49 : Kebahagiaan Itu Tak Ada

4.9K 256 11
                                    

......

Algar mengantar Fiona pulang, perjalan bisnis mereka berjalan dengan baik dan Jayden buru-buru pulang karena Jenata tak bisa dihubungi. Akhirnya Algar yang mengantar Fiona sekarang.

Sekarang mereka sedang berada dimobil saling diam. Tiba-tiba Algar membuka suara, "Apa yang kau inginkan dari bos?" tanya Algar.

Fiona menatap Algar yang menyetir, "Tak ada, hanya saja dia sangat cocok untukku, dia seperti seorang yang berbeda. Kita kan tidak bisa memilih untuk jatuh cinta." jawab Fiona membuat Algar berdehem kecil, "Kau tahu, hanya ada satu wanita dihati bos." tegas Algar membuat Fiona tertawa kecil.

"Jenata? Aku tidak tahu apa istimewanya dia, tapi asal kau tahu aku bisa melebihi Jenata." lagi-lagi Fiona membanggakan dirinya.

Algar menginjak rem mendadak membuat Fiona menatap Algar marah. "Dengar, aku tidak peduli apa yang kau lakukan, hanya saja kau tahu sendiri boss tak pernah melihat kearahmu, bahkan saat kau memasukan obat perangsang diminumannya pun ia memilih tak menyentuhmu. Artinya ia tak menginginkanmu!" teriak Algar membuat Fiona kesal.

Fiona yang kesal tertawa sinis menanggapi Algar, "Kenapa kau begini saat aku mendekati pak Jayden? Aku tahu betul saat Adel mendekatinya selama bertahun-tahun kau tidak pernah seperti ini." kesal Fiona melipat tangannya didada.

"Karena kau tidak sekelas dengan Adel, caranya mendekati bos tidak sekotor dirimu, Adel memang sedikit jahat tapi dia tak pernah mencoba menggoda bos dengan obat perangsang!" jawab Algar yang membuat Fiona terdiam.

Algar melajukan kembali mobilnya, "Sedikit tolong sedikit saja, gunakan otakmu saat ingin mendekati bos, dia tak suka dengan orang yang mendekatinya duluan." kata Algar tanpa menoleh kearah Fiona.

Fiona yang tadinya ingin menyahut dengan kasar menarik nafasnya, "Kenapa mengatakan itu padaku?" tanya Fiona yang tak mengerti padahal tadi Algar menentang keras Fiona tapi tiba-tiba mengatakan trik padanya.

"Kau terlihat menyedihkan, jika kau bisa bersama bos aku bisa apa?" ucap Algar dan menginjak rem karena sampai didepan rumah Fiona.


.....


"Kau tahu apa yang paling ku benci?" tanya Jenata sedang duduk disebelah Bir. Menunggu hasil tes lab Jenata.

Bir menggeleng, tapi tetap menjawab, "Kau tak suka dengan penderitaan, kemiskinan, dan penyakit." jawab Bir tanpa menoleh Jenata.

Jenata menarik nafas kemudian menghembuskannya dengan kasar, "Satu lagi, rasa sakit." ucap Jenata.

Bir menoleh kearah Jenata, "Berjanjilah padaku, apapun hasilnya kau akan jujur pada Jayden dan mengatakannya. Jangan menyesal karena seperti dulu." ucap Bir. Membuat Jenata mengangguk.

Tak lama nama Jenata dipanggil, membuat Jenata sedikit was-was, Bir mengelus pundak Jenata menyalurkan semangatnya pada Jenata.

Jenata perlahan berdiri, mengambil hasil tesnya. Perawat menyuruh Jenata untuk tanda tangan, setelah menandatanganinya, Jenata diberikan amplop coklat.

Bir mendatangi Jenata dan membawa Jenata kembali duduk, "Aku tidak ingin membukanya." ucap Jenata.

"Apa yang harus ku lakukan?" tanya Jenata menatap amplop coklatnya.

MISS JENATA [Revisi Lagi]Where stories live. Discover now