56 : Pamit?

6.5K 283 34
                                    

......

Jenata bangun dipagi hari, ternyata masih ada Jayden yang memeluk lengannya dan masih tertidur. Jenata kira yang terjadi hanya mimpi yang tampak seperti nyata, dan Jenata sangat bersyukur karena ini bukan mimpi.

Jenata mengusap rambut Jayden pelan, masih tak percaya apa yang terjadi kemarin adalah kenyataan.

"Sudah bangun?" tanya Jayden dengan suara serak khas bangun tidurnya.

Jenata mengangguk, "Aku akan mengambilkan handuk basah dulu." Jayden pergi untuk mengambil handuk basah, tentunya untuk membersihkan tubuh Jenata.

Kepergiaan Jayden membuat Jenata menatap jemarinya yang tersemat cincin cantik yang sangat Jenata ingat dari siapa.

Jenata tersenyum lagi dan menatap keluar jendela, cahanya matahari yang masuk seakan mendukungnya untuk bahagia disaat terakhir dalam hidupnya.

Jenata mencoba duduk saat Jayden membawa handuk beserta air diwadah kecil untuk dirinya. Jenata tidak mengerti kenapa pria ini datang dikehidupannya, yang Jenata tahu sekeras apapun ingin menolak ia tetap tidak bisa, jadi merasa percuma.

"Aku ingin egois sebentar, padahal aku tahu ada yang menanti kepulanganmu dirumah. Tapi, aku tetap ingin bersamamu saat-saat terakhirku."

Jayden membersihkan tangan dan kaki Jenata, lalu mengganti handuk untuk membersihkan wajah Jenata. Beberapa saat seorang perawat masuk memberikan sarapan untuk Jenata, dan obat. Jenata menerimannya dengan senang.

Jayden duduk didepan Jenata, "Aku akan menyuapimu." ucap Jayden tidak ingin ada tolakan. Jenata hanya mengangguk.

"Hari ini mau jalan-jalan?" tawar Jayden yang meniupkan makanan panas itu dan menyuapi Jenata.

Jenata nampak berfikir, "Kemana? Aku tidak ingin merepotkan." sahut Jenata berusaha seceria mungkin.

Jayden menggeleng, "Hanya ke taman didepan jalan sana. Aku melihatnya saat kesini." jekas Jayden.

Jenata mengangguk. "Baiklah, aku akan ijin dengan kepala perawat nanti."

Jayden tersenyum senang, dan menyuapi Jenata lagi sambil membuat candaan agar Jenata terus.


.....

Jayden mendorong kursi roda Jenata, "Kau lihat itu, bunga sedang bermekaran. Cantik sepertimu." ucap Jayden yang hanya dapat tawa dari Jenata.

"Aku serius, kau masih sangat cantik seperti terakhir kali."

"Sudahlah, jangan membual jalan saja aku ingin ke air mancur itu!" pinta Jenata menunjuk air mancur yang indah itu.

Jayden mengangguk membawa Jenata kesitu.

"Aku ingin berfoto, tolong fotokan." pinta Jenata lagi. Jayden mengangguk mengambil foto Jenata yang betdiri didepan air mancur.

Lalu Jayden menahan seseorang pemuda, memintanya untuk difotokan dengan Jenata. Jenata tersenyum sangat manis, begitupun Jayden walau air matanya ingin menetes.

Setelah itu Jayden berterimakasih.

Jayden membawa Jenata kedekat bangku dan duduk didepan Jenata sambil mengusap pelan wajah Jenata.

MISS JENATA [Revisi Lagi]Where stories live. Discover now