah bercerai, Aira tidak boleh kehilangan sosok orang tuanya"

"Besok aku datang jemput Aira. sudah ya, aku tutup dulu telponnya "

Kevin langsung memutuskan panggilan mereka tanpa mendengar balasan dari seberang sana. Saat ini dia sedang berada dirumah istrinya, dia tak ingin jika wanita itu kembali salah paham mengetahui dia yang berhubungan dengan mantan istrinya.

Setelah kejadian kemarin yang membuat istrinya pulang kesini sendirian Kevin harus bersikap lebih tegas, dia tak ingin Kayra melakukan hal yang lebih gila lagi. Dia tak ingin hubungannya dengan Kayra justru akan menghancurkan hubungan rumah tangganya yang baru seumur jagung.

Perihal Aira, Kevin tak akan membuat anak itu kehilangan kasih sayangnya,
Bagaimanapun keadaanya, anak itu tak bersalah sama sekali.anak itu hanya menjafi korban disini. orang tuanya saja yang terlalu memikirkan ego mereka sehingga membuat keluarga kecilnya hancur, dan Kevin tak ingin kehancuran itu menimpanya untuk kedua kalinya, cukup dirinya gagal saat mempertahankan pernikahan pertamanya.

Hargai saya dengan cara bantu vote ya.. coment juga

See you..

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 114K 54
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
685K 4.6K 20
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
16.5M 673K 39
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1.4M 68.2K 51
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...