Diagnosis Disease, Legionnaries Disease 📍

3.2K 338 9
                                    

Aku telah selesai bersiap hari ini. Xavier akan mengajak Little One untuk mengendarai pesawat, ingat? Catat baik baik, 'Mengendarai'. Bukan sekedar 'Menaiki'.

Little One sedang sarapan bersama para maid di bawah. Dia juga telah usai bersiap pagi pagi sekali. Bahkan dia juga yang paling antusias untuk kegiatan kali ini.

"Nona, sarapan sudah siap."

"Baiklah, Diana. Aku akan turun setelah mencari Xavier. Entah dimana dia sekarang. Padahal Lil' One sudah menunggu sejak tadi."

"Eum.. Maaf, nona. Tuan berada di ruang kerja nya. Atau nona ingin turun terlebih dahulu dan saya yang akan memanggil tuan?"

"Tidak perlu. Biar aku saja yang menemuinya."

"Baiklah, nona." Diana undur diri setelah itu. Dengan senyuman ramahnya yang tak pernah pudar tentunya.

Bergegas menemui Xavier, aku tak ingin Little One menunggu lebih lama lagi. Dia akan merengek seperti pagi tadi saat aku terlambat bangun. Bocah itu terus terusan menarik selimut dan tangan ku agar aku bagun. Hanya suara peringatan Xavier saja yang bisa mengendalikan tingkah agresifnya itu.

"Jangan sampai Meng-ku tahu."

Wait!!

Langkah ku terhenti di ambang pintu setelah mendengar pembicaraan Xavier dengan seseorang di ponselnya. Dia sedang berdiri membelakangi ku sambil menatap ke luar jendela.

Jangan sampai aku tahu, katanya? Sedang bicara dengan siapa dia? Dan apa yang dia bicarakan? Kenapa aku tidak boleh tahu?

"What's the diagnosis disease?"

Apa? Diagnosa? Siapa yang sakit? It's all complicated.

"Legionnaries disease?"

....

"Do the best for her."

....

"I said don't let her know about her mother's disease."

....

"Ya."

Xavier berbalik dan mendapati diriku sedang menatapnya.

Apa apaan ini?!

Ibuku sedang sakit dan dia berniat menyembunyikan hal ini dariku? Dia pikir dia siapa bisa menyembunyikan perihal ibuku dariku?

"Meng,"

"Apa itu tadi, X?" Suaraku terdengar sangat dingin. Aku marah padanya? Tentu saja! Dia keterlaluan.

Si tampan menyesatkan itu mendekat kepadaku.

"Meng--"

"Ibuku sedang sakit dan kau mencoba menyembunyikannya dariku?" Aku memotong kalimatnya cepat. Aku tidak ingin mendengar pembelaan apapun darinya.

"I just--"

"Legionnaries disease?" Lagi, aku memotong kalimatnya.

"I'm---"

"Say how long it has been."

"What?"

"My Mom's condition."

"Five days." Jawabnya setelah cukup lama terdiam, seperti ragu untuk memberi tahuku.

Tawa ku terdengar. Kali ini adalah tawa miris dariku.

"Good, X. Kau berhasil membohongiku selama lima hari."

"I--"

"Jangan katakan apapun karena aku tidak ingin mendengarnya!" Berteriak marah padanya, itulah yang ku lakukan. Aku bahkan bisa melihat Xavier tertegun. Sorot matanya meredup menyiratkan banyak hal.

DARK Eyes Prince [END]Where stories live. Discover now