Part 29 : Rumah sakit

4.7K 240 15
                                    

Happy Reading😊

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Weekend.

Adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh para kalangan remaja yang masih dalam jenjang sekolah.

Dan kebetulan hari ini adalah hari Sabtu dimana para remaja bisa asik bersantai di rumah dengan bebas tanpa memikirkan sulitnya pelajaran.

Pukul 08.00 WIB Givea masih menggeliat di ranjangnya, perlahan matanya baru terbuka dan ia pun mengerjap beberapa kali untuk mengumpulkan kesadarannya, si pemalas itu mulai bangkit dari ranjangnya menuju ke kamar mandi.

"Hoamm" Givea berjalan sembari menguap beberapa kali tanda kalo ia masih ngantuk.

Sudah dikatakan bukan Givea itu mempunyai sifat pemalas sekaligus jiwa mageran jadi jangan heran jika akhir pekan gadis itu selalu bangun siang bahkan kalo tak ada kegiatan waktu Givea seharian full bisa ia habiskan untuk tidur.

Tiga puluh menit kemudian Givea keluar dari kamar mandinya sambil mengacak-acak rambutnya menggunakan handuk, ia berjalan menuju ke meja riasnya dan mengambil hairdryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah karena habis keramas.

Drrt.. Drrtt..

Bunyi getaran dari hp-nya membuat Givea yang sedang asik mengeringkan rambutnya pun mengalihkan pandangannya menatap hp-nya yang berada di atas meja rias.

"Ck, siapa sih pagi-pagi gini nelpon? ganggu aja!" gerutunya.

Dengan terpaksa Givea meletakkan kembali hairdryer-nya di meja dan mulai meraih hp-nya.

Ia mengernyit heran saat membaca nama yang tertera di layar hp-nya yang masih menyala "Farah" gumamnya "Tumben Farah nelpon gue?"

"Hallo"

"Hallo Giv gue mau ngasih tau kalo Gavin kecelakaan dan sekarang Gavin lagi di rawat di rumah sakit Sentosa"

Deg.

Nafas Givea tercekat "A-apa?"

"Gue udah disini sama Dinda cepetan lo nyusul ya"

Givea terdiam cukup lama.

Tut Tut!

Givea tersentak saat Farah memutuskan sambungan teleponnya, jujur Givea masih syok sekaligus deg-degan mendengar berita ini.

Tanpa pikir panjang Givea langsung menyahut kunci mobilnya dan berlari turun dari kamarnya.

"Vea" panggil Zevan saat melihat Givea menuruni anak tangga.

Givea menoleh sebentar disana ia melihat semua anggota keluarganya sedang berkumpul, namun bukan itu yang sekarang ada dipikirannya melainkan hanya Gavin.

"Maaf kak Vea lagi buru-buru" ujar Givea sambil berlari keluar tanpa menghiraukan teriakan keluarganya yang terus memanggil namanya.

Givea mengendarai mobilnya dengan kebut-kebutan, ia tak peduli oleh umpatan-umpatan pengendara lain yang menyumpah serapahi dirinya, ia juga tak peduli soal keselamatannya sendiri karena yang ada dipikirannya saat ini adalah bagaimana keadaan Gavin sekarang? apakah Gavin baik-baik saja atau tidak?

Setelah kurang lebih lima belas menit Givea berada di perjalanan akhirnya ia sampai juga di tempat yang ia tuju yaitu di rumah sakit Sentosa tanpa basa-basi Givea langsung masuk ke dalam rumah sakit itu.

"Mbak pasien kecelakaan yang di rawat di rumah sakit ini ruangannya sebelah mana ya?" tanya Givea terhadap resepsionis.

"Maaf mbak pasien atas nama siapa ya?" tanya mbak-mbak resepsionis.

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Där berättelser lever. Upptäck nu