One Fact, One Story 📍

4.2K 384 3
                                    

Archie belum sadar.

It's been four days he hasn't regained consciousness.

Xavier dan aku berangkat sekolah bersama selama empat hari ini. Tidak menggunakan mobil, Xavier lebih memilih menggunakan motor untuk mengantar ku.

Berita kedekatan kami sudah menyebar ke seantero sekolah. Setiap jam istirahat Xavier menjemputku di kelas. Dia juga mengajak teman temanku bergabung dengan gengnya.

Satu hal yang baru aku ketahui kemarin sore adalah fakta bahwa ternyata para anggota geng Xavier ternyata bukan siswa biasa. Ah, pantas saja mereka mengenal Archie saat dia menjemputku di sekolah beberapa waktu lalu.

Mereka adalah pasukan khusus Xavier. Xavier menjadikan mereka sebagai pasukan terakhir yang dia gunakan di saat saat mendesak. Maka dari itu Xavier memerintahkan mereka untuk sekolah agar musuh tidak bisa mendeteksi keberadaan pasukan Xavier. Dan ketika suatu perang muncul, Xavier akan memanggil mereka jika diperlukan.

Xavier baru memakai mereka sekali. Itu pun sudah dua tahun yang lalu. Mereka diketahui bolos bersama selama satu pekan tanpa alasan. Kemudian mereka muncul di berita televisi dengan kasus pembunuhan di dalam sebuah apartemen. Xavier bilang dia kecolongan dan media berhasil mendapat informasi itu terlebih dahulu sebelum pasukannya yang bertugas membersihkan TKP datang.

Beruntungnya mereka berhasil bebas dengan syarat karena alasan masih di bawah umur. Padahal kenyataannya mereka bebas karena kekuasaan Xavier dan kaki tangan Grandpa yang berhasil menyusup ke peradilan.

Sama seperti hari hari sebelumnya, sekarang aku dan teman temanku sedang berada di satu meja yang sama dengan geng Xavier. Suasana meja didominasi oleh suara berisik dari candaan yang dibuat teman teman Xavier. Alisha, Crystal, dan Felin juga tampak mulai beradaptasi dengan mereka. Aku bisa melihat mereka sesekali menimpali pembicaraan dan tertawa bersama.

Suara tawa berhenti ketika ponsel Xavier berdering.

"Ya?"

"....."

"I'll come."

Xavier kemudian mengajakku beranjak. Dia memberi anggukan kepada yang lain sebagai tanda pamitan. Setelah itu dia membawaku meninggalkan kantin.

Oops, meninggalkan sekolah ternyata!

°°°°°°°°

Archie wake up.

I't was news that Xavier got on his calls.

Xavier berkendara dengan cepat. Dia memintaku memeluknya agar tidak terjatuh. Tentu saja aku menurut. Aku tahu bagi Xavier Archie adalah orang yang penting. Walau hanya anak buah, tapi Archie memiliki loyaliyas tinggi kepada Xavier. Dan Xavier sangat menghargai itu.

Begitu sampai di rumah, Xavier memarkirkan motornya sembarangan dan melemparkan kunci itu kepada penjaga di depan. Dia kemudian menggandeng tanganku dan menuntunku menuju kamar Archie.

"Tuan,"

Para pengawal dan dokter disana menunduk hormat kepada kami. Xavie memberi anggukan balasan dan mendekati Archie.

"Archie sudah melewati masa kritisnya, tuan. Dia hanya perlu cukup istirahat dan cairan infus untuk mengembalikan tenaganya. Lukanya juga sudah mengering sedikit demi sedikit." Dokter itu memberi penjelasan kepada Xavier.

"Kau itu kenapa, Ar? Payah sekali kau bisa sampai tumbang seperti ini?" Grandpa bergurau sambil tertawa di akhir kalimatnya. Dokter dan Christian mengulum senyum karena ucapan Grandpa.

DARK Eyes Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang