Looks Shock, Looks Gentle

2.8K 299 2
                                    

"Oh, Sir.. Selamat siang. Senang mengetahui anda berkunjung ke Chicago, tuan."

Uhuk.

"Mom.."

Oops!! Aku melupakan sesuatu.

Ibuku terbatuk, tersedak oleh makanan yang sedang ku suapkan sesaat setelah mendengar ucapan dokter yang baru saja memasuki ruang rawat inapnya.

"Anda tidak apa apa nyonya?" Dokter itu bertanya memastikan keadaan ibuku.

Ibu mengangguk setelah meminum air yang ku sodorkan kepadanya.

Selama beberapa saat hanya suara tanya jawab dokter itu dan ibuku yang terdengar. Dokter sedang memeriksa kondisinya pasca virus yang membawa penyakit paru paru itu sudah pergi dari tubuh ibuku.

"Baik, saya rasa kondisi pasien sudah membaik. Saya akan keluar dan kembali lagi besok untuk mengecek keadaan. Mari, tuan.. nona.."

One.

Aku memutuskan untuk mulai berhitung. Menilai sampai berapa hitungan ibuku membutuhkan waktu untuk menyiapkan pertanyaannya tentang Xavier yang dipanggil 'Tuan' oleh dokter tadi.

Oh, aku berharap ibu tidak memiliki penyakit jantung.

Two.

"Nak, kemarilah.."

That's it!

Bukan untukku, pertanyaan itu ibu tujukan kepada Xavier yang sedang duduk di sofa. Ekspresi Xavier terlihat tenang seperti biasanya.

Xavier menyimpan ponselnya di saku celana dan kemudian menghampiri ibuku.
"Kau adalah pemuda yang menolongku dari pencuri di jalan waktu itu kan?" Ibu ku memulai pertanyaanya.

Aku sedikit bersyukur karena ibu bertanya dengan hati hati. Tidak panik dan tergesa gesa.

"Yes, Mam."

"Oh, sekali lagi aku meminta maaf atas luka tusuk yang kau dapatkan."

"It's ok."

Baiklah, aku mulai merasa diabaikan sekarang.

"Apa kau Megg? Megg bilang tadi dia kesini bersama teman sekolahnya."

"Ya. It's right."

"What's your name, boy?"

"Xavier."

"Hanya Xavier?"

"Xavier Blake Davidson."

Hal selanjutnya yang ku lihat adalah ibuku tampak sangat terkejut. Ini bahkan menutup mulutkan karena terlalu shock dengan apa yang baru dia ketahui.

"Jadi.. Ja.. Jadi.. Kau.. Mr. Davidson? Cucu dari Mr. Adam pemilik perusahaan Adam's Group?"

"Yes, Mam. That's right."

************

Si tampan menyesatkan itu menarikku keluar dari ruang rawat ibuku. Setelah beberapa saat yang lalu aku harus bersusah payah menjelaskan tentang siapa Xavier, akhirnya ibuku bisa menerima semua kenyataan dengan perlahan.

Xavier membawa ku keluar dari rumah sakit. Dia mengajakku ke gedung tinggi yang berada di samping rumah sakit ini.

Kita akan bermalam disini, begitulah hal yang bisa disimpulkan oleh otak ku saat kami baru saja melewati loby.

Gedung ini mirip seperti apartemen mewah. Sepertinya pemilik apartemen ini bukan orang orang biasa. Maksudku, mereka yang berasal dari kalangan atas seperti artis, public figure, atau orang orang pejabat pemerintahan. Karena dilihat dari interiornya saja sudah sangat terlihat kalau apartemen ini bukan kelasan anak mahasiswa atau karyawan biasa.

DARK Eyes Prince [END]Where stories live. Discover now