It's Amazing, It's Easy

2.6K 289 1
                                    

"Sedikit berbincang denganmu, apa tidak akan menjadi masalah?"

"Tentu tidak, nona cantik." Balas pria itu kemudian memberi isyarat pada lawan bicaranya untuk meninggalkan kami berdua.

"Emm.. Bagaimana jika kita duduk disana?" Aku menunjuk salah satu meja kosong yang terletak di dekat susunan makanan karena hanya tempat itu yang sedikit sepi.

Orang orang masih sibuk saling bertegur sapa dan menikmati wine. Masih terlalu dini untuk makan sehingga mereka tidak akan banyak yang menghampiri tempat itu.

"Siapa namamu, nona?" Pertanyaan basa basi darinya setelah kami duduk di salah satu meja.

"Oh, aku Miranda Lambert. Senang bisa bertemu denganmu secara langsung tuan Reyes. Kau terlihat lebih menggoda dibandingkan dari foto yang kulihat di internet."

Dia tertawa.

Padahal menurutku sama sekali tidak lucu. Toh aku juga hanya berpura pura.

Tidak ada orang yang lebih menggoda selain Xavier di hidupku.

"Nama yang bagus, nona. Aku juga senang bertemu dengan seorang wanita cantik sepertimu."

Ting..

Kami bersulang. Maksudku, dia mengajakku bersulang.

Aku bisa melihat Felix dan Tylor menatapku tajam saat tau aku hendak meminum segelas wine ditanganku.

Bukannya patuh, sambil memegang gelas, aku justru mengacungkan jari tengahku pada mereka. Persetan dengan larangan itu.

Lagipula aku sudah masuk ke dalam pesta ini. Sayang jika harus di lewatkan begitu saja. Bersenang senang sedikit bukan masalah sepertinya.

Damn! Rasanya panas ditenggorokan, tapi sensasinya luar biasa.

It's amazing.

"Kau berasal dari mana, nona?" Aku kembali mengalihkan perhatian pada Reyes dan kembali tersenyum padanya.

"Aku berasal dari California. Aku putri dari pengusaha."

Gunakan identitas palsu, aku masih mengingat pesan itu.

"Oh, kau--"

"Hey, ku dengar kau menciptakan teknologi God Eyes. Sebagus apa ciptaanmu itu hingga diperebutkan oleh miter dunia?"

Aku memang sengaja memotong kalimatnya agar dia tidak bertanya lebih banyak tentang diriku.

Dia tertawa sejenak sebelum menjawab pertanyaanku. "Itu adalah aplikasi canggih yang bisa meretas seluruh sistem kamera dan melacak keberadaan seseorang. Jika kita menggunakan alat itu, maka hanya perlu waktu lima detik untuk menemukan seseorang setelah kita memasukkan data ke dalamnya."

Aku mengangguk dan menampilkan ekspresi kagum. Ah, kali ini bukan pura pura. Aku memang kagum sungguhan. Ciptaan pria itu memang hebat.

Aku kembali meneguk wine hingga tersisa setengah saja.

"Tapi ku dengar kau juga hanya mau menyewakannya pada orang orang resmi dan legal? Kenapa? Padahal orang orang ilegal seperti mafia, atau para gangster bisa membayarmu lebih banyak."

"Hanya cari aman saja."

Cih, pengecut.

Oke, it's enough. Time to back to our mission.

"Dimana kau menyimpan God Eyes itu?"

"Ada di lantai 28. Ruangan itu steril dan dijaga oleh keamanan ketat."

DARK Eyes Prince [END]Where stories live. Discover now