Your Eyes Tell [Kim Seokjin]

By Haniye_o

10.3K 1K 33

Semuanya berawal saat ayahnya menjodohkan dirinya dengan putra temannya Gadis yang tabu akan hal-hal cinta, h... More

prolog
Part. 1
Part. 2
Part. 3
Part. 4
Part. 5
Part. 6
Part. 7
Part. 8
Part. 9
Part. 10
Part. 11
Part. 12
Part. 13
Part. 14
Part. 15
Part. 16
Part. 17
Say hello!
Part. 18
Part 19
Part. 20
Part. 22
Part. 23
Part. 24
Part. 25
Part. 26
Part. 27
Part. 28
Part. 29
Part. 30
Part. 31
COOMING SOON
Part. 32
Part. 33
Part. 34
Part. 35
Part. 36
Part. 37
Part. 38
Part. 39
Part. 40
Part. 41
Part. 42
Last Chapter. 43

Part. 21

126 18 0
By Haniye_o

Jukyeong sungguh bosan karena terus berdiam diri di rumah tanpa melakukan apa-apa. Jika biasanya dia akan membuat sesuatu seperti cupcake misalnya bersama Seokjin, namun semua gairahnya hilang setelah kepergian Seokjin dua hari lalu.

Dirinya begitu rindu, sampai tak ayal jika dirinya mengkhayal jika Seokjin benar berada di dekatnya sekarang. Terdengar berlebihan memang, namun tak ada salahnya jika merindukan suami sendiri kan? Terlebih ini pertama kalinya Jukyeong di tinggalkan sendiri jauh ke luar negri, apalagi dengan keadaan dirinya yang kini tengah berbadan dua.

Jukyeong mencoba menelepon Jungkook namun pria itu tak kunjung mengangkatnya, dia pasti sedang sibuk dengan kamera dan para modelnya sekarang. Hingga pilihan terakhir adalah pergi ke kantor hanya sekedar untuk menghabiskan rasa bosan yang menjalar pada dirinya.

Hingga butuh waktu sekitar setengah jam menuju kantor sang suami. Jukyeong juga tak lupa membawa bekal untuk Jimin yang kini sedang menggantikan Seokjin di kantor, sekaligus ingin berterima kasih karena mau membantu Seokjin mengurus kantornya saat dia pergi.

Sepanjang koridor menuju ruangan, para pekerja membungkuk dan menyapa Jukyeong ramah. Mereka tahu itu adalah istri dari bosnya Kim Seokjin, Jukyeong membalas mereka dengan senyuman hangat membuat para pekerja pun nyaman dan senang. Setelah sampai di lantai paling atas, Jukyeong merasakan lelah yang teramat sangat, bahkan cabang bayinya terus menendang, sepertinya dia senang karena mengunjungi tempat ayahnya bekerja.

"Huft! Kenapa Oppa meLetakkan ruangannya di lantai paling atas?" Monolognya sembari dengan nada yang sedikit ngos-ngosan.

Detik selanjutnya Jukyeong sedang menelisik di mana ruangan Seokjin berada, hingga ekor matanya melihat sebuah tulisan yang di gantung di atas pintu bertuliskan 'CEO ROOM' yang di tulis beralaskan kayu. Jukyeong berjalan menuju ruangan itu, dan mendorong pintunya. Pertama kali yang Jukyeong lihat adalah keterkejutan Park Jimin yang sepertinya sedang mengerjakan sesuatu. Matanya membulat dengan mulut sedikit menganga, Jukyeong rasa Jimin sangat terkejut karena kedatangannya yang tiba-tiba

"J-jukueong?" Ucap Jimin terbata.

Sungguh Jimin tak menduga jika Jukyeong akan datang hari ini, Jimin juga tak tahu karena alasan apa Jukyeong datang. Jukyeong tersenyum masih berdiri di pintu, lalu kini menutupnya dan berjalan menuju sofa dan mendudukan bokongnya di sana "kenapa kau datang? Eum maksudku kau tidak memberi tahuku kau akan datang" ucap Jimin

Jukyeong terkekeh "aku bosan di rumah sendiri"

"Setidaknya beritahu aku jika kau bosan, aku akan mengajak mu jalan-jalan"

"Entahlah Oppa, saat aku merasa bosan tadi aku hanya terfikir untuk pergi kemari, kurasa anakku yang menginginkannya"

Jimin hanya mengangguk mengerti, detik selanjutnya Jukyeong menyimpan sesuatu di meja sana, tangannya lihai mengeluarkan satu persatu barang yang ada di dalamnya, mulai dari kotak makan, botol minum dan juga sebuah kotak yang berisikan buah-buahan dan dessert

Sementara Jimin berfikir untuk apa Jukyeong mengeluarkan itu semua, apakah ini juga bagian keinginan anaknya? "Makanlah Oppa" Jimin sempat terkejut, lalu detik berikutnya bertanya "bahkan kau membawa bekal untukku?" Jukyeong hanya mengangguk kecil..

Jimin beranjak dari duduknya dan bergabung dengan Jukyeong duduk di sofa yang berada di hadapan Jukyeong "seharusnya kau tidak perlu repot-repot seperti ini Ju" tutur Jimin.

Jukyeong tersenyum "tidak merepotkan sama sekali, lagipula terlalu malas untuk memasak jika aku sendiri di rumah, aku membelinya saat perjalanan kemari tadi" Jimin mengangguk sebagai balasan

"Kau kemari membawa mobil?" Tanya Jimin

"Tidak, aku naik taksi, mana bisa aku membawa mobil yang ada aku hanya akan menabrak pembatas jalan"

Mendengar Jukyeong berbicara demikian Jimin terkekeh, lucu pikirnya wanita berbadan dua yang ada di depannya ini Jukyeong pun ikut terkekeh, hingga pada akhirnya mereka berhenti untuk saling tertawa.

"Ngomong-ngomong terima kasih"

Jimin yang sedang mengunya satu suapannya menatap Jukyeong heran terhadap apa yang Jukyeong katakan barusan, lantas karena alasan apa pula Jukyeong berterima kasih padanya?

"Kau sudah membantu Seokjin Oppa selama ini, kau membantunya saat kesusahan, kau juga meringankan pekerjaannya, aku minta maaf juga karena Seokjin yang harus menjalankan perjalanan bisnis jadi kau yang harus mengurus kantor" ucap Jukyeong

Perjalanan bisnis?

Jimin mencelos saat mendengar Jukyeong berkata demikian. Jimin pikir Seokjin terlalu bodoh karena mengikuti apa yang Hyewon mau, dan Seokjin sangat brengsek karena meninggalkan istri sebaik Jukyeong seperti ini. Seokjin bahkan tak ada perlawanan sama sekali, jika saja Jimin yang ada di posisi ini, dia pasti akan berontak dan memilih melawannya dengan cara yang lebih mengerikan.

Jimin terdiam, hanyut dalam lamunannya sampai tak sadar jika Jukyeong sudah memanggilnya sejak tadi "Jimin Oppa" barulah Jimin sadar setelah Jukyeong memanggilnya sedikit Berteriak. Jimin mengerjap beberapak kali, lalu kembali menatap Jukyeong

"Aishh kau mendengarkan tidak?" Gerutu Jukyeong yang merasa tak di perhatikan

"Oh ya! Tentu saja, sudah tugasku menjaganya, Seokjin hyeong sudah ku anggap seperti saudara kandungku sendiri, beruntunglah aku bertemu dengannya, dia begitu berharga untukku, bahkan dia yang merubahku menjadi seperti sekarang, aku sungguh menyayanginya" tutur Jimin.

Jukyeong kembali tersenyum, begitu bersyukur dengan apa yang Jimin ucapkan, Jukyeong pun beruntung karena dikelilingi orang-orang yang begitu menyayangi dan menjaganya.

Your Eyes Tell...

Sudah pukul sepuluh malam, bukannya pergi istirahat Seokjin malah harus terpaksa keluar menemani Hyewon yang tiba-tiba meminta makan malam di luar. Hell! Ingin saja Seokjin Jambak rambutnya itu.

"Aishh dia tidak lihat waktu apa? Padahal aku lelah" sungut Seokjin berjalan menuju salah satu unit apartemen milik Hyewon.

Dengan langkah gontai terbilang terpaksa, Seokjin terus berjalan di lorong dan membuka pintu setelah menemukan unit apartemen Hyewon. Hyewon sedikit terkejut pasalnya Seokjin membuka pintu begitu kasar, sementara Seokjin melongo karena melihat Hyewon yang hanya menggunakan kaso oblong.

"Kau masih belum siap-siap?" Sungut Seokjin dengan wajah kekesalannya

"Ah maaf Seokjin, tapi udaranya sungguh dingin di luar, jadi aku memutuskan untuk menonton film saja di sini"

Dengan entengnya Hyewon berbicara seperti itu!
Bahkan saat menelepon dia terus meracau meminta Seokjin agar buru-buru bersiap, tapi apa sekarang.

Dengan langkah pasti, Seokjin memutar badan berniat meninggalkan Hyewon, namun suara Hyewon berhasil menghentikan langkahnya.

"Akh!"

Prang!

Seokjin menoleh, dirinya cukup terkejut saat melihat Hyewon yang sudah terduduk lemas dengan gelas yang berserakan di lantai. Dengan segera Seokjin memungut tubuh Hyewon dan mendudukkannya di sofa.

"Maaf kepalaku sungguh pusing" ucap Hyewon sambil memegang pelipis dan meringis

"Kau sakit?" Seokjin menempelkan telapak tangannya pada dahi Hyewon "badanmu sedikit panas" ujarnya

"Temani aku di sini kumohon" pinta hyewon

Sementara Seokjin menatapnya datar, tanpa ada tatapan iba sama sekali melihat Hyewon yang sedikit memelas.

"Aku panggilkan pelayan saja"

"Tidak" tangan Hyewon berhasil mencegah Seokjin untuk pergi "aku hanya ingin kau Seokjin, kau bukan yang lain!"

Your Eyes Tell....

"Sebenarnya apa yang membuat nyonya memanggil saya kemari?"

Jungkook kini berada di kediaman Kim, disana sudah ada nyonya Kim, tuan Kim, dan Taehyung yang duduk di sofa itu.

Tuan Kim dan nyonya Kim saling bertatapan, lalu di susul Taehyung yang duduk tegap. Jungkook semakin bingung karena sejak kedatangannya, mereka seperti mendadak canggung.

"Jungkook-a" tuan Kim berseru

Jungkook menatap tuan Kim, begitupun tuan Kim menatap Jungkook lekat, Nara benar, matanya, hidungnya bahkan wajahnya persis seperti Jungkook bungsu mereka.

Sementara itu Taehyung kini menatap Jungkook, matanya terlihat berkaca-kaca, kedua netra itu terus menelisik pahatan wajah Jungkook

Ya Tuhan! Apakah ini mimpi? Ternyata adikku masih hidup?__

Jungkook bergerak gelisah saat mendapatkan tatapan dari tuan Kim dan Taehyung "aku tidak tahu perihal apa kalian memanggilku secara tiba-tiba, namun jika aku melakukan kesalahan yang tak di sengaja pada kalian mohon maafkan aku" Jungkook berbicara

Nyonya Kim sudah siap, mengeluarkan lembar yang menyatakan hasil tes DNA itu pada Jungkook, sementara Jungkook hanya diam melihat amplop yang nyonya Kim tiba-tiba sodorkan "apa ini?" Tanya Jungkook curiga.

"Bukalah! Dan jangan terkejut saat kau mengetahui kebenarannya" ujar nyonya Kim.

Kebenaran? Kebenaran apa yang mereka maksud Jungkook tak mengerti?

Tangan Jungkook meraih amplop itu dan mulai mengeluarkan apa isi di dalamnya, matanya membaca kata perkata yang tertulis dalam surat pernyataan tersebut, dan ada kalanya matanya membulat saat melihat bacaan yang sangat mengejutkan, hatinya bergemuruh hebat, bahkan matanya sudah berair siap meluncurkan kesedihan, sementara jantungnya bekerja dua kali lebih cepat melihat itu!

Kedua mata Jungkook menatap mereka dengan tatapan berembun karena tertutup oleh lelehan air mata. Sungguh kenyataan di luar dugaan! Ini tidak mungkin!

"Apa maksudnya?" Lirih Jungkook parau

Sementara nyonya dan tuan Kim menghela nafas, memberi aba-aba siap untuk menjelaskannya pada Jungkook, sementara itu Taehyung memalingkan wajahnya saat air matanya jatuh tak terbendung.

"Kau bagian dari keluarga ini nak, kau anak kami, bungsu kami"

Sementara Jungkook masih tidak percaya mendengar perkataan tuan Kim barusan, seolah dirinya tertiban sesuatu yang memberatkan hatinya. Ini terlalu mendadak!

"Kalian_"

Nyonya Kim beringsut mendekati Jungkook, mengusap lembut rambutnya lalu memeluknya erat "akhirnya kau kembali sayang, ibu merindukanmu hiks" tutur nyonya Kim bergetar.

Sementara Jungkook melepas pelukan itu, lalu menatap nyonya Kim dengan tatapan intimidasi, meminta penjelasan yang sejelas-jelasnya dengan apa yang terjadi.

Tuan Kim mulai menjelaskan semuanya, saat kejadian kebakaran itu yang membuat dirinya harus kehilangan Jungkook selama-lamanya.  Jungkook mendengarnya pilu, air matanya meleleh tak karuan.

"Maafkan kami nak, namun kami sangat menyayangimu percayalah, begitupun Taehyung dan juga Seokjin kakakmu"

Jungkook masih Larut dalam ketidakpercayaannya, selama ini dirinya bertanya-tanya tentang ibu dan ayahnya, apakah mereka masih hidup atau tidak, apakah mereka masih mengingatnya atau tidak, yang jelas dulu sekali Jungkook membenci kedua orang tuanya karena dia berfikir jika orang tuanya telah membuangnya ke panti asuhan. Namun ternyata Jungkook salah, semuanya hanya salah paham semata, jadi selama ini orang yang sering dia temui dan memperlakukannya baik yaitu nyonya Kim adalah ibunya, malaikatnya.

"Ibu" panggil Jungkook pada nyonya Kim

"Selamat datang kembali nak"

Detik selanjutnya Jungkook merengkuh sang ibu kuat, lalu tangis mereka pecah.

Setelah semuanya sudah jelas, Jungkook memutuskan untuk tinggal terlebih dahulu di rumah keluarga Kim yang sekarang telah menjadi keluarganya. Jungkook hanya ingin mencoba mengembalikan apa yang seharusnya dia milikki, Jungkook ingin memantapkan diri ya pada keluarga Kim, dia tidak mau ada kecanggungan apapun pada keluarganya sendiri.

Saat nyonya Kim dan tuan Kim sedang sibuk di dapur, kini giliran Taehyung yang berbicara dengan adiknya, adik kesayangannya. Taehyung ikut bergabung di mana Jungkook duduk. Jungkook terkesiap saat melihat Taehyung yang tiba-tiba datang menghampiri

"Hai" sapa Taehyung. Dirinya tersenyum menatap Jungkook "dulu sekali kau masih sebesar ini" ucap Taehyung sambil tangannya memeragakan bagaimana Jungkook dulu "kau banyak berubah, pipimu bahkan tak segembul dulu" lanjutnya lagi.

Jungkook masih diam "aku sangat terpukul saat mengetahui jika kau hangus terbakar, apalagi Seokjin hyeong. Dia begitu frustasi karena kehilanganmu" ucap Taehyung "tidak hanya kami, melainkan ayah dan ibupun sangat terpukul"

"Tolong jangan tinggalkan kami lagi Jung, karena tanpa kau kami tersiksa"


To be continued 💜

Continue Reading

You'll Also Like

253K 21.6K 61
[C O M P L E T E] Judul lama : MY UNDERSTANDING WIFE Second story By: Jim_Noona [Beberapa chapter di private. Follow akun terlebih dahulu untuk kenya...
16.9M 750K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
18.6K 3K 61
Berawal dari Seokjin yang menemukan link chat aneh dan menyebarkannya ke dalam grup chat Bangtanvelvet.
29.2K 2K 39
"Bisakah kau membantuku melupakannya?" "Setelah cinta pertama mu, bisakah kau menerimaku?" Kau tidak akan pernah tahu siapa orang yang akan menjadi...