34. Surat Peringatan

15 1 0
                                    

Hai!

Setelah lama ga up, akhirnya Zi balik <3

Kalau kurang maksimal maaf ya :D mau pemanasan lagi soalnya.

Happy reading!

***

34. Surat Peringatan

Di dalam ruang bk suara riuh dari luar masih terdengar. Walaupun sudah diperingatkan untuk kembali tetap saja setiap mata yang mengintip dari sela-sela jendela ruangan masih berebut tempat menonton. 

Kyla merunduk merenung, lebih tepatnya membayangkan apa yang akan terjadi saat ini. Setelah menjelaskan singkat tiga pandangan berbeda dari Kyla, Retta dan juga Gisel, Pak Sebas selaku guru bk memilih menghubungi orang tua Retta juga Kyla, kemudian mempersilahkan Gisel untuk keluar. 

Saat ini kedua orang tua Retta sudah berada di dalam ruang BK sembari menenangkan putri mereka. Sedangkan bunda, Kyla tau persis kondisi jalanan di jam-jam seperti ini, tentunya akan memakan waktu. 

Selang dua puluh menit akhirnya Laras tiba dan langsung melayangkan tatapan bertanya pada Kyla yang sudah menciut di tempat. Berbeda dengan Kyla, sisi lain dari sofa dalam ruang bk itu menyadari sosok Laras, membuatnya mendapatkan plan cadangan jika saja rencananya kali ini harus meleset.

"Maaf saya terlambat." 

Entah apa yang akan dipikirkan bundanya saat mendengar cerita dari sudut pandang Retta. 

Setelah dipersilahkan duduk Pak Sebas mulai menceritakan kronologi kejadian, tentunya menggunakan dusut pandang dari Retta. Guru dengan perut buncit dan kepala nyaris botak itu menjelaskan bahwa alasan Retta menemui Kyla adalah untuk meminta maaf.

Detik itu juga Kyla memotong guru di depannya sebelum pria itu semakin membuat Kyla terpojokkan. "Pak, saya udah bilangkan kalau saya ga seperti itu, apa yang banyak orang lihat itu salah—" 

"Dan kamu mau bilang kalau anak saya yang sengaja melakukan itu?" sela pria berkumis, dengan kornea kebiruan di sebelah Retta.  

"Iya, karena itu faktanya," cetus Kyla.

Retta langsung memplototinya, "Tapi ga ada buktinya Kyl," balas Retta dengan suara lemah. 

"Benar, di video itu jelas terlihat kamu yang memulai terlebih dahulu," sambung Pak Sebas. 

Kyla menghela nafas berat, "Pak, demi Tuhan saya ga ngelakuin itu, memangnya atas dasar apa saya melukai Retta?"

"Lo-lo ngincer Leon, dan lo tau gue juga suka sama dia, dan dia lebih deket ke Gue," jelas Retta yang berhasil membuat Laras melempar tatapan kecewa pada Kyla.

See? Gadis itu lagi-lagi memutar balikkan apa yang ada. 

"Kak, denger ya, saya nggak kayak kamu. Kalaupun iya saya ngincer Kak Leon, saya ga akan melakukan hal busuk seperti apa yang sudah kamu lakukan beberapa tahun terakhir."

Lalu tiba-tiba sebuah telapak tangan meluncur ke arah Kyla, membuatnya memejamkan matanya bersiap menerima tamparan itu. Namun beberapa detik berlalu rupanya hanya angin yang  menyapa sisi wajahnya.

"Jangan berani-beraninya melukai anak saya," ucap Laras tajam kemudian melepaskan lengan mama Retta yang sudah ia cekal sebelum mengenai putrinya. 

Walaupun mendapat pembelaan, Kyla tau bundanya tidak membenarkan perbuatannya, yang tidak sama sekali ia lakukan.

"Saya minta maaf atas kesalahan yang Kyla lakukan, saya akan pastikan Kyla tidak akan mengulanginya lagi," ucap Laras sambil menatap ke arah Pak Sebas dan Retta secara bergantian.

KyleonWhere stories live. Discover now