4O : Orang Itu

6.2K 296 8
                                    

......

Jenata sedang bermalas-malasan diapartnya, tak ada kegiatan yang bisa ia lalukan, bukan tak ada lebih tepatnya Jenata terlalu malas untuk melakukannya.

Bell membuat fokus Jenata teralihkan, dari tadi Jenata hanya menonton tv dan menatap ponselnya.

Bahkan untuk membuat makanan saja Jenata malas, walau sedari tadi perutnya berbunyi.

Jenata menatap kesal, siapa yang bertamu dihari ini, sungguh mengganggu Jenata. Dengan terpaksa Jenata mendekat kearah monitor untuk melihat siapa yang datang.

Melihat Jayden yang melambai dan menunjukan makanan ditangannya membuat mata Jenata berbinar.

Jayden selalu hadir disaat-saat susahnya.

Jenata buru-buru membukakan pintu untuk Jayden, karena Jenata sungguh kelaparan saat ini.

"Kau sendirian?" tanya Jayden setelah dipersilahkan Jenata masuk dengan senang hati.

"Lantas kau berharap aku dengan siapa?" sinis Jenata.

Jenata merebut makanan yang berada ditangan Jayden, tanpa basa-basi untuk bertanya itu untuk siapa. Karena Jenata tahu itu pasti untuk dirinya yang malang ini.

"Aku belum memberikan padamu itu Jenata!" protes Jayden yang belum sempat berbica untuk memberikan makanan itu sudah direbut lebih dulu dengan Jenata.

"Lewatkan itu aku terlalu lapar untuk menunggumu berbicara panjang lebar." sahut Jenata sambil menyantap nasi goreng pedas yang Jaeyden bawa.

"Jangan bilang kau masih tidak bisa memasak?" ejek Jayden yang sudah berkacak pinggang, dan duduk disebelah Jenata.

Jenata menggeleng, mulutnya terlalu penuh untuk menjawab perkataan Jayden.

Jayden hanya menggeleng melihat Jenata yang begitu lahap. "Pelan-pelan!" tegur Jayden.

Jenata mengangguk. Setelah makan habis dan hanya tersisa bungkusnya Jenata menoleh kearah Jayden dengan senyuman cerianya.

"Terimakasih Jayden Alexander, dengan tulus Jenata Ayrellia berterimakasih." Jenata berdiri dan membungkuk didepan Jayden.

Jayden mengangguk, dan menyuruh Jenata duduk kembali.

"Harusnya kau belajar masak, biar tidak kelaparan." saran Jayden, tapi terdengar seperti menyuruh.

"Jay, aku bukannya tidak bisa memasak, aku hanya terlalu malas menggerakan badanku. Tadi, jika saja kulihat kau membawa tangan kosong mungkin aku akan membiarkanmu memencet bell seharian." sahut Jenata.

Jayden tertawa sinis, entah apa maksud Jayden seperti itu.

"Jangan beralasan. Aku tahu kau masih tidak bisa memasak."

"Sepertinya telingamu perlu refreshing. Tidak paham dengan apa yang aku jelaskan panjang lebar."

"Tidak, aku mendengar dan sangat paham. Tapi itu seperti bualan yang kau ciftakan."

"Aku sering membantu Bir memasak, tanya Bir jika tidak percaya!"

"Buat apa? Bir pasti akan berbohong demi kau." masih tak ingin kalah Jayden terus mendebatkan hal itu.

MISS JENATA [Revisi Lagi]Where stories live. Discover now