Second Mission, Second Conquest 📍

3.4K 318 1
                                    

"Tuan, Mr. Ans dari India bersedia menyatakan diri tunduk dibawah kekuasaan anda. Namun mereka meminta agar pihak kita bersedia mengirimkan bantuan uang untuk menutup kebangkrutan bisnis shadow mereka." Archie sedang menjelaskan beberapa laporan kepada Xavier.

Akhir akhir ini pekerjaan bisnis Xavier menumpuk banyak sekali. Mulai dari proyek penelitian vaksin dan obat obatan yang berkembang pesat, pembuatan senjata yang mendapat pesanan dari angkatan darat Perancis, hingga pengesahan gedung dan beberapa fasilitas baru dari Adam's group. Hal itu membuat Xavier menjadi semakin keras bekerja dan sudah satu minggu ini dia bolos sekolah.

Sama hal nya dengan Archie, kesehariannya hampir dihabiskan sepenuhnya di kantor Adam's group. Dia hanya keluar dari gedung megah itu untuk mengantar Megg, menjemput Megg, dan melatih Megg di sore hari. Selebihnya dia akan kembali ke kantor. Bahkan dia juga sesekali menginap di kantor karena berkas berkas yang menumpuk.

Tampan, muda, dan cerdas.

Sebegitu sempurna penggambaran diri mereka berdua, terutama Xavier.

Siapa sangka di usianya yang baru 18 tahun, dirinya sudah menjadi pemimpin shadow economy yang paling berkuasa dan ditakuti? Jika para musuhnya menganggap usia Xavier yang begitu muda akan membuatnya semakin mudah untuk dikalahkan, maka mereka adalah orang orang bodoh yang tidak mengenal seberapa kuat dan berkuasanya Xavier.

Sama hal nya seperti Jalaludin putra Humayun yang menjadi raja India di usia 14 tahun. Maka Xavier menjadi raja shadow economy di usia 18 tahun.

Meski di usia yang masih muda, Jalal berhasil membunuh ribuan orang musuhnya di peperangan. Maka di usia yang masih muda pula, Xavier telah menembak banyak orang dan menyingkirkan semua musuhnya.

"Apa itu merugikan bagi kita?"

"Setelah saya diskusikan dengan para direktur, hasil menunjukkan jika hal ini tidak akan merugikan, Tuan. Kita beri mereka suntikan dana dan mereka akan siap memberikan pasukan kepada kita saat kita membutuhkan. Dan setelah perusahaan mereka bangkit nanti, kita bisa membeli saham mereka sebanyak banyaknya dan uang akan kembali masuk ke pihak kita."

Archie dapat melihat tuannya itu tampak sedang berpikir. Begitu serius sambil membaca berkas berkas yang berkaitan dengan tawaran Mr. Ans dari India itu.

"Berikan mereka bantuan." Xavier akhirnya angkat bicara setelah beberapa saat kemudian. "Masalah India selesai." Sambungnya sambil memberikan berkas tadi kepada Archie.

Archie mengangguk patuh. "Tuan, Theodore datang kemari untuk bertemu anda."

Xavier tampak mengangguk meskipun di dalam hati dia bertanya tanya untuk apa Theodore jauh jauh datang dari Jepang kemari hanya untuk bertemu dengannya? Pasti ada hal yang penting.

"Tuan,"

Itu suara Theodore. Dia datang sambil membawa sebuah kotak kaca yang di dalamnya terdapat sebuah alat.

Profsor muda itu meletakkan kotak kaca itu di meja Xavier dan membungkuk hormat kepadanya.

"Ada apa, Theo?" Xavier bertanya.

"Saya dan tim telah menyempurnakan prototype alat kesehatan modern, tuan. Alat ini akan sangat membantu untuk menganalisis penyakit dengan cara yang lebih sederhana dan dalam waktu yang singkat. Alat seperti ini belum ada di dunia ini sebelumnya. Kami sudah melakukan riset di berbagai negara maju di dunia dan menggabungkan prinsip alat penganalisa penyakit dari seluruh dunia." Theodore menjelaakan dengan begitu tenang.

"Nice." Xavier berkomentar sambil mengamati prototype alat kesehatan tersebut.

"Kami membutuhkan persetujuan tuan untuk jumlah produksi alat ini."

DARK Eyes Prince [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon