Half Beast

By BerlianLhegusa5

20.4K 2.6K 1.8K

Tentang Akira dan Fero, dua adik-kakak yang kehilangan orang tua saat umur mereka bahkan belum seberapa. Akir... More

Seaoson 1 [Utara dan Segala Keajaibannya]🦊
Satu🦊
Dua🦊
Tiga🦊
Empat🦊
Lima🦊
Enam🦊
Tujuh🦊
Delapan🦊
Sembilan🦊
Sepuluh🦊
Sebelas🦊
Dua Belas🦊
Tiga Belas🦊
Empat Belas🦊
Lima Belas🦊
Enam Belas🦊
Tujuh Belas🦊
Delapan Belas🦊
Sembilan Belas🦊
Dua Puluh🦊
Duapuluh Satu🦊
Duapuluh Dua🦊
Duapuluh Tiga🦊
Duapuluh Empat🦊
Duapuluh Lima🦊
Duapuluh Enam🦊
Duapuluh Tujuh🦊
Duapuluh Delapan🦊
Duapuluh Sembilan🦊
Tiga Puluh🦊
Tigapuluh Satu🦊
Tigapuluh Dua🦊
Tigapuluh Tiga🦊
Tigapuluh Empat [Season 1 End]🦊
Season 2 [Kehancuran]
02. Satu🦊
02. Dua🦊
02. Tiga🦊
02. Empat🦊
02. Lima🦊
02. Enam🦊
02. Tujuh🦊
02. Delapan🦊
02. Sembilan🦊
02. Sepuluh🦊
02. Sebelas🦊
02. Dua Belas🦊
02. Tiga Belas🦊
02. Empat Belas🦊
02. Lima Belas🦊
02. Enam Belas🦊
02. Tujuh Belas🦊
02. Delapan Belas🦊
02. Sembilan Belas🦊
02. Dua Puluh🦊
02. Duapuluh Satu🦊
02. Duapuluh Dua🦊
02. Duapuluh Tiga [Season 2 End]🦊
03. Satu🦊
03. Dua🦊
03. Tiga🦊
03. Empat🦊
03. Lima🦊
03. Enam🦊
03. Tujuh🦊
03. Delapan🦊
03. Sembilan🦊
03. Sepuluh🦊
03. Sebelas🦊
03. Dua Belas🦊
03. Tiga Belas🦊
03. Lima Belas🦊
03. Enam Belas🦊
03. Tujuh Belas🦊
03. Delapan Belas🦊
03. Sembilan Belas🦊
03. Dua Puluh🦊
03. Dua Puluh Satu🦊
03. Dua Puluh Dua🦊
03. Dua Puluh Tiga [End]🦊

03. Empat Belas🦊

109 9 13
By BerlianLhegusa5

💎Happy reading💎

Di antara pekik lantang yang menggema. Yang paling keras adalah isak tangis Nujio yang memeluk tubuh Torano dengan kedua tangannya. Kepala bocah itu ia tempelkan di dada Torano, berharap bisa menemukan detak di sana. Walau pada akhirnya yang ia dengar hanya tangisnya yang semakin menggila.

"Tolong beri tahu padaku, seberapa banyak lagi yang akan pergi?" tanya Nujio pada siapa saja yang mendengarnya, tapi yang terdengar hanya isak tangis yang bersahutan tanpa irama.

Kalau orang-orang memilih duduk mengelilingi Torano, berbeda dengan Ayumi yang justru masih berdiri. Mata gadis itu lurus menatap Torano yang sudah tak bernapas lagi. Tak ada lagi isakan dari mulutnya kendati dari matanya masih tumpah air mata luka. Dan dua detik setelahnya, Ayumi membiarkan tubuhnya luruh begitu saja. Memejamkan mata dan setelahnya ia tak lagi mengingat apa-apa.

Ayumi kehilangan kesadarannya.

🦊🦊🦊

Lagi, untuk kesekian kalinya Akira harus melihat kepergian orang yang berarti. Berawal dari orang tuanya, lalu Barara---walau ia tak ada di dekat Barara saat lelaki itu meregang nyawa, berlanjut dengan kepergian Laguna, dan sekarang Torano.

Kalau saja luka memang pelengkap hidup manusia, kalau saja lukalah yang akan mendewasakan seorang manusia, lantas, kedepannya akan ada luka apa lagi? Harus berapa kali lagi Akira akan ditinggal pergi?

"Kak!"

Suara Fero yang terdengar dari belakang membuat Akira seketika bungkam. Buru-buru lelaki itu menghapus jejak air mata yang mengalir di pipinya. Lantas menatap pada Fero yang berdiri di belakang. Akira ikut berdiri, setelah sebelumnya berjongkok lama di samping pemakaman milik Torano juga pemakaman keluarganya yang lain yang berjejer di samping pemakaman Torano.

"Ada apa?" tanya Akira, mencoba mengatur suaranya agar tak bergetar.

"Kira-kira Kak Torano sedang apa, ya di tempat barunya?" tanya Fero dengan mata menatap ke langit sana.

Akira merangkul Fero dan menyeretnya pergi dari sana. Kepergian Torano sudah berlalu dua minggu lamanya. Namun, rasanya baru kemaren mereka masih makan bersama. Rasanya baru kemaren Fero menggoda Torano yang sedang melamun memperhatikan Ayumi melakukan pemanasan di halaman rumah. Rasanya baru kemaren Akira berdebat pasal siapa yang lebih kuat di antara mereka.

"Kau tahu? Dia baru saja bilang padaku kalau dia bertemu Naomi di sana," balas Akira asal bicara.

"Heh? Benarkah? Kenapa Kak Torano tidak memberitahuku juga? Ah, curang," omel Fero.

Kemudian keduanya sama-sama tertawa. Tawa yang entah kenapa nadanya sangat berbeda dari tawa biasanya. Dari mata dua orang itu juga tak memancarkan cahaya apa-apa. Seolah tawa keduanya memang bukan gambaran dari apa yang hati mereka rasa.

Dua pasang kaki itu kini melangkah ke dalam rumah. Rumah yang semakin hari semakin berkurang isinya. Rumah yang mulai sepi seiring penghuninya satu persatu pergi.

Di dalam sana ada Ayumi dan Nujio yang sedang berbicara. Sepertinya percakapan mereka sangat serius sampai keduanya tidak sadar saat Fero dan Akira membuka pintu.

"Karena sudah terlanjur patah, kenapa tidak sekalian lukanya ditambah? Agar nanti tidak patah untuk yang kesekian kalinya. Setidaknya aku hanya perlu merasa sakit di hari yang sama untuk orang yang berbeda." Terdengar Ayumi mengeluarkan suara di sana. Yang mana, Fero dan Akira tidak tahu asal pembicaraan mereka.

"Kak! Kalau saja Barara sampai mengganti ingatan Kakak, itu artinya kenangan tentang ibu adalah yang paling menyakitkan. Kalau Kakak mengingatnya sekarang, aku takut Kakak tidak bisa menerima---"

"Kau pikir setelah kehilangan ayah, Laguna, lalu sekarang Torano, hatiku masih lemah? Lihat! Aku baik-baik saja sampai saat ini."

Nujio memilin jari telunjuknya, ia takut dengan membuka lagi ingatan Ayumi di masa lalu, yang terjadi justru menjadi sangat buruk. Nujio takut yang akan ia lakukan saat ini berujung malapetaka.

"Kau tidak baik-baik saja, Ayumi! Semenjak perginya Barara, kau tidak pernah lagi baik-baik saja. Lalu sekarang kau mau membuka luka lamamu kembali? Aku tidak yakin kau masih bisa berdiri setelah ini." Itu Akira yang ikut bergabung dalam percakapan Nujio dan Ayumi. Agaknya lelaki itu sudah mengerti apa yang dua orang ini perbincangkan. Yaitu masalah pengembalian ingatan Ayumi yang menghilang. Dengan kata lain, mencoba membuka paksa kembali luka lama yang sudah terkubur dalam-dalam.

Mengabaikan Akira, Ayumi justru meraih tangan Nujio dan membawanya ke pipi. "Nujio! Kumohon! Aku janji untuk baik-baik saja. Aku ingin mengetahui kebenaran tentang ibu, kebenaran masa lalu."

"Jangan! Aku takut Kak Ayumi akan kecewa kalau saja masa lalu itu tak sesuai bayangan. Aku takut Kak Ayumi malah memilih pergi." Fero angkat bicara. Karena Fero tidak ingin ada lagi yang pergi.

"Di antara kita bertiga, kurasa kita pernah merasakan kehilangan banyak orang berharga. Kalian berdua kehilangan kedua orang tua, lalu guru, dan teman seperguruan. Aku juga sama, aku kehilangan kedua orang tua dan aku hanya sekedar lupa bagaimana bisa ibu pergi. Lalu, apa bedanya kita? Lihat! Kalian masih baik-baik saja sekarang. Tolong! Setidaknya untuk keputusanku yang satu ini dituruti. Aku janji tidak akan kenapa-kenapa setelah ini."

Perkataan Ayumi memang benar adanya. Kalau perihal kehilangan, mungkin mereka sama-sama sering merasakan. Fero dan Akira bahkan masih bisa berdiri sampai sekarang. Masih bisa melanjutkan hidup walau senyuman mungkin hanya kepura-puraan. Namun, bukannya hidup memang tentang ditinggal dan meninggalkan? Seharusnya Akira dan Fero ingat, di setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Setiap yang terlahir pasti akan ada saatnya untuk dia meninggalkan.

"Baiklah, terserah kau saja. Nujio! Tolong kembalikan ingatan Ayumi yang sebenarnya!" Lalu, Akira menyeret tangan Fero untuk pergi dari sana. Meninggalkan Nujio dan Ayumi yang kini tidak berbicara.

Cukup lama hening memeluk mereka berdua. Tidak ada yang berniat memecahkannya. Ayumi yang tampak mulai berdebar karena sebentar lagi ingatannya akan terbuka. Sementara Nujio tampak bingung harus mulai dari mana. Takut ia salah bicara.

Nujio juga tidak yakin apa hipnotisnya benar-benar bisa bekerja atau tidak. Nujio tidak tahu apa mengembalikan ingatan Ayumi bisa ia lakukan dengan hanya membuka suara. Takutnya saat semua orang sudah tegang ingin mengetahui kebenaran, yang terjadi justru Nujio yang gagal melakukan tugasnya.

"Kak Ayumi ... tolong ingat kembali segala hal yang Kakak lupa di masa lalu. Apa pun itu, ingatlah kembali! Tidak peduli itu tentang kebahagiaan atau justru luka!" Dengan menatap dalam-dalam mata Ayumi yang juga menatapnya, Nujio mengatakan kalimat itu dengan susah payah.

Entah kenapa saat mengatakan itu jantung Nujio berdebar kencang sekali. Dan tepat saat Ayumi memegangi kepalanya, Nujio justru langsung tertidur dengan wajah lelah yang kentara. Untuk pertama kalinya Nujio tidak menguap dulu dan langsung tertidur begitu saja. Apa kekuatan merubah ingatan milik Barara begitu besar sehingga Nujio langsung lelah?

Tanpa tahu, Akira dan Fero sedari tadi masih mengamati. Dua bersaudara itu lantas berlari melihat Ayumi mengerang kuat dengan Nujio yang terbaring di sebelah kiri Ayumi.

Buru-buru Fero mengambil alih tubuh Nujio. Memindahkan tubuh Nujio ke punggungnya dengan bantuan Akira. Sementara Akira, setelah membantu Nujio naik ke punggung adiknya, ia langsung beralih pada Ayumi. Mencoba menenangkan Ayumi yang terlihat menahan sakit setengah mati.

"Ayumi! Ayumi! Hei, Ayumi!" panggil Akira sambil menggoyangkan bahu Ayumi, tapi anak itu masih memekik kencang dengan tangan menarik kuat rambutnya.

Beberapa detik setelahnya Nikie datang dan segera membantu Akira menenangkan Ayumi. Tadinya gadis itu tengah menjahit baju Fero yang tak sengaja sobek olehnya tempo hari. Lalu, saat mendengar teriakan Ayumi, juga suara Akira yang memanggil nama Ayumi, Nikie langsung berlari ke ruang utama. Takut gadis itu kenapa-kenapa. Jujur saja, Nikie masih trauma dengan yang namanya bahaya dan kehilangan.

"Dia kenapa?" tanya Nikie panik sembari berusaha melepas tangan Ayumi yang menarik rambutnya sendiri.

"Nujio membuka paksa ingatan Ayumi yang asli dan jadinya seperti ini," balas Akira.

Nikie mulai paham, tapi bingung harus melakukan apa sekarang. Walau satu detik setelahnya tangan Nikie bergerak dan menampar pipi Ayumi kencang. Sampai membuat yang ditampar langsung menegang. Akira yang menyaksikannya saja sampai membulatkan mata, tercengang. Padahal sebelumnya Akira panik bukan kepalang.

"Bukankah yang itu terlalu berlebihan?" tanya Akira pada Nikie.

"Yang penting berhasil."

Selanjutnya Nikie berjongkok di hadapan Ayumi, menatap gadis itu cukup dalam dan menggenggam jemari Ayumi yang gemetaran.

"Apa yang terjadi?" tanya Nikie.

Ayumi menggeleng dua kali, setelahnya gadis itu memperhatikan sekitar dengan tatapan nanar. Bibir gadis itu pucat dan bergetar. Matanya juga memerah dan kehilangan binar.

"Kau yang memilih untuk mengingat semuanya, Ayumi. Kuharap kau tidak menyesalinya."

Ayumi menggeleng lagi. Kini, mata gadis itu menatap lurus pada lantai yang ia pijak. Walau dalam pandangan Ayumi lantai itu seolah bergerak.

"Walau sebagaian masa laluku bercerita tentang luka, tapi aku bahagia karena mengingatnya kembali. Karena dengan begini, aku bisa mengingat wajah ibu."

🦊🦊🦊

Kasian Nujio, tugasnya berat! Enggak tau dia bakal bobok berapa lama.

Continue Reading

You'll Also Like

23.6K 3.4K 200
Ini benar-benar telur! Sial, monster macam apa aku ini? Apakah aku jatuh ke Neraka bukannya berhasil naik ke Surga?
7.2M 372K 46
Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang model merupakan mimpinya, namun sayang ka...
786 75 16
Pengen ketawa? Cerita ini solusinya.... Bocah prik dan random yang dibiarkan hidup oleh Tuhan itu, namanya Chiki. Iya Chiki kek nama jajanan kan? Pa...
8.8K 730 28
Seorang anak remaja bernama Arfan bercita-cita menjadi seorang penulis. Namun dalam kehidupannya ia mengalami banyak masalah; kegagalan cinta, ketida...