Your Eyes Tell [Kim Seokjin]

By Haniye_o

10.3K 1K 33

Semuanya berawal saat ayahnya menjodohkan dirinya dengan putra temannya Gadis yang tabu akan hal-hal cinta, h... More

prolog
Part. 1
Part. 2
Part. 3
Part. 4
Part. 5
Part. 6
Part. 7
Part. 8
Part. 9
Part. 10
Part. 11
Part. 12
Part. 13
Part. 14
Part. 15
Part. 16
Part. 17
Say hello!
Part. 18
Part 19
Part. 20
Part. 21
Part. 22
Part. 23
Part. 24
Part. 25
Part. 26
Part. 27
Part. 28
Part. 29
Part. 30
COOMING SOON
Part. 32
Part. 33
Part. 34
Part. 35
Part. 36
Part. 37
Part. 38
Part. 39
Part. 40
Part. 41
Part. 42
Last Chapter. 43

Part. 31

170 19 0
By Haniye_o

Kehamilan sudah memasuki delapan bulan, membuat Jukyeong semakin sedikit kesulitan dan terbatas jika melakukan aktivitas, biasanya dirinyalah yang akan membersihkan seluruh rumah ini sendiri meskipun dalam keadaan hamil sekalipun, namun karena kehamilan yang semakin membesar dan Seokjin yang cerewet agar Jukyeong tidak bekerja terlalu keras, maka Jukyeong memutuskan untuk menyewa tenaga pembantu untuk meringankan aktivitasnya.

Di hari Minggu biasanya Jukyeong dan Seokjin akan menghabiskan waktu seharian hanya berdua, entah itu jalan-jalan, berbelanja, atau sekedar mencari tempat romantis untuk mereka tinggali menghabiskan waktu libur.

Bukannya tak mau, hanya saja ada suatu hal yang mengharuskan Seokjin untuk pergi di hari libur seperti ini

Seokjin mengusap pucuk rambut sang istri yang kini berdiri di hadapannya, dilihat dari mata Seokjin sekarang Jukyeong menjadi semakin gembul dan lucu, badan pendeknya dan juga buntalan di perutnya seperti melihat beruang versi manusia menurut Seokjin "tidak apa-apa kan aku tinggal?" Tanya Seokjin sambil mengusap rambutnya perlahan

"Awalnya sih aku marah, tapi ya mau bagaimana lagi!" Ucap Jukyeong, karena memang benar awalnya dirinya merasa sangat marah dan kesal pada suaminya yang akhir-akhir ini tak dapat menghabiskan waktu banyak untuknya

Seokjin tersenyum sumbang lalu memeluk Jukyeong "istri Oppa yang manis jangan marah, aku janji akan mengambil cuti dan kita akan pergi tanpa ada siapapun yang mengganggu ok"

Jukyeong menghela nafas kecil lalu melepaskan pelukannya "janji?" Tanya Jukyeong dengan mata berbinar dan berkedip-kedip

"Aku janji, sebelum kau melahirkan aku akan membawamu berlibur ke luar negri, bagaimana?"

Jukyeong tersenyum "pernyataan mu diterima"

Lalu keduanya tersenyum dan Seokjin kembali merengkuh sang istri, lalu melepasnya dan menciumnya mulai dari dahi, mata, hidung dan berakhir di bibir yang menyisakan sedikit air liurnya pada bibir Jukyeong.

"Karena kau tidak di rumah dan itu akan membuat ku bosan, jadi aku mau pergi bersama Taehyung hari ini apakah boleh?" Tanya Jukyeong membuat Seokjin mengerutkan dahi

"Taehyung? Pergi? Berdua saja?" Tanyanya, kebiasaan Seokjin memang seperti itu, bertanya sebanyaknya tanpa mengizinkan orang yang ditanya menjawabnya terlebih dahulu,.

Jukyeong mengangguk "pergi kemana?" Tanya Seokjin

"Membeli baju untuk anakmu" sahut Jukyeong

"Aishh, jangan banyak-banyak membelikannya baju, di atas sana sudah satu lemari penuh sayang"

Lalu Jukyeong memberengut dan memegang perutnya dengan kedua tangannya "kau dengar! Ayahmu memang pelit! Padahal uangnya banyak tapi dia melarang ibu untuk membelikan mu baju lagi" Ucapnya sambil mengelus perutnya

"Bukan begitu sayang, hanya saja sayang jika tidak terpakai" ujar Seokjin memberi pengertian

"Aku akan membeli baju untuknya saat berumur balita nanti"

Jika sudah merajuk begini Seokjin tak bisa apa-apa memang, mantra bujukan Jukyeong begitu kuat untuk seorang Seokjin kalahkan "baiklah-baiklah terserah mu, tapi Oppa minta jangan pulang malam-malam"

"Oppa tenang saja, Taehyung Oppa menjagaku"

Tetap saja Ju, aku khawatir_

"Sudah pergi sana" ucal Jukyeong sambil mendorong Seokjin untuk segera pergi

"Kau mengusir Oppa?"

"Oppa bilang mau pergi kan? Oppa memang tidak takut clien Oppa menunggu?"

"Kau ini, ingat jangan terlalu kelelahan saat pergi bersama Taehyung nanti"

"Siap tuan Kim yang cerewet"

Seokjin kembali mengecup Jukyeong dan mencium bibir Jukyeong, lalu turun mensejajarkan kepala dengan perut istrinya dan memberikan dua kecupan di sana "maaf hari libur ini ayah tak bisa menemanimu, bersenang-senanglah bersama paman dulu ya!" Ucapnya lalu kembali berdiri dan menatap Jukyeong

"Oppa pergi"

"Hati-hati Oppa"

Kemudian Seokjin melenggang pergi dan dituturkan Jukyeong di belakangnya, setelah sampai di pekarangan rumah, keduanya disuguhi kedatanga Taehyung dengan mobil mahalnya dan terparkir di halaman rumah sana, Taehyung keluar dari mobil dan melambaikan tangannya sambil tersenyum kotak

Sementara Seokjin melirik adiknya itu datar lalu menatap Jukyeong yang tersenyum menyambut kedatangan Taehyung yang kini tengah berjalan menghampiri mereka

"Jadi kau dan Taehyung sudah ada janji?" Tanya Seokjin penuh selidik

"Aku tahu kau tak akan ada di rumah, jadi aku mengajaknya untuk pergi" jawab Jukyeong dengan senyum seperti penuh kemenangan atas permainan kecilnya kepada sang suami, sementara Seokjin hanya menggeleng karena prilaku istrinya ini.

"Hai hyeong, hai Ju" kini Taehyung sudah dihadapan keduanya menyapanya dengan senyuman penuh di wajahnya "kau sudah mau pergi ternyata" lanjut Taehyung

Seokjin menatapnya datar lalu mendekat ke arahnya "jaga istriku baik-baik, jangan membuat nya kelelahan" ujarnya lalu kembali menjauh

"Aku pergi!" Ucap Seokjin dan berlalu pergi dengan keadaan wajah yang sepertinya kesal.

Jukyeong dan Taehyung melihat kepergian Seokjin "kenapa sikapnya seperti itu?" Tanya Taehyung

"Hanya sedikit kesal, karena rencanaku, sudah lupakan saja" ucap Jukyeong lalu membawa Taehyung kedalam rumahnya.

Your Eyes Tell...

Jungkook belajar banyak dari kedua kakaknya perihal bagaimana mengurus perusahaan dengan baik dan menjadi direktur yang baik pula, belum genap satu bulan dirinya menjabat sebagai direktur perusahaan, namun hasilnya sudah dibilang cukup memuaskan dan membuat para clien perusahaan tersebut terpukau.

Sejak pekerjaan menjadi direktur, Jungkook menjadi manusia yang super sibuk kini, dirinya bahkan sudah harus menyelesaikan salah satu proyek pembangunan restoran di luar kota hari ini, hingga menjadikannya terpaksa untuk pergi dari rumah.

"Ya Tuhan, padahal aku ingin sekali tidur sepanjang hari, hari ini!" Monolognya saat mobilnya terhenti saat lampu merah trotoar menyala.

Matanya menatap kedepan, melihat kendaraan-kendaraan berlalu lalang bergantian, lalu secara tak sengaja matanya tiba-tiba menangkap sesosok manusia yang tengah menunggu pula lampu itu berubah menjadi hijau, sosoknya begitu dikenalinya dan juga mobilnya yang dalam pikirannya begitu familiar

"Seokjin hyeong?" Monolognya dengan mata yang terus menyipit mencoba mencari kebenaran karena silau matahari menjadi pemicu penglihatannya menjadi tak terkondisikan

Saat sedang khidmat memastikan jika di dalam mobil itu adalah kakak tertuanya, dirinya kemudian dikejutkan dengan suara klakson mobil yang lainnya dari belakang, dan saat berbalik dirinya melihat jika lampu trotoar memang sudah berganti hijau, dengan segera dirinya mencap gas dan melaju membelah jalanan dengan mobilnya, selama di dalam mobil, dirinya masih terpikir dengan orang yang ada di dalam mobil tersebut apakah benar dia Seokjin atau hanya salah lihat saja, lagipula kenapa dia harus mempermasalahkan jika itu benar-benar Seokjin? Tidak ada salahnya juga toh dia keluar?

15 menit berlalu, perjalanannya dia sudahi saat mobilnya terparkir di sebuah restoran ternama yang terletak di daerah Hongdae.

Kakinya turun menginjak tanah, kakinya bergerak maju dan masuk ke dalam restoran dan dia sudah melihat seorang yang sudah lebih tua sudah menunggunya di meja pojok dekat jendela.

Jungkook membungkuk saat tepat berada di depan orang tersebut menyapanya dan memberi hormat padanya
"Selamat pagi tuan" ucap Jungkook

"Selamat pagi tuan Kim, wah aku senang kau datang juga" ucap tuan Shin yang mana adalah pria yang menjadi clien Jungkook saat ini

"Maafkan aku karena membuat anda menunggu"

"Tidak sama sekali, duduklah terlebih dahulu"

Jungkook kemudian tersenyum dan duduk mengikuti perintah tuan Shin, keduanya mengobrol santai cukup lama, mulai dari mengenalkan perusahaan milik tuan Shin dan memperkenalkan Jungkook sebagai direktur baru di perusahaan ayahnya kini, Jungkook terhanyut dan terkesima dengan perkataan-perkataan tuan Shin yang sudah profesional dalam bidang perusahaan, bahkan dirinya juga selalu memberika asupan-asupan positif untuk Jungkook, terhanyut dalam obrolan, sampai dirinya menyadari jika orang yang sama yang dia lihat di trotoar tadi berada di restoran yang sama dengannya.

Matanya melotot, hatinya terguncang karena melihat Seokjin yang tengah duduk berdua dengan seorang wanita di sana, dan yang lebih membuat nya syok adalah ternyata jika wanita itu adalah wanita yang dulu sempat diselamatkannya, Hyewon.

Jungkook ingin menghampiri Seokjin saat itu juga, menyeretnya keluar dan meminta penjelasan atas apa yang dia lihat, jujur saja dirinya merasa sakit hati saat melihat Seokjin yang dengan santainya berduaan di luar sementara istrinya sendiri dia tinggalkan di rumah.

"Tuan Kim, kau baik-baik saja?" Tanya tuan Shin yang melihat raut ekspresi Jungkook terkejut

Jungkook mengerjap lalu kembali menatap tuan Shin "ah, saya baik-baik saja tuan, anda tidak perlu khawatir" ucap Jungkook meyakinkan.

Jungkook mencoba membuat eskpresi biasa saja saat ekor matanya tidak bisa lepas dari pandangan yang kurang mengenakan dan menimbulkan beberapa pertanyaan dalam benaknya, menit berikutnya Jungkook kehilangan jejak sang kakak dengan Hyewon yang pergi menghilang begitu saja.

Sebenarnya apa maksudnya? Apakah ini sudah berlangsung lama? Jungkook tahu masalah Seokjin dan Hyewon, bahkan dia hampir saja turun untuk ikut andil dalam perusakan rumah tangga yang dilakukan oleh Hyewon, namun pertanyaannya apakah semudah itukah Seokjin tergoda? Apakah semudah itu dia meninggalkan wanita setulus Jukyeong dan mempermainkannya? Apakah selama ini Jungkook salah jika menganggap Seokjin adalah laki-laki baik dan pantas untuk Jukyeong?

Semuanya berputar dalam otak, bagaimana perasaan Jukyeong nanti jika dia tahu?

Tahu apa?

Jika Seokjin suaminya bermain di belakangnya!

To be continued guys!

Continue Reading

You'll Also Like

135K 11.8K 39
(FOLLOW DULU SEBELUM DIBACA) "Bagaimana rasanya bertemu dengan idol yang kau kagumi?" Mencintai sesuatu yang agaknya terlihat mustahil dimiliki meman...
101K 18.5K 118
JUDUL: WHEN YOONGI SAYS MARRY ME "Daripada kau menjadi wanita tak bermoral, lebih baik menikah saja denganku."
57.2K 3.8K 22
Hatinya begitu sakit, dunianya seakan hancur untuk kesekian kalinya, ketika mengetahui pertunangan antara kekasihnya dengan wanita lain yang sudah ia...
154K 10.5K 26
[Completed] ■season 1 "Perjodohan" Mungkin salah satu kata yang ingin dihindari atau bisa juga diinginkan. Namun, jika "Menikah usia dini karena dijo...