No Lie, No Die 📍

3.4K 331 3
                                    

Aku mengerjapkan mata, mencoba mengumpulkan kesadaran setelah tertidur panjang.

Sebuah tangan kokoh melingkari pinggang ku dari belakang. Tentu aku tahu siapa pelakunya dan tidak perlu khawatir akan hal itu.

Satu hal yang baru ku sadari adalah aku tidak lagi tertidur di kamar pesawat. Tapi sudah berada di kamarku sendiri, di rumah Xavier. Rupanya pesawat sudah mendarat ketika aku masih terlelap.

But, hey!

Bagaimana aku bisa berada dikamarku sekarang? Apa Xavier menggendongku? Oh, aku pasti menjadi tontonan orang orang di bandara, baik orang asing maupun orangnya Xavier.

Hal kedua yang kusadari adalah waktu masih menunjukkan tengah malam sekarang. Jam kecil di nakas menunjukkan pukul 11.45 P.M.

Aku bergerak kecil untuk berbalik menghadap pria tampan yang sedang memeluk ku sekarang. Dan seperti biasa, dia akan terbangun karena pergerakan kecil ku.

"Meng?"

Dia memanggilku dengan mata yang masih menyipit.

"Ya?"

"Are you ok?"

"Ya."

Dia menarik tubuhku ke atas hingga dia bisa menenggelamkan wajahnya ke ceruk leherku dengan mudah. Aku bisa merasakan hembusan napas hangatnya yang mulai teratur di leherku.

Apa dia sudah tertidur?

Aku tidak bisa tidur.

Aku ingin kembali bersuara, namun merasa ragu.

One.

Kuputuskan untuk mulai berhitung.

Two.

Three.

"Meng."

Oh, Thank God! Dia bersuara lebih dahulu.

"Ya?"

"About tomorrow."

"What?"

Xavier diam. Terlihat berpikir untuk sesaat.

"I should go."

Should go, katanya? Kita bahkan baru pulang dari Hong Kong dan dia sudah akan pergi besok? Dia akan meninggalkan ku? Tidak membiarkan ku ikut dengannya?

"What time?"

"After breakfast."

"Apa aku boleh ikut??"

Kumohon, ajak aku bersamamu, X.

"You should go to school tomorrow." Dia juga mengecup keningku. Aku tahu betul apa artinya, you couldn't, begitulah kira kira.

"Apa akan lama?"

Dia tidak menjawabku. Tapi aku tidak akan menyerah.

"Kapan kau akan pulang?"

"Midnight."

"I'll wait for you."

"No."

"I'll wait for you."

"No."

"I'll---"

Suara denting ponsel Xavier menghentikan kalimatku. Dia meraih ponselnya di nakas dan kembali menaruhnya setelah membaca pesan yang masuk.

"Meng,"

DARK Eyes Prince [END]Where stories live. Discover now