Part 23 : Menjauh (Sudah revisi)

10.9K 394 50
                                    

Happy Reading😊

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Givea kini berada di kamarnya sambil manggut-manggut menatap ke arah luar jendela namun pikirannya mengembara ke lain tempat.

Kejadian tadi sungguh membuat jantung Givea masih terasa menggila sampai detik ini, bahkan semakin Givea mencoba melupakan kejadian tadi malah semakin muncul ingatan dalam bayang-bayangnya.

Sial.

Givea mendadak menjadi parno, gadis itu tak henti-hentinya memikirkan Gavin yang tiba-tiba peduli dengannya, ia tak tau cowok itu benar-benar tulus membantunya atau hanya mencoba memanfaatkan keadaan supaya bisa lebih mudah menjatuhkan hatinya kembali.

Tidak! Givea tidak boleh terpengaruh hanya karena bantuan manis dari cowok itu, mungkin saja kan Gavin hanya berpura-pura baik di depannya padahal dalam hati punya niat buruk yang terselubung, Givea tidak ingin menuduh tapi ia hanya lebih was-was saja.

Gadis itu kembali memfokuskan diri pada layar laptopnya, ia kembali mengetik disana, karena hari ini ada tugas bahasa Indonesia untuk membuat cerpen bertema bebas. Dan Givea hanya membuat cerpen yang berjudul harapan, entahlah hasilnya bagus apa tidak, yang penting ia mengerjakannya saja.

Setengah jam berlalu..

"Yeayy akhirnya selesai juga, tinggal nge-print doang," gumamnya dan merebahkan tubuhnya yang terasa lelah di atas kasur.

"Kak!"

Givea melirik malas Gilang yang menyembulkan kepalanya dari arah pintu, memanggilnya. Givea memilih kembali membenamkan wajahnya dibalik tumpuan bantalnya, tanpa menjawab.

"Kak! Budeg beneran mampus lo!"

Disumpahin begitu jelas Givea tak terima. Cewek itu membalikkan posisinya dan menatap horor adiknya. "Paansih?!"

Gilang mengarahkan telunjuknya ke arah belakang. "Ada tamu tuh di bawah!" ujarnya membuat Givea mengerutkan kening.

"Tamu? Siapa?"

Cowok itu mengedikkan bahunya acuh. "Mana gue tau, tapi kayaknya temen lo deh!" balasnya.

Tanpa menjawab lagi, Givea langsung bangkit dari kasur. Berjalan begitu saja melewati Gilang yang menggerutu karena menyesal memberitahu.

Saat Givea sampai tanggaa bawah, samar-samar ia mendengar suara maminya sedang berbincang dengan seseorang. Hal itu membuat Givea penasaran. Tanpa banyak berpikir, ia langsung saja menghampiri maminya di ruang tamu.

"Mi!" panggilnya.

Maminya berhenti mengobrol dan berbalik menatap Givea yang baru muncul. "Eh Givea, ini ada temen kamu kesini katanya mau nugas bareng kamu!" ujar Mira.

"Hai Giv!" sapa tamunya yang ternyata dia adalah Rizal. Givea kira siapa gitu tadi.

"Kamu ngobrol dulu aja yah sama Givea, gausah buru-buru pulang! Tante tinggal ke dapur dulu," ujar Mira tersenyum hangat pada Rizal. Lalu meninggalkan mereka berdua.

"Sejak kapan lo kesini?" tanya Givea menempati sofa bekas duduk maminya.

Cowok itu terkekeh. "Belum lama juga sih Giv!"

"Lo kesini serius mau nugas?" tanya Givea saat melihat cowok itu membawa ransel di punggungnya.

Rizal pun nyengir lebar dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe iya, emang gak boleh ya?"

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang