Your Eyes Tell [Kim Seokjin]

By Haniye_o

10.9K 1K 33

Semuanya berawal saat ayahnya menjodohkan dirinya dengan putra temannya Gadis yang tabu akan hal-hal cinta, h... More

prolog
Part. 1
Part. 2
Part. 3
Part. 4
Part. 6
Part. 7
Part. 8
Part. 9
Part. 10
Part. 11
Part. 12
Part. 13
Part. 14
Part. 15
Part. 16
Part. 17
Say hello!
Part. 18
Part 19
Part. 20
Part. 21
Part. 22
Part. 23
Part. 24
Part. 25
Part. 26
Part. 27
Part. 28
Part. 29
Part. 30
Part. 31
COOMING SOON
Part. 32
Part. 33
Part. 34
Part. 35
Part. 36
Part. 37
Part. 38
Part. 39
Part. 40
Part. 41
Part. 42
Last Chapter. 43

Part. 5

307 26 0
By Haniye_o

Tuan Bae Jinyoung. Lelaki paruh baya yang kini sedang duduk di kasurnya sambil menatap ke arah jendela yang mengarahkan pada taman yang luas.

Keadaannya semakin membaik, bahkan sekarang istrinya Suzy tak perlu repot-repot mengantarkan makanan ke kamarnya, karena tuan Bae sudah bisa bergabung dengan istrinya di meja makan, tentunya sejak dokter mengklaim keadaanya semakin membaik, tuan Bae sudah bisa berjalan dengan lancar, kakinya tidak selemas yang dulu. Itu sungguh karunia Tuhan

Atensinya kini teralihkan pada suara decit pintu yang terbuka, sosok yang dia rindukan terlihat tersenyum di balik pintu menatapnya dalam sampai akhirnya sosok itupun kini sudah berada di hadapannya

"Juya"

Jukyeong lantas duduk di samping sang ayah, lalu memeluknya melepas kerinduan, Jukyeong sedikit menumpahkan air matanya karena bisa melepas rindu dengan ayah tercinta

"Bagaimana kabar ayah?" Jika di ingat-ingat ini merupakan pertemuan pertama dengan sang ayah setelah menyandang status sebagai seorang istri

Tuan Bae tersenyum, mengelus lembut surai hitam yang menjuntai milik Jukyeong, rasanya baru kemarin menggendong anak itu, namun sekarang sudah lain lagi, Jukyeong sudah dewasa dan menjadi seorang istri.

"Ayah baik sayang" tutur tuan Bae

"Ibu bilang kaki ayah sudah tidak kaku lagi?"

Tuan Bae mengangguk sebagai tanggapan, sementara Jukyeong kembali mencucurkan air mata, bahagia dengan keadaan sang ayah yang mendapat peningkatan

"Kenapa menangis hm?" Tuan Bae merengkuh Jukyeong kembali, mengusap lembut pucuk kepalanya, bisa terasa tuan Bae sekarang sedikit lebih berisi dibanding terkahir Jukyeong bertemu

"Aku bahagia ayah" ucapnya "aku rindu ayah, benar-benar rindu ayah" lanjutnya lagi membalas pelukan tak kalah erat.

Tuan Bae mengangguk "maaf karena ayah kau..."

Belum sempat tuan Bae berbicara, namun dengan sigap Jukyeong melepas pelukannya dan menutup mulut sang ayah dengan kedua telapak tangannya

Dengan sisa-sisa air mata di pelupuk, Jukyeong menatap sang ayah "tidak ayah, jika ayah bahagia, maka akupun bahagia" tuturnya, tuan Bae terharu, sungguh pemberkatan bagi tuhan karena sudah memberinya anak yang memiliki hati selembut ini. Dia rela berkorban apapun demi membuat tuan Bae bahagia, bahkan merenggang nyawa sekalipun

Demi apapun, tidak ada kebahagiaan yang lebih besar dibanding melihat ayahnya sekarang, tubuhnya sedikit bugar dan berisi, bibirnya tidak sepucat dulu sekarang terlihat lebih segar, kantung mata yang mengitam pun kini kembali putih.

"Kapan kau datang?"

"Baru saja ayah"

"Sendiri?"

"Tidak, Seokjin oppa memilih untuk cuti dan mengajakku kesini"

Tuan Bae mengangguk "lalu dimana menantuku sekarang?"

"Aku rasa orang kantor meneleponnya tadi"

"Akhir-akhir ini Seokjin oppa sangat sibuk dengan pekerjaannya, aku jadi ingin tahu apa sesibuk itu menjadi seorang direktur?" Ujar Jukyeong kembali, dengan bibir yang mengerucut seperti anak kecil.

Tuan Bae tersenyum melihat kalimat-kalimat yang keluar dari mulut anaknya itu, karena secara tidak langsung, Jukyeong memberi tahu jika dirinya kesal karena Seokjin yang sangat sibuk. Tentu saja tuan Bae tahu, dulu dia juga begitu, saking sibuknya hingga sang istri merasa tersaingi oleh pekerjaan suaminya itu.

"Ayah juga seorang direktur kan? Pasti ayah juga merasakannya bukan?" Tuan Bae berpikir sedikit, sudah lama dirinya tak merasakan duduk di kursi kebanggaan dan menyandang status seorang direktur, sebelum tuan Bae jatuh sakit, tuan Bae setiap hari akan pergi ke kantor dan lembur itu membuat Suzy sedikit kesal karena tidak ada waktu untuknya di rumah, hingga pada suatu hari tuan Bae lembur, padahal hari itu tepat dengan ulang tahun sang istri, namun karena terlalu sibuk bekerja dia lupa dan pada akhirnya Suzy marah, tidak menyambutnya saat pulang dan tak pernah bertegur sapa, hingga drama itu berlangsung selama 3 hari, itu membuat tuan Bae tersiksa.

"Kadang sibuk kadang tidak, entahlah ayah juga bingung hehe" bukan, bukan itu jawaban yang Jukyeong mau, tapi ya sudahlah lagipula Jukyeong hanya iseng saja bertanya

"Jukyeong-a?" Panggil sang ayah

"Iya ayah"

"Ayah ingin bertanya sesuatu padamu"

"Katakan saja"

Your Eyes Tell...

Seokjin menghela nafas kasar, hari libur ataupun cuti sama saja menurutnya, setiap harinya dia pasti akan mendengar kabar seputar kantornya, orang-orang yang meminta revisi, berkas-berkas yang belum di tanda tangani, para pemegang saham yang meminta bantuan, sungguh memuakkan, namun dibalik itu semua Seokjin tak lengah untuk bersyukur setiap harinya, berkat  usahanya mati-matian sekarang hasilnya sudah bisa dia rasakan, bahkan itu lebih dari perkiraannya.

Diam di kursi gantung sejenak membuat Seokjin teringat saat pertama kali dirinya datang untuk bertemu calon istrinya, dan mengajak Jukyeong mengobrol di sini, jika dipikir-pikir saat itu mereka masih canggung dan tak banyak mengobrol, dan saat matanya melihat sepucuk bunga yang masih kuncup, Seokjin tersenyum, pikirannya tak bisa berhenti memutar kembali memori saat itu.

Puk

Seokjin terperanjat kaget saat tiba-tiba dari belakang seseorang menepuk bahunya, saat berbalik dirinya terkejut melihat presensi tuan Bae sedang tersenyum ke arahnya, dengan cepat Seokjin berdiri dan menuntut tuan Bae untuk duduk, namun saat Seokjin akan menuntun, tuan Bae menghentikannya

"Ayah bisa sendiri nak" ucap tuan Bae, Seokjin sedikit terkesiap, dirinya kaget karena melihat ayah mertuanya itu datang tanpa memakai kursi roda "tidak usah khawatir, ayah sudah membaik"

Ada perasaan lega saat tuan Bae mengatakan itu, Seokjin tersenyum kikuk saat tuan Bae kali ini sudah berada di sampingnya, canggung? Tentu saja, ini pertama kalinya Seokjin duduk berdua bersama sang ayah mertua.

"Aku sangat senang ayah membaik" ucap Seokjin tersenyum

"Bagaimana kabarmu? Juya bilang kau sangat sibuk akhir-akhir ini"

Seokjin mengangguk sebagai jawaban, masih terlalu canggung untuk bisa terbuka bersama tuan Bae.

"Ayah harap kau tidak lupa dengan kesehatan mu juga" tutur tuan Bae. Keberuntungan untuk Seokjin bisa mendapatkan keluarga seperti keluarga Bae ini, keadaan tenang dan nyaman akan dirasakan siapapun saat memasuki istana Bae tersebut, karena orang-orang yang berada di sana sangatlah baik dan juga ramah pada orang lain. Pantas saja tuan Kim ayahnya sangat membangga-banggakan sahabatnya yang satu ini.

"Tentu ayah"

Your Eyes Tell...

Keadaan ruangan Seokjin kini sudah bising dengan acara adu mulut antara Hyewon dan Jimin

"Hey nona keras kepala, apa kau lupa jika Hyung sekarang sudah beristri huh?!"

Hyewon mendengus kasar "lalu apa yang akan kau lakukan Park? Kau tidak bisa menghalangiku mengerti!"

Jimin berdecih, memutar bola mata lalu tertawa remeh, sungguh gila bukan? Sudah dibilang Hyewon itu penuh dengan ambisi, apapun yang dia mau, maka dia akan mendapatkannya bagaimana pun caranya

"Dengar nona keras kepala, jika kau ingin tahu, Seokjin Hyung tidak pernah mencintaimu"

"Tapi dia memintaku untuk menjadi kekasihnya Park, apa kau lupa?"

"Itu Seokjin Hyung lakukan karena dia hanya ingin menghilangkan bayang-bayang Jukyeong, karena Seokjin Hyung pikir dengan menjadikanmu kekasihnya, Jukyeong bisa benar-benar lenyap dari pikirannya"

Jder!

Oke, seperti petir di siang bolong, Hyewon harus mengetahui pernyataan konyol itu, iya sangat konyol, mana mungkin Seokjin seperti itu, dia sangat mencintai Hyewon itu pasti, namun perkataan Jimin mampu membuat kobaran kemurkaan dalam hatinya bangkit, semakin bertambah marah, Hyewon bisa merasakan seruan Jimin yang terus saja berbicara omong kosong untuknya, tangannya mengepal kuat, ingin memukul orang itu sekarang juga.

"BERHENTI BERBICARA OMONG KOSONG!"

Brak

Habis sudah kesabaran Hyewon, dan kini mulutnya terbuka lebar untuk membentak pria menyebalkan yang ada di hadapannya ini, mengalah? Tidak Hyewon tidak mungkin melakukan itu, dia tidak akan gentar karena Jimin berkata demikian, itu hanya akan dirinya terlihat lemah di hadapan lawannya sekarang.

Nafas Hyewon memburu, matanya mendelik seperti mau keluar, kemurkaannya semakin bertambah saat netranya melihat foto yang ada pada meja kerja Seokjin, bukan lagi fotonya melainkan foto wanita lain yang sekarang sudah berstatus menjadi istrinya, dengan cepat tungkainya menuju meja kerja, tangannya mengambil foto itu dan membanting kuat ke lantai sehingga dapat terdengar sebuah pecahan kaca, bahkan kaca dari pigura itu berserakan ke lantai sampai bubuk. Belum puas memecahkannya, kakinya yang memakai high heels itu menginjak-injak foto itu dengan perasaan marah dan kalut.

"KAU SUDAH KETERLALUAN NONA, HENTIKAN!" Hyewon tak menggubris, malah semakin brutal menginjak foto tersebut seolah yang diinjaknya adalah Jukyeong yang nyata, merasa jengah dan kesal Jimin menarik tangan Hyewon dan kini menyeretnya menuju pintu keluar, Hyewon memberontak minta di lepaskan

"Apa yang kau lakukan sialan"

Plak

Tamparan keras itu dilayangkan Hyewon untuk Jimin, Jimin meringis saat merasakan sensasi panas di pipi kanannya, tamparan itu sampai membuat dirinya terhuyung saking kerasnya, matanya menatap Hyewon yang berantakan dengan tajam serta dengan nafasnya yang memburu, oke sejauh ini Jimin masih mencoba bersabar dengan perlakuan dari gadis gila di hadapannya ini

Jimin menghela nafas, mencoba mengaturnya dan menenangkan gejolak api yang siap dia keluarkan, tidak, Jimin bukan tipikal laki-laki yang akan main kasar pada wanita, ya! Meskipun Jimin seorang penggoda ulung, tapi akan tidak tega jika dirinya harus melakukan kekerasan pada wanita, apalagi wanita keras kepala seperti Hyewon, karena itu hanya akan membuat Jimin semakin emosi dan hilang kendali.

Hyewon masih memburu, sorot mata tajamnya bersitubruk dengan mata Jimin yang sebaliknya, tatapan datar seperti tak bergairah, dengan cepat Hyewon menarik kerah kemeja Jimin, menariknya agar Jimin sedikit lebih menunduk

"Apapun yang terjadi, Seokjin tetap milikku, aku akan menyingkirkan siapapun yang berani menghalangi ku untuk mendapatkan Seokjin  kembali, termasuk istrinya!"

Deg

Ancaman yang mampu membuat bulu kuduk Jimin berdiri, nyatanya Jimin tahu gadis berambisi itu tidak main-main, muncul ketakutan yang sangat besar saat Hyewon menekan kata istri, pikiran Jimin menerawang jauh, takut Hyewon akan berbuat macam-macam pada Jukyeong setelah ini.

Bruk

Brak

Tubuh Jimin oleng saat tangan Hyewon menghempasnya kasar ke lantai, beriringan dengan suara dentuman pintu secara kasar, Hyewon sudah pergi, dan itu membuat Jimin bisa menghirup udara lega sekarang.

Jimin rasa tidak, Hyewon memang benar-benar pergi, tapi lihatlah ruangan Seokjin sekarang, bisa dikatakan mirip seperti kapal pecah, sofa yang bergeser sehingga tidak diam di tempatnya, pecahan kaca yang berserakan, wah! Jimin harus bekerja dua kali lipat untuk ini, dan dia akan menuntut gaji besar untuk hari ini, benar-benar melelahkan, jiwa dan raga semuanya terasa terkuras habis setelah berperang dengan gadis yang notebene mantan kekasih Seokjin itu.

Menghela nafas kasar, dirinya bangkit dan tertatih menuju kursi, ada perasaan lega karena berkas-berkas yang ada di meja tidak dia tumpahkan, jika itu benar terjadi entahlah apa yang akan Jimin lakukan, pingsan mungkin.

"Ya Tuhan orang itu, membuat keributan sementara aku yang harus membereskan ck!"

Tidak memungkinkan untuk meminta pegawai pembersih untuk membersihkan ruangan itu, pasti mereka hanya akan berfikir yang tidak-tidak, dan berakhir menyebar fitnah ke seluruh kantor ini. Akan sangat merepotkan

Your Eyes Tell...

Brak

Jungkook terperanjat saat mendengar suara seseorang membuka pintu apartemen nya kasar, bahkan kuas yang di pegangnya pun jatuh saking terkejutnya

Lebih terkejut lagi saat mendapati gadis yang ditemuinya di apartemen malam itu, iya Hyewon. Setelah adu mulutnya dengan Jimin Hyewon memilih untuk pergi ke apartemen Jungkook, dengan penampilan yang entahlah lebih mirip seperti orang gila

"Ada apa dengan wajahmu nuna? Kau habis bertengkar?"

Tidak ada jawaban, dan detik selanjutnya Hyewon menghambur pada tubuh kekar Jungkook, gerakan tiba-tiba itu membuat Jungkook kaget ditambah tangis gadis itu yang begitu histeris, membuat Jungkook semakin bingung apa yang sudah terjadi padanya.

"Dia jahat hikss.. brengsek!! Hikss..."

Baiklah tidak mungkin terus dalam keadaan seperti ini, Jungkook butuh pencerahan, tubuh kecil gadis itu Jungkook tuntun menuju sofa, mendudukkannya di sana dan memberi minum untuk lebih menenangkan gadis ini

Astaga Jungkook sampai lupa menutup pintu apartemen yang masih terbuka.

"Tenanglah nuna, sebenarnya ada apa?"

"Dia brengsek Jung hiks..."

"Siapa maksud mu nuna aku tidak mengerti"

"Dia lelaki itu..."

Okey lanjut chapter 6....

Sejauh ini gimana nih ceritanya, feel-nya dapet gak?

Buat kalian yang bingung sama Seokjin yang udah lama cinta sama Jukyeong aku bakalan kasih di part tertentu ya, karena yang di chapter sebelumnya itu cuman buat info aja kalau Seokjin cuman manfaatin Hyewon doang!

Pantengin terus ya hihi, semoga suka...

To be continued....

Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 30.6K 34
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
68.7K 5.9K 74
Yoongi percaya Naya adalah orang yang sudah dipersiapkan Tuhan untuk menyempurnakan hidupnya 😊 Ada apa dengan naya ? " hal yang paling aku sesali ad...
104K 7.9K 37
"Aku mau kau mengakhiri semua ini" "Kau yang mulai jadi kau juga yang mengakhiri" "Kau mau aku yang mengakhirinya?" "Hm" "Bagaimana kalau aku tidak m...
40.9K 2.8K 15
sequel of My Arogant Boss, [kim taehyung°] ft. chou tzuyu. Disarankan membaca My Arrogant Boss terlebih dahulu. ©C6H201