Part 34 : Gavin pergi jauh

Start from the beginning
                                    

"Hm silahkan" balas Deni singkat.

Mereka berdua duduk di samping Deni bersebrangan dengan kaum perempuan di depannya.

Givea sempat melirik Rizal lewat ekor matanya, cowok itu kini tengah memperhatikannya, Givea tau itu.

"Wahai kawan-kawan pesanan datang" ucap Romli heboh sembari menaruh satu persatu makanan di meja mereka.

"Lah lo berdua disini?" tanya Romli menatap Rizal dan Ali bergantian dengan mata memicing.

"Iya kenapa emang? Deni ngizinin kok" balas Ali datar.

Romli menghela nafas pasrah "Oke deh tapi gue ga bawain pesanan buat kalian, jadi lo berdua pesen sendiri sono" suruhnya disertai senyuman mengejek, membuat Rizal ingin sekali menampol wajah kakak kelasnya yang menyebalkan itu.

"Biar gue yang pesen" ujar Ali tiba-tiba langsung bangkit dari tempat duduknya.

"Eh tunggu-tunggu" pekik Romli membuat langkah Ali terhenti.

Cowok itu membalikan badannya menatap Romli dengan pandangan bertanya. Tak terkecuali mereka semua yang menatap Romli dengan sorot bingung.

"Gue titip nampan ya" lanjut Romli nyengir langsung memberikan nampannya pada Ali membuat Ali mendengus.

Rizal yang melihat itu pun tertawa hingga mengundang perhatian Givea yang sedari tadi sibuk mengotak-atik ponselnya.

Pandangan mereka bertemu, Rizal sempat terpaku kala netra hitam miliknya beradu dengan netra coklat milik Givea hingga selang beberapa detik. Dengan cepat Givea langsung memutuskan kontak matanya dan membuang muka ke arah lain.

Rizal mencengkeram gelas minuman Deni yang berada di depannya, entah mengapa hatinya terasa jauh lebih sakit ketika melihat Givea menghindarinya dan enggan menatapnya seperti ini.

"Lin, sini" panggil Givea pada Lina yang sedang berdiri tak jauh di depannya dengan membawa makanan.

Lina terlihat celingak-celinguk disana, sepertinya cewek itu sedang mencari tempat duduk namun sayangnya sudah tak kebagian.

Cewek itu menoleh ke arah Givea dan tersenyum kecil tatkala melihat Givea melambai-lambai ke arahnya, ia langsung beranjak dan berjalan ke meja Givea.

Hal itu sontak mengundang perhatian teman-temannya.

"Lo kenal sama dia Giv?" tanya Deni pada Givea dengan penasaran.

Givea mengangguk "Hm, sepupunya kak Gavin" balasnya cuek.

Mereka semua pun terkejut dengan fakta itu kecuali Farah, Dinda dan ia sendiri yang memang sudah tau sebelumnya.

"Anjir pantesan pas Gavin sakit gue liat dia ada disana kirain cuman temennya kakaknya Gavin" ujar Romli heboh.

"Iya, udah ssstt diem orangnya udah otw kesini" ucap Farah mengarahkan jari telunjuknya di depan hidung pacarnya itu.

"Sendirian aja lo?" tanya Givea saat Lina mendaratkan pantatnya duduk di sampingnya.

"Hm, gue selalu sendirian kemana-mana" jawab Lina terkekeh kecil sembari meletakkan baksonya di meja.

"Lo nggak kesepian emangnya?" celetuk Farah tiba-tiba bertanya.

Lina menggeleng pelan "Udah biasa sih gue kayak gini"

"Kenapa?" tanya Dinda pelan namun masih di dengar oleh mereka.

"Hah?" Lina menatap Dinda dengan raut wajah tak mengerti.

"Kenapa nggak nyari temen?" Dinda mengulangi pertanyaannya barusan.

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Where stories live. Discover now