2. Michkayla Ammara Prahadi

72 8 5
                                    

Happy reading!

***

2. Michkayla Ammara Prahadi

"Eh Kyl gue ke toilet dulu lo duluan aja gapapa," ujar Kate kemudia pergi meninggalkan Kyla.

Kondisi kantin masih ramai, tentu saja ini masih awal awal istirahat jadi stock makanan disini masih penuh.

"Aw,tangan gue," rintih Kyla kuah yang ada di mangkok mienya terciprat ke pergelangan tangannya, dan itu bukan sepenuhnya karena keteledorannya.

Cowok yang ada di depannya kemudian menyiramkan sebotol air mineral ukuran tanggung ke pergelangan tangan Kyla. Cewek itu sedikit terkejut,namun kini perhatiannya malah berpindah ke sepatunya.Basah.

"Eh sepatu gue basah."

"Lo apaan sihh!" ujar Kyla berusaha menghentikan apa yang diperbuat oleh cowok didepannya, kalau tidak sepatunya akan lebih basah dari pada ini.

"Sepatu gue jadi ikuttan basahh!"

Kini cowok itu memandangnya, namun sama seperti tadi perhatian Kyla masih berada pada pergelangan tangannya juga sepatunya,sepatunya lembab ia risih dengan kondisinya sekarang.

"Lo udah gue bantu gausah protes,wastafel jauh, keburu melepuh,ngerti??" jelas cowok itu.

"Iya makasih, tapi lain kali jalan yang bener dong,"pesan Kyla namun cowok itu malah mengguyar rambutnya kebelakang. Ganteng sih. Tebar pesona? Okay, memang tidak diragukan lagi kalau masalah fisiknya.

"Leonnard Sebastian M," baca Kyla dalam hati.

Ia merasa tidak asing dengan nama pada bagde itu. Kyla hendak mengucapkan terimakasih untuk yang kedua kalinya, karena pemuda di hadapannya ini lagi-lagi menyelamatkan dirinya.

Namun semua itu tertahan begitu saja, dan kembali ditelan oleh Kyla saat orang di depannya ini kembali bersuara.

"Lo nya aja yang kependekan."

Kyla melotot mendengar ucapan cowok didepannya.

"Lo kalau ngomong di filter dikit bisa?" tanya Kyla.

Leon tersenyum. "Kenapa? Lo gak terima di bilang pendek? kan emang kenyataan."

"Brak!! "

"Iya gue tau gue pendek, tapi lo ga bisa seenak jidat ngomong kayak gitu. Lo pikir gue ga tersinggung? Terus gue bakalan puter balik bilang maaf kak, engga gue bukan cewek lain yang gampang banget luluh sama tampang lo. Lo emang ganteng tapi mulut lo," Kyla menggantungkan perkataannya, membuat Leon sedikit menunggu, "Engga. lain kali kalau ngomon di pikir dulu. Udah dikasih Tuhan otak tapi ga di pake. "

Kyla berbalik mengambil mangkok mie yang ada di meja, "Payung lo masih di gue, ntar pulang gue balikin," ucap Kyla tidak mau lebih lama berurusan dengannya.

Akhirnya ia memutuskan untuk pergi, saat merasa penghuni kantin mengarahkan seluruh perhatian mereka padanya.

Tidak ada jawaban Leon hanya memandang Kyla. Kagum. Selama hidupnya hanya beberapa perempuan yang berani terhadapnya, lainnya? sudah Kyoa beri tau tadi.

'Bun doain moga Kyla ga salah ngomong'

Ben menepuk pundak Leon. "Itu cewek yang minjem payung lo? berani juga dia sama lo." Ben tersenyum singkat.

"Menurut gue bentar lagi bakalan ada sebuah kejadian, jadi yon mending lo jagain deh si nenek lamvir, " tambah Vanno.

"Nenek lamvir apaan?" tanya Leon, membuat vanno memutar bola matanya.Malas.

KyleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang