Your Eyes Tell [Kim Seokjin]

Von Haniye_o

10.9K 1K 33

Semuanya berawal saat ayahnya menjodohkan dirinya dengan putra temannya Gadis yang tabu akan hal-hal cinta, h... Mehr

prolog
Part. 1
Part. 2
Part. 3
Part. 4
Part. 5
Part. 6
Part. 7
Part. 8
Part. 9
Part. 10
Part. 11
Part. 12
Part. 13
Part. 14
Part. 15
Part. 16
Part. 17
Say hello!
Part. 18
Part 19
Part. 20
Part. 21
Part. 22
Part. 23
Part. 24
Part. 25
Part. 26
Part. 27
Part. 28
Part. 29
Part. 31
COOMING SOON
Part. 32
Part. 33
Part. 34
Part. 35
Part. 36
Part. 37
Part. 38
Part. 39
Part. 40
Part. 41
Part. 42
Last Chapter. 43

Part. 30

182 20 0
Von Haniye_o

Setelah kedua saudara itu selesai bertukar cerita, pada akhirnya mereka memutuskan untuk turun bergabung dengan anggota keluarga yang lain. Di ruang tamu sana bisa terlihat tuan dan nyonya Kim beserta Jukyeong tengah berbincang sambil sesekali tertawa, Jukyeong menyadari kedatangan mereka lantas memanggil salah satunya yang membuat mertuanya menoleh ke arah objek yang Jukyeong maksud

"Sudah selesai melepas rindunya para tuan Kim?" Goda Jukyeong pada mereka

Seokjin memandang Jungkook sekilas lalu kembali menatap Jukyeong "sebenarnya masih banyak cerita yang belum aku sampaikan pada Jungkook" jawab Seokjin

Mereka hanya tersenyum, sambil menggeleng-gelengkan kepala "memang sepertinya kalian harus menghabiskan waktu berdua selama setahun" Jukyeong kembali menimpali dengan candaan

"Ya kurasa waktu satu tahun lumayan"

Kemudian gelak tawa dari mereka saling bersahutan mendengar candaan-candaan yang Seokjin lempar, sementara Jungkook sedari tadi diam ikut tertawa sumbang sambil kembali terbayang kehidupannya sebelum bertemu dengan mereka, biasanya dia akan sendiri menghabiskan waktu bersama kamera tercintanya, namun sekarang semuanya kian berubah 360°, rasa sepi yang di alaminya kini sudah pergi dengan digantikan kehangatan dari keluarganya.

Terlepas dari candaan mereka, tuan Kim kini menyuruh untuk keduanya duduk, lalu Seokjin pergi dan mengambil tempat kosong di samping Jukyeong, sementara Jungkook duduk di kursi tunggal dekat dengan nyonya Kim.

"Mau minuman? Atau kudapan mungkin?" Tawar Jukyeong, dengan buru-buru Seokjin merangkul tangan Jukyeong erat dan menarik Jukyeong menjadi semakin rapat, Jukyeong hanya dibuat melotot karena perbuatan suaminya ini.

"Diam saja di sini, aku rindu" tutur Seokjin membuat Jukyeong melihat sekeliling dengan tatapan malunya lalu membulatkan mata menatap Seokjin

"Oppa!" Cicitnya pelan

"Kenapa? Kau juga rindu bukan?" Seokjin semakin menjadi-jadi menggoda Jukyeong saat dia melihat Jukyeong sepertinya kesal dengan perbuatannya, tangannya kini merangkul pinggang Jukyeong dan mengusapnya lucu

"Oppa hentikan" bisik Jukyeong lagi

Jukyeong semakin tersentak saat Seokjin mengusap perutnya lalu mendekatkan wajahnya pada perut Jukyeong "hallo jagoan"

Sumpah demi apapun, Jukyeong sudah seperti kepiting rebus rasanya sekarang, dilihat oleh kedua mertua dan Jungkook dengan sikap Seokjin yang kelewat manja seperti ini, sementara kedua mertuanya hanya tersenyum, dan Jungkook? Tentu saja senang meskipun ada sedikit rasa sakit dihatinya. Dia sudah tak ada lagi kesempatan untuk memiliki Jukyeong, karena statusnya bukan hanya sebagai istri orang sekarang, melainkan kakak iparnya sendiri.

"Jungkook-a" panggil tuan Kim

Jungkook menoleh ke arah suara, lalu Seokjin yang masih menggoda Jukyeong berhenti dan berganti melirik pada sang ayah

"Ayah rasa ini waktu yang tepat karena kebetulan Seokjin juga ada di sini" tutur tuan Kim

Semuanya diam menatap tuan Kim

"Ada apa ayah?" Tanya Seokjin dengan raut khawatir

Tuan Kim tersenyum pada Seokjin lalu kembali menatap Jungkook "ayah akan menurunkan jabatan ayah menjadi Direktur dan ayah ingin jika Jungkook yang menjadi pemegang perusahaan ayah mulai sekarang" tutur sang ayah membuat Jungkook terkejut bukan main.

Sementara Seokjin tersenyum begitupun nyonya Kim dan Jukyeong "ayah sudah tidak segagah dulu lagi, dan ayah pikir jika sekarang waktunya ayah menikmati masa tua ayah bersama ibu kalian_

Ayah tahu ini terlalu mendadak untukmu, namun tidak ada pilihan lain, Seokjin dan Taehyung mereka masing-masing sudah memegang perusahaan sendiri dan yang tersisa hanya kau Jungkook" lanjut tuan Kim

Jungkook masih diam, mencerna apa yang tuan Kim katakan, rasa gelisah, takut dan tidak percaya diri menjalar ditubuhnya begitu ayahnya memutuskan demikian "T-tapi aku tidak mengerti urusan perkantoran, apalagi harus memegang jabatan direktur, aku takut" ujar Jungkook

Seokjin menatap adiknya yang tengah gelisah itu "apa yang kau takutkan Jung?"

"Hyeong aku_"

"Dengarkan aku! Apapun yang ayah lakukan adalah yang terbaik untukmu, setidaknya cobalah dulu, dan rasa takutmu, bisa kau hilangkan saja Jung? Bahkan kau belum memulai" sahut Seokjin kembali membuat Jungkook terdiam

"Tidak ada lagi yang bisa ayah harapkan selain dirimu" lanjut Seokjin

Jungkook masih terdiam berfikir, tidak baik juga memang jika menolak, namun masalahnya dirinya memang benar-benar tidak mengerti akan hal-hal berbau kantor, dia hanya takut menjadi direktur yang gagal dan menjadikan perusahaan ayahnya mundur.

"Tidak usah takut Jung, sudah hal yang wajar jika dalam dunia perbisnisan ada kemajuan dan kemunduran_

Pikir lah baik-baik!"

"Tidak ada salahnya mencoba hal yang baru Oppa" kini Jukyeong berbicara membuat Jungkook menoleh ke arahnya "aku tahu ini bukan keahlian mu, dan kau takut jika kau gagal bukan? Lalu bagaimana denganmu dulu? Bahkan dulu kau tidak bisa membidik objek dengan benar saat pertama kali menggunakan kamera, tapi lihatlah sekarang seiring berjalannya waktu dan banyak belajar kau sudah menjadi fotografer dengan bidikan yang mengesankan"ujar Jukyeong panjang lebar

"Kami percaya padamu sayang" ucap nyonya Kim

Jungkook menatap satu persatu dari mereka, mereka menatap Jungkook penuh harap, apalagi melihat tuan Kim yang begitu besar akan harapan dirinya untuk bisa meneruskan perusahaannya, Jungkook menghela nafas panjang dengan mata terpejam

"Sepertinya memang tak ada pilihan lain selain aku menerimanya" tuturnya

Semuanya tersenyum bahagia mendengar Jungkook menerima tawarannya, Seokjin beranjak dari duduknya menghampiri Jungkook lalu menepuk pundaknya membuat Jungkook menoleh ke arahnya
"Adik-adik ku tidak ada yang penakut asal kau tahu!" Ucap Seokjin asal dan Jungkook hanya mengangguk "tenanglah, aku dan Taehyung akan mengajarkanmu bagaimana menjadi direktur yang baik dan tampan mengerti" ucapnya kembali dengan senyuman khasnya

"Terima kasih banyak nak" ucap tuan Kim

"Tentu ayah, jika itu membuat ayah dan ibu lebih baik maka aku akan melakukannya" ucap Jungkook kemudian.

"Oppa semangat!" Jukyeong menyemangatinya dengan senyumannya, masih sama dengan Jukyeong yang selalu menyemangatinya kala dirinya bekerja dulu yang seketika membuat kekhawatiran dan rasa takut dalam diri Jungkook lenyap begitu saja saat melihat senyuman itu mengembang.

Your Eyes Tell...

Sudah dua hari ini Hoseok menetap dan menyewa apartemen untuknya tinggal, setelah perdebatannya dengan Hyewon dua hari lalu dirinya pergi begitu saja, kiranya tunggal di sana hanya akan menambahkan rasa bencinya pada sang kakak. Maka dari itu Hoseok memilih untuk angkat kaki saja.

Kini dia sudah menginjakkan kaki di supermarket terdekat karena butuhnya bahan makanan yang memang masih belum terisi di lemari es dan selama dua hari ini juga Hoseok hanya memakan ramen cup saja untuk sekedar mengganjal perutnya, jujur saja dirinya kehilangan selera makannya dua hari kemarin, dan nafsu itu kembali sekarang yang mengharuskan Hoseok pergi berbelanja. Di bagian Snack dirinya terlihat melihat-lihat Snack yang biasa dirinya makan, matanya memilah dan memilih snakc yang berjajar di rak yang super besar itu, karena matanya yang terlalu fokus melihat ke arah rak, dirinya bahkan sampai tak memperhatikan sekitar alhasil membuat nya harus menabrak seseorang tanpa sengaja, Hoseok melotot melihat seorang wanita tengah hamil muda yang terduduk di lantai sana, Hoseok menaruh trolinya dan kini membantu wanita itu untuk berdiri karena memang kandungannya lumayan sudah besar membuat nya kesulitan untuk tegak.

"Anda tidak apa-apa nyonya?" Tanya Hoseok setelah berhasil menuntun wanita itu berdiri "sungguh aku tidak sengaja karena terlalu fokus pada camilan-camilan ini" lanjut Hoseok sambil dengan tangan sudah memohon

"Tuan tidak usah khawatir saya baik-baik saja" ucap wanita tersebut

"Tapi kandungannya?"

"Hanya terjatuh sedikit, anda tidak perlu khawatir" ucap wanita itu kembali lalu kini membungkuk dan berlalu pergi.

Tetap saja meskipun wanita tersebut berkata tidak baik-baik saja, namun Hoseok masih tak mau jika terjadi sesuatu pada janin wanita itu nantinya, dengan begitu dirinya berbalik menyusul wanita tadi dan mencegahnya pergi membuat wanita itu kaget karena kedatangan kembali Hoseok yang tiba-tiba dengan raut wajah ketakutan, dirinya merogoh salah satu kantong dalam jaketnya lalu mengeluarkan dompet dan kemudian mengeluarkan benda tipis pipih lalu menyodorkannya pada wanita tersebut

"Saya takut terjadi sesuatu setelahnya, pegang saja dan jika memang itu terjadi saya siap untuk bertanggung jawab" ucapnya sambil menyodorkan kartu tersebut

Wanita itu masih diam tak tahu apakah harus diterima atau ditolak saja, karena memang dirinya benar-benar baik-baik saja, dan dia rasa tidak perlu seserius itu
"Ambillah nyonya, ini kartu namaku, dan juga ada nomor ponselnya di sana!" Ucapnya lagi

Dengan gerakan pelan wanita itu mengambil kartu nama yang Hoseok berikan lalu membungkuk mengucapkan terima kasih

"Terima kasih tuan, tapi sungguh saya tidak apa-apa"

"Saya pun meminta maaf untuk ketidaksengajaan nya nyonya, dan untuk itu anda bisa simpan dan menghubungi ku jika terjadi sesuatu setelahnya"

Wanita itu tersenyum kecil lalu mengangguk "kalau begitu saya permisi" ucapnya dan berlalu pergi.

Sementara Hoseok masih menatap kepergian wanita mengandung tersebut sampai tubuhnya tak terlihat lagi di hadapannya "dia masih sangat muda untuk mengandung" monolognya lalu kembali ke aktifitasnya memilih makanan.

Your Eyes Tell...

Seokjin dan Jimin terlihat sibuk dengan kehidupannya masing-masing, tidak ada percakapan di antara mereka, hanya suara notifikasi dari ponsel yang sesekali berbunyi dan bunyi ketikan laptop di sana, mereka tengah fokus pada pekerjaan masing-masing hingga pada akhirnya atensi keduanya teralihkan oleh suara decitan pintu yang terbuka, menampilkan Jukyeong yang tengah membawa bekal untuk Seokjin. Jukyeong tersenyum menatap Seokjin lalu beralih menatap Jimin yang menatapnya juga

"Hai Jimin Oppa!" Sapanya sambil berjalan menghampiri Jimin yang duduk di sofa, lalu Jukyeong bergabung di sana

"Hai juga Ju" balas Jimin sambil tersenyum.

Melihat keduanya saling sapa membuat Seokjin sedikit kesal dengan begitu dirinya bangkit dan bergabung dengan Jukyeong yang duduk di sofa bersama Jimin
"Menyingkir sana!" Ucap Seokjin ketus

Jimin menatap Seokjin, dia rasa bosnya ini tengah dilanda cemburu karena istrinya berdekatan dengannya, beringsut Jimin berpindah tempat kini menjadi menghadap kepada suami istri yang ada di hadapannya

"Kenapa Oppa menyuruhnya pindah?" Tanya Jukyeong

"Jadi hanya Jimin yang kau sapa?"

Jukyeong memutar bola mata lalu menatap kembali suaminya "kita bertemu setiap hari Oppa, kita sekamar, sedapur, serumah, bahkan kita sekamar mandi jika kau lupa!" Tegas Jukyeong

"Tapi aku juga ingin!" Seokjin memberengut manja dan Jukyeong malah membiarkannya, memilih untuk menyusun makanan yang dirinya bawa di atas meja.

Sedangkan Jimin terbahakn melihat sikap Seokjin yang pertama kalinya dia lihat, membuat Seokjin menukik tajam menatap Jimin namun Jimin tak begitu memperdulikannya dan malah semakin puas menertawakan direktur nya ini

"Yak! Berhenti tertawa bodoh!" Umpat Seokjin, namun bukan Jimin namanya jika tidak sampai membuat Seokjin kesal setengah mati.

Bukannya berhenti Jimin malah semakin menjadi-jadi "kau! Kau lucu sekali hyeong, eum" ucapnya sambil memperagakan ekspresi Seokjin beberapa menit lalu dengan tawanya

"Aku pecat baru tahu rasa kau dasar bantet!"

Jimin memperlambat tawanya lalu mengatur nafasnya kembali, dia masih waras jika memang Seokjin tak pernah main-main jika dengan kata pecat! Itulah yang para pekerja takutkan di perusahaan Seokjin ini, karena itulah mereka harus bekerja super jeli dan juga teliti dalam berbagai hal di sini

"Aishh padahal aku masih ingin tertawa" ucapnya lalu disuguhkan dengan tangan Seokjin yang sudah melayang siap untuk menghantam Jimin dengan Bogeman.

"Sudahlah! Ayo cepat makan!" Titah Jukyeong "kau juga makan Oppa" Jimin memangut-mangut sambil tersenyum.

Seokjin kini terfokus pada sebuah kartu yang Jukyeong letakan di mejanya, tangannya mengambil kartu tersebut lalu bergantian menatap Jukyeong

"Jeong Hoseok? Siapa dia? Dan kenapa kartu namanya ada padamu?" Tanya Seokjin beruntun

"Bertanyalah satu-satu hyeong, lihat istrimu kebingungan menjawabnya" sahut Jimin namun Seokjin tak memperdulikannya dan malah kembali mendesak Jukyeong untuk segera menjawab

"Sayang!"

"Hanya terjadi insiden kecil saat aku mampir ke supermarket tadi" ucap Jukyeong

"Insiden?" Tanya Seokjin melengking

Jukyeong mengangguk "apa dia menyakitimu? Kandunganmu, lalu bagai_"

"Tidak Oppa aku baik-baik saja hanya tidak sengaja" ucap Jukyeong mencoba untuk membuat Seokjin tidak ribut

"Tidak sengaja katamu? Bagaimana jika_"

Jukyeong meletakkan jari telunjuknya tepat menempel di bibir Seokjin, Seokjin tentu saja diam "makanlah! Setelah itu aku akan bercerita agar Oppa tidak salah faham" ucapnya menarik kembali telunjuknya.

Hello guys!

Sekedar informasi ya!
Karena author sudah kembali pada kesibukkan author yang lain yaitu sekolah, jadi author memutuskan untuk menjadwalkan update Your Eyes Tell di hari Jum'at, waktunya tidak tentu tapi author usahain untuk menyuguhkan work ini dengan SeokJuk couple.

Mohon pengertiannya ya guys karena otak author kini harus terbagi dengan tugas-tugas yang lain hehe,

See you and love you💜

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

76.2K 6K 70
Park Jimin Saranghae. Cerita ini di tulis pure berdasarkan imajinasi saya sebagai fans Park Jimin BTS. Tidak suka jangan di baca‼️ #Rank 1-PJM #Rank...
4.3M 130K 88
WARNING ⚠ (21+) πŸ”ž π‘©π’†π’“π’„π’†π’“π’Šπ’•π’‚ π’•π’†π’π’•π’‚π’π’ˆ π’”π’†π’π’“π’‚π’π’ˆ π’˜π’‚π’π’Šπ’•π’‚ π’šπ’ˆ π’ƒπ’†π’“π’‘π’Šπ’π’…π’‚π’‰ π’Œπ’† 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’ 𝒅𝒂𝒏 οΏ½...
40.9K 2.8K 15
sequel of My Arogant Boss, [kim taehyungΒ°] ft. chou tzuyu. Disarankan membaca My Arrogant Boss terlebih dahulu. Β©C6H201
1.4M 111K 36
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...