Your Eyes Tell [Kim Seokjin]

By Haniye_o

10.9K 1K 33

Semuanya berawal saat ayahnya menjodohkan dirinya dengan putra temannya Gadis yang tabu akan hal-hal cinta, h... More

prolog
Part. 1
Part. 2
Part. 3
Part. 4
Part. 5
Part. 6
Part. 7
Part. 8
Part. 9
Part. 10
Part. 11
Part. 12
Part. 13
Part. 14
Part. 15
Part. 16
Part. 17
Say hello!
Part. 18
Part 19
Part. 20
Part. 21
Part. 22
Part. 23
Part. 25
Part. 26
Part. 27
Part. 28
Part. 29
Part. 30
Part. 31
COOMING SOON
Part. 32
Part. 33
Part. 34
Part. 35
Part. 36
Part. 37
Part. 38
Part. 39
Part. 40
Part. 41
Part. 42
Last Chapter. 43

Part. 24

128 20 3
By Haniye_o

Hari ini Jukyeong pergi untuk konsultasi kandungan, dia tidak sendiri, tentu saja dia bersama Jungkook yang rela meninggalkan pekerjaannya hanya untuk mengabtar Jukyeong dan memastikan jika Jukyeong baik-baik saja. Tadinya Jukyeong menolak, namun Jungkook terus memaksa dengan dalih 'aku tidak mau terjadi sesuatu pada kakak iparku jika kau pergi sendiri, bisa marah nanti hyeongku' dan mau tidak mau Jukyeong pergi dengan Jungkook.

Enam bulan sudah usia kandungannya, perutnya pun semakin membuncit, menonjol keluar, dokter kandungan bilang jika kondisinya baik-baik saja, dan itu sangat membuat Jukyeong senang.

Jukyeong dan Jungkook kini berjalan beriringan menuju rumah yang sudah ada di depan mata, mereka tertawa dan bercanda ria mengingat masa lalu mereka yang sungguh menggelitik, lucu!

Hingga tiba akhirnya mereka sampai di depan pintu, Jukyeong membuka pintu, dan saat pintu itu dibuka, Jukyeong sedikit terkejut begitupun Jungkook yang berada di belakangnya mematung melihat Seokjin yang sudah berdiri berhadapan dengan mereka berdua. Jukyeong tersenyum, bahagia karena kedatangannya, sementara Jungkook pun ikut bahagia karena dia bisa bertemu dengan hyeong nya yang sangat menyayanginya dulu

"Oppa" cicit Jukyeong

Sementara itu Seokjin menatap Jungkook, menahan amarah memuncak kala melihat wajah itu ingin saja menonjok dan membuatnya babak belur, namun satu hal yang Seokjin pun tak ingin melakukan itu, karena lelaki dengan gigi kelinci yang kini berada di depannya adalah adiknya.

..

Sesampainya di Korea, Seokjin langsung saja pergi menuju rumahnya, namun di tengah perjalanan ibunya menelepon dan meminta untuk pergi ke rumahnya yang dulu.

"Hallo Bu"

"Sayang kapan kau pulang?"

"Aku sudah di Korea Bu"

"Wah benarkah? Lalu kau di mana sekarang?"

"Di jalan menuju rumah"

"Kebetulan sekali, bisakah kau mampir ke rumah sebentar ada sesuatu yang ingin kami tunjukkan padamu"

"Baiklah aku kesana"

Tut

Panggilan dimatikan oleh Seokjin.

Sejujurnya dirinya sedang tidak bergairah apapun untuk hari ini setelah melihat beberapa pesan dari orang yang tak dikenal, pikirannya masih tak bisa lepas dari sana karena memang alasan dirinya pulang pun memang karena itu. Seokjin berfikir jika ini adalah permainan Hyewon, namun tidak mungkin jika ini permainan Hyewon kenapa tidak dia tunjukkan saja sendiri fotonya. Lalu siapa orang itu? Siapa orang yang mengiriminya pesan yang membuat mood nya buruk seketika.

Seokjin percaya jika Jukyeong menjaga dirinya dengan baik, dia juga pasti tidak mungkin mengkhianatinya, namun sebesar apapun kepercayaan nya nyatanya itu kalah dengan rasa curiga dan emosi yang meluap-luap dalam diri Seokjin. Setidaknya Seokjin butuh bukti yang jelas untuk semua ini.

15 menit berlalu

Kini Seokjin sudah sampai di rumah keluarga Kim, dirinya di sambut oleh ibunya di sana, di suguhkan berbagai makanan dan kudapan kesukaan Seokjin. Namun tak mau menunggu lebih lama, Seokjin meminta sang ibu untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"Katakan Bu, aku harus segera pulang Jukyeong menungguku" gerutu Seokjin

Nyonya Kim tersenyum "kau ingat bungsu kita?"

"Sudah Bu aku tidak ingin membahasnya"

Ya memang, begitulah Seokjin, dirinya akan sangat sedih jika mengingat kejadian itu, makanya dia selalu ogah-ogahan jika siapapun mulai membicarakan tentang Jungkook

"Sayang dengarkan dulu ibu"

"Jika ibu hanya ingin membuatku menangis, lebih baik aku pergi" ucap Seokjin sambil berjalan terus ke arah pintu.

Nyonya Kim menyusulnya, mencoba mengimbangi langkah Seokjin yang lebar dan berteriak meminta berhenti namun Seokjin tak kunjung berhenti, hingga nyonya Kim berhenti mengejar Seokjin lalu berteriak dengan ucapan yang membuat Seokjin berhenti dan hatinya terguncang.

"Dia masih hidup!" Teriak nyonya Kim yang berdiri tak jauh dari belakang Seokjin. Seokjin mendadak berhenti dadanya bergemuruh hebat lalu membalikkan badan menatap sosok ibunya. Nyonya Kim mendekati Seokjin "dia masih hidup! Jungkook kita masih hidup"

Sementara Seokjin masih mematung, tak percaya dengan perkataan sang ibu "tidak, tidak mungkin, jelas-jelas dia hangus terbakar Bu"

Nyonya Kim menggeleng dengan berderai air mata "tidak Seokjin tidak, dia masih hidup dan sudah beberapa hari ini tinggal di rumah kita"

Seokjin semakin tenggelam dalam keadaan hatinya yang bergemuruh, keadaannya terlalu tidak pas. Di balik dirinya yang terus terfikir dengan foto itu lalu sekarang ibunya yang berkata jika Jungkook masih hidup, tentu saja Seokjin tidak akan percaya dengan hal itu

"Buktikan jika memang itu benar" suara Seokjin bergetar

Sementara nyonya Kim mencari-cari sesuatu dalam ponselnya lalu memperlihatkan pada Seokjin, foto Jungkook yang dia ambil sembunyi-sembunyi saat Jungkook tengah membaca buku di halam rumahnya.

Seokjin membelalak, tidak mungkin dia! Dia Jungkook yang berada di foto yang sama dengan foto Jukyeong, adalah adiknya sendiri? Mata Seokjin mengerjap beberapa kali kini disertai dengan lelehan air mata yang sudah menggenang di pelupuk. Otaknya sudah tak bisa lagi mencerna apapun, dirinya blank seketika mengenai kenyataan ini.

Tanpa pamit permisi, Seokjin pergi berlari menuju mobil dan melaju meninggalkan nyonya Kim yang memanggilnya karena dirinya yang tiba-tiba pergi.

..

Tatapan Seokjin menginterupsi Jungkook, sementara Jungkook menunduk karena terlalu malu dan juga mendadak. Ini adalah pertemuan pertamanya dengan Seokjin kakak tertuanya, tentu saja dirinya senang dan juga terharu, sementara Jukyeong melihat Seokjin yang terus menatap Jungkook dengan tatapan yang menakutkan menepuk lengan Seokjin pelan dan menyadarkannya

"Oppa"

Seokjin sadar lalu kini mengalihkan pandangannya pada Jukyeong "masuklah, dan kau" tatapan itu lagi "pergilah!"

Jungkook yang masih menunduk "Oppa terima kasih" ucap Jukyeong sambil melambaikan tangannya

Jungkook beranjak pergi meninggalkan mereka berdua, Seokjin begitu dingin jika dipikir-pikir kembali, dirinya bahkan tak seramah yang ibunya ceritakan sangat jauh berbeda! Namun Jungkook tetap berfikir positif jika memang Seokjin belum tahu perihal Jungkook yang ternyata adalah adiknya

"Yah! Dia pasti belum mengetahuinya" tegas Jungkook menegaskan hatinya untuk tidak berprasangka buruk pada Seokjin.

Your Eyes Tell...

J

ukyeong dan Seokjin masuk beriringan, tidak ada obrolan dari keduanya saat memasuki ruangan tv. Sementara Jukyeong merasakan sesuatu yang berbeda. Seokjin kelihatan lebih pendiam dan acuh, jika biasanya dia selalu di sambut pelukan atau kecupan dari manapun Seokjin pergi, namun ternyata hari ini Jukyeong tak mendapatkan nya saat Seokjin pulang dari Jepang.

"Oppa kenapa tidak memberi tahuku akan pulang hari ini?" Seokjin diam

"Maaf karena aku tidak tahu kau datang, jadi aku tidak menyiapkan apapun untukmu"

Dan yang Jukyeong dapat adalah masih Seokjin terdiam tanpa mau menoleh ataupun membalas bicaranya. Jukyeong menunduk, dia berfikir jika Seokjin sedang cemburu atau marah hari ini karena melihat dirinya pulang bersama Jungkook "Oppa kau marah? Kenapa kau diam terus?"

Seokjin menghela nafas, lalu kini merogoh ponsel yang berada di saku celananya, sementara Jukyeong masih menunduk, tak berani untuk menatap Seokjin, tangannya memilih ujung baju, dirinya sungguh tak suka di diami seperti ini "soal yang tadi maaf, dia hanya_"

Perkataan Jukyeong terhenti saat Seokjin memberikan sebuah gambar di ponselnya dan meletakkannya tepat di depan wajah Jukyeong, Jukyeong mengernyit melihat lamat-lamat orang yang ada di foto itu, sementara Seokjin masih enggan menatapnya

"A-apa maksudnya ini Oppa? Itu- i-itu"

"Katakan padaku yang sebenarnya Ju"

Jukyeong tersentak mendengar nada bicara Seokjin yang cukup menakutkan, Seokjin kini menatapnya namun bukan tatapan cinta, melainkan tatapan intimidasi pada Jukyeong "katakan padaku!"

"I-itu"

"KATAKAN YANG BENAR JU!"

Jukyeong terperanjat, dirinya sungguh takut dengan Seokjin sekarang, Seokjin yang begitu berbeda dengJ Seokjin nya yang selalu menyebar kasih sayang dan kelembutan, Jukyeong menatap Seokjin

"Dari mana kau dapatkan foto itu Oppa?"

"Cepat jawab pertanyaan ku Kim Jukyeong!"

Jukyeong menutup mata saat Seokjin kembali membentaknya, air matanya jatuh, sungguh sakit

"Jangan salah paham Oppa, dia hanya_"

Tiba-tiba saja Seokjin terkekeh "jadi itu benar?" Tanyanya yang semakin membuat Jukyeong tak mampu untuk menahan air mata "jadi ini kelakuanmu selama suamimu pergi bekerja huh?!"

"Kau dengan bebasnya membawa laki-laki lain ke rumah ini tanpa sepengetahuan ku? Kau bahkan duduk berdua dengannya sampai larut tanpa mempedulikan kandungan yang ada dalam perutmu!"

Jukyeong semakin tak kuasa menahan tangis

"Aku kecewa padamu Ju! Benar-benar kecewa!" Ucap Seokjin sebelum beranjak dari sana

"Oppa"

Seokjin berhenti sejenak namun tak dengan berbalik badan, Jukyeong sudah menangis tersedu menatap punggung Seokjin, dirinya tak berani untuk mendekat.

"Lalu apa kabar denganku_

Yang merindukan sosok mu yang selalu ada di sisiku, namun aku harus menahan gejolak ini, mencoba faham dengan posisimu dan tak banyak menuntut, tapi Oppa ingat satu hal!_

Aku tak pernah sekalipun berfikir untuk pergi darimu, aku mencintaimu Oppa, sangat mencintaimu! Hiks_

Aku bahkan hanya bisa diam saat melihat kepergian mu dari rumah ini, tanpa kau tahu hatiku menahan sakit_

Dan jika memang kau tak mau mendengarkanku, aku tak apa, kau kecewa padaku aku terima Oppa, maafkan aku karena sudah menyakiti hatimu" ucap Jukyeong

Sementara Seokjin mendengar dengan khidmat bagaimana celoteh Jukyeong yang begitu membutuhkan sosok dirinya, dirinya begitu kesepian dan membutuhkan perhatiannya, namun Seokjin tak memperdulikannya, mungkin untuk saat ini biarkan Seokjin yang egois.

Seokjin kembali melanjutkan langkah kakinya menuju kamar, sementara Jukyeong masih berada di ruang tv sendiri, dirinya merosot jatuh dengan jeritan tangis yang menggema, sosok yang dirindukannya kini sudah kecewa dengannya, tiba-tiba janinnya menendang sebanyak dua kali, Jukyeong memegang perut itu lalu mengelusnya lembut "kau ingin ayah memelukmu sayang?" Monolog juky dengan tangisnya, hingga Seokjin melihat bagaimana istrinya itu mencoba menenangkan sang calon buah hati di bawah sana, hatinya mencelos mendengar rentetan kata maaf pada calon buah hatinya, sejahat itukah dirinya? Bahkan yang Jukyeong lakukan belum seberapa dengan yang dia lakukan pada Jukyeong selama ini, namun kenapa Seokjin merasa dirinya lah yang sudah paling dikhianati di sini

Jukyeong terus mengelus perutnya, anaknya begitu aktif terus menendang sehingga membuat permukaan perut Jukyeong serasa linu "maafkan ibu, karena ibu ayahmu marah, dan kau tak dapat sapaannya saat dia pulang, maaf nak hikss, maaf!"




Sedang mencoba untuk baik-baik saja di tengah kabar tentang papanya Shooky dan tata, banyak banget akhir-akhir ini kabar begituan, apalagi pas baca klarifikasi dari agensinya, sampai membuat aku dahlah, merosot hatiku ini :'(tapi kalau bener ya udahlah, mungkin ini yang terbaik buat mereka:'(

Bae-Bae oppa-oppa ku sayang huhu:'(

Ada yang sama gak sih perasaanya army? Lama-lama bosen aku tuh denger berita-berita kayak gitu:'( mau nangis Mulu huuu:'(

Mas Tet, mas Agus tolong!!!!:'(

Continue Reading

You'll Also Like

105K 6.4K 43
[COMPLETED] Yeonhwa, gadis yang menjadi salah satu asistant BTS yg niat awalnya hanya untuk part time berubah menjadi gadis yang menyukai salah satu...
109K 19.1K 118
JUDUL: WHEN YOONGI SAYS MARRY ME "Daripada kau menjadi wanita tak bermoral, lebih baik menikah saja denganku."
2.4M 107K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
416K 29.1K 63
♡TOLONG DIFOLLOW SEBELUM MEMBACA:)♡ RATE : MATURE [CERITA SUDAH TAMAT] [DALAM TAHAP REVISI] "Menyerahlah sekarang, karena aku tidak akan pernah melep...