Half Beast

By BerlianLhegusa5

20.6K 2.6K 1.8K

Tentang Akira dan Fero, dua adik-kakak yang kehilangan orang tua saat umur mereka bahkan belum seberapa. Akir... More

Seaoson 1 [Utara dan Segala Keajaibannya]🦊
Satu🦊
Dua🦊
Tiga🦊
Empat🦊
Lima🦊
Enam🦊
Tujuh🦊
Delapan🦊
Sembilan🦊
Sepuluh🦊
Sebelas🦊
Dua Belas🦊
Tiga Belas🦊
Empat Belas🦊
Lima Belas🦊
Enam Belas🦊
Tujuh Belas🦊
Delapan Belas🦊
Sembilan Belas🦊
Dua Puluh🦊
Duapuluh Dua🦊
Duapuluh Tiga🦊
Duapuluh Empat🦊
Duapuluh Lima🦊
Duapuluh Enam🦊
Duapuluh Tujuh🦊
Duapuluh Delapan🦊
Duapuluh Sembilan🦊
Tiga Puluh🦊
Tigapuluh Satu🦊
Tigapuluh Dua🦊
Tigapuluh Tiga🦊
Tigapuluh Empat [Season 1 End]🦊
Season 2 [Kehancuran]
02. Satu🦊
02. Dua🦊
02. Tiga🦊
02. Empat🦊
02. Lima🦊
02. Enam🦊
02. Tujuh🦊
02. Delapan🦊
02. Sembilan🦊
02. Sepuluh🦊
02. Sebelas🦊
02. Dua Belas🦊
02. Tiga Belas🦊
02. Empat Belas🦊
02. Lima Belas🦊
02. Enam Belas🦊
02. Tujuh Belas🦊
02. Delapan Belas🦊
02. Sembilan Belas🦊
02. Dua Puluh🦊
02. Duapuluh Satu🦊
02. Duapuluh Dua🦊
02. Duapuluh Tiga [Season 2 End]🦊
03. Satu🦊
03. Dua🦊
03. Tiga🦊
03. Empat🦊
03. Lima🦊
03. Enam🦊
03. Tujuh🦊
03. Delapan🦊
03. Sembilan🦊
03. Sepuluh🦊
03. Sebelas🦊
03. Dua Belas🦊
03. Tiga Belas🦊
03. Empat Belas🦊
03. Lima Belas🦊
03. Enam Belas🦊
03. Tujuh Belas🦊
03. Delapan Belas🦊
03. Sembilan Belas🦊
03. Dua Puluh🦊
03. Dua Puluh Satu🦊
03. Dua Puluh Dua🦊
03. Dua Puluh Tiga [End]🦊

Duapuluh Satu🦊

280 40 28
By BerlianLhegusa5

💎Happy reading💎

Hari ini Barara memberi misi yang sangat berbahaya. Katanya ada penyusup yang masuk ke daerah Utara. Penyusup yang jumlahnya bahkan tak bisa dihitung jari saja. Banyak sekali sampai Barara sendiri katanya akan ikut membasmi penyusup itu.

Fero, Akira, dan Nikie mendapat tugas mengamankan daerah bawah. Torano dan Laguna menjaga daerah atas. Nujio dan Ayumi akan menjaga daerah samping kiri, dan samping kanan Barara sendiri yang akan melindungi.

Fero dan Akira sudah berlari secepat yang mereka bisa ke arah bawah. Fero sampai harus berubah menjadi serigala karena dengan wujud itu ia tak bisa menyeimbangi langkah kaki Akira.

"Hati-hati, Fero!" peringat Akira.

Fero menggosokkan kepalanya ke lengan Akira. Akira mengelus pelan kepala itu dan tersenyum setelahnya. Dalam bentuk serigalanya yang lebih berkharisma, Fero masih saja membuat hati Akira luluh dan akan selalu memanjakannya. Padahal dulu Akira sempat membenci Fero dalam wujud seperti sekarang ini. Sekarang justru tak mempengaruhi Akira sama sekali.

Dari depan sana, Akira bisa merasakan keberadaan musuh yang cukup banyak jumlahnya. Fero juga merasakan hal yang sama. Jadinya dua bersaudara itu memelankan langkah. Mulai bersiaga.

"Kau merasakannya, Fero?" tanya Akira.

Fero mengangguk dan menelan ludah. Ini terlalu menegangkan dan Fero masih belum bisa menguasai kekuatannya seluruhnya. Akan tetapi, selagi ada Akira di sampingnya, Fero tidak akan menghawatirkan apa-apa.

Di depan sana mulai terlihat segerombolan manusia. Yang paling depan adalah seorang laki-laki yang satu matanya terpejam. Ada goresan panjang melintang di matanya. Seperti sayatan pedang atau benda tajam sejenisnya. Fero tahu kalau itu adalah pemimpin mereka.

Akira lebih dulu mengambil langkah. Dipanjatnya pepohonan yang berjejer di sana. Kemudian berpindah dari ranting satu ke ranting lainnya tanpa ketahuan siapa-siapa. Saat posisinya berada paling belakang barisan, Akira melumpuhkan dua lawan sekaligus menggunakan pisau yang ia lemparkan.

Sadar akan tumbangnya dua teman mereka, tiga di antaranya mulai mencari keberadaan Akira. Akira mengambil kesempatan itu untuk melompat ke arah mereka bertiga yang mulai terpisah dari rombongannya. Pertama Akira memberikan pukulan cepat pada ketiganya. Sebelum mereka menyerang balik Akira, anak itu lebih dulu manjat kembali ke atas pohon dan bersembunyi dibalik rimbunnya dedaunan.

"Sial. Ke mana bocah itu pergi?" umpat salah satu dari mereka.

Selagi mereka bertiga celingak celinguk, Akira melompat ke pundak salah seorang yang berdiri tepat di bawahnya. Kemudian anak itu memutar kepala orang itu. Yang mana menghasilkan suara tulang patah dan disusul robohnya tubuh orang itu ke atas tanah.

Akira menoleh pada mereka yang masih berjalan ke depan sana. Akira sempat lengah karena menyadari posisi mereka semakin dekat dengan tempat Fero berada. Akira ingin menuntaskan tiga orang ini segera, tapi sialnya karena mengalihkan pandangan ke arah depan, Akira justru mendapat satu pukulan. Membuat tubuh Akira terseret dua langkah ke belakang.

Kedua orang itu hendak berjalan mendekati Akira, tapi Akira lebih dulu menjemput mereka. Mengayunkan kakinya ke wajah lelaki bertubuh agak rendah. Setelahnya Akira menekan bahu orang itu sebagai pegangannya dan melayangkan kakinya ke wajah lelaki lain yang seperti siap menghantam Akira. Namun, pergerakan orang itu kalah cepat dari Akira.

Akira masih memiliki satu pisau yang ia simpan di dalam sepatunya. Buru-buru anak itu menarik pisau dari sepatu yang memang dikhususkan untuk menyimpan pisau di sana. Akira menggunakan pisau itu untuk menebas kepala lawannya dan mengayunkan lagi untuk menggores mata lelaki yang tadi ia pinjam bahunya untuk menerjang kawanannya.

Saat dua orang itu tumbang, Akira memekik untuk menarik perhatian rombongan yang kira-kira ada lima orang lagi dan satu pemimpin mereka. Benar saja, saat teriakan Akira menggema, mereka sadar akan jumlah mereka yang sudah tak seberapa. Akira memancing mereka dengan menunjuk tubuh yang sudah terkapar di belakangnya.

"Bunuh dia!" perintah Sang Mata Satu.

Sesegera mungkin lima orang itu berbalik arah. Akira bersyukur karena Fero tak ketahuan dari persembunyiannya. Kalau lima orang lagi, sepertinya Akira tak masalah. Kekuatan mereka pasti setara dengan lima orang lainnya yang sudah lebih dulu Akira lumpuhkan.

Sementara itu Fero masih diam di tempat persembunyiannya. Menunggu gilirannya datang untuk menyerang. Pemimpin mereka menjadi target Fero sekarang. Bahkan anak itu masih setia dengan wujud serigalanya. Karena wujud itu tentu lebih menguntungkan Fero dalam menyerang nantinya.

"Kau yang di atas sana. Mau bermain denganku?" Suara dingin Si Mata Satu mengagetkan Fero.

Katanya di atas sana. Sudah berarti itu adalah Fero yang bersembunyi di tanah tinggi samping kanan jalan. Kalau seperti ini, berarti Fero sudah ketahuan. Tak punya pilihan lain, Fero menghambur dan menunjukkan taring panjangnya sebagai peringatan. Berharap Si Mata Satu itu akan ketakutan dan Fero akan langsung mengakhiri permainan.

"Serigala rupanya. Memang akulah lawanmu yang sepadan, tapi sepertinya kau masih terlalu bocah."

Fero tak peduli. Anak itu yakin Si Mata Satu hanya menggertak saja. Fero yakin kaki orang itu sekarang gemetaran melihat taring-taringnya. Fero melompat berniat mencakar wajah Si Mata Satu. Namun, orang itu lebih cepat dari yang Fero kira. Mudah saja baginya mengelak dari serangan Fero.

Fero ingin menyerang lagi. Kali ini anak itu mengandalkan gigi. Berniat merobek kepala orang itu dengan satu kali tarikan. Namun, niat Fero harus hilang saat tubuh orang itu tiba-tiba menunjukkan perubahan. Perlahan, wajahnya ditumbuhi bulu dan disusul memanjangnya taring di mulutnya. Setelahnya ia berubah menjadi serigala yang jauh lebih besar dari Fero. Ditambah lagi mata yang semula tertutup sudah ia buka.

Fero kaget, tapi tak bisa mundur. Diliriknya Akira yang masih bertarung melawan anak buah serigala dihadapannya. Fero yakin Akira tak sempat melihat orang ini berubah menjadi serigala. Kini pertarungan akan menjadi serigala dengan serigala. Sialnya Fero kalah dalam segi bobot tubuh. Fero sangat kecil jika dibandingkan dengan orang itu.

Serigala itu memutari Fero sambil memamerkan gigi-giginya. Sementara Fero terus mengamati ke mana serigala itu melangkah. Takut kalau-kalau serigala itu menyerang tiba-tiba.

Serigala itu melompat ke arah Fero, untungnya Fero memiliki refleks yang bagus dan bisa menghindari serangan itu. Fero menubruk tubuh serigala itu dengan kepalanya. Kemudian menggigit leher serigala saat tubuh itu hampir terjatuh ke tanah.

Serigala itu sepertinya lebih kuat. Buktinya saja ia bisa berdiri dengan cepat saat gigi Fero masih menancap di lehernya. Kemudian serigala itu berniat menggigit leher Fero juga. Sedikit lagi ... dan ia gagal mencapainya. Karena sebelum giginya menyentuh leher Fero, sebuah pedang sudah lebih dulu menancap di kepalanya. Seseorang berambut agak panjang dengan berpakaian hitam bertengger apik di atas tubuhnya.

Serigala itu roboh ke tanah dan Fero langsung melepaskan gigitannya. Sekali lagi, pedang itu menancap di kepalanya dan serigala itu terpejam tak lama setelahnya. Sebelum serigala itu benar-benar terpejam, lelaki berpakaian hitam dengan pedang di tangan itu berbicara lantang.

"Jangan macam-macam dengan adikku, Serigala Sialan!"

Iya. Lelaki itu adalah Akira yang baru saja selesai menumbangkan lima lawannya. Pedang itu Akira dapati di salah satu lawan yang sudah tumbang di tangannya. Hanya satu orang saja yang membawa pedang, sedangkan yang lain berbekalkan senjata berupa tongkat biasa. Itu menguntungkan Akira. Setelah menumbangkan mereka, Akira mencuri pedang itu dan segera berlari menuju Fero yang sedang berjuang melawan seekor serigala. Melihat serigala, mata Akira langsung memerah. Kebenciannya terhadap serigala seketika menggila dan ia langsung menerjang ke sana. Menancapkan pedang yang kini menjadi miliknya tepat di kepala serigala.

Fero yang melihat itu seketika kembali berubah menjadi manusia. Ditatapnya Akira yang masih berapi-api menatap mayat serigala yang terlelap di bawahnya.

"Terima kasih, Kak. Aku pikir dia akan membunuhku," kata Fero dengan mata berkaca-kaca.

"Kau pikir aku akan membiarkannya? Tidak ada satu orang atau satu serigala pun yang boleh menyentuh adikku."

Akira berkata untuk menenangkan Fero, tapi yang terjadi selanjutnya justru Fero yang menangis kencang di hadapannya. Air matanya merembes ke mana-mana. Ditambah lagi ingus yang juga mulai keluar dari hidungnya. Akira jadi panik sendiri. Tak tahu harus tertawa atau justru ikut menangis saat ini.

"Sudahlah, Fero. Kau ini kenapa?"

"Kak," Fero menarik ingus yang lagi-lagi hampir keluar dari hidungnya, "Aku menyayangimu."

Akira tertawa, kemudian memukul pelan kepala Fero dengan tangan kanannya. Bisa-bisanya bocah itu berkata satu hal yang membuat Akira malu. Padahal Fero yang berujar, tapi yang malu justru Akira.

Fero menggosok bagian kepala yang tadi Akira pukul, untuk kemudian menatap Akira dengan tatapan sebal. "Sakit."

"Ayo pulang. Tugas kita sudah selesai," ajak Akira pada akhirnya, tapi belum sempat ia melangkah, Fero sudah lebih dulu menggelengkan kepala.

Akira mengernyitkan dahinya. Tak mengerti kenapa Fero justru menolak ajakan untuk kembali ke rumah.

Sadar akan Akira yang tak mengerti maksudnya, Fero membuka suara sebelum Akira menguarkan pertanyaannya.

"Barara menyuruh kita untuk menjaga daerah bawah. Itu artinya kita harus tetap di sini. Siapa tahu nanti ada musuh yang datang lagi."

Benar juga. Tugas mereka adalah menjaga daerah bawah. Bukan menghabiskan musuh dan pergi setelahnya. Mereka bahkan tak tahu pasukan itu ada berapa. Bisa saja mereka ada banyak dan sedang berpisah. Atau ada beberapa lagi orang yang masih tertinggal di belakang sana. Hanya menunggu waktu saja dan kalau mereka muncul, Fero dan Akira akan menghabisinya.

"FERO! AKIRA! KALIAN KENAPA MENINGGALKANKU?!"

Suara itu sangat lantang, sampai-sampai Fero terlonjak dan refleks meremat lengan Akira. Suara yang entah berasal dari siapa dan dari mana itu terdengar mengerikan di telinga. Seolah mereka bisa mati hanya dengan mendengar suaranya saja.

"Oi, Sialan!"

Suara itu terdengar lagi, kali ini lebih pelan. Fero dan Akira seketika menghadap ke belakang. Tepatnya di mana suara itu terdengar. Di belakang sana ada Nikie yang berjalan dengan sorot mata penuh amarah. Bahkan Fero dan Akira bisa melihat bagaimana gadis itu menarik napas dengan kasarnya. Tangannya terkepal di sisi tubuhnya, giginya ia biarkan terlihat dengan rahang mengeras menahan amarah.

"Kak Nikie? Ada apa?" tanya Fero kebingungan.

"Ada apa katamu? Kenapa kalian meninggalkanku? Aku ketakutan, Sialan!" murka Nikie. Matanya sudah memerah saking marahnya.

Fero dan Akira saling menatap satu sama lain. Sekarang mereka ingat kalau menjaga daerah bawah bukan tugas mereka berdua saja. Namun, ada Nikie yang ditugaskan di daerah yang sama.

Fero tertawa kikuk sambil menggaruk kepala. "Maaf, Kak Nikie. Kami lupa kalau menjaga daerah bawah bukan kami berdua saja."

"Sial. Makanya kalian jangan berdua terus, sampai lupa kalau aku juga mendapat tugas yang sama." Nikie menggenggam tangan Fero tiba-tiba, kemudian menarik tangan itu agar lebih dekat dengannya, "Fero! K--kau akan melindungiku 'kan? Aku takut."

Satu lagi yang Fero lupa adalah kepribadian Nikie yang sangat penakut dan selalu mengganggap banyak hal berbahaya. Apa-apa ia selalu bergantung pada Laguna. Padahal saat latihan, Fero yakin kebolehannya boleh juga. Sialnya ketakutan lebih besar bersarang di dalam tubuhnya. Berbeda sekali kalau Kittie sudah mengambil alih tubuhnya. Kittie bahkan tak takut apa-apa. Semuanya ia tantang, termasuk Barara.

"Lihat di sampingmu!" perintah Akira. Dingin sekali dengan sorot mata seperti tak ada minat untuk bicara.

Nikie mengikutinya, memutar kepala ke samping kanan dan ... gadis itu berteriak saking kagetnya. Di sana ada tubuh serigala yang kepalanya mengeluarkan darah. Matanya tertutup menandakan serigala itu tak lagi bernyawa.

Nikie memekik dan memeluk tubuh Fero seketika, "Ferooooo! Da--darahnya banyak sekali."

"Lepas!" Akira menatap Nikie dengan tatapan tajam. Mencengkeram tangan Nikie yang masih memeluk tubuh Fero.

"Akira Sialan! Memangnya kenapa? Apa salahnya? Kenapa kau terlalu berlebihan kepada adikmu? Memangnya dia pacarmu, apa?"

"Kau itu seorang wanita. Jangan sembarangan memeluk lelaki. Punya harga diri, tidak?"

"Sialan. Fero masih kecil. Memangnya ada larangan memeluk anak kecil? Fero saja tidak masalah, kenapa malah kau yang marah-marah hah?"

"Dia adikku, kalau kau lupa."

Fero hanya mengernyit saja mengamati Nikie dan kakaknya beradu suara. Bingung harus membela siapa. Maka anak itu memilih diam dan menjadi pendengar saja.

🦊🦊🦊

Loh, bukannya Akira yang paling peka kalau itu menyangkut serigala? Kenapa dengan serigala mata terluka itu Akira tidak menyadarinya? Kira-kira, kenapa, ya?

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 357K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
32K 3.4K 53
°Budayakan untuk membaca deskripsi terlebih dahulu° [COMPLETED] Kisah seorang gadis cantik bernama dara, gadis yang tinggal bersama nenek dan kakek...
114K 14.1K 113
"Kita punya tujuan yang sama Hel, bedanya lo ngelindungi gue untuk masa depan sedangkan gue melindungi lo dari masa depan" Setelah kematian kakak lak...
8.1K 415 43
Twit AU : @Aissblue Matahari Sanggara, siapa yang tidak mengenalnya? Mafia berumur 26 tahun dengan banyak jejak kriminal yang melekat pada dirinya...